(b)
Siapa bilang tidak ada petugas baik? Yang kita perbincangkan ialah kuatnya 
petugas yang tidak baik itu. Saya percaya ya..ya..ya.. bahwa masih sangat 
banyak dan bahkan gak isok ngitung petugas yang baik itu. Tapi, bukan itu inti 
yang diperbincangkan! Dan, saya yakin Chae tahu itu.

(d) 
Maqesute, Chae tidak perlu lagi mimpi ala zaman Thomas Edison.
Kalau belajar fisika, Chae tentu tahu bahwa Reymann dari India itu hanya tamat 
S-1 untuk bisa meraih Noble fisika. Jadi, cerita Edison itu baik hanya untuk 
memberikan spirit orang saja. Gitu lho....

Wassalam,
chodjim


-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Chae
Sent: Friday, October 21, 2005 11:52 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan harga BBM!! --> Makan Dua
Hari sekali


(b)

he..he..he.. ma'afkan daku Pak !!!;) tapi jangan nyerah ya Pak!!!
soale ternyata petugas yang baek2 itu masih ada walau langka dan
jarang sekale.

(c)

setuju pisan:))

(d)

Nah gitu maksudte Pak, setiap apa yang kita kerjakan memerlukan
keahlian dan keahlian ndak semua dari pendidikan ada yang dari
pengalaman dan latihan juga. Contohnya ngangkat kayu bakar aja butuh
ke ahlian dan ini enggak ada sekolahnya:))

Ceritanya begini Pak, Thomas alfa edison penemu bola lampu sudah
melakukan lebih dari 600 (atau 900 kali yach??) kali percobaan sebelum
menemukan bahan yang tepat bagi konduktor bola lampu. Si asistenya
udah mau nyerah bilang sana si thomas " Mas, kita udah ratusan nyoba
tapi kagak berhasil, trus gimana nich? si Thomas bilang, biarin aja
terusin setidak kita tahu bahwa ke 600 sekian bahan itu enggak cocok
jadi konduktor bola lampu;). Nah Si thomas an ndak lewat pendidikan
untuk keahlian menemukan konduktor bola lampu tapi melalui latihan dan
pengalaman.

Kira-kira saya ndak salah kan nagkep maksudte Pak Chodjim??

Nyuwun sewu;)

Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Iya... ya Chae.. :)
> 
> (b) Chae salah tangkap maqesute saya. Ini tamba buat mau jumatan.
> hae tak paham tulisan saya. Rakyat itu sudah mau baik, sampai-sampai
pemilu langsung pilih presiden pun jalan dengan baik. Saking upaya
baiknya itu dari rakyat, kalau ada maling ayam pun bisa digebugi
hingga mati.
> 
> Sekarang mari kita dorong pemerintah untuk tegak! Jangan muter
kembali ke pribadi-prbadi yang akhirnya omong doang.
> 
> Pengalaman Chae baik untuk Chae dan orang-orang yang selingkungan
atau seiklim dengan Chae. Yang di Jakarta sudah saya sebutkan, bahkan
saya sendiri yang nglakoni.
> 
> Jadi, sudah kuuu bilang :) semua orang tanggung jawab menegakkan
hukum. Tapi, mana hasilnya untuk negara ini bila yang berkewajiban
menyelenggarakan negara sudah tuli untuk tidak menegakkan hukum? Jadi,
jangan diputer ke sini-sini melulu... sebelum diimbau Chae pun orang
merasa punya kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.
> 
> (c) Maqesute, kalau keluarga sudah oke, kan tinggal ke tingkat RT.
Mosok kita terus ke tingkat RI. :-))
> 
> (d) Siapa bilang, cari kayu bakar tanpa keahlian.. Coba saja Chae,
saya ingin melihat... 
> Oohh, jangan Chae nanti tanganmu.... karena tak ahli.
> 
> Chae itu aneh, sudah kuuu..bilang :-) Cari kayu bakar dan kuli
angkut itu tidak butuh keahlian. Coba dibaca lagi. Kalau selevel
pesawat dan mesin itu butuh... ini kan yang dikatakan Chae ada
keahlian yang tidak didapat dari pendidikan. Lha, kalau ada keahlian
yang tidak didapat dari pendidikan ya diberikan contohnya.... hihihi....
> 
> Wassalam,
> chodjim
> 
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Chae
> Sent: Friday, October 21, 2005 10:52 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan harga BBM!! --> Makan Dua
> Hari sekali
> 
> 
> fPak Chodjim...Pak Chodjim..;)
> 
> (b)
> 
> Didalam Qur'an disebutkan Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
> suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
> sendiri. Keadaan negara kita ini yang carut marut menjadi tanggung
> jawab pemerintah dan rakyatnya. Jika pemerintah belum bisa begitu di
> andalkan kenapa ktia sebagai rakyat harus menyerah?
> 
> Dari kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Muhammad ada teladan untuk
> kita dalam menghadapi pemerintahan yang bobrok.
> 
> Saya tidak tahu kondisi di Jakarta, tapi apa yang saya alami sendiri
> disini cukup memberikan "pencerahan".
> 
> Pertama saya urus SIM sendiri, memang cukup memakan waktu lama
> (sekitar 1/2 hari) tapi jelas-jelas menekan biaya dan tidka ikut dalam
> budaya "percaloan" jika memakai jasa calo bisa mencapai biaya
> Rp.250,000. Kemarin hanya menghabiskan biaya Rp.60,000 saja (ini
> kejadian bulan maret 2005)
> 
> Kedua ketika saya di tilang di perempatan A.yani (kosambi), entah saya
> yang salah (perasaan sih enggak ngelanggar lampu lalu litas??) tapi
> tetep saya kena tilang, si polisi bilang gimana kalau damai di tempat.
> Saya cepat bilang ke dia untuk memberikan tiket tilangnya saja. eh pas
> kejadian ada mobil kijang nyelonong lampu merah..saya bilang sama pak
> Polisi tuh tangkap orang itu , eh polisinya malah bilang kan saya lagi
> menangani Ibu..spontan saya bilang saya enggak akan kabur..
> 
> Seninya saya datang ke kantor polisi yang di depan Bank permata
> A.yani, saya cuman bayar Rp.8,000 saja dan SIM kembali.
> 
> Ketiga bulan kemarin saya urus peningkatan hak setifikat tanah & rumah
> dari HGB menjadi hak milik. Orang dari notaris kasih harga satu
> sertifikat harganya Rp.2,500,000 karena saya urus 2 maka total biaya
> semuanya 5 juta. Tadinya saya sudah mau kasih uang ke pegawai notaris
> tsb tapi kemudian enggak jadi karena si orang tsb bilang kalau satu
> sertifikat harus di roya terlebih dahulu (maklum belinya kriditan;).
> Dia minta biaya roya sebesar 400 ribu. Saya kaget karena di kantor
> kebetulan saya pegang urusan "loan" dimana kalau sudah selesai
> pinjaman kita kembalikan jaminan sertifikat dan saya tahu kalau biaya
> roya hanya sekitar 150 ribu saja.
> 
> Iseng-iseng saya check ke situs BPN dan kaget ternyata biaya roya
> hanya 75 ribu (25 ribu untuk biaya pengecekan dan 50 ribu biaya
> administrasi) begitu juga dengan biaya peningkatan Hak hanya 75 ribu
> plus pajak yang harus disetor enggak lebih dari 500 ribu untuk 2
> sertifikat.
> 
> Tapi harus hati2 juga kalau urus sertifikat sendiri, jangan keliatan
> bego karena bisa jadi umpan yang gampang buat para calo baik dari
> kalangan luar atau pegawai BPN sendiri. Jadi pura-pura pitar saja
> padahal tanya kiri kanan;)
> 
> nah pas urus roya dulu, ternyata sertifikat tanag saya itu ada
> cassienya (2 cassie) dari Bank Papan ke BPPN dan dari BPPN ke Bank
> danamon. Untuk cassie dari BPPN ke danamon saya bisa minta ke danamon
> tapi untuk cassie satu lagi saya tidak punya. eh si orang BPN nya
> bilang tidak bisa di prosess dan melempakan berkas begitu saja ke
> dapan saya.. otomatis saya langsung bertanduk;) saya balik lempar itu
> berkas ke depan dia dan sedikit berteriak saya tanya dia "saya harus
> minta ke siapa, kasih tahu dong.. karena BPPN sudah tutup apalagi Bank
> Papan yang kena BBO.. kaget akan rekasi saya , petugas tsb minta ijin
> menghadap atasanya dan tidak berapa lama kemudian dia datang dengan
> cassie dari Bank papan ke BPPN. saya cuman bisa ngomel dalam hati
> kenapa enggak dari tadi sih??
> 
> kasus serupa terjadi ketika saya mau ambil sertifikat yang sudah jadi,
> petugasnya dengan muka ketus bilang belum jadi, saya bilang kenapa? eh
> dia cuman bilang yang menadatangani sakit terus saya tanya kira2 kapan
> bisa?? eh dia cuman bilang enggak tahu. Otomatis saya bertanduk lagi;)
> saya sedikit cermahin dia bagaiman menjadi petugas pelayan masyrakat.
> Akhirnya saya urus sendiri ke bagian2nya yang lain dan Alhamdulillah
> masih banyak petugas2 yang jujur, ramah dan baik. Walaupun ada yang
> sok mau bantu tapi minta no.telp rumah dan memberikan no.hpnya katanya
> kalau perlu cepat bisa dia urus hari ini juga tapi saya bilang enggak
> dech makasih.
> 
> Jadi Pak Chodjim, kalau menurut pengalaman saya sendiri bisa setiap
> orang berpartisipasi menegakan hukum sesuai dengan kadanya
masing-masing.
> 
> Pernah saya ke kantor kelurhan minta surat serba guna pemekaran
> daerah. si petugas di sana agak mepersulit dan meminta bayaran yang
> cukup besar. Kemudian saya minta kwitansinya, si petugas bilang ini
> untuk biaya pengetikan. wah kalau segitu besarnya biar saya saja yang
> mengetik sendiri kata saya ke petugas tsb. Mau tidak mau saya membayar
> ke si petugas itu tapi kemudian saya ceramahi bagaimana seharusnya
> menjadi pelayan masyrakat. Setidaknya saya cuman bisa menyeramahi dia
> dalam kasus ini. Memang segitu kadar yang saya bisa;)
> 
> (c)
> 
>  kalau mulai dari keluarga terus naik ke atas saya setuju tapi kalau
> dibatas hanya sampai RT kok gitu sih??;)
> 
> (d)
> 
> ha..ha..ha..kita kan bicara mengenai keahlian dan apakah menjadi kuli
> dan mengangkat kayu bakar perlu ke ahlian??
> 
> Chae
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > (a) 
> > 
> > :)
> > 
> > (b)
> > Saya tidak mau melakukan "under estimate" buat bangsaku. Saya yakin
> kebanyakan orang mengerti kewajibannya. Halangannya: pemerintah
> sebagai penyelenggara negara tidak mau membuat iklim yang kondusif
> bagi rakyat. aku sedih lho... wong cilik dikuyo-kuyo terus.. dianggap
> nggak mau menjalankan kewajiban --termasuk penegakan hukum.
> > 
> > Bikin SIM tidak pakai calo? Ya.. ibda' bi nafsik, mulailah dari diri
> sendiri untuk di Jakarta. Saya tidak tahu jika di Bandung, tapi kalau
> di Jakarta seminggu ngantri nggak akan ada yang melayani bila hanya
> 100% ngantri. Dus, jika pemerintah belum menegakkan hukum, jangan
> harap masyarakat bisa tegakkan hukum. Realistis waee, Chae.
> > 
> > Damai bila ditangkap polisi? Aslinya: Haram! Pelaksanaannya di
> Jakarta --sekali lagi di jakarta-- kalau mau ditilang dan nunggu
> sidang.. ya tunggu hingga SIM hilang. Mengapa? Nggak ada pihak-pihak
> yang mau mengurusi. Tapi, calo akan menghampiri... Tidak mau? Ya
> tunggu hingga jambul wanen alias rambut memutih.. Realistis waee,
> Chae..karena calo di SIM and Paspor di sebagian kota sudah menjadi
> bagian dari sistem itu sendiri.
> > 
> > Saya pernah mengurus sendiri paspor anak kami, seharian nggak ada
> yang mau melayani. Gimana akhirnya? Menjelang tutup si calo datang..
> Coba bayangkan saya sudah izin sehari tidak masuk kantor, tapi tidak
> dilayani dan hanya dipimpong.
> > 
> > Jadi, bisa basi kalau hanya "mulailah dari diri sendiri". Maka,
> saking gregetannya saya waktu itu, saya bergumam "revolusi". Revolusi
> paling ringan ya kalau serentak rakyat tidak mau ikut PEMILU. Bisa
nggak? 
> > 
> > (c)
> > Kalau itu yang dimaksud Chae, terapkan dalam rumahtangga saja. Itu
> sudah lebih dari sukses! Seluruh anggota keluarga kita tidak mau
> menjalankan kemungkaran, dan berusaha melakukan kebajikan. Atau, kita
> naikkan ke RT?
> > 
> > (d)
> > Orang di abad pertengahan.., ya benar yang dicita-citakan Chae bahwa
> keahlian tidak hanya di dapat dari pendidikan... :-D
> > 
> > Ayo cari kayu bakar, jadi kuli angkut, dan sejenisnya...:-)) Itu tak
> butuh keahlian!
> > Tapi, kalau mau buat pesawat terbang, mesin, kelistrikan,
> kedokteran, pertanian, akunting, dan semua hal yang selevel..., ya
> jangan mengingkari hati sendiri.. Chae pasti tahu kalau di level ini
> perlu pendidikan, bahkan amat tinggi.
> > 
> > Chae.., Chae... Oh.. Chae, berani nggak "tidak menyekolahkan
> putra-putrimu"? :-)
> > 
> > Tabik Madam,
> > chodjim
> > 
> > 
> > -----Original Message-----
> > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Chae
> > Sent: Thursday, October 20, 2005 5:42 PM
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan harga BBM!! -->
Makan Dua
> > Hari sekali
> > 
> > 
> > (a)
> > 
> > :)
> > 
> > (b)
> > 
> > Maksudte Pak, kebanyakan dari kita ini mempersepsikan kewajiban
> > sebagai hal yang berkepentingan bagi dirinya sendiri di luar itu sudah
> > bukan kewajiban. Contoh penegakan hukum menjadi kewajiban kita semua 
> > seperti perintah pada Qs.4:135. Tapi setiap orang mengerjakanya sesuai
> > dengan kadar kemampuanya masing-masing Qs.2:286
> > 
> > Tapi saya mengerti kok Pak, apa yang Bapa terangkan;) Tapi Insya Allah
> > kalau kita mau akan menjadi mampu walau semua itu sesuai dengan kadar
> > yang kita miliki. Misalnya kalau mau bikin SIM jangan pake calo, kalau
> > di tilang jangan mau damai di tempat, jangan melanggar peraturan lalu
> > lintas sekecil apapun, ikuti aturan yang berlaku. Setidaknya mulailah
> > dari diri sendiri.
> > 
> > (c)
> > 
> > Kalau saya memahami hadis tersebut sebagai perintah untuk melakukan
> > tindakan "atas sesuatu hal yang tidak benar agar menjadi benar" dan
> > semua itu di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
> > 
> > Soal kritik, mungkin pertanyaan yang muncul sejauh mana kritik bisa
> > memperbaiki yang tidak benar? kalau menurut saya alangkah jauh lebih
> > baik jika kritik di ikuti dengan tindakan yang bisa memperbaiki
> > keadaan karena kalau sekarang dilihat2 kritik2 ini justru malah makin
> > memperparah kondisi. Misalnya kritik kebijaksanaan kenaikan harga BBM
> > dengan mengexploitasi kemiskinan malah berakibat melemahnya etos
> > kerja, kemandirian dan gairah optimisme bangsa kita. Seakan-akan
> > menjadi miskin itu hal yang wajar karena kondisi, menjadi pihak yang
> > lemah, menjadi beban menjadi hal yang wajar.
> > 
> > (d)
> > 
> > Iya, Pak!!!;) tapi keahlian kan bukan hanya di dapat dari
> > pendidikan..tuk kan Pak??:))
> > 
> > Chae
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > Chae..., Chae... Oh Chae. :-))
> > > 
> > > (A) IDEAL
> > > Dari awal semua kan tahu kalau sekarang ini kondisinya bukan ideal.
> > Saya kira kita semua setuju bahwa kita harus menciptakan tatanan
> > sosial yang lebih dekat keidealan. Lalu, siapa yang dimaksud dengan
> > "kita"? Kalau "kita" itu yang diskusi di milis ini saya kira
> > orang-orang ideal semua. Sebab, bagi yang tidak ideal mereka justru
> > tidak mau diskusi, dan langsung tabrak lari :-(
> > > 
> > > (B)KEWAJIBAN
> > > Chae ternyata "nggladrah"... :-)
> > > Seharusnya Chae tahu bahwa setiap orang harus menegakkan
> > kewajibannya dulu... Ini poinnya. Rusaknya kehidupan bila seseorang
> > tidak mau menjalankan kewajibannya dulu, lalu meraih yang lain-lain.
> > Dus, demi keadilan dan kemakmuran sebuah bangsa maka penegak hukum
> > harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu terlebih dahulu. Begitu
lho...
> > > 
> > > Lha, tentu saja semua --bukan sebagian alias bukan fardu kifayah--
> > harus berpartisipasi dalam menegakkan hukum. Gitu lho... Jadi, kalau
> > saya bayar pajak, saya ikut jaga keamanan, dan lain-lain tugas sosial
> > juga harus turut serta tegakkan hukum. Persoalannya, apakah masyarakat
> > bisa turut serta menegakkan hukum bila penegak hukumnya rusak atau
> lemah?
> > > 
> > > (C) MENGOREKSI
> > > Chae tentunya masih ingat bahwa saya menanggapi Chae agar membiarkan
> > orang yang melakukan kritik, dan ia tidak perlu dituntut ikut
> > memberikan solusi. So what? Silakan Chae buka-buka thread awal diskusi
> > ini agar tidak muter-muter nanti saya puyeng.. :-)))
> > > 
> > > Inti mencegah kezaliman itu sudah disampirkan di pundak penegak
> > hukum. Hadis Rasul itu ada karena pemerintahan dengan sistem modern
> > seperti sekarang ini belum ada. Kalau kita mau menjalankan Hadis
> > tersebut, maka kita harus memrotes kerja DPR yang tidak sebagai wakil
> > rakyat itu. Kita harus protes terhadap partai-partai yang kita pilih.
> > Ayo protes...protes... tes...tes.... :-)
> > > 
> > > (D) KONDISI
> > > Yang kita diskusikan bukan koq petani bisa jadi presiden dll. Kalau
> > hanya sekadar berubah ya jangan salahkan bila para maling yang jadi
> > petinggi atau orang bodo yang mimpin...
> > > 
> > > Kita diskusikan bahwa dengan adanya perubahan kondisi, maka setiap
> > orang dituntut untuk memiliki pendidikan yang setinggi-tingginya dan
> > meningkatkan keahliannya. Hanya dengan modal SDM demikian kita
> > akhirnya bisa bersaing!
> > > 
> > > Wassalam,
> > > chodjim
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > > -----Original Message-----
> > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Chae
> > > Sent: Wednesday, October 19, 2005 11:33 AM
> > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Akibat kenaikan harga BBM!! -->
> Makan Dua
> > > Hari sekali
> > > 
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > >
> > > > Chae,
> > > > 
> > > > Siapa yang meng-kotak-kotak dan siapa yang dikotak-kotak? Kita
semua
> > > harus melihat itu sebagai "kasunyatan", sebagaimana adanya dulu.
Yang
> > > jelas, di negeri ini sedang terjadi carut-marut dalam pelbagai segi
> > > kehidupan. Ini dulu yang harus kita lihat.
> > > 
> > > Chae: Memang itu kenyataan Pak, tapi bukan kondisi yang ideal dan
> > > sudah seharusnya kita berusaha menciptakan tatanan sosial yang lebih
> > > mendekati idealnya.
> > > 
> > >  
> > > > Lalu, kita harus melihat perangkat kehidupan di negeri ini. Adakah
> > > penegak hukum? Adakah pelindung keamanan? Adakah penggerak roda
> > > pemerintahan? Dan lain-lain, dan lain-lain....
> > > 
> > > Chae: Pak, setiap orang punya tugasnya masing2 tapi apakah
kewajibanya
> > > hanya pada tugasnya saja? misalnya apakah penegak hukum hanya
> > > bertanggung jawab untuk masalah hukum saja? atau apakah masalah
hukum
> > > hanya kewajiban penegak hukum? justru ini yang harus di cairkan
> > > ketidak pedulian kita yang memenjarakan kita dalam kotak2
tersendiri.
> > >  
> > > > Lalu, siapa yang bertanggung jawab untuk membebaskan rakyat fakir,
> > > miskin, dan orang-orang telantar dari segala penderitaan yang
menimpa
> > > hidup mereka? Lalu, apa fungsi kita secara legal memilih hidup di
> > > negeri ini? Contohnya, saya sendiri. Saya ikut pemilu, artinya saya
> > > telah memilih pemerintahan negeri ini. Sebagai pribadi, mungkin saya
> > > kecewa berat karena yang saya pilih itu ternyata tidak bisa
> > > menjalankan amanat yang diterimanya. Saya bekerja diperusahaan asing
> > > yang nota bene tidak bisa mengelak untuk mengurangi pajak dan harus
> > > bayar penuh! Apa guna pajak? Jika akhirnya pajak itu menguap, siapa
> > > yang salah?
> > > 
> > > Chae: Masalah sosial dalam kehidupan manusia sudah seharusnya
menjadi
> > > tanggung jawab bersama, hanya saja sejauh mana kita mampu
> > > berpartisipasi. Misalnya Bapa yang kecewa berat dengan pilihanya
bisa
> > > bertanggung jawab sejauh yang Bapa mampu dengan mengkoreksi
> > > pemerintahan misalnya.
> > > 
> > > Bukankah ini yang menjadi inti dari perintah menghapuskan kedzaliman
> > > dalam hadis Rasul yang kira-kira seperti ini.. " jika terjadi
> > > kedzaliman maka cegahlah dengan kekuatan mu, jika tidak mampu dengan
> > > lisan mu, jika tidak mampu maka dengan do'a dan itulah
> > > selemah-lemahnya Iman.
> > >  
> > > > Kemudian, misalnya saya sebagai warga negara yang sudah taat
aturan.
> > > Saya menyisihkan sebagian harta maupun waktu untuk kepedulian
sosial.
> > > Sampai di sini sebenarnya itu murni panggilan hati. Tapi, karena
saya
> > > seorang muslim, maka aturan untuk bersedekah itu saya acu dari QS
> > > 2:177 dan 9:60. Untuk peduli sosial saya acu Surah al-Ma'un dan
> > > lain-lain ayat yang memerintahkan untuk peduli kepada semua
pihak yang
> > > lemah. Dus, di sini saya berkiprah bukan pada QS 6:135.
> > > > 
> > > > Nah, aslinya ayat 6:135 itu adalah serangkaian ayat --beberapa
ayat
> > > sebelumnya hingga sesudahnya-- yang berkaitan dengan "amal" atau
> > > perbuatan yang bersendikan keimanan atau kekafiran. Jadi,
aslinya itu
> > > sebagai tantangan untuk menunjukkan siapa yang unggul, yang beramal
> > > berdasarkan keimanan atau kekafiran. Ini kalau kita kaji secara
> > > asal-usul tafsirnya. Makanya 
> > > > penutup ayat menyebut orang zalim, sebenarnya yang dituju ialah
> > > mereka yang musyrik, yang tidak mau mengamalkan apa yang sudah
> > > diserukan oleh Nabi Muhammad. Inilah asal-usulnya pemahaman tafsir
> itu.
> > > 
> > > Chae: iya Pak, saya lagi coba belajar:)
> > >  
> > > 
> > > > Masalah sampel.
> > > > Kita tidak bisa lagi di zaman sekarang ini mendasarkan pengalaman
> > > Nabi yang gembala sebagai business man. Jauh...jauh sekali!
Bahwa ada
> > > individu yang memang sebagai gembala, lalu di kemudian hari
> > > berdagang... itu sih alih profesi... itu pun kalau ada di zaman
> > > sekarang.. :-))
> > > > 
> > > > Gembala itu di zaman sekarang pun pendidikannya rendah, lho. Kalau
> > > ini makna literal sebagai gembala. Sedangkan alih profesi jelas
> > > membutuhkan pendidikan dan keahlian..
> > > 
> > > Chae: kondisi dan zaman memang berbeda tapi kendala2 itu pasti ada,
> > > misalnya sekarang ini fasilitas komunikasi begitu pesat, orang bisa
> > > belajar secara online, fasilitas transportasi yang jauh lebih maju
> > > daripada dulu..makanya enggak heran juga kalau pedagang emperan bisa
> > > jadi pengusaha... petani bisa jadi president, preman bisa jadi Da'i,
> > > Penjahat bisa jadi ketua DPR dll:)
> > >  
> > > > So, mari kita lihat realita, dan bukan andai-andai..
> > > 
> > > Chae: Dari berandai-andailah akhirnya manusia bisa kebulan Pak:)
> > > 
> > > > Wassalam,
> > > > 
> > > > chodjim
> > > >
> > >
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> > 
> > This mailing list has a special spell casted to reject any
> attachment .... 
> > Yahoo! Groups Links
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment .... 
> Yahoo! Groups Links
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links



 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke