http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=122277


            Indonesia yang Semakin Miskin
            Oleh Aknolt Kristian Pakpahan 


             
            Sabtu, 24 September 2005
            Membicarakan Indonesia masa kini dan dulu memang bagaikan langit 
dan bumi. Masih terbayang dalam ingatan kita ketika bangsa kita dikenal dunia 
karena mampu melakukan swasembada beras pada era 1980-an: Rakyat Indonesia pun 
boleh berbangga karena kita masuk dan menjadi anggota OPEC (negara-negara 
produsen minyak). Tetapi jika kita terus terbuai dengan masa lalu, kita tidak 
akan pernah sadar bahwa bangsa kita sudah menjadi bangsa yang miskin. Miskin 
dalam artian harafiah dan miskin dalam tanda kutip. 

            Negara Konsumen


            Era tahun 1982-1984 dikenal dengan sebutan era keemasan bangsa kita 
untuk produksi beras. Daerah-daerah produksi beras tumbuh dan berkembang di 
mana-mana seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera 
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur dan 
Nusa Tenggara Barat. Program swasembada beras yang diusung dan diprioritaskan 
oleh pemerintah memang menjadi kunci sukses perekonomian Indonesia pada era 
tersebut. 

            Era ini dikenal dengan adanya perpindahan dari era scarcity ke era 
plenty produksi beras sehingga pada tahun 1984 Indonesia sukses melakukan 
swasembada beras. Sementara itu, sejak menjadi anggota OPEC, Indonesia mencapai 
puncak kejayaan dalam sektor migas pada tahun 1970 sampai dengan 1980-an awal. 
Apalagi dengan adanya kenaikan harga minyak pada era 1973-1974 dan 1978-1979. 
Praktis, bangsa kita mendapatkan masukan devisa yang cukup besar dari sektor 
ini. 

            Sayangnya, masa-masa keemasan Indonesia telah lewat. Sejak 1984, 
praktis bangsa kita sudah tidak bisa lagi melakukan swasembada beras. Gencarnya 
arus liberalisasi dan industrialisasi memaksa Indonesia perlahan-lahan 
"mengurangi" lahan pertanian yang kemudian dijadikan pabrik-pabrik industri, 
daerah perumahan, dan kepentingan globalisasi lainnya. Perlahan tapi pasti, 
bangsa kita mulai berubah dari yang dulunya negara produsen beras ke negara 
pengimpor beras. Hal ini ditandai dengan dibukanya keran liberalisasi impor 
beras pada tahun 1998 oleh Bulog. 

            Dalam sektor migas pun, pemerintah Indonesia malah berencana keluar 
dari keanggotaan OPEC, dikarenakan kita sudah tidak lagi menjadi negara 
produsen minyak tetapi sudah berubah menjadi negara pengimpor minyak. Data 
terakhir yang didapat menyebutkan bahwa produksi minyak kita saat ini lebih 
kurang sekitar 1 juta barel per hari dengan konsumsi minyak dalam negeri 
sekitar 1,35 juta barel per hari. Produksi minyak 1 juta barel per hari pun 
tidak sepenuhnya masuk untuk memenuhi kebutuhan domestik karena ada konsesi 
perjanjian dengan investor asing yang ikut menanamkan modal untuk proses 
eksplorasi minyak mentah. Sehingga wajar saja kalau kita terus-terusan 
mengimpor minyak untuk menutupi kebutuhan dalam negeri. 

            Miskin Moral


            Sejak krisis melanda bangsa kita pada tahun 1997, kita belumlah 
benar-benar lepas dari krisis. Krisis tahun 1997 yang benar-benar membuat kita 
terpuruk tampaknya akan terulang kembali jika tidak ada tindakan serius dari 
pemerintah. 

            Di masa pemerintahan yang baru, ada harapan dari masyarakat bahwa 
perbaikan ekonomi yang telah dijalankan oleh pemerintahan yang lama -- era 
Presiden Megawati Soekarnoputri -- bisa dilanjutkan, tentu saja dengan 
perbaikan di sana sini. Tetapi harapan masyarakat tadi tidak diimbangi dengan 
kenyataan yang ada di lapangan. 

            Kita semua tahu betapa sulitnya pemerintahan saat ini ketika Aceh 
di penghujung tahun 2004 dilanda bencana tsunami yang mau tidak mau terpaksa 
menggembosi anggaran belanja negara. 

            Ketika bulan Juni 2005 kenaikan harga minyak mentah dunia melonjak 
secara drastis, ujung-ujungnya membuat anggaran pemerintah untuk subsidi BBM 
(bahan bakar minyak) nasional meningkat tajam. Efek domino yang dirasakan 
adalah jatuhnya nilai tukar rupiah pada akhir Agustus 2005 dan naiknya tingkat 
inflasi dikarenakan kenaikan BBM. Berbagai hal yang terjadi membuat rakyat 
menjadi miskin dan kehilangan daya beli serta konsumsi. Berkurangnya daya beli 
dan konsumsi pasti akan berdampak terhadap proses pertumbuhan ekonomi nasional. 

            Terlebih lagi, menyusul rencana pemerintah menaikkan kembali harga 
BBM, awal Oktober nanti. Beban warga masyarakat, khususnya kalangan bawah, 
dapat dipastikan akan semakin berat. Apalagi, kalau dana bantuan sebagai 
kompensasi untuk masyarakat miskin tak sampai ke sasaran. Rakyat miskin semakin 
miskin. 

            Ternyata bangsa kita tidak hanya miskin dari sisi kekayaan. Bangsa 
kita juga miskin dalam masalah moral. Di tengah krisis yang melanda bangsa 
kita, masih ada saja tindakan-tindakan untuk mendapatkan keuntungan pribadi 
yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Sebut saja, pembabatan hutan yang 
melibatkan banyak oknum aparat, penyelundupan BBM yang dilakukan oleh oknum 
Pertamina, kebijakan hemat energi yang ternyata tidak berlaku untuk para 
pejabat kita, penggunaan air semena-mena yang makin merusak tata air kita dan 
lain sebagainya. Berbagai contoh tadi hanya menunjukkan betapa lemahnya sense 
of crisis bangsa kita. 

            Yang diperlukan saat ini adalah kesadaran bersama untuk membangun 
bangsa ini agar keluar dari krisis. Perhatian pemerintah dalam sektor pangan 
harus benar-benar diarahkan agar ketahanan pangan kita terjaga dan investasi 
untuk meningkatkan produksi minyak nasional haruslah dilakukan demi 
mengembalikan masa kejayaan bangsa kita. Selain itu, perbaikan moral aparat 
pemerintah dan masyarakat untuk menunjukkan sense of crisis jangan diabaikan. 
Niscaya dengan segala itikad baik kita semua, kita akan benar-benar lepas dari 
krisis. *** 

            Penulis dosen Ilmu Hubungan Internasional Fisip
            Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.  
     
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke