http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/27/opi02.html


Mencegah Ledakan Kelahiran
Oleh
Ngatini Rasdi


Pertumbuhan penduduk Indonesia secara nasional boleh saja tidak mengalami 
lonjakan signifikan, tapi dilihat dari total penduduk miskin yang kini 
mencapai 38,5 juta, dan pengangguran terbuka 10,2 juta, maka pemerintah 
perlu melakukan langkah-langkah untuk mengendalikan ledakan kelahiran bayi.

Ada sejumlah alasan mengapa tindakan itu perlu dilakukan. Pertama, macetnya 
program Keluarga Berencana (KB) sejak tumbangnya orde baru, yang berakibat 
semakin mahalnya alat-alat kontrasepsi. Banyak rakyat miskin tidak mampu 
membeli alat-alat kontrasepsi.

Kedua, semakin banyak terjadi bencana alam maupun kemanusiaan yang menelan 
korban mayoritas kalangan miskin. Dalam hal ini, korban bencana kalangan 
rnampu cenderung mudah bangkit untuk segera menormalisasikan kehidupannya. 
Sementara korban rakyat miskin menderita berkepanjangan, dan pada kondisi 
demikian aktivitas seksual bisa justru meningkat sehingga memungkinkan 
terjadinya persalinan yang lebih besar.

Ketiga, jika angka pengangguran terbuka sebesar 10,2 juta jiwa, maka sangat 
mungkin angka pengangguran tertutup bisa dua kali lipat atau sekitar 20 juta 
jiwa. Sedangkan usia kaum pengangguran merupakan usia produktif. Maka dari 
sisi ini terbuka kemungkinan terjadinya kelahiran bayi yang tidak 
diinginkan, yang bisa menimbulkan kasus aborsi dan kematian bayi dan ibu.

Skala Prioritas
Untuk merealisasikan langkah-langkah taktis mencegah baby booming, 
pemerintah bisa menyusun skala prioritas kerja.
Pertama, segera lakukan pemetaan ulang perkembangan kepadatan penduduk 
miskin di semua daerah lebih akurat. Data terbaru tentang kemiskinan itu 
penting bagi program-program lain seperti pengentasan kemiskinan dan 
pembukaan lapangan kerja baru.

Kedua, merevitalisasi Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 
agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sejak era 
reformasi, BKKBN mengalami kemunduran berkaitan dengan pencanangan KB 
Mandiri. Kampanye KB secara simultan perlu dilakukan sebagaimana pernah 
dilakukan rejim Orde Baru.

Ketiga, mewajibkan semua dokter dan bidan memberikan layanan KB gratis atau 
murah kepada penduduk miskin. Akses untuk mendapatkan alat-alat kontrasepsi 
yang lebih mudah dijangkau rakyat miskin perlu dibuka seluas-luasnya.

Keempat, harga alat-alat kontrasepsi yang murah juga perlu disosialisasikan 
seluas-luasnya, di Puskesmas dan klinik-klinik, serta lewat berbagai media 
massa, agar tidak mengalami lonjakan harga tak terkontrol yang kemudian 
dianggap sangat mahal bagi rakyat miskin.

Kelima, mensosialisasikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Untuk 
itu, mata pelajaran khusus tentang kesehatan reproduksi perlu diajarkan di 
sekolah dasar (SD) dengan sesimpel-simpelnya, agar anak-anak sudah 
mendapatkan bekal pengetahuan tersebut sebelum menginjak remaja. Sudah bukan 
masanya lagi mentabukan pendidikan seks di sekolah-sekolah dasar, karena 
akibatnya akan membuat banyak remaja buta tentang seks yang aman dan sehat, 
yang jelas sangat riskan bagi masa depan mereka. Dalam hal ini, program 
bidan dan dokter masuk sekolah dasar bisa dipilih untuk mempertinggi 
efektivitas pendidikan seks dan kesehatan reproduksi.

Keenam, merevisi undang-undang perkawinan agar perkawinan tidak cenderung 
menambah angka kemiskinan. Misalnya, calon pengantin laki-laki diharuskan 
sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan memadai untuk 
kehidupan rumah tangga. Selama ini, hanya batasan usia minimal yang 
ditetapkan bagi kedua calon pengantin. Padahal, usia tidak menjamin 
seseorang mampu berperan sebagai suami.
Fenomena kemiskinan identik dengan suami tidak punya penghasilan. Akibat 
tidak ada aturan tentang calon pengantin laki-laki harus memiliki 
penghasilan tetap dan memadai, banyak perempuan hidup sangat menderita 
sebagai istri dan sebagai ibu. Dan banyak anak mewarisi kemiskinan karena 
ayahnya tidak punya pekerjaan dan penghasilan.
Ketujuh, memberdayakan istri-istri pejabat untuk aktif mempelopori kampanye 
KB. Dalam hal ini, Ibu Negara bisa menjadi pimpinan gerakan nasional 
pencegahan kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan, dengan menjalin 
kerja sama dengan banyak pihak, termasuk BKKBN dan kalangan pemuka agama. 
Tentu saja, biaya operasional harus digali sendiri, bukan dari kas negara. 
Ibu negara dan istri-istri pejabat di bawahnya pasti mampu secara mandiri 
membiayai kegiatan ini.

Kedelapan, menghapus diskriminasi penggunaan kontrasepsi. Selama ini, target 
sosialisasi alat-alat kontrasepsi sangat diskriminatif, yakni hanya kepada 
kaum perempuan saja. Oleh karenanya, sudah saatnya pemerintah 
mengkampanyekan penggunaan kondom maupun vasektomi kepada kaum pria.

Data empiris di berbagai negara juga menunjukkan fenomena sosial yang sangat 
menyedihkan berkaitan dengan baby booming. Misalnya, maraknya berdagangan 
bayi dan pelacuran anak-anak terselubung, yang paralel dengan hilangnya satu 
generasi.

Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang mengusung isu perubahan ke arah 
yang lebih baik, selayaknya tidak meremehkan ancaman ledakan kelahiran ini.

Penulis adalah pemerhati masalah kesehatan masyarakat
 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke