REPUBLIKA

Minggu, 02 Oktober 2005


Menanti Senyuman Bidadari 

Oleh : KH A Hasyim Muzadi 




Hampir dapat dipastikan, setiap Muslim/Muslimah dan mukmin/mukminah, selalu 
berhayal bisa bertemu kembali dengan sesosok bulan nan molek bernama Ramadhan. 
Sebagai bulan bertabur bidadari dengan senyum mengembang serta bulan yang 
menyimpan jutaan rahasia malaikat muqarrobin, Ramadhan memiliki jadwal tertentu 
mengunjungi kekasihnya, para hamba Allah yang sebelas bulan lamanya telah pergi 
jauh. Pergi melupakan, bahkan meninggalkan Tuhannya.

Sebagai Sang Mahapengasih, Allah benar-benar bukanlah sosok yang patut 
diragukan kelembutan-Nya. Meski nyata-nyata kita telah mengabaikan-Nya, Allah 
tetaplah membuka pintu bagi kita untuk kembali ke Gerbang Kelembutan-Nya. 
Ramadhan ibarat selendang bidadari bertabur senyum dan sentuhan lembut para 
malaikat. Duh Gusti!

Begitu sebelas bulan kita berlari-lari di antara terjalnya kehidupan, begitu 
tak ada lagi bagian dari diri yang tak pantas untuk tidak distempel label-label 
dosa dan noda, begitu rambut kita kusut masai karena diterjang deru maksiat 
dunia, begitu habis seluruh energi yang ada pada kita, begitu jauh melangkah 
tetapi tetap tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, maka secara berkala 
Tuhan membuka "hijab" kasih sayang-Nya. Sebagaimana pengakuan-Nya dalam Hadits 
Qudsi, Allah memang jauh lebih merindukan tangis para durjana ketimbang 
tangisan dan doa-doa para 'abid, maka Ia juga siap mendengarkan, menyimak 
dengan seksama, membuka diri, serta selalu siap memberikan jalan keluar dari 
sempitnya jalan hidup hamba-Nya.

Puasa (shiyaam) yang akan kita lakukan memang akan sangat berat jika harus 
menyamai puasa (shoum) yang pernah dilakukan oleh Sayyidah Maryam; ibunda 
Baginda Nabi Isa AS. Dalam banyak riwayat, puasa yang dilakukan Sayyidah 
Maryam, baru mungkin hanya diikuti oleh para sahabat terdekat Rasulullah serta 
para penempuh jalan sufi. Karena Sayyidah Maryam puasa bicara, puasa mendengar, 
puasa melihat dalam arti yang sebenarnya, maka bayi suci dalam buaiannya, Isa 
Bin Maryam, dapat dengan mudah berbicara menjawab gunjingan orang.

Tetapi, meski kita tidak akan mampu menyamai puasa Sayyidah Maryam, ada baiknya 
kalau kita berikhtiar untuk mampu mendengarkan tangisan manusia di sekitar kita 
tinggal. Tangis yang selama ini tidak terdengar atau sengaja kita tidak ingin 
mendengarnya. Kesedihan yang selama ini tak terlihat atau memang sengaja kita 
tidak ingin melihatnya. Kabar duka nestapa sanak kadang dan tetangga yang 
selama ini tidak terdengar, atau samar-samar terdengar atau juga karena sengaja 
memang kita tidak ingin mendengarnya.

Puasa dalam banyak pesan sosial yang dikandungnya, akan selalu mengantarkan 
pelakunya untuk bisa berdekat-dekatan secara fisik dan emosi dengan sesama anak 
manusia. Tak ada gunanya puasa, selain meregang, karena lapar dan dahaga, kalau 
itu cuma untuk kebutuhan diri apalagi kalau hanya untuk membatalkan kewajiban 
kita kepada Allah SWT. Puasa demikian, telah menjauh dari inti ajaran utamanya. 
Puasa begitu, tak lebih dari sekadar sikap "gagah-gagahan" agar disebut taat 
beragama. Puasa yang hakiki adalah mencari keridhaan Allah di tengah keridhaan 
umat-Nya yang papa, yang dhoif dan mustadh'afiin.

Kenikmatan puasa hampir selalu terletak pada menyatunya perasaan antaranak 
manusia dalam belaian kasih sayang Allah. Tidak berpuasa seseorang, kalau ia 
membiarkan saudaranya kepayahan mencari kasab hidup. Tidak berpuasa seseorang 
kalau ia berbahagia tapi tetangganya tengah dirundung malang karena kehidupan 
yang menghimpit. Tidak berpuasa seseorang apabila..!

Puasa mengamanatkan pelakunya untuk membuka lembaran baru agar kehidupan 
semakin baik, mempererat persaudaraan, merasakan kegetiran hidup, bersabar 
dengan ketentuan Allah, serta berusaha mengembalikan fungsi-fungsi ragawi 
kepada fungsi yang sebenarnya. Puasa yang diajarkan Allah adalah puasa yang 
dapat mengendalikan hawa nafsu, jangankan untuk yang haram, untuk yang halal 
sekali pun kita harus membiasakan diri untuk tidak berlebihan. Hatta, makanan 
halal hasil keringat sendiri, kita masih diwajibkan menunggu bunyi adzan untuk 
berbuka puasa. Kita wajib menjauhi kebiasaan bergunjing, memfitnah atau 
melempar sumpah serapah. Sebab yang demikian, di luar bulan Ramadhan pun haram 
untuk dilakukan. Sebisa mungkin, telinga kita juga harus dibiasakan 
mendengarkan hal-hal yang baik seperti menyimak lantunan ayat-ayat suci, 
bersama' dalam dzikir dan menjauhkan diri dari mendengar yang buruk-buruk 
apalagi fitnah yang berujung pada pertikaian.

Demikian juga, pesan suci yang dibawa puasa khususnya di bulan Ramadhan, bisa 
berbentuk riyadhah atau latihan agar setiap orang yang berpuasa mencoba selama 
sebulan penuh untuk meninggalkan angkara murka, membersihkan jiwa dari 
kebiasaan buruk, serta berbagi rasa dengan para tetangga. Dalam pandangan 
Rasul, seseorang dinilai tidak sedang berpuasa kalau bisanya cuma menahan lapar 
dan dahaga. Begitu pentingnya pesan sosial puasa, sampai-sampai Allah SWT dalam 
banyak firman-Nya menjelaskan soal orang-orang yang berhalangan melakukan 
puasa. Orang yang bepergian jauh, suami-istri yang bersebadan di siang hari, 
usia lanjut, sakit yang menghalanginya berpuasa, datang bulan bagi wanita serta 
baru melahirkan, maka baginya harus menjalankan pesan sosial ibadah puasa.

Mereka yang terhalangi berpuasa, ibaratnya memiliki utang kepada Allah dan 
pengembaliannya wajib dengan membayar fidyah kepadan-Nya melalui 
hamba-hamba-Nya yang kebetulan miskin dan papa. Puasa Ramadhan berintikan 
ajaran untuk berbagi secara tulus dan ikhlas.

Begitu mulianya bulan Ramadhan, sampai-sampai Baginda Rasul melakukan persiapan 
khusus menyambut kedatangannya. Baginda membiasakan diri menyambut bulan seribu 
bulan ini sejak pertengah bulan Sya'ban dengan menyantuni faqir miskin, 
mendatangi sanak kadang, bersilaturrahim dengan tetangga, untuk saling 
memaafkan. Padahal semua orang tahu, Rasulullah bukanlah termasuk orang yang 
berada secara ekonomi, tetapi ghirahnya untuk beramal tak pernah padam.

Tak ada istilah menunggu kaya untuk berbuat kebajikan, untuk berinfaq dan untuk 
bersedekah. Di zaman Rasul, orang-orang miskin berebut untuk saling memberi 
karena di samping nilainya di hadapan Allah sungguh besar, juga kerena pesan 
moral puasa mengajarkan untuk bisa berbagi. Semakin besar nominal yang kita 
keluarkan akan semakin besar pula pengaruh mental ibadah puasa kepada kita.

Saudara-saudaraku! Ramadhan akan datang menjelang. Mari kita sambut bulan penuh 
berkah ini dengan suka cita dan senyum mengembang, layaknya pertemuan dengan 
kekasih nan lama ditunggu. Sebab, bukan tidak mungkin tahun depan kita tidak 
akan bertemu lagi dengan Ramadhan. Sebagai raudhah tempat membersihkan segala 
kotoran di tubuh kita, Ramadhan menyediakan sarana untuk pembersihan diri. 
Kalau sepanjang sebelas bulan kita melupakan Allah, mengabaikan faqir miskin, 
alpa terhadap anak yatim dan merampas hak-hak mereka, kini saatnya kita 
berasyik masyuk dengan mereka. Semoga Allah menyayangi kita semua. Wallaahu 
A'lamu Bish Showaab.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke