http://kompas.com/kompas-cetak/0511/11/opini/2192951.htm

 
Teror Politik Berbasis Gender 

Ita Fatia Nadia

Belum setahun peledakan bom Pasar Tentena di Poso yang menelan puluhan korban, 
terjadi lagi pembunuhan tiga siswi SMA Kristen, Poso.

Satu siswi masih dalam kondisi kritis. Di tengah ketatnya penjagaan aparat 
keamanan pascapembunuhan itu, 10 hari kemudian (8/11) dua remaja Poso ditembak 
orang tak dikenal.

Peristiwa kekerasan di Poso menunjukkan perempuan sebagai korban, sekaligus 
dijadikan alat dalam konflik yang tak kunjung berakhir. Kita masih ingat 
penembakan terhadap pendeta Susianti Tinulele, 18 Juli 2004, saat sedang 
berkhotbah di Gereja Efata. Peristiwa penembakan itu seperti hilang dan 
dilupakan.

Pada peledakan bom akhir Mei 2005 itu 10 perempuan tewas dan 26 perempuan 
lainnya luka berat. Sasarannya pasar, pada Minggu pagi saat banyak perempuan 
berbelanja. Pasar merupakan sarana publik, di mana perempuan melakukan kegiatan 
ekonomi.

Di antara waktu itu, terus terjadi teror terhadap sejumlah perempuan yang 
suaminya hilang, terbunuh, atau dibunuh secara misterius. Tekanan itu memaksa 
mereka berpindah-pindah tempat guna menyelamatkan diri bersama keluarganya. 
Akibatnya, mereka kehilangan mata pencarian dan anak-anak kehilangan kesempatan 
bersekolah.

Tubuh perempuan

Dari rangkaian peristiwa sejak konflik di Poso, sasarannya amat jelas: tubuh 
perempuan. Jenis kekerasan itu merupakan sebuah pola dari rangkaian kejahatan 
yang dirancang guna menimbulkan ketakutan dan ketidakpercayaan di masyarakat, 
yang akan menimbulkan konflik baru yang tidak akan berhenti. Yang dihancurkan 
adalah seluruh sendi kehidupan, pada semangat, moral, dan martabat penduduk 
sebagai penyangga komunitas itu.

Mengapa tubuh perempuan penting? Karena konstruksi gender menjadikan tubuh 
perempuan sebagai milik keluarga inti, keluarga besar, komunitas, negara, dan 
kepentingan internasional. Sistem patriark mengatur dan menguasai seksualitas 
perempuan karena keyakinan, martabat komunitas ditentukan kepemilikan dan 
penguasaannya terhadap perempuan.

Tubuh perempuan berperan sebagai unsur penting dalam mereproduksi dan 
menghidupi kekuasaan sistem patriark ini. Untuk menjaga keberlangsungan 
kekuasaannya, sistem itu biasanya menggunakan cara-cara kekerasan, baik dalam 
ranah domestik maupun ranah publik.

Kekerasan terhadap perempuan tidak semata-mata ditujukan guna menghancurkan dan 
melukai perempuan korban, tetapi dirancang guna menyerang kehormatan dan 
martabat kelompok tempat perempuan berasal.

Di banyak konflik etnis dan agama, seperti di Gujarat, India (2002), tubuh dan 
seksualitas perempuan menjadi sasaran kekerasan antar-etnis karena diyakini 
sebagai penanda kehormatan komunitas.

Serangan terhadap perempuan anggota atau milik kelompok lawan akan menentukan 
reaksi balik dari kelompok yang diserang. Inilah gagasan gender yang 
menjelaskan bagaimana perempuan dijadikan alat di dalam konflik.

Logika lingkaran kekerasan berbasis gender memberi keabsahan bagi balas dendam 
yang menjadikan perempuan sebagai sasaran kekerasan dalam semua konflik. 
Situasi itu berpotensi memicu kebencian lebih besar dan menghidupkan konflik.

Sistemik

Kombinasi antara impunitas dan teror menjadikan aneka kekuatan tertentu untuk 
tetap menggunakan kekerasan terhadap perempuan dengan terang- terangan, sebagai 
alasan pokok melancarkan intimidasi.

Kekerasan yang terus-menerus menyebabkan perempuan yang aktif dalam pekerjaan 
sosial dan upaya perdamaian dipaksa mundur. Sementara seluruh komunitas ada di 
bawah tekanan, posisi perempuan menjadi rawan. Mereka harus menanggung beban 
karena tekanan ekonomi dan ketakutan terhadap serangan lanjutan terhadap hidup 
dan tubuh mereka. Upaya perdamaian dan daya hidup komunitas terancam.

Karena itu kekerasan terhadap perempuan di Poso bukan dampak konflik, tetapi 
merupakan kekerasan sistemik berdimensi gender. Lingkaran kekerasan itu 
disebabkan hancurnya sistem penyangga dalam komunitas akibat rentetan konflik 
berkepanjangan, tanpa penyelesaian, dan kegagalan negara melindungi warganya.

Ita Fatia Nadia Anggota Komisioner Komisi Nasional Antikekerasan terhadap 
Perempuan (KOMNAS Perempuan)


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Stop an Abortion Today. Give Women Options for Life. You can help change a heart
http://us.click.yahoo.com/nfct9A/sp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke