Pak Abdulrahman yth.

Ass.WW,

Ada beberapa hal yang saya ingin komentari:

Pertama, Roh manusia bisa saja melebur kedalam dzat Allah sepanjang 
dzat Allah dapat menerima roh manusia tersebut. Dus kembali kepada 
Allah sebagai Maha Penentu segala urusan.

Kedua, ada prasyarat utama kalau seandainya kondisi itu dapat 
terjadi yaitu roh manusia haruslah mencapai level kesucian tertentu 
dan Allah menentukan level itu. Apakah ada roh yang suci atau 
terbebas dari segala keinginan dan hawa nafsu badan?

Ketiga, ketika roh/jiwa melebur dalam dzat Allah, tanda2 apa yang 
dapat dirasakan oleh kita? Kalau kita katakan sinar terang, Iblis-
pun dapat mengubah dirinya menjadi sinar yang terang benderang. Dus 
kita dapat terjebak dalam perangkap iblis.

Keempat, dalam ilmu tasawuf ada 14 stasiun maqam yang harus dilalui 
dengan bimbingan seorang mursid. Apakah gampang memilih mursid yang 
teruji dalam membimbing kita melalui setiap stasiun maqam?

Ada banyak syarat yang ingin saya kemukakan namun cukup sekian dulu 
karena saya ingin pula mendengarkan komentar dari saudara2ku yang 
lain.


Wass,
Adriano J.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dalam ajaran Tawhid, Allah "berdiri sendiriNya". Sebelum Allah 
menciptakan segala-sesuatu, maka tidak ada selain Allah, 
bahkan "ruang kosongpun" tidak ada. Ruang dan waktu adalah ciptaan 
Allah, dan Allah tidak "menempati" ciptaannya yang space-time like.
> 
> Maka kalau berul-berul ajaran Syaikh Sidi benar-benar seperti ini 
=> di tengah-tengah ka'bah ada ruang kosong, Tuhan selalu ada dalam 
setiap ruang kosong, maka ajaran yang demkian itu sesat. Sebenarnya 
tidak begitu ajaran Syaikh Sidi Janar. Menurut penilaian Sunan 
Kalijaga, ajaran Syaikh Sidi Jenar bukanlah ajaran yang sesat, namun 
cenderung menyesatkan. Apa pula makna penilaian Sunan Kalijaga itu? 
Silakan disimak Seri di bawah.
> Wassalam,
> HMNA
> 
*********************************************************************
*******************
> 
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 151. Manunggal Ing Kawula Gusti
> 
> Dalam Seri 019 dikemukakan cerita tiga orang tokoh di negeri 
Makassar, yang diambil dari sebuah Lontara tentang hikayat Syaikh 
Yusuf Tuanta Salamaka. Ketiga tokoh itu adalah Lu'muka ri Antang, 
Datoka ri Pa'gentungang dan Tuanta Salamaka. Sebenarnya di situlah 
letak kejeniusan nenek moyang kita. Menyelipkan cerita yang berbau 
mistik dalam suatu cerita, yang sebenarnya mengandung sebuah pesan 
berupa ilmu yang tersirat, yang perlu disimak, dicerna dengan 
mempergunakan akal budi. 
> 
> Marilah kita simak yang berikut ini. Al Qissah, tersebutlah konon 
Wali Songo risau karena terkabar Syaikh Sidi Jenar menyiarkan ajaran 
sesat kepada orang-orang awwam. Sunan Kalijaga turun ke lapangan 
menyelidik, dan hasilnya:  Syaikh Sidi Jenar menyebarkan ajaran 
Manunggal Ing Kawula Gusti, Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah 
dan Yang Disembah menyatu. Ajaran Syaikh Sidi Jenar itu bukanlah 
ajaran yang sesat, namun cenderung menyesatkan. (Dalam realitas 
sejarah Wali Songo tidak mungkin dapat bertemu, karena tidak hidup 
dalam satu zaman, sehingga qissah ini tidak berbeda dengan hikayat 
Syaikh Yusuf, yang perlu disimak karena mengandung pesan berupa ilmu 
yang tersirat).
> 
> Wali Songo memutuskan mengirim utusan khusus membawa surat 
undangan. "Ini undangan untuk sampeyan dari Wali Songo", kata 
utusan. "Sampeyan siapa?" tanya Syaikh Sidi Jenar, dengan tekanan 
pada kata sampeyan. "Saya utusan Wali Songo", jawab sang 
utusan. "Bukan sampeyan itu yang saya maksudkan", ujar Syaikh Sidi 
Jenar sambil menunjuk sang utusan, "melainkan sampeyan yang ini", 
sambil menunjuk dirinya sendiri", menegaskan Syaikh Sidi Jenar 
sambil tersenyum. Dengan agak gugup utusan menjawab: "Ya, sampeyan, 
Syaikh Sidi Jenar". Maka Syaikh Sidi Jenar menulis surat jawaban, 
ringkas saja. Isinya mengatakan bahwa surat itu salah alamat, karena 
yang menerima surat undangan itu adalah Allah. 
> 
> Menerima jawaban sedemikian itu, gusarlah para Wali Songo kecuali 
Sunan Kudus. Beliau manggut-manggut lalu berkata: "Bukan main, 
Syaikh Sidi Jenar menyatakan ajarannya kepada siapa saja, kepada 
utusan, dan kepada kita. Tulis surat undangan lagi, undang Allah dan 
Syaikh Sidi Jenar". Barulah Syaikh Sidi Jenar berkenan memenuhi 
undangan Wali Songo untuk bermusyawarah.
> Kesimpulan musyawarah: Syaikh Sidi Jenar telah bersalah 
menyesatkan orang-orang awwam, ia harus dihukum mati. Namun Wali 
Songo tidak mengambil sikap terhadap ajaran Manunggal Ing Kawula 
Gusti, karena Syaikh Sidi Jenar akan membuktikan bahwa ajarannya 
tidak sesat. Rupanya Syaikh Sidi Jenar tidak dapat memenuhi 
janjinya, karena sampai pada pelaksanaan eksekusi, ia belum 
membuktikan apa-apa. Setelah pelaksanaan eksekusi, maka darah 
mengalir membentuk tulisan: La- ila-ha illa Lla-h, tiada Tuhan 
melainkan Allah.
> 
> Dalam Seri 001 telah dikemukakan bahwa filsafat dan tasawuf harus 
dibingkai oleh Al Quran dan Hadits shahih, sebab kalau tidak 
demikian, maka filsafat dan tasawuf itu menjadi liar. Sungguh-
sungguh suatu keniscayaan, para penganut dan pengamal filsafat dan 
tasawuf tanpa kendali itu menjadi sesat. Pesan yang disampaikan oleh 
cerita di atas itu ialah, bahwa Manunggal Ing Kawula Gusti harus 
dibingkai oleh La- ila-ha illa Lla-h, tiada Tuhan melainkan Allah.
> 
> ***
> 
> Saya mempunyai warisan yang tak ternilai harganya, yaitu 
sebuah "Handbook", berisi ilmu bertuliskan aksara lontara dan huruf 
Arab, dituliskan oleh Kakek saya, Opu Tuan Imam Barat Batangmata, 
Selayar. Menurut hemat saya beliau mempunyai otoritas tentang ilmu 
yang direkam dalam "Handbook" itu, karena beliau sekitar 12 tahun 
menimba ilmu di AlMakkah lMukarramah. "Handbook" itu diberikan 
kepada ayah saya, diteruskan kepada saya, disertai dengan pesan: 
Ajaran dalam "Handbook" tidak boleh sembarang diajarkan secara 
terbuka, dikuatirkan yang menerimanya salah faham sehingga dapat 
menyesatkan. Namun pesan itu tidak saya tanggapi secara kaku, 
melainkan sekali-sekali beberapa materi saya ungkapkan keluar secara 
umum, baik dalam khutbah, maupun dalam bentuk tertulis.
> 
> Berikut ini saya kutip dari "Handbook" tersebut, dalam fasal 
Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun. Kutipan dalam bahasa daerah (Makassar, 
dialek Selayar) bertuliskan aksara lontara dan yang selainnya dalam 
huruf Arab.
>  
> Iyaminni passala Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, tunyomba na 
turisomba assilennarang. Nubajiki pahanna. Inni paruntu' kananni 
gelepi ganna'. Riye' tambana iyamintu: Tunyomba ma'nassa atatonji, 
turisomba ma'nassa karaengtonji, La- ila-ha illa Lla-h. 
> Inilah fasal Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah dan Yang 
Disembah melebur. Camkan baik-baik. Kata-kata mutiara ini tidak 
lengkap, harus ditambah dengan: penyembah tetaplah hamba, Yang 
Disembah tetaplah Raja, La- ila-ha illa Lla-h.
> 
> Anggu'rangiko, assikirikko, solanna assilennarangi pikkirannu  ri 
hidayana Allahu Ta'a-lay, nasurangampole limannu battuanna 
panggaukannu assilennarantommi ri pappageo'na Allahu Ta'a-lay. 
Nasaba' lakuana Allahu Ta'a-lay lalang ri Koraang S. Al Fatah,10: 
Yadu Lla-hi fawqa Aydiyhim. Nainjo limanna Karaeng Allahu Ta'a-lay 
lapageoi limanna atanna tungngu'ranginjo ri Iya. Akolalo salapahang 
rikuanjo limanna Karaeng Allahu Ta'a-lay lalang ri ayainjo. 
SubhanaLla-h, injo rikuanjo limanna Allahu Ta'a-lay, gelesikali 
assipole surang limanna atanna, nasaba' injo Allahu Ta'a-lay tide' 
sipolena: Lam Yakun laHu Kufuwan Ahadun . 
> Ingatlah, berdzikirlah, maka pikiranmu senantiasa melebur dan 
menyatu ke dalam Hidayat Allah SWT, maka tanganmu dalam arti 
perbuatanmu melebur pula dalam Kendali Allah SWT. Sebab bersabda 
Allah SWT dalam Al Quran, S. Al Fatah,10: Yadu Lla-hi fawqa 
Aydiyhim. Bahwasanya Tangan Allah SWT di atas tangan hambaNya yang 
selalu ingat kepadaNya.(*) Jangan sekali-kali salah faham dengan 
istilah Tangan Allah SWT dalam ayat itu. SubhanaLlah, adapun yang 
dimaksud dengan Tangan Allah SWT tidaklah sama dengan tangan 
hambaNya, sebab Allah SWT tak ada samanya: Lam Yakun laHu Kufuwan 
Ahadun.
> 
> Nampa baji'mi sikkiri ri atinu, assilennarammi pikkirannu ri 
hidayana Allahu Ta'a-lay, nasurangampole assilennarantommi 
panggaukannu ri pappageo'na Allahu Ta'a-lay, ma'nassa atamakontu ri 
karaennu, gelemakontu akkulle laatai ibilisi. Appakonjominjo ara'na 
rikuanjo: Al 'Abidu wa lMa'budu Wahidun, tunyomba na turisomba 
assilennarang, tunymba ma'nassa atatonji, turisomba ma'nassa 
karaengtonji, La- ila-ha illa Lla-h.
> Kalau sudah berkualitas dzikirmu dalam qalbu, maka meleburlah 
pikiranmu dalam Hidayah Allah SWT, demikian pula perbuatanmu melebur 
dalam Kendali Allah SWT, maka sesungguhnya engkau telah menjadi 
hamba yang sejati dari Tuhanmu, tidak kuasalah Iblis untuk 
memperhambamu. Demikianlah makna: Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, 
penyembah dan Yang Disembah menyatu, penyembah tetaplah hamba, Yang 
Disembah tetaplah Raja, La- ila-ha illa Lla-h.
> 
> Apa yang dapat kita simpulkan adalah: Manunggal Ing Kawula Gusti, 
Al'Abidu wa lMa'budu Wahidun, penyembah dan Yang Disembah menyatu, 
bukanlah ajaran yang sesat, namun cenderung menyesatkan, apabila 
tidak dipagar oleh: Sesungguhnya penyembah tetaplah hamba, turisomba 
tetaplah Raja, La- ila-ha illa Lla-h. WaLlahu a'lamu bishshawab.
> 
> *** Makassar, 2 November 1994
>     [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> ------------------------------
> (*)
> Ayat yang sejenis dengan ayat ini, yang artinya: "Maka (yang 
sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah 
yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu 
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian 
untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-
orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha 
Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS Al-Anfaal 8:17).
> 
*********************************************************************
*********************
> 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: khaidarmak 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, August 29, 2005 00:28
>   Subject: [wanita-muslimah] Peneliti: Meninggalnya Syekh Siti 
Jenar Bukan Dieksekusi
> 
> 
>   "Sejarah itu tidak pernah selesai dan kebenaran
>   sejarah juga tak selalu final." --Mohammad Sobary
> 
>   Khaidar
> 
>   http://www.kompas.com//gayahidup/news/0508/27/211624.htm
> 
>   Peneliti: Meninggalnya Syekh Siti Jenar Bukan
>   Dieksekusi
> 
>   Syekh Siti Jenar yang merupakan wali kontroversial
>   ternyata tidak wafat dieksekusi seperti dipersepsikan
>   masyarakat Islam selama ini.
> 
>   "Saya meneliti sejarah Syekh Siti Jenar dari sekitar
>   300 pustaka kuno yang tidak ada di perpustakaan,
>   ternyata persepsi tentang Syekh Siti Jenar seperti
>   selama ini tidak benar," kata Agus Sunyoto selaku
>   penulis buku di Surabaya, Sabtu.
> 
>   Ia mengungkapkan hal itu untuk meluruskan stigma jelek
>   terhadap sosok Syekh Siti Jenar dalam bedah buku
>   bertajuk "Susuk Malang Sungsang" yang berjumlah tujuh
>   jilid di Toko Buku (TB) Togamas Surabaya.
> 
>   Bedah buku karya Agus Sunyoto itu menampilkan pembahas
>   Mohammad Sobary (mantan PU LKBN ANTARA/LIPI), Prof DR
>   Setyo Yuwono Sudikan (budayawan/guru besar Universitas
>   Negeri Surabaya), dan KH Agus Ali Masyhuri (PP Bumi
>   Sholawat, Tulangan, Sidoarjo).
> 
>   Menurut Agus Sunyoto, Syekh Siti Jenar juga tetap
>   menjalankan syariat (hukum dan amal dalam beragama)
>   dan tidak mengajarkan "sasahidan" atau ajaran yang
>   sesat dan menyesatkan seperti dipersepsikan orang
>   selama ini.
> 
>   "Jadi, para pengikut beliau menganggap persepsi orang
>   tentang Syekh Siti Jenar selama ini merupakan
>   kebohongan, bahkan dalam soal tauhid (keimanan) pun,
>   Syekh Siti Jenar tidak menganggap dirinya adalah
>   Tuhan," katanya.
> 
>   Ajaran manunggaling kawula-Gusti (kesatuan Tuhan dan
>   manusia), katanya, merujuk pada Al-Qur'an (firman
>   Allah SWT) bahwa Allah SWT ada di mana-mana tanpa
>   dibatasi ruang, gerak, dan waktu atau Tuhan selalu ada
>   dalam setiap ruang kosong.
> 
>   "Ketika Nabi Muhammad SAW membangun ka'bah bukan
>   berarti Tuhan itu ada di ka'bah tapi di tengah-tengah
>   ka'bah ada ruang kosong. Nah, Tuhan selalu ada di
>   dalam setiap ruang kosong, apakah di Timur Tengah,
>   Indonesia, atau alam semesta ini," katanya.
> 
>   Membedah buku karya Agus Sunyoto itu, budayawan Prof
>   DR Setyo Yuwono Sudikan yang juga guru besar
>   Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu mengatakan,
>   Agus Sunyoto telah melakukan dekonstruksi sosok Syekh
>   Siti Jenar melalui buku.
> 
>   "Agus Sunyoto telah melakukan dekonstruksi ketokohan
>   dan ajaran Syekh Siti Jenar. Dari zaman ke zaman,
>   negara memang telah menguatkan hegemoni terhadap
>   ulama, pujangga, dan tokoh masyarakat yang dianggap
>   kritis dan berbahaya," katanya.
> 
>   Senada dengan itu, budayawan Mohammad Sobary
>   menyatakan, karya Agus Sunyoto membuktikan bahwa
>   sejarah itu tidak pernah selesai dan kebenaran sejarah
>   juga tak selalu final.
> 
>   "Paling tidak, Agus Sunyoto telah menampar wajah para
>   ilmuwan yang selama ini merasa puas dengan sejarah
>   yang sudah ada, bahkan Agus Sunyoto juga berhasil
>   membongkar tabir mitos yang selama ini melingkupi
>   Syekh Siti Jenar," katanya.
> 
>   Namun, katanya, karya Agus Sunyoto akan lebih hebat
>   lagi jika tidak hanya berhenti pada penampilan sosok
>   Syekh Siti Jenar secara lebih adil, melainkan juga
>   mendorong pembaca tertarik meneladani Syekh Siti Jenar
>   dan akhirnya sujud kepada Allah SWT yang menciptakan
>   tokoh seperti Syekh Jenar.
> 
>   Catatan serupa juga dikatakan pengasuh Pesantren Bumi
>   Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, KH Agus Ali Masyhuri.
>   "Agus Sunyoto memang mampu menjebol stigma jelek
>   tentang sosok Syekh Siti Jenar," katanya.
> 
>   Bahkan, katanya, pandangan bahwa Syekh Siti Jenar itu
>   mampu mengubah diri seperti cacing atau anjing telah
>   dibantah, karena pandangan seperti itu sama halnya
>   dengan rekayasa untuk memojokkan seorang wali.
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke