Saya sama mbak Mia itu friend koq.....saya hanya bertanya aja....:)....namanya 
aja Jaka Sembung ( kalau ngomong engga pernah nyambung ).....terimakaish sekali 
penjelasannya mbak....thank u very much...saya kira kemarin itu pragmatis-nya 
anaknya si eksistensialisme....saya kira anaknya SARTRE , cucunya 
NIETZCHE........kalau 2 nama yang saya sebutkan ini dulunya bekas kakek 
saya.....
 
Untuk mas muiz,  hanya mengingatkan aja....Al Qur'an yang ada didunia yang 
ujudnya kertas cetakan Dept Agama adalah............. Al Qur'an yang  disisi 
Allah ada koq.......:)
Kalau Al Qur'an sudah tidak diimplementasikan ya engga maksud museum 
dong....tapi KIAMAT.....see u in the next life.....
 
salam.

  
muizof <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
islam konsep langit apa bukan ???

kalau merujuk qur'an : "inna nazzalnaz zikra wa innahu lahafidzun" 
(al-ayat, sorry saya lupa qs dan ayat berapa) = "sesungguhnya kami 
menurunkan zikra (qur'an) dan sekaligus memeliharanya" jelas sekali 
bahwa islam melalui qur'an diturunkan oleh Allah, kata 
KAMI "turunkan" bermakna dari "atas" ke bawah, lalu apa yang di 
maksud "atas" tentu langit. Bila kita bertanya di mana Allah 
bersemayam bersemayam di arasy tidak lain adalah langit, akan makin 
jelas koherensinya.

Islam konsep pragmatis apa bukan ??

bila pragmatis yang dimaksud mbak mia adalah fitrah-manusiawi ya 
benar-benar jos, karena hidayah adalah untuk manusia, bukan untuk 
makhluq lain. Maka bila konsep islam tidak bisa diimplementasikan 
manusia, pastilah qur'an akan ditinggalkan para penganutnya, atau 
tepatnya akan menjadi penghuni museum belaka.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bang Yos yang nge-jos. Ganti saja kata 'agama pragmatis' 
> dengan 'agama fitrah-manusiawi'. Konteks keseluruhannya mendukung.  
> Happy?
> 
> No problem dengan keyakinan anda dengan perintah jilbab yang sudah 
> tuntas dst..dst... Kita hormati itu. Yang jelas ada tafsiran 
> beragam, dan ada reaksi bila jilbab diwajibkan (dipaksakan) pada 
> perempuan.
> 
> Pak Muiz, betul, the lesson learned dari tuturan jilbab di Quran 
> adalah menjaga pandangan dan kehormatan - decency yang prudent dan 
> rasional. Inilah nilai universal abadi.
> 
> Salam
> Mia
>  
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, SUTIYOSO WIJANARKO 
WIJANARKO 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Wah kali ini saya harus ngritik mbak mia nich,
> >  
> > Katanya Mbak Mia : Islam tuh Pragmatis bukan konsep langit, 
> > wah..wah...wah....maaf mbak....Mbak Mia sadar engga saat Mbak Mia 
> mengatakan bawa Islam tuh Pragmatis?....mohon penjelasan 
> dong....ilmunya dari mana itu mbak?....coba mbak sebutkan dasar-
> dasar yuridis Qur'an-nya dan Hadist-nya.......saya engga yakin dech 
> kalau mbak mengutarakan hal tersebut dengan sadar.....
> >  
> > Jangan tersinggung ya mbak....kalau mbak meyakini Islam itu 
> Pragmatism Religion  berarti mbak orang yang pragmatis jadinya mbak 
> sebagai wanita islam yang kasihan dong...karena apa?....mbak tahu 
> kan kata pragmatis.....artinya mbak dalam beramal baik horisontal 
> dan fertikal selalu memikirkan keuntungan , timbal balik dan 
> kepentingan, tidak ada ikhlas, tidak ada tempat mencari pahala 
dalam 
> konsep penafsiran mbak ( islam is pragmatism religion )..lha kepiye 
> nanti mbak?...maka saya ingin tahu dulu apakah betul yang dimaksud 
> islam itu pragmatis seperti yang saya tafsirkan diatas ?...
> > Terimakasih.
> >  
> > Masalah tuntas tidak tuntas itulah kehidupan, engga perlu takut 
> dengan ketidak tuntasan, biarlah Allah memberikan jalan bagi orang-
> orang yang hatinya bersih untuk mengajak kebaikan kepada sesama 
> hanya karena ridha-nya. 
> > Sedangkan jilbab didepan Allah sudah tuntas ( Islam adalah Agama 
> yang sempurna ),  yang tidak tuntas adalah manusia-nya, jadi yang 
> perlu diperbaiki bukan Al Qur'an-nya tapi orang/manusia yang harus 
> mau memperbaiki dirinya sampai saat sebelum dia masuk liang lahat ( 
> belajarlah dari ayunan sampai.......)
> >  
> >  
> >  
> > salam.
> > 
> > muizof <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Mbak Mia,
> > 
> > saya nggak tahu di mana dan bagaimana tuntasnya bahas jilbab. 
Yang 
> > jelas jilbab itu model yang direkam Allah di qur'an. Karena 
qur'an 
> > turunnya di arab, kultur yang diajak komunikasi juga kultur arab, 
> > maka Allah pasti memilih "istilah" yang familiar bagi orang arab, 
> > maka nongollah term "jilbab" dan "khurumun". Kalau pakai istilah 
> gaun 
> > (kultur barat), kebaya (kultur melayu), pastilah gak akan 
nyambung 
> > pada orang arab. Boleh jadi karena mengabaikan asbabun nuzulnya, 
> ayat 
> > jilbab menjadi semacam dogma atau doktrin bahwa model (jilbab) 
itu 
> > merupakan perintah yang tidak dapat ditawar, jilbab menjadi 
> simbol, 
> > sehingga wanita muslimah yang enggan berjilbab "dianggap" tidak 
> > islami. Padahal Allah berfirman, "Hai anak Adam, sesungguhnya 
Kami 
> > telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian 
indah 
> > untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang 
demikian 
> > itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
> mudahan 
> > mereka selalu ingat." (QS. 7:26).
> > 
> > Apabila jilbab dipahami sebagai model, maka sebenarnya pakaian 
itu 
> > apabila dilihat dari fungsinya kan ada berbagai macam :
> > -protektif, melindungi body dari bahaya alam : panas, dingin, 
> angin,
> > (QS. 16:81)
> > -estetis, keindahan, modis, trendy sesuai suasana dan kondisi 
(QS. 
> > 7:31)
> > -etis (taqwa), inilah yang dianjurkan agama, untuk menjaga fisik 
> dan 
> > sekaligus martabat si pemakai (qs 7:26). 
> > 
> > Maka sebenarnya yang tidak dapat ditawar adalah perintah menjaga 
> > pandangan dan memelihara kemaluan (QS. 23:5, QS. 24:30,31, QS. 
> 70:29)
> > 
> > Wassalam
> > Abdul Mu'iz
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > So jadi gimana jilbab itu sebagai wilayah pribadi? Ini adalah 
> topik 
> > > yang nggak pernah tuntas dibahas. Saya coba melemparnya 
terakhir 
> > > dengan Pak Muiz, tapi nggak berkelanjutan.
> > > 
> > > Kita runut lagi:
> > > Perempuan di otak laki-laki ---> okelah
> > > Laki-laki di otak perempuan ---> okelah
> > > 
> > > Curhatan seperti ini boleh dong untuk saling denger, biarpun 
> > > curhatan cowok itu lucu..:-) lumayan dah buat hiburan.
> > > 
> > > Curhatan ini adalah pribadi sifatnya.  Dan ketika kita curhat 
> kayak 
> > > gini kita nggak boleh menggeneralisir untuk setiap orang, 
justru 
> > > karena kenyataan bahwa setiap orang itu kodratnya unik.
> > > 
> > > Apalagi serta merta menariknya menjadi 'yang seharusnya'. 
> Misalnya 
> > > wajib jilbab, atau wajib pake tank top untuk semua.
> > > 
> > > So putuskan, apakah jilbab itu wilayah pribadi atau bukan?
> > > 
> > > Kalau itu wilayah pribadi, maka yang berjilbab maupun yang 
nggak 
> > > berjilbab punya ruang yang sama.
> > > 
> > > Kalau itu diatur negara, adat, agama dan masyarakat, maka 
> wilayah 
> > > pribadi nggak nggak relevan lagi di sini.  
> > > 
> > > Saya percaya dalam Islam jilbab itu pada prinsipnya yang paling 
> > > dasar adalah wilayah pribadi.  Adapun perintah menjulurkan 
jubah 
> > > dalam Quran itu adalah sifatnya kontekstual. Mbak Chae sudah 
> > > menjabarkannya panjang lebar.  Tolong dong di-repost lagi mbak.
> > > 
> > > Islam tuh pragmatis, bukan konsep langit. Masak orang diatur 
> kudu 
> > > berjilbab? Emangnya yang pake baju siapa?
> > > 
> > > Apa konsekuensi daripada keyakinan bahwa jilbab itu wilayah 
> pribadi?
> > > - ketika negara mewajibkan secara hukum pada perempuan karena 
> > alasan 
> > > agama, budaya dan moralitas,  kita wajib menentangnya karena 
ini 
> > > adalah pemaksaan.
> > > - ketika negara memaksakannya pada perempuan karena situasi 
yang 
> > > tidak normal - misalnya musuh adidaya akan membunuh semua yang 
> > nggak 
> > > pake jilbab - maka make sense saja kalau kita semua kudu 
> > berjilbab.  
> > > Cari penyakit apa? 
> > > 
> > > Situasi ini pun masuk ke wilayah pribadi yang kontekstual. 
> Pribadi 
> > > yang prudent dan rational.  Apa aku nggak berjilbab di Afghan 
> > > misalnya? Cari gara-gara deh.  Tapi jalan-jalan di Banda Aceh 
> bebas 
> > > tuh nggak berjilbab..:-). Bukannya aku cari gara-gara, tapi 
> emang 
> > > nggak ada orang protes - thank God! I loooove Aceh...
> > > 
> > > Makanya sebelum loncat ke hukum, kultur budaya, moralitas, 
> aturan 
> > > agama - omongin dulu wilayah pribadi. Axiomanya: KODRAT MANUSIA 
> ITU 
> > > UNIK. Do you understand this?
> > > 
> > > Trus tolong jangan dibenturin wilayah pribadi dengan konsep 
> > keluarga 
> > > deh. Siapa bilang sih konsep keluarga itu nggak penting?  
> Pribadi 
> > > juga hidup di keluarga. Ada anggota keluarga yang pake jilbab, 
> ada 
> > > yang nggak. So what gitu loh.
> > > 
> > > KONSEP KELUARGA ITU TETEP PENTING, DIHARGAI DAN UNIVERSAL DALAM 
> > > KEHIDUPAN MANUSIA. Bahkan sejauh ini rata-rata ilmuwan percaya 
> > bahwa 
> > > asal manusia itu pair-bonding, seperti kepercayaan agama-agama 
> dan 
> > > tradisi. Cuma saja, seperti konstruk kehidupan sosial lainnya 
> > bentuk 
> > > keluarga emang bergesar, beragam dan dinamis. Sepanjang sejarah 
> > > manusia emang gitu kok ceritanya.  Keluarga pair-bonding di 
> jaman 
> > > prasejarah. Keluarga suku tribalistik. Keluarga besar. Keluarga 
> > > nuklir. Keluarga jomblo, keluarga homosexual, keluarga ortu 
> > tunggal -
> > > welcome to the exciting plural world.....
> > > 
> > > BTW, Imam GAzali pernah kawin dan punya anak nggak sih?
> > > 
> > > Salam
> > > Mia
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Jehan" 
> <[EMAIL PROTECTED]> 
> > > wrote:
> > > > memang oke kalo lelaki bicara bagaimana perempuan di otak 
> lelaki. 
> > > dan 
> > > > sah saja kalau perempuan juga bicara bagaimana dia ingin 
> dilihat. 
> > > > lalu kalo ada ketidakcocokan, apa bisa lelaki memaksakan 
> > bagaimana 
> > > ia 
> > > > ingin melihat perempuan? jelas tidak bisaaa. sama tidak bisa 
> juga 
> > > > perempuan memaksa bagaimana harusnya perempuan di otak 
lelaki. 
> > > > 
> > > > lalu pigimana? ya jelas, gimana mengaturnya bersama-sama di 
> ruang 
> > > > publik. jadi jelas dong erat kaitannya antara wilayah pribadi 
> dan 
> > > > wilayah publik. 
> > > > 
> > > > lalu apa yang mau dipakai jadi dasarnya? yaa lihat arsip WM 
> kata 
> > > Mbak 
> > > > Mia...
> > > > 
> > > > yang saya sorot, menyoal pakaian perempuan di ruang publik 
apa 
> > > memang 
> > > > idem dito dengan lelaki yang memaksakan bagaimana ia ingin 
> > melihat 
> > > > perempuan? ya tidaak... ini kan kata mereka yang bilang dunia 
> ini 
> > > > patriarki.
> > > > 
> > > > makanya perlu dibuka sudut pandang lain. misalnya saya selalu 
> > > > menekankan pentingnya membangun sudut pandang keluarga. 
> bagaimana 
> > > > seorang suami ingin istrinya dilihat laki-laki lain? 
bagaimana 
> > > > seorang istri ingin perempuan lain dilihat suaminya? 
bagaimana 
> > > > seorang ibu ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? 
> > > bagaimana 
> > > > seorang ibu ingin perempuan lain dilihat anak laki-lakinya? 
> > > bagaimana 
> > > > seorang ayah ingin anak perempuannya dilihat laki-laki lain? 
> dst 
> > > dst
> > > > 
> > > > siapa yang tidak memiliki kaitan keluarga seperti di atas? 
ini 
> > > sangat 
> > > > common sense. semua orang punya ini dan seharusnya bisa 
> > merasakan. 
> > > > ingat kasus film BCG dulu juga yang keberatan kan para ibu. 
> > > > 
> > > > cuma memang, ada segelintir orang yang sudah kehilangan sense 
> > > ikatan 
> > > > keluarga ini... dan saya akui, trendnya makin banyak. makanya 
> > > menurut 
> > > > saya, ini mengkhawatirkan.
> > > > 
> > > > Wass,
> > > > Jehan
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > > > > Kalimat Pak Jehan dari "Kalau saya selalu......" 
> > > sampai "...sepakat 
> > > > > dalam hal ini".  Okeh saja bagi saya.
> > > > > 
> > > > > Lalu ditarik ke "yang seharusnya": soal jilbab sebagai 
> batasan 
> > > > aurat 
> > > > > wajib merupakan dan wahyu Allah (yang harafiah), serta 
> kerangka 
> > > > hukum 
> > > > > dan pengaturannya, serta 'moral' .  Ini sudah saya ngerti 
> dan 
> > di 
> > > WM 
> > > > > ini bisa bikin buku dengan ustazah Chae, ustaz Muiz, dan 
> ustaz 
> > > > > Jehan..:-)
> > > > > 
> > > > > Tapi coba perhatikan artikel tersebut, yang isinya 
> > > mewakili 'suara 
> > > > > hati' sebagian cowok ttg cewek. Emang lucu sih artikelnya, 
> dulu 
> > > kan 
> > > > > udah kita goda-godain...:-) But it's ok. BUT STOP.
> > > > > 
> > > > > Kenapa sih kurang berempati dengan 'suara hati'nya mbak 
> Aisha? 
> > > > > Seorang cowok telah curhat dari nuraninya ttg nafsunya 
> melihat 
> > > > > cewek.  Nah, Mbak Aisha meresponse meminta pengertian untuk 
> > > melihat 
> > > > > perempuan secara utuh. Dia nggak bilang bahwa 'pengakuan 
> cowok 
> > > tsb 
> > > > > menunjukkan laki-laki nggak menghargai perempuan' seperti 
> yang 
> > > Pak 
> > > > > Jehan bilang. Defensif ente nih. 
> > > > > 
> > > > > Perhatikan juga dong cewek yang ngomong ttg pakaian dari 
> > WILAYAH 
> > > > > PRIBADINYA. (lha wong dia yang pake baju).
> > > > > 
> > > > > So mari kita berdiskusi dari hati ke hati artinya:suara 
hati 
> > > cowok 
> > > > > dan suara hati cewek.  Dan ini sifatnya unik dari pribadi 
> > masing-
> > > > > masing, dan emang bukan soal pukul rata.
> > > > > 
> > > > > STOP.
> > > > > 
> > > > > Terus, kalau lagi ngomongin suara hati, nurani, keunikan 
> > > > > pribadi..kenapa ditarik langsung ke 'yang seharusnya' untuk 
> > > semua: 
> > > > > batasan aurat, wahyu Tuhan, jilbab dalam kerangka hukum dan 
> > > > > pengaturan, serta 'moral' itu?  
> > > > > 
> > > > > Ini kan jadi ngomongin soal tafsiran Quran yang bisa 
> beragam. 
> > > > > Kemudian dimana silang antara wilayah pribadi dan kerangka 
> > hukum 
> > > & 
> > > > > moral itu?
> > > > > 
> > > > > Kalau dalam tafsiran jilbab sebagai wilayah pribadi, ini 
> > artinya 
> > > > > mengijinkan yang berjilbab maupun yang nggak berjilbab. 
> > > (Pleaaaase 
> > > > > perempuan pakailah jilbab, pleaaaase nggak usah pake 
jilbab. 
> > BTW 
> > > > yang 
> > > > > pake tank top masuk angin, yang pake burqa gerah dan 
> keserimpet 
> > > > bok).
> > > > > 
> > > > > Kalau jilbab diwajibkan dalam kerangka hukum dan moral 
> > tertentu, 
> > > > ini 
> > > > > namanya nggak mengijinkan jilbab/non jilbab dalam wilayah 
> > > pribadi. 
> > > > > Kita mau yang kayak gini? Mana level playing field untuk 
> semua 
> > > > orang? 
> > > > > Ini yang namanya keadilan?
> > > > > 
> > > > > Apa ini namanya bukan pukul rata dan maksa? 
> > Weleh...weleh....mau 
> > > > > enaknya doang mbok ngejilbabin perempuan. Aku paham banget 
> deh, 
> > > > cowok 
> > > > > tuh insecure...:-) dari dulu bawaannya pingin ngatur 
> > reproduksi, 
> > > > > maklum nggak punya telor indung...tapi jangan dibawa-bawa 
ke 
> > > jilbab 
> > > > > dong.. Sorri saya ngomong gini, supaya ente sadar 
> > > juga..ngomongin 
> > > > > sunnatulah (kodrat) sana-sini, terus langsung ke wajib 
> jilbab 
> > > > sebagai 
> > > > > kerangka hukum dan tafsiran moral. Wilayah pribadi yang 
juga 
> > > > kodrati 
> > > > > dilewatin begitu saja..songong banget dah..
> > > > > 
> > > > > Salam
> > > > > Mia
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
> masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
> muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> > 
> > This mailing list has a special spell casted to reject any 
> attachment .... 
> > 
> > 
> > 
> > SPONSORED LINKS 
> > Women Different religions beliefs Islam Muslimah 
> > 
> > ---------------------------------
> > YAHOO! GROUPS LINKS 
> > 
> > 
> >     Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
> >   
> >     To unsubscribe from this group, send an email to:
> >  [EMAIL PROTECTED]
> >   
> >     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
> Service. 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > 
> > 
> > 
> >             
> > ---------------------------------
> > Yahoo! for Good
> >  Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 



SPONSORED LINKS 
Women Different religions beliefs Islam Muslimah 

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "wanita-muslimah" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------



                
---------------------------------
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke