----- Original Message -----
From: "ni londo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, October 15, 2005 11:07 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Wanita berjilbab & yang tidak berjilbab


> ikut nimbrung ah...
>
> --- Ary Setijadi Prihatmanto <[EMAIL PROTECTED]>
> schrieb:
> --------------------------------
> Ya di situ pointnya Bung DP.
> Ada tempat yang punya aturan cara berpakaian, dan saya
> harus ikut aturan itu walaupun saya nggak suka.
> Apa itu bukan penindasan HAM saya untuk bebas
> berpakaian atau tidak?
> Telanjang di pantai nudis itu wajib, bukan sukarela.
> Kalo nggak mau telanjang harus keluar.
>
> === Pak... siapa yang suruh Anda untuk masuk ke tempat
> orang nudis? gak ada kan? atau apakah kalau Anda pergi
> kerja, mau tak mau Anda harus melewati tempat orang
> nudis dan Anda dipaksakan untuk telanjang? bukan
> begitu kan?
> poin Anda itu seperti kalau ada orang memprotes, kalau
> masuk restoran kok harus pesan makanan atau minuman!
> lha kalau tak mau, siapa yg suruh Anda masuk?
>
> saya juga tidak suka pantai nudis, dan saya belum
> pernah ke pantai nudis. Gak ada masalah sama sekali...
> apalagi masalah "penindasan" dan "pemaksaan"...
>

mbak/mas  Ni Londo,

Ideanya adalah pantai nudis itu kan juga termasuk pantai umum dan publik.
Anda masuk juga nggak usah bayar. Tapi ada aturan-aturan khusus di dalamnya.
Dan itu memang bukan penindasan.

Begitu juga ttg urusan berpakaian/ berjilbab dalam suatu masyarakat tertentu
itu.
Orang itu kalau tidak setuju wajib berjilbab tinggal keluar dari masyarakat
itu.
Jika akarnya pada penindasan, bukan jilbabnya yang dilarang (yang sama
menindasnya).
Tapi penindasannya yang harus dikurangi, dengan penegakan hukum dan
pemberdayaan perempuan.

Gitu lho...

>
> [ASP]: Anda itu nggak nangkep point saya.
> Penindasan itu jelas pelanggaran HAM.
> Tapi jilbab itu biar ada di masyarakat yang menindas,
> itu bukan esensi dari pelanggaran HAM itu sendiri.
>
>
> === masalahnya kadang2 jilbab justru jadi sangat
> penting sebagai simbol. Di Perancis misalnya, di
> daerah2 yang banyak penduduk imigran Muslim dari
> Afrika Utara, semakin sering terjadi gang rape. Anak2
> muda itu membenarkan gang rape itu dengan alasan: "si
> cewek itu tidak pakai jilbab, jadi dia salah sendiri
> kalau diperkosa. Coba kalau pakai jilbab, jadi
> perempuan "baik", pasti tidak terjadi. Tapi karena dia
> tidak pakai jilbab, ya jangan heran kalau dia dianggap
> lonthe dan diperkosa. Wajar saja kok."
>

Rape itu kan kriminal. Perlakukan saja sebagai kriminal (berat). Intensi
untuk memperkosa juga kriminal dan itu cukup untuk bisa digunakan sebagai
dasar untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.
Orang tua yang punya pemikiran biadab itu juga bisa dianggap tidak "kapabel"
sebagai orang tua.
Lha wong anak cedera karena jatuh saja diusut kok sebab musababnya,
dan jika orang tua terbukti lalai, anak bisa jadi tanggungan negara,
kenapa yang jelas spt. ini tidak bisa minimal seperti itu?

> Awal tahun ini di Berlin terjadi pembunuhan seorang
> perempuan keturunan Turki, dibunuh di jalan pas dia
> tunggu di halte bis, oleh adiknya sendiri (laki2).
> Alasannya: kakak perempuannya sudah mempermalukan
> kehormatan keluarganya karena dia hidup "seperti orang
> Jerman" dan "melepaskan jilbabnya". Jadi dia pantas
> untuk dibunuh oleh saudara laki2nya. Honor killing
> namanya. Yang membuat masyarakat Jerman tambah shock
> waktu itu karena beberapa anak muda keturunan Turki
> pas diwawancarai oleh tv malah menyetujui pembunuhan
> itu, karena ya... si perempuan salah sendiri...
> melepaskan jilbabnya, berarti tidak punya harga diri
> lagi, berarti dia juga jadi seperti perempuan Jerman =
> pelacur = pantas dan memang harus dibunuh untuk
> membela kehormatan nama baik keluarganya.
>

Analogi dengan urusan pemerkosaan di atas.

> Nah dalam dinamika sosial seperti itu, arti jilbab
> beda sekali dengan misalnya arti jilbab di Indonesia.
> Saya punya banyak teman orang Indonesia yang
> berjilbab, dan tak satupun dari mereka itu tertindas
> atau kurang emansipasi. Tapi jilbab mereka itu bukan
> jilbab komunitas orang Turki di Jerman. Makna simbolis
> jilbab di Indonesia beda dengan makna simbolis jilbab
> di komunitas tradisional Turki, misalnya.
>

Saya paham mbak Ni Londo ttg hal ini.
IMHO, banyak hal lain yang lebih efektif yang bisa dikerjakan untuk
menanggulangi masalah spt. ini.
Inti masalahnya kan sebetulnya lebih ke persoalan kultur patriarkis yang
ekstrim. Jilbab itu hanya eksesnya saja, bukan inti masalahnya. Coba lihat
tingkat pendidikan perempuan di kalangan tsb. Atau misalnya tingkat
kemandirian (unemployment rate mis.).

Toh masyarakat komunitas Turki yang seperti itu bisa ada di Jerman itu juga
atas dasar demand masyarakat Jerman juga. Mereka kan perlu masyarakat yang
bersedia untuk mengerjakan pekerjaan2 yang mereka sendiri tidak mau
mengerjakan. Nah orang Turki macam apa yang mau mengerjakan pekerjaan
seperti itu kan?
Ketika muncul getho-getho yang  PASTI memunculkan persoalan sosial, lalu
masyarakat Jerman itu cuci tangan saja dengan hanya mengurus soal-soal
periferi spt. jilbab dan bukannya mengurus hal-hal yang lebih esensial?
Memang lebih gampang larang jilbab daripada mengurus kemaslahatan
perempuan-perempuan muslim itu.
Tapi apa itu akan menyelesaikan persoalan ?
Apakah dengan melarang jilbab, pemerkosaan dan honor killing akan berhenti ?

Ketika idealnya, orang boleh mengekspresikan dirinya dengan
leluasa.Pelarangan jilbab kan sesuatu yang absurd dan bertentangan dengan
hal itu.

Spt. yang saya selalu bilang, memang situasi sekarang muncul bukan hanya
dari sisi komunitas "Muslim" saja atau "Barat" saja. It takes two to tanggo.
"Barat" itu punya masalah dengan dirinya sendiri begitu juga komunitas
"Muslim" juga punya masalahnya sendiri, dan kombinasi keduanyalah yang
membuat situasi jadi spt. ini. Tinggal siapa yang mau memutus "lingkaran
setan" spt. ini?

Salam
Ary



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke