MEY Sirajudin  bertanya:
"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan > Allah 
begitu juga Mirza Ghulam adalah utusan Allah"......gimana nich syahadatnya 
batal atau tdk???
---------------------------
HMNA:
Silakan dibaca Seri 688 di bawah.
Wassalam

**************************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
 
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
688. Namanya Ahmad dan Wahyu yang Akan Datang
 
Seri 688 ini masih merupakan lanjutan dari Seri 686 yang berjudul Khaatamun 
Nabiyyin. Sebelum membahas judul di atas, ada dua catatan yang akan dikemukakan.
 
-- Pertama, pada malam akhir pekan yang lalu Metro TV mengadakan acara 
Talkshow, membahas Ahmadiyah, dengan Sandrina Malakiano selaku moderator. 
Tampaknya pengetahuan Sandrina tentang Ahmadiyah sangatlah sedikit untuk dapat 
becus menjadi moderator dalam Talkshow itu. Ditambah pula hembusan angin 
Liberalisme di belakang layar yang menyebabkan Sandrina tidak netral dalam 
membawakan acara tersebut, yaitu menyudutkan pihak MUI serta pemerintah. 
 
-- Kedua, dalam rubrik Surat dari Pembaca Harian Fajar, edisi Kamis 4 Agustus 
2005, Wahid Rijal HN menuliskan keinginannya agar IMMIM menjadi mediasi dalam 
kasus Ahmadiyah, dan supaya DPP IMMIM cq Panitia Diskusi mengagendakan 
Ahmadiyah dalam diskusi bulanan akhir pekan yang rutin diselenggarakan di 
Aula-kecil Islamic Centre. Dalam tulisannya itu Wahid Rijal HN mendeskreditkan 
Allahu Yarham KH Fadli Luran karena sikap tegas beliau dalam kepemimpinannya di 
DPP IMMIM menolak faham Ahmadiyah, lalu mencoba memprovokasi supaya DPP IMMIM 
yang sekarang ini bersifat netral terhadap Ahmadiyah. IMMIM tidak pernah 
bergeser dari sikap semula tentang penolakan Ahmadiyah Qadiyan. Dalam 
pembicaraan dengan Prof DR Ahmad Sewang MA, penanggung-jawab diskusi bulanan di 
IMMIM, saya sebagai anggota Dewan Penasihat DPP IMMIM menyarankan tidak ada 
gunanya mengagendakan Ahmadiyah Qadiyan dalam diskusi bulanan IMMIM. 
 
Setelah Ghulam Ahmad meninggal dunia, maka pengikut-pengikutnya terpecah dalam 
dua kelompok. Ada yang berpusat di Qadiyan menyandang nama Akmadiyah Qadiyan, 
dan yang satu Akmadiyah Lahore yang berpusat di Lahore. Ahmadiyah Qadiyan di 
bawah pimpinan Bashiruddin Mahmud Ahmad  mengubah Dua Kalimah Syahadat menjadi 
tiga, yaitu ditambah dengan pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi, sedangkan 
Ahmadiyah Lahore di bawah pimpinan Mawli Muhammad Ali tidak mengakui Ghulam 
Ahmad sebagai nabi hanya sebagai mujaddid saja. Dengan demikian Ahmadiyah 
Lahore tidak akan dibahas, karena aqidahnya tetap, yaitu tetap Dua Kalimah 
Syahadat.
 
Ahmadiyah Qadiyan, yang selanjutnya disebut Qadianisme karena menambah-nambah 
Dua Kalimah Syahadat menjadi tiga, yaitu pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi, 
maka rusaklah aqidahnya, syahadatnya Qadiyanisme batal. Karena batal 
syahadatnya, Rukun Islam Pertama batal, maka Qadianism bukan Islam. Qadianisme 
mempergunakan tiga ayat dalam Al Quran sebagai pembenaran Tiga Kalimah 
Syahadat, yaitu: Khatamun Nabiyyin(*) (sudah dibahas dalam Seri 686), namanya 
Ahmad dan wahyu yang akan datang. 
 
-- WADz QAL 'AYSY ABN MRYM YBNY ASRAaYL ANY RSWL ALLH ALYKM MShDQA LMA BYN YDY 
MN ALRWRAt WMBShRA BRSWL YAaTY MN B'ADY ASMH AhMD (S. ALShF, 61:6), dibaca: 
waidz qa-la 'i-sa bnu maryama ya- bani- isra-i-la inni- rasu-lu Lla-hi ilaikum 
mushaddiqal lima- baina yadayya minat tawra-ti wamubasysyuram birasu-liy ya'ti- 
ismuhu- ahmad, artinya: Ingatlah tatkala 'Isa anak Maryam berkata: Hai Bani 
Israil, sesungguhnya saya Rasul Allah (yang diutus) kepada kamu sekalian, serta 
membenarkan apa yang sebelumku yaitu Tawrah dan memberi kabar gembira dengan 
seorang Rasul, yang akan datang sesudahku namanya Ahmad. Qadianisme ngotot 
betul bahwa yang bernama Ahmad dalam ayat [61:6] itu ialah Ghulam Ahmad. 
Dikatakan ngotot, karena Ahmad itu adalah nama lain dari Muhammad SAW(*). 
Qadianisme dengan lancang "melompati" Nabi Muhammmad SAW, suatu pembenaran 
secara lancang bagi Ghulam Ahmad.
 
Khatamun Nabiyin dan namanya Ahmad, sangat getol dikampanyekan misionaris 
Qadianisme sebagai pembenaran Tiga Kalimah syahadat mereka. Dan juga sangat 
sengit dibantah oleh ummat Islam.  Mengenai wahyu yang akan datang, sepanjang 
pembacaan saya tidak pernah dikemukakan oleh para misionaris Qadiyanisme. Ini 
saya dapatkan dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad, yang kitabnya itu ada 
dalam perpustakaan pribadi saya.
-- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN (S. 
ALBQRt, 2:4), dibaca: walladzi-na yu'minu-na bima- unzila ilaika wama- unzila 
min qablika wabil a-khirati hum yu-qinu-n, artinya: Dan orang-orang yang 
beriman kepada (Kitab) yang diturunkan kepada engkau (hai Muhammad) dan 
(Kitab-Kitab) yang diturunkan sebelum engkau dan dengan (hari) akhirat mereka 
itu yakin.
 
Dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad potongan ayat wabil a-khirati hum 
yu-qinu-n diterjemahkan:
-- and they have firm faith in what is yet to come (dan mereka yang teguh 
keyakinannya tentang apa yang akan datang). Ini ditafsirkan spb: The word 
ALAKhRt (what is yet to come) means either "the message or revelation which is 
to follow" or "the Last Abode", i.e., the next life. Of these two meanings the 
first is more applicable here (Kata ALAKhRt-mereka yang teguh keyakinannya 
tentang apa yang akan datang- berarti salah satu di antaranya, risalah atau 
wahyu yang akan menyusul, ataukah tempat berteduh terakhir, yaitu kehidupan 
yang akan datang. Dari kedua makna ini, makna yang pertamalah yang lebih tepat 
dipergunakan di sini).
 
Kita ulangi mengutip ayat [2:4]:
-- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN.
Perhatikanlah potongan ayat sebelum WBALAKhRt HM YWQNWN, yaitu:
-- ANZL MN QBLK (diturunkan sebelum engkau), yang ada ialah kata QBL (qabla = 
sebelum). Maka di sini Qadianisme membuat kesalahan yang fatal, karena kata 
ALAKhRt (kata benda) dijadikannya lawan dari kata QBL (preposisi), padahal 
lawan QBL adalah B'AD (ba'da). Dengan demikian pemaknaan ALAKhRt = risalah atau 
wahyu yang akan menyusul oleh Qadiyanisme sangatlah diakal-akali, amat 
dipaksakan.  Jadi jelas, Qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran 
akan turunnya wahyu ataupun datangnya nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Dalam 
ayat [2:4] kata ALAKhRt bermakna hari akhirat atau hari kemudian. WaLlahu 
a'lamu bisshawab.
 
*** Makassar, 8 Agustus 2005.
    [H.Muh.Nur Abdurrahman] 
----------------------
(*)
Sebenarnya yang paling berhak memaknai Khaatamun Nabiyyin adalah Nabi Muhammad 
SAW sendiri.
Rasulullah SAW bersabda: "Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan 
kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul 
pada hari kiamat yang datang sesudahku; dan saya adalah yang terakhir dalam 
arti tidak ada nabi yang datang sesudahku". (HR Bukhari wa Muslim).
**********************************************************************

  ----- Original Message ----- 
  From: Lina alwi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 12, 2005 10:52
  Subject: Re: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI


  Seingat saya, syahadatnya Ahmadiyah itu, betul seperti yang di quote oleh 
  mbak MEY. Saya pernah membacanya dari buku2nya ahmadiyah. 
  Salah satu ipar saya penganut Ahmadiyah ... setelah istrinya (adik saya) 
  berhasil di "ahmadiyah" kan, dia berusaha keras agar seluruh keluarga kami 
  masuk ahmadiyah. Yang paling gampang adalah "menekan" para pembantu/supir 
  untuk masuk ahmadiyah dengan menyuruh mereka membaca buku2nya dan sesekali 
  "mengindoktrinasi" saat kami tidak ada di rumah.
  salam 

  On 8/12/05, L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
  > 
  > Nimbrung :
  > Apakah benar bunyi syahadat orang Ahmadiyah seperti itu ?????
  > [ karena : saya punya kenalan yg sodaranya adalah orang Ahmadiyah ]
  > 
  > Yg saya tahu persis syahadat yg lain adalah milik orang hawariyyun/d.h Al 
  > Arqam Malaysia.
  > Tapi kelompok mereka masih eksis di indonesia, meski hidupnya nomaden, 
  > lantaran selalu
  > di bayang-bayangi, di inteli terus oleh polis diraja malaysia.
  > Mengapa mereka tidak di larang juga?
  > 
  > Islam jamaah yg sempat di larang di jaman Orba, sampai sekarang juga masih 
  > eksis.
  > ------------------------------------------------------------------------
  > Jadi mengapa MUI cuma mem'fatwakan' ahmadiyah, JIL saja?
  > MUI [pusat] terdiri dari manusia juga kan?
  > Di milis tetangga yg ngomongin soal halal nya makanan saja sering 
  > dibingungkan dengan fatwa MUI
  > yg ajaib. Karena keputusan MUI daerah sering gak kompak dengan MUI pusat.
  > Resto yg nyata2 tdk islami sering lolos uji layak halalnya, lantaran ada 
  > oknum MUI yg urusan ini bisa di sogok....
  > 
  > Salam
  > l.meilany
  > 
  > ----- Original Message ----- 
  > From: MEY Sirajudin 
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  > Sent: Wednesday, August 10, 2005 3:50 PM
  > Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
  > 
  > 
  > Saya kira kita sudah berdiri pada akar yang berbeda...jadi ranting yang 
  > sama tidak tumbuh pada akar yang berbeda........ so....
  > 
  > Ada pertanyaan yang menggelitik di hati saya..........
  > 
  > Bagaimana menurut P' chadjim kalo ada yang mengucapkan syahadat seperti 
  > ini...... "Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan 
  > Allah begitu juga Mirza Ghulam adalah utusan Allah"......gimana nich 
  > syahadatnya batal atau tdk???
  > 
  > Saya kira jawabannya akan bermakna buat saya apabila dijawab dengan 
  > kejujuran nurani......
  > 
  > [EMAIL PROTECTED] wrote:
  > Mbak MEY, kalau saya tetap berpedoman bahwa siapa saja yang mengucapkan 
  > syhadatain itu muslim. Dan, memang begitu yang diajarkan oleh Islam. Dan, 
di 
  > dalam Islam itu terdapat aneka ragam kepercayaan. Dan, orang Ahmadiyah 
  > jelas-jelas menyebut dirinya Islam Ahmadiyah, sama dengan orang yang 
  > menyebut dirinya Islam Sunni, Syi'ah atau lainnya.
  > 
  > Makanya saya tanyakan kepada Mbak MEY, apakah Mbak MEY pernah dialog 
  > dengan Allah atau belum. Silakan berdialog dengan Allah, dan tanyakan 
  > kepada-Nya apakah menyesatkan orang itu merupakan amaliah yang diridhai-Nya 
  > atau tidak. Jadi, Mbak MEY itu cooooll sekali bila bisa dialog dengan Allah 
  > swt. Bila belum bisa dialog, jelas kata "coool" itu bo'ong. Mengapa? 
Karena, 
  > terbukti hatinya Mbak Mey itu gundah dengan aliran semacam ahmadiyah. 
  > Padahal dalam QS 13:28 disebutkan bahwa hanya dengan berzikir kepada Allah 
  > hati menjadi tenang (tathma'in al-qulub).
  > 
  > Seandainya, atau katakanlah ahmadiyah itu menyebut Ghulam Ahmad itu nabi, 
  > apakah tidak boleh. Lalu, kenapa Mbak jadi kebakaran jenggot --sorri 
  > sampeyan nggak punya jenggot :-))) Ini adzabnya orang Islam lho Mbak, jika 
  > sekiranya mereka itu salah pandangan, doakanlah mereka itu kembali ke jalan 
  > yang benar. Janganlah perbedaan pandangan itu dianggap sebagai "pidana"! 
  > 
  > Tengoklah sejarah bangsa ini. Tahun 1970-an Jaksa Agung melarang "Islam 
  > Jamaah", tapi setelah mereka masuk golkar, larangan atau penyesatan itu 
  > tidak ada. Kita harus waspada Mbak, jangan sampai masalah yang sebenarnya 
  > bangsa ini justru ditutup-tutupi dengan sesat-menyesatkan paham. Ingat, 
  > masalah yang sebenarnya bangsa ini ialah kemiskinan, kesehatan rakyat, 
  > kebodohan umat, dan korupsi. Janganlah hal-hal ini diangap sepele dan kita 
  > terpancing ikut-ikutan menyesatkan pandangan orang lain.
  > 
  > WASSALAM,
  > chodjim
  > 
  > 
  > -----Original Message-----
  > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of MEY Sirajudin
  > Sent: Wednesday, August 10, 2005 1:17 PM
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
  > 
  > 
  > Ooih saya masih sangat cooooll sekali tuch-:))...
  > 
  > Saya kan sudah bilang konsepsi akidah sama muamalah akan berbeda dalam 
  > perlakuan hukum islam.... saya setuju dengan statement dibawah tapi dalam 
  > FRAME MUAMALAH....tapi akidah adalah pokok keyakinan kita beragama, 
  > bagaiamana tidak dikatakan sesat kalo mereka menambah syahadat dengan 
  > pengakuan Mirza ghulam sebagai nabi....ini sesungguhnya duri permasalahan 
  > dalam dagingnya umat islam.
  > 
  > Sekarang masalahnya apakah Ahmadiyah bersedia dikatakan kafir dzimmi??? 
  > kalo memang mereka adalah kafir dzimmi, dalam konsepsi hukum islam jelas 
hak 
  > dan kewajiban mereka dilindungi oleh negara dan hukum tapi kenyataaan 
  > dilapangan mereka mendompleng nama islam, menodai ayat2 Allah dengan tangan 
  > mereka, hal ini sangat jelas hukumnya dalam Alquran, kecuali kalo kita 
  > memang ingin menutup mata dan hati kita dengan dalih HAM dengan sub point 
  > kebebasan beragama dan berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau tidak 
  > bertuhan sama sekali.
  > 
  > Konsepsi akidah ini lho yang membedakan saya dengan Pak chodjim, Konsepsi 
  > akidah itu buat saya sangat jelas dan gamblang untuk didiagnosa "Apakah 
  > menyimpang atau tidak", hal seperti ini dibutuhkan kejujuran nurani dan 
  > keberanian bersikap. Jadi tidak ada kebebasan berkreasi dalam urusan akidah 
  > ketika Allah dan Rasul menyatakan antara yang hak dan bathil. loyalitas 
  > penghambaan saya adalah " Saya mendengar dan saya taat". 
  > 
  > Ahmadiyah telah melakukan kebebasan berkreasi dalam urusan pokok ini, jadi 
  > Ahmadiyah itu maunya berperan sebagai tokoh apa, "Muslim" atau Kafir 
  > dzimmi??? saya menilainya muslim bukan, kafir dzimmi juga bukan.... lantas 
  > apa ya??? aliran kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,...oooh ini 
sangat 
  > tepat....dan merefer kepada UUD 45 gitchuuuu. 
  > 
  > [EMAIL PROTECTED] wrote:
  > Mbak Mey yang baik,
  > 
  > PERTAMA,
  > Marilah kita baca dengan seksama "copy paste" tersebut. Jangan emongsional 
  > ya... Saya kira tidak ada dari tulisan saya yang menyatakan bahwa MUI harus 
  > mengayomi semua umat beragama lain. Ini dari tinjauan tulisan dulu, lho. 
  > Tulisan yang ada ialah MUI memberikan masukan kepada pemerintah agar 
  > pemerintah bisa mengayomi semua umat beragama!
  > 
  > Makanya, dalam berbagai tulisan saya, saya selalu memohon membaca isi 
  > tulisannya dan bukan "siapa yang menulis". Kita akan bias penilaian bila 
  > terpaku kepada "siapanya". Perhatikan tulisannya, isinya. Dulu Imam Ali kw 
  > memberikan ungkapan "unzhuruu maa qaala wa laa tandzuruu man qaala", 
  > perhatikan "apa" yang dikatakan, dan jangan memperhatikan "siapa" yang 
  > berkata.
  > 
  > KEDUA,
  > Dari tinjauan akhlak Islam. Disebutkan dalam Alquran "wa maa arsalnaaka 
  > illaa rahmatan lil aalamamiin," dan Kami tidak mengutusmu kecuali menjadi 
  > rahmat bagi semesta alam. Lha, MUI itu siapa? MUI itu kumpulan ulama yang 
  > nota bene para ahli waris nabi. Lha, ahli waris nabi itu apa? Ya, di 
  > antaranya memikul tanggung jawab sebagai rahmat bagi semesta alam.
  > 
  > Rahmat bagi semesta alam itu apa? Ya, dia antaranya menyebabkan tumbuh 
  > suburnya kehidupan yang penuh kasih sayang, ketentraman dan keamanan bagi 
  > semua pihak. Saya merasa amat bersyukur kepada Allah bahwa dalam hidup ini 
  > telah dicabut kebencian kepada siapa pun dalam diri saya. Saya merasa surga 
  > yang dijanjikan itu telah diberikan Allah kepada saya sejak sekarang ini, 
  > yang di dalam Alquran disebutkan tiada kebencian dan dendam di dalam 
  > hatinya.
  > 
  > Kalau saya yang orang kecil bisa merasa damai dengan berbagai keyakinan 
  > dan kepercayaan, lha mosok orang-orang MUI yang menjadi ahli waris para 
nabi 
  > tidak dapat memberikan kesejukan dan pengayoman kepada semua orang?
  > 
  > KETIGA,
  > Ditinjau dari asmaul husna. Nama baik Allah yang pertama ialah al-rahman 
  > dan al-rahim. Inilah ajaran Islam. Maka, mengasihi semua orang itu 
kewajiban 
  > dalam Islam. Tentu, mengasihi dan menyayangi ini harus diteladankan oleh 
  > para ulamanya. Kalau di Indonesia ya harus diteladankan oleh MUI. Dan, 
Islam 
  > merupakan agama yang dipeluk oleh mayoritas warga Indonesia. Lho, yang 
  > mayoritas itu harus bisa melindungi yang minoritas.
  > 
  > Untuk mewujudkan kasih sayang ini, dulu Nabi saw menerima dan melindungi 
  > para orang kafir dzimmi, para penyembah berhala di Madinah yang mengikat 
  > perjanjian damai, dan para munafik seperti Abdullah bin Ubay. Bahkan Nabi 
  > berkata keras bahwa barangsiapa yang memusuhi para kafir dzimmi atau para 
  > musyrik yang mengikat perjanjian damai, adalah musuhnya.
  > 
  > Coba sekarang perhatikan kehidupan beragama orang-orang Indonesia, 
  > termasuk warga ahmadiyah. Bukankah mereka itu dijamin oleh UUD 1945? 
  > Bukankah para anggota MUI itu juga warga Indonesia yang harus pula 
  > menjunjung konstitusi negeri ini?
  > 
  > Cobalah berdialog dengan Gusti Allah Yang Mahahidup dan Mahamendengarkan 
  > yang menciptakan alam semesta termasuk menciptakan orang-orang ahmadiyah 
  > itu. Bertanyalah kepada-NYA apa tindakan menyesatkan dan menghakimi orang 
  > yang berbeda kepercayaan itu dibenarkan oleh-NYA. 
  > 
  > Jika Mbak MEY percaya bahwa ALLAH itu Mahamendengarkan dan mengabulkan doa 
  > hamba-NYA, maka Allah pun akan menjawab Mbak MEY. Tapi, bila Allah itu baru 
  > merupakan "pikiran" Mbak MEY, ya doa pun tidak ada yang mendengarkan, 
  > apalagi mengabulkan!
  > 
  > WASSALAM,
  > chodjim
  > 
  > 
  > -----Original Message-----
  > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of MEY Sirajudin
  > Sent: Tuesday, August 09, 2005 4:05 PM
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
  > 
  > 
  > Copy paste:
  > Lha, MUI itu kerjanya yang sebenarnya, ya memberikan masukan kepada 
  > pemerintah (Departemen Agama) agar pemerintah bisa mengayomi semua umat 
  > beragama yang tinggal di pertiwi Indonesia Raya ini. 
  > -------------------
  > Apa itu berarti MUI harus mengayomi semua umat beragama lain???dilihat 
  > dari kacamata akidah atau muamalah??? karena hukumnya kan berbeda.
  > 
  > Yang mengayomi semua umat beragama itu adalah Departemen Agama, bukan MUI, 
  > MUI hanya mengayomi dan melindungi umat islam sesuai dengan namanya 
"MAJELIS 
  > ULAMA INDONESIA" sekarang relevansinya apa dengan agama diluar islam toch, 
  > agama lainnya juga punya lembaga lain seperti hal PGI atau WALUBI, biar 
saja 
  > mereka yang ngurusin. Dulu dijamin ORBA malah ada lembaga khusus untuk 
  > mengawasi aliran kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, namanya lupa 
  > PAKEM kali ya??? barangkali buat Ahmadiyah lebih cocok kita kandangkan ke 
  > dalam wadah PAKEM he..he..he...kan kalo udah dikasih kandang begini (biar 
  > ngadem) kagak ribut lagi seperti halnya aliran kejawen/kepercayaan ketika 
  > era Soeharto..., boleh juga niich ide Soeharto ini. 
  > 
  > Jadi jelas sebagai ulama atau advisor agama punya tanggung jawab untuk 
  > menjaga akidah umat islam dan gak perlu peduli dengan akidah agama lainnya 
  > karena berbeda tanggung jawab. Jadi aneh namanya kalo MUI suruh ngurusan 
  > agama lain2. ngurusin satu sekte aja di dalam Islam itu sendiri melahirkan 
  > Pro dan kontra apa lagi ngurusin agama lainnya, benturannya akan dasyat, 
  > karena berdiri pada koridor sendiri - sendiri. Untuk agama lain cukup 
dengan 
  > sebuah kalimat " Agama mu bukan agamaku" ini dari koridor akidah bukan 
  > koridor muamalah karena hukumnya akan berbeda.
  > 
  > 
  > 
  > [EMAIL PROTECTED] wrote:
  > Waalaykumus salam wr.wb.,
  > 
  > Mbak, yang berkewajiban menjaga akidah umat itu adalah KELUARGA. Sebagai 
  > orangtua kita harus mendidik anak kita dengan benar. Kita jelaskan makna 
  > ayat-ayat Alquran itu sebagai pedoman hidup ini. Selanjutnya, di sekolah 
  > guru-guru telah mengajarkan sesuai dengan kurikulumnya. Dengan cara ini 
  > akidah umat akan terpelihara dengan baik.
  > 
  > Lha, MUI itu kerjanya yang sebenarnya, ya memberikan masukan kepada 
  > pemerintah (Departemen Agama) agar pemerintah bisa mengayomi semua umat 
  > beragama yang tinggal di pertiwi Indonesia Raya ini. MUI terus-menerus 
  > menyuarakan keadilan dan memberikan fatwa tentang hal-hal yang "haq" dan 
  > tentang "kesabaran". Dus bukan untuk memelihara akidah umat. Jika akidah 
  > umat yang dipelihara, maka itu akan bertentangan dengan QS 10:99. Kewajiban 
  > kita semua itu ya menyampaikan pelajaran/peringatan, dan bukan untuk 
  > menguasai orang. Itu jelas-jelas ada dalam Alquran, innama anta mudzakkir 
  > lasta alayhim bi mushaythir.
  > 
  > Rambu-rambu syar'i itu telah diakomodasi oleh negara, contohnya adanya UU 
  > perkawinan, UU warisan, dan lain sebagainya. Lha, coba sekarang dilihat, 
kan 
  > malah umat Islam itu sendiri yang melanggar UU perkawinan. Lho, apa nggak 
  > melanggar syar'i? Orang harus nikah resmi, ee malah banyak yang melakukan 
  > nikah sirri sehingga wanita menjadi korbannya, kayak yang ditayangkan di 
  > tv-tv. Poligami diatur dengan minta izin istri tua, ee malah membuang izin 
  > dengan dalih tak ada dalilnya di Alquran dan Hadis.
  > 
  > Rambu-rambu itu harus, tapi itu harus dimasukkan ke dalam UUD dan UU 
  > terlebih dahulu, dan bukan dengan cara inkonstitusional. Kita ini hidup 
  > dalam suatu negara. Dan, negara itu punya aturan main. Maka, kita harus 
  > bermain cantik dan mengikuti aturan mainnya.
  > 
  > Wassalam,
  > chodjim
  > 
  > 
  > -----Original Message-----
  > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Tri Budi
  > Lestyaningsih (Ning)
  > Sent: Monday, August 08, 2005 8:22 AM
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Cc: [EMAIL PROTECTED]
  > Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
  > 
  > 
  > 
  > Assalaamu'alaykum wR. wB.
  > 
  > Saya senang diskusi dengan pak Latif, karena selalu santun dan lemah
  > lembut biarpun berbeda pendapat. Saya rasa memang seharusnya demikian ya
  > pak?
  > 
  > Maksud saya : MUI diserahi tugas untuk menjaga akidah umat, maksudnya
  > bukan artinya kita menyerahkan akidah kita kepada MUI. Akidah kita tetap
  > diri kita masing-masing yang ultimately responsible untuk itu. Namun
  > dalam menjaga akidah kita itu ada faktor eksternal yang memungkinkan
  > kita untuk tergelincir. Untuk itulah Allah memerintahkan kita untuk
  > beramar ma'ruf nahi munkar, saling menegur, supaya bisa "masuk surga
  > rame-rame". Nah sekarang, kalau kita mendengar teguran semua orang, apa
  > ngga bingung pak ? Tentu kita harus punya satu institusi yang kredibel
  > yang bisa kita percaya untuk menegur kita, membantu kita supaya kita
  > tidak tergelincir. Dalam hal ini, MUI diberi peranan untuk membantu umat
  > semua berjalan di rel yang sesuai dengan syariat Islam, supaya umat
  > tidak bingung. Dan saya juga yakin orang-orang di MUI bukanlah orang
  > sembarangan, mereka pun dipilih yang memang memiliki kompetensi di
  > bidangnya.
  > 
  > Karenanya MUI harus dan wajib memasang rambu-rambu yang syar'i sesuai
  > dengan fungsinya, supaya umat lebih mudah menjalankan kehidupannya. 
  > 
  > Apakah fatwa MUI pasti 100% benar menurut Allah? Wallahua'lam. Tetapi
  > selama MUI memiliki dasar yang syar'i dalam menetapkan fatwa itu, kita
  > seharusnya komit untuk mengikutinya. Sebagian bisa saja ada yang kita
  > benci, tetapi Allah mengatakan bahwa terkadang yang baik bagi kita itu
  > kita benci. 
  > 
  > Bila ada hal yang sekiranya menurut kita ada yang berlawanan dengan
  > syar'i, sebaiknya dibicarakan langsung dengan MUI secara ilmiah, dan
  > bukan diwacanakan kepada publik, karena malahan akan menimbulkan
  > keresahan dan kekacauan di masyarakat.
  > 
  > Kalau kita memilih untuk tidak mendengarkan para ulama, dan meletakkan
  > semua pekerjaan assessment dan menghukumi fakta itu kepada kita
  > masing-masing, tentu masyarakat bisa menjadi kacau, pak. Kita perlu
  > rambu-rambu.
  > 
  > Terimakasih diskusinya pak Latif. Saya yakin kita masih akan berbeda
  > pendapat dalam hal ini. Tapi saya senang berdiskusi dengan bapak.
  > 
  > Mohon maaf bila ada yang menyinggung.
  > Wallahualam bishowab.
  > Wassalaam,
  > -Ning
  > 
  > 
  > -----Original Message-----
  > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of abdul latif
  > Sent: Monday, August 08, 2005 8:50 AM
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Cc: [EMAIL PROTECTED]
  > Subject: RE: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
  > 
  > Assalamu'alaikum wr wb
  > Mbak Ning, yang dirahmati Allah,kalau kita meneyerahkan aqidah kita
  > kepada MUI sebagai manusia biasa(maaf saya, tingkat ilmu ulama2 dan
  > kejujurannya bermacam macam bukan, kita dengar baru baru ini Depag ada
  > korupsi, semestinya sebuah depag yang harus lah menegakan moral agama,
  > tapi gagal bukan) apakah kita tidak bisa tersesat?Mbak Ning? Mohon
  > dipikirkan lagi.
  > 
  > Jadi janganlah Aqidah muslim diserahkan ketangan manusia2 politik,
  > ulama2 (MUI)yang tidak dijamin kesuciannya, kejujurannya. Yang dijamin
  > kesuciannya adalah al Quran saja. Jadi kalau kita berpegang kepada tali
  > Allah yang satu ini, insya Allah masarakat islam tidak akan banyak
  > terpecah belah seperti sekarang ini, karena sebahagian besar golongan
  > islam merujuk aqidahnya kepada buku2 hadist, ulama, perawi dsb.
  > 
  > MHI hanya boleh menyampaikan saja apa yang dia mau keluarkan, tapi tidak
  > muntlak benar, harus dikuti. 
  > 
  > Siapa saja boleh bebas berbicara, karena Allah memberikan kemerdekaan
  > untuk berbicara, beragama, dan Allah mengatakan' Agamaku untuk aku,
  > agama mu untuk kamu" Jadi tidak perlu berselisih dan saling sesat
  > menyesatkan, 
  > 
  > Marilah kita saling hormat menghormati, pasti Allah akan memberkahi
  > bangsa Indonesia yang ramah ini, Janganlah mengikuti budaya Arab yang
  > keras, zolim dan diktator. Seperti Iran Saudi Arabia, Mesir, sudan
  > Marokko, Iraq, Pakistan dll. 
  > 
  > Hampir semua pemerintahannya tidak memberikan kemerdekaan untuk
  > berdakwah, berbicara, dan berbeda aqidah dsb kepada golongan islam
  > minoritas. 
  > 
  > Yang berkuasa selalu menzolimi umat minoritas. Apakah kepala
  > pemerintahannya seorang sekuler, raja atau religous. Cobalah renungkan
  > Mbak Ning.makanya negara2 Timur Tengah selalu kacau, rusuh, dan miskin,
  > karena waktunya habis untuk saling sesat menyesatkan dalam rangka
  > mengambil kekuasaan pemerintah. 
  > 
  > Lihatlah negara2 non islam, saya kira kita umat islam perlu belajar ke
  > negeri Jepang, India, Korea dan amerika. Setiap sekte agama budha,
  > Kristen dll bisa saling hormat menghormati, sehinga waktunya bisa
  > berkaya. menciptakan lapangan kerja yang banyak untuk pemuda2nya.makanya
  > Rasul bersabda; tuntutlah ilmu sampai kenegeri China sekalipun(HR
  > Baihaqi. Kemudian Allah berfirman,"Akujadikan manusia berbangsa bangsa,
  > bersuku suku, agar satu sama lain saling kenal mengenalQS49:13.
  > 
  > Jadi ini perintah Allah lhooo, sama wajibnya dgn perintah Allah untuk
  > shalat, puasa dll Kalau tidak dikutti berati kita juga sesat, ingkar
  > Allah swt.(bukan ahmadiah saja bisa dikatakan sesat) Mohon Mbak Ning
  > renungkan kalau masih ada teras yang kurang..mari kita diskusikan dgn
  > baik, semoga Allah memberikan ilmu Nya kepada kita amin
  > wassalamu'alaikum wr wb
  > 
  > <<menurut saya yang menyokong fatwa MUI adalah yang ingin mendukung MUI
  > untuk menjalankanfungsinya sebagai penjaga akidah umat.>>
  > Tmalin.Janganlah Aqidah umat Islam tergantung kepada MUI, bisa tersesat,
  > bergantunglah kepada Al Quran sebagai tali Allah yang kuat. 
  > 
  > "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > Abdul Latif wrote:
  > ...yang menyokong fatwa MUI itu sudah jelas sekali Ilsam Garis keras
  > yang meniru niru Saudi Arabi, IRan dan negara komunis.
  > 
  > Tanggapan:
  > Wah, pernyataan pak Latif, terutama masalah meniru-niru Saudi Arabia,
  > Iran dan negara komunis - menurut saya - tidak benar. Kalau masalah
  > garis keras atau garis lemah saya tidak komentar, karena itu terms yang
  > definisinya bsia berbeda dari kacamata setiap orang. Menurut saya yang
  > menyokong fatwa MUI adalah yang ingin mendukung MUI untuk menjalankan
  > fungsinya sebagai penjaga akidah umat. 
  > 
  > Marilah kita berdoa agar para ulama di Indonesia tetap berani
  > mengeluarkan dan mempertahankan fatwa yang syar'i, meskipun ditentang
  > oleh penguasa sekalipun. 
  > 
  > Marilah kita berdoa agar negara dapat lebih cepat menumpas kemaksiatan
  > di dalam negeri ini, sehingga rakyat tidak perlu turun sendiri untuk
  > menumpas kemaksiatan tersebut.
  > 
  > Wassalaam,
  > -Ning
  > 
  > -----Original Message-----
  > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of abdul latif
  > Sent: Monday, August 08, 2005 8:02 AM
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Subject: Re: [wanita-muslimah] SBY Pertanyakan Fatwa MUI
  > 
  > Assalamu'alaikum wr wb
  > Sdr Ambon saya yakin sekali, bahwa fatwa MUI itu pasti akan direformasi
  > atauMUI sendiri bubarkan karena hanya membuat umat islam menjadi
  > bersellisih.
  > Jalslah satu persatu pempimpin2 umat islam Demokrat, menentang fatwa
  > MUI, yang menyokong fatwa MUI itu sudah jelas sekali Ilsam Garis keras
  > yang meniru niru Saudi Arabi, IRan dan negara komunis. Marilah kita
  > berdoa semoga golongan islam bisa saling hormat menghormati kepercayaan
  > orang lain. agar indonesia tiodak menjadi negara yang rusuh terus
  > menerus dan saling sesat menyesatkan.
  > Wassalam
  > 
  > Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=117610
  > 
  > 
  > PLURALISME
  > SBY Pertanyakan Fatwa MUI 
  > 
  > 
  > Senin, 8 Agustus 2005
  > JAKARTA (Suara Karya): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
  > mempertanyakan salah satu butir fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI),
  > yakni yang mengharamkan doa bersama. 
  > 
  > Keluhan Presiden -mempertanyakan fatwa MUI- itu dikemukakan kepada
  > mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat keduanya bertemu di
  > kediaman SBY, Puri Cikeas Indah, Gunung Putri, Bogor, Jumat lalu. Wakil
  > Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB -- kubu Muhaimin Iskandar --
  > Zannuba Arifah Chafsof yang mendampingi Gus Dur dalam pertemuan itu
  > mengungkapkan adanya "keluhan" tersebut kepada Detikcom, Minggu (7/8).
  > Menurut Yenni -- sapaan akrab sang Wasekjen -- dalam pertemuan tersebut
  > kedua tokoh membahas masalah Aceh, Papua, dan juga soal fatwa MUI yang
  > memunculkan pro dan kontra di kalangan umat Islam. 
  > 
  > Salah satu yang dibahas, demikian Yenni, adalah fatwa MUI tentang
  > pengharaman doa bersama, terutama dalam konteks pluralisme Indonesia.
  > "Jadi, SBY mengakui sebagai kepala negara, dirinya harus menghadiri
  > setiap upacara keagamaan yang ada di Indonesia. Bagaimana menghadiri
  > acara itu, sementara ada fatwa tersebut," kata Yenni. 
  > 
  > Namun, kata Yenni, saat itu SBY menyampaikan bahwa MUI telah berjanji
  > akan melakukan klarifikasi terhadap fatwa pengharaman doa bersama itu.
  > "Karena itulah, SBY meminta Gus Dur memonitor fatwa MUI agar tidak
  > memperkeruh persoalan di dalam negeri," tuturnya. 
  > 
  > "SBY menegaskan, tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apa pun karena
  > adanya fatwa MUI itu. Dia sudah memerintahkan kepada Kapolri untuk
  > mengamankan pihak-pihak yang melakukan tindakan anarkis berdasarkan
  > fatwa MUI itu, atau berdasarkan alasan-alasan lain," ujar Yenni. Dari
  > pertemuan itu, menurut Yenni, SBY dan Gus Dur memiliki pemahaman bahwa
  > fatwa tidak mengikat sama sekali, baik dari sisi legal maupun moral. 
  > 
  > Sementara itu, saat berada di gedung Dewan Dakwah Indonesia (DDI),
  > Jakarta, Minggu (7/8), Ketua MUI Kholil Ridwan mendesak pemerintah
  > segera mengeluarkan pelarangan terhadap aliran Ahmadiyah di Indonesia.
  > "Jika tidak dilarang dikhawatirkan akan terjadi ketegangan dengan umat
  > Islam lainnya," katanya, seperti dikutip 
www.elshinta.com<http://www.elshinta.com/>. 
  > Dia
  > mengingatkan, pada Munas MUI lalu, Presiden SBY sudah berjanji akan
  > tunduk kepada fatwa MUI. (Kodrat) 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke