http://www.kompas.com/kompas%2Dcetak/0207/22/daerah/seba19.htm
Sebanyak 60 Persen Aborsi Dilakukan Remaja Denpasar, Kompas - Sebanyak 60 persen aborsi yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh remaja. Angka yang sedemikian tinggi ini bisa menjadi indikasi adanya perubahan persepsi remaja terhadap masalah seks. Di sisi lain, pengetahuan remaja tentang masalah seks ternyata belum maju dengan masih banyaknya salah pengertian dan masih dipercayanya beberapa mitos. Demikian seksolog dan androlog, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila Sp And FAACS di sela-sela Kongres Nasional I Asosiasi Seksologi Indonesia, Minggu (20/7). Sementara dalam simposium yang berlangsung bersamaan di hari terakhir kongres tersebut, Pemimpin Redaksi Tabloid Senior Widya Saraswati mengungkap hal serupa bahwa sebenarnya di khalayak umum masalah seks sudah bukan lagi merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Wimpie dalam penjelasannya menandaskan, "Persoalan aborsi remaja di Indonesia itu jika dibandingkan dengan salah satu negara bagian saja di AS, sudah lebih gawat." Namun, dia mengakui bahwa dia belum mendapat data pembanding yang riil. "Di Indonesia ada 2,5 juta aborsi, di mana 1,5 juta di antaranya adalah aborsi yang dilakukan remaja. Kalau aborsi dilakukan oleh seorang istri ada alasannya, seperti alasan kesehatan atau kegagalan program Keluarga Berencana," ujarnya. Menurut dia, aborsi di kalangan remaja bisa terjadi karena rasa takut pada orangtua dan masyarakat sekelilingnya, serta karena peraturan sekolah. Di sisi lain, tambahnya, "Saya melihat sudah ada perubahan sikap atau persepsi remaja tentang seksualitas. Seiring dengan itu juga terjadi perubahan perilaku seksual di kalangan remaja." Menurutdia, ini bisa juga dipandang sebagai perubahan pandangan remaja pada nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral. Cara-cara melakukan aborsi saat ini, tambah Pangkahila, sudah mengacu pada cara-cara klinis, sehingga secara kesehatan bisa dianggap aman. Namun, aborsi di kalangan remaja ini bisa berakibat pada menurunnya kesuburan wanita. "Sejalan dengan itu, sekarang muncul kecenderungan meningkatnya kasus-kasus menurunnya kesuburan wanita pada pasangan yang belum memiliki anak," tutur Pangkahila. Pengetahuan seks Untuk menyeimbangkan ketimpangan antara persepsi dan pengetahuan akan masalah-masalah seksual ini, ia menandaskan perlunya pendidikan seks, terutama melalui jalur formal sekolah. Dengan pengetahuan seks yang benar, kata Pangkahila, bisa menurunkan angka aborsi pada remaja. Banyaknya pro kontra tentang upaya memberikan pendidikan seks ini menurut Pangkahila merupakan perdebatan yang tidak pas. Menurutnya, perdebatan itu sebaiknya diarahkan pada 'cara' memberikan pendidikan seks, dan bukan pada soal 'pendidikan seks' itu sendiri. "Sayangnya, banyak orang tertentu yang tidak tahu apa-apa tentang pendidikan seks, malah menentangnya, sehingga rencana itu mentah lagi. Mereka ini mengatakan bahwa pendidikan seks itu bukan budaya kita," katanya. Padahal, tambah Pangkahila, "Sebuah pendidikan itu sifatnya universal, bukan milik sebuah budaya tertentu. Ilmu pada dasarnya di mana-mana sama. Yang harus disesuaikan dengan budaya kita sebenarnya adalah cara penyampaiannya. Itu yang seharusnya dibahas." Dalam penyampaian makalahnya pada simposium kemarin, Pemimpin Redaksi Tabloid Senior Widya Saraswati mengungkapkan, pendidikan seks yang tidak terpenuhi dari jalur formal sekolah, dari keluarga, atau dari dokter itu akhirnya diambil perannya oleh media massa. Menurut Saraswati, seks akhirnya dijadikan salah satu unsur penarik minat pembaca dan bahkan beberapa di antaranya ada media massa yang melulu menjual seks sebagai hiburan di samping ada media massa yang menyajikan masalah seks sebagai pendidikan dan hiburan, atau bahkan semata-mata pendidikan. Pada simposium kemarin, juga ditampilkan pembicara-pembicara seperti Dr Akmal Thaher yang mengupas soal peningkatan kualitas hidup sebagai salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan disfungsi ereksi (ED), serta Prof Dr Juan M Mendive dari Spanyol yang mengupas tentang apomorphin sebagai obat ED. Dalam kongres pertamanya, Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) memilih Prof Dr dr Arif Adimoleja, MSc Sp And sebagai ketua asosiasi. (ISW) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:[EMAIL PROTECTED] Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/