Bang Yos, walaupun saya bukan jubir mba Herni seperti perkiraan sampeyan dulu, kira2 saya bisa nangkap maksud mba Herni tentang muslimah 'tertutup' itu. Mudah2an tidak jadi jubir jaka sembung ...:-)
Jika mba Herni cerita tentang pendatang yang tidak membaur dengan penduduk asli, maka saya juga melihat ada kelompok2 muslim/muslimah yang anak bangsa ini juga dan tinggal di negara ini juga yang meng - eksklusifkan diri alias nutup diri, misalnya di satu perumahan tempat saudara saya tinggal, ada kelompok pengajian yang ibu2nya atau muslimahnya bercadar - serba item, mulai dari gamis super longgarnya, sepatu, kaos kaki, kerudung dan cadarnya. Bapak2nya bercelana 'ngatung' dengan topi haji dan janggut panjangnya. Itu dari segi fisiknya, dari segi sikap, cara bicara dan perbuatannya - karena salah satu yang baru masuk ke pengajian itu salah seorang sahabat saudara saya, dia masih sering telefon cerita ini itu. Ternyata orang itu, kita sebut saja X ya, X masuk kelompok itu dan mulai berkostum cadar hitam itu karena disuruh suaminya yang lebih dulu jadi anggota kelompok itu. X sering mengeluh karena katanya di pengajian tsb selalu dibicarakan bahwa sumber dari segala kejahatan dan amburadulnya dunia itu adalah perempuan. Jadi perempuan tidak boleh keluar rumah kecuali dengan suami, ayah ataau saudara laki2nya. Perempuan harus ditutup rapat tubuhnya dan tidak boleh berhubungan dengan muslimah lainnya yang tidak satu kelompok pengajian dengan mereka yang cara berpakaiannya seperti 'ninja' itu. Yang membuat X ini tidak nyaman, dalam pengajian itu ditekankan bahwa muslimah yang tidak berpakaian seperti mereka itu kafir, wanita calon penghuni neraka. X ini seorang sarjana satu bahasa, dulunya dia mengajar bahasa itu di rumahnya dan di satu tempat kursus bahasa. Sejak masuk pengajian tsb, tidak boleh bekerja lagi, di luar rumah dan di dalam rumah, alasannya - supaya tidak banyak berhubungan dengan orang2 yang calon penghuni neraka. Jadi pekerjaan mereka itu hanya di dalam rumah, belanja diantar dan pengajian yang cukup sering. X juga cerita, tidak suka lingkungan pengajian itu yang ibu2nya suka bergosip, gampang marah, sinis, merasa paling solehah, dll. Dia protes ke suaminya, tapi suaminya hanya menyodorkan 2 pilihan "ikut pengajian itu atau cerai!". X bingung karena 3 anaknya nangis2 minta orang tuanya tidak bercerai. Nah .. apakah seperti itu yag dimaksud dengan muslimah 'tertutup' mba Herni? Semacam Islam eksklusif? salam Aisha ---------- From: "Herni Sri Nurbayanti" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [wanita-muslimah] Definisi zina? Maksud saya 'tertutup' bukan dlm pengertian tertutup spt masyarakat baduy atau indigeanous people. Mereka2 ini kan emang punya lingkungan sendiri, norma dan aturan sendiri yg berlaku diantara mereka, dll. Cuma kalangan tertentu saja (baduy luar) yg berhubungan dng 'dunia luar'. Kontak antara komunitas spt ini dng dunia luar pun sesekali terjalin. Umumnya, kita yg datang ke baduy atau orang baduy (luar) nya yg mengunjungi kita tapi bukan berarti kita hidup dlm komunitas yg sama, berinteraksi tiap hari gitu lho. Tertutup yg saya maksudkan adalah masyarakat pendatang yg tidak 'bergaul' dng masyarakat lokal. Umumnya orang turki, maroko, dll itu kan para pendatang. Mereka umumnya tertutup dng masyarakat lokalnya. Hidup dlm lingkungan yg sama, menggunakan fasilitas yg sama, tapi gak gaul atau berbaur dng masyarakat lokal... Sama seperti komunitas cina, ada yg berasimilasi dng orang 'pribumi' makanya ada sebutan 'cina jawa' untuk orang cina yg medhok banget bahasa jawanya, tapi ada komunitas cina yg eksklusif terhadap ke-cina-annya dlm masyarakat. Seperti itulah. Sok-sok mau jadi jubir, eh salah ngarti nih yee..:-)) wassalam, herni --- <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ass wr wb, Nah Pak " ? " hati - hati dalam memberi penilaian terhadap muslimah - muslimah yang berjilbab, muslimah yang berjilbab tidak berarti tidak emansipasi lho...buktinya nich Jeng Herni....belum tentu lho ilmu HAM - nya jeng Herni kalah dengan ilmu HAM - nya Pak " ? " Untung saja itu pendapat pribadi pak " ? "...... Kalau Turki kayaknya banyak Londo - londo traveling kesana koq, jadi mereka cukup bergaul dengan budaya luar. Seandainya ada masyarakat yang tertutup kalau bisa dibiarkan saja biar hidup ini lebih indah karena itu dijamin oleh Declaration on the rights of Indigenous peoples / deklarasi untuk hak-hak masyarakat Adat, Biarin aja ada masyarakat tradisional Badui di Banteng, suku-suku Irian ( papua ), dayak di Kalimantan, ...biar kalau ada yang mau nebangin pohon - pohon di hutan ada yang ngelarang....:).....kalau ada suku pedalaman yang kongkalikong dengan para penebang lha ini suku pedalaman yang sudah "terdidik".....:( salam. --------- Herni Sri Nurbayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Itu komunitas 'Islam' apa? Turki? Maroko? Ada beberapa komunitas 'Islam' yg memang eksklusif, tertutup. Gak gaul. Berkelompok membentuk komunitasnya sendiri. Punya mesjid sendiri (dng bahasanya sendiri atau bahasa arab bukan bahasa universal yg dimengerti semua orang), punya toko sendiri, kalau jalan ya antar mereka sendiri aja. Sehingga masalahnya bukan jilbabnya, tapi ketertutupannya. Bahwa jilbab dijadikan salah satu alat pemaksa, mungkin bener. Tapi persoalannya yg sesungguhnya jauh melampaui batas jilbab. Jadi, pelarangan jilbab mungkin bukan strategi yg efektif. Tapi bahwa ada fakta komunitas Islam yg tertutup seperti ini bukan dasar yg syah utk menggeneralisasi semua muslim(ah) pribadi yg tertutup dan mereka adalah kaum tertindas karena jilbabnya sehingga perlu 'dibebaskan'. Buat sebagian muslim(ah), jilbab justru simbol kebebasan mereka. Sehingga pelarangan jilbab justru melarang hak asasi mereka utk memiliki identitasnya. Saya juga menentang ketertutupan dari suatu masyarakat, termasuk komunitas 'Islam'. Narrow mind. Melihat perbedaan sbg sesuatu yg mustahil terjembatani dan sikap otherization, memisahkan antara 'kita' dan 'mereka' secara saklek. Tapi menyikapi perbedaan juga bukan berarti harus melepaskan identitas diri dan melebur dalam 'identitas mayoritas'. wassalam, herni Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/