Refleksi: Bukan saja di Pertamina tetapi juga di segala institusi negara!
http://www.indomedia.com/bpost/092005/27/opini/opini3.htm Ada Mafia Di Pertamina? Sungguh memprihatinkan. Pada saat pemerintah pusing karena krisis BBM, beberapa pejabat Pertamina malah menuai untung triliunan rupiah. Bagaimana tidak, kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional memaksa pemerintah segera memangkas subsidi BBM dalam negeri untuk mengurangi beban APBN. Implikasinya, pasti akan terjadi gejolak di masyarakat. Mengingat belum genap setahun pemerintahan SBY-Kalla, namun terjadi dua kali penaikan harga BBM. Padahal, sepanjang sejarah Indonesia, BBM merupakan komoditas publik yang supersensitif. Perubahan harga atau pasokan yang tak terkendali, buntutnya tak berhenti pada masalah harga kebutuhan pokok yang saling membalap alias efek domino, tapi melebar ke ranah sosial politik. Bahkan presiden sekarismatik Soekarno pun mengalami goncangan, ketika hendak menaikkan harga BBM pada era 1960-an. Posisi pemerintah benar-benar sulit. Di satu sisi tidak ingin menambah kesusahan masyarakat, di sisi lain harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengurangi defisit APBN yang dapat mengarah pada krisis ekonomi jilid II. Pada saat ini, Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik pemerintah sekaligus ditunjuk sebagai pengaman pasokan BBM, harus memberi kontribusi maksimal untuk meringankan beban masyarakat dan pemerintah. Namun, kenyataan berkata lain. Isu mafia minyak di tubuh Pertamina, ternyata bukan isapan jempol. Di sana benar-benar terdapat jaringan terorganisasi, yang menyedot minyak secara ilegal dan menyelundupkannya keluar negeri demi keuntungan pribadi. Pencurian dan penyelundupan BBM besar-besaran yang terungkap belakangan ini, sudah berlangsung lama. Dari penyelidikan MV Tioman diketahui, pengisapan minyak lewat gorong-gorong (pipa berdiameter 1,5 meter) bawah laut terjadi sejak 2004. Anehnya kasus ini baru terungkap sekarang. Akibat pencurian ini, negara mengalami kerugian Rp8,8 triliun per tahun. Bandingkan dengan target privatisasi BUMN untuk menutup kebolongan APBN yang hanya Rp3,5 triliun. Maka, sangat wajar ketika Presiden SBY marah besar setelah mengetahui kasus ini dan langsung memanggil direksi Pertamina. Kasus ini harus diusut tuntas dan pemerintah segera mengambil kebijakan preventif untuk mencegah terulangnya pencurian ini. Pertama, kontrol pengawasan yang selama ini dipegang Pertamina dikaji ulang. Bila perlu Pertamina berkoordinasi dengan TNI AL untuk membantu pengawasan kapal tanker. Apalagi TNI AL melalui KSAL sudah menyatakan kesiapannya membantu secara maksimal, apabila Pertamina meminta. Selain itu, pengawasan bisa diperluas dengan melibatkan Polri, Bea Cukai yang mengurusi keluar-masuknya kapal asing ke Indonesia. Kedua, sistem pengawasan yang dilakukan Pertamina selama ini perlu diganti, sebab yang diawasi hanya volume minyak. Artinya, kalau hanya volume, maka tidak ada pengawasan sehingga, oknum yang melakukan pencurian dengan bebas bisa mengganti minyak yang dicurinya dengan air laut. Di sini pun sebenarnya masih terjadi kejanggalan, sebab volume minyak yang dicuri tidak sedikit, mencapai ribuan ton. Jika diganti dengan air laut, maka jelas sisa minyak yang ada akan tercemar. Pada saat Pertamina melakukan penyedotan dan pengolahan, tidak mungkin hal ini tidak diketahui. Kesimpulannya, di tubuh Pertamina memang sudah ada mafia yang terorganisasi sangat rapi yang melibatkan orang lapangan dan juga pejabatnya. Dalam benak kita, tidak mungkin pencurian ini hanya melibatkan mereka yang di lapangan mulai nakhoda sampai pengawas operasional yang diumumkan Dirut Pertamina, Widya Purnama. Pasti ada konspirasi tingkat tinggi yang melibatkan pejabat lebih tinggi. Terbongkarnya kasus ini semakin membuktikan hal itu. Terbongkarnya kasus ini bukan berawal dari laporan Pertamina, melainkan penyelidikan kepolisian bekerja sama dengan Bea Cukai dan TNI AL. Selanjutnya menegakkan hukum bagi terhadap semua tersangka. Mereka benar-benar harus dihukum sesuai aturan yang berlaku, untuk memberi efek jera bagi yang melakukan atau belum melakukan. Proses hukum terhadap tersangka juga harus dilakukan transparan dan independen, agar dapat diawasi masyarakat. Aparat berwenang, jangan terkesan menutup-nutupi proses hukumnya. Karena selama ini, apabila melibatkan pejabat tinggi negara, proses hukumnya selalu terkesan lambat dan ditutup-tutupi aparat. Masyarakat hanya mengetahui perkembangan kasus, seperti terdakwa sakit, berobat ke luar negeri atau pura-pura sakit untuk kemudian kabur ke luar negeri seperti tersangka kasus BLBI atau pembobolan BNI yang melibatkan Adrian Waworuntu beberapa waktu lalu. Kita masih menanti langkah berani presiden SBY selanjutnya. Apakah ia berani membersihkan Pertamina dari mafia perminyakan, serta menindak semua aparat pemerintah yang terbukti terlibat. Atau kembali lagi, yang dipenjarakan hanya eksekutor di lapangan sebagaimana diumumkan pada 9 September 2005. Masalah ini akan sangat mempengaruhi wibawa Pertamina dan pemerintahan SBY, serta tingkat kepercayaan publik terhadapnya. Karena, pencurian besaar-besaran ini terjadi saat kondisi bangsa serba prihatin termasuk BBM itu sendiri merupakan barang langka dan mahal beberapa bulan belakangan ini. Insaf Albert Tarigan, Jl.Danau Toba Gg Masjid No 87 Jember 68121 e-mail: [EMAIL PROTECTED] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/