----- Original Message ----- From: Anita Tammy To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 11, 2005 1:55 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: bir non alkohol - FPI : Heboh Novel The Da Vinci Code
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > LM : Yg namanya label 'HALAL' itu kan cuma khusus kepentingan/istilah orang islam. > Orang islam juga tertentu, yaitu islam yang mau berhalalria :-) > Jadi tidak merupakan kewajiban/keharusan bagi agama non islam. > Btw, urusan "lembaga" non pemerintah kan bukan sekedar di masalah halal saja. > Ada juga profesi lain, misal dokter di indonesia. Ada organisasinya [IDI]. > Lebih jelasnya Pak KM, sang sesepuh. Knapa musti ada IDI segala, mengapa setiap dokter > harus jadi anggota IDI ? Knapa depkes baru keluarkan SIP [ surat izin praktek] kalo dah ada > rekomendasi dari IDI??? > Orang islam menikah musti ke KUA, knapa cuma KUA yg pegang monopoli u mensahkan pernikahan? > Knapa gak cukup wali nya kemudian mendaftarkan/.memberi tahu ke negara untuk dapat akte nikah. > Gak usah lewat perantara [KUA]segala:-) AT: Nah, inilah mbak. Soal IDI dan KUA itu kan urusan pengaturan saja, tidak ada satu pihak pun yg merasa punya hak paling besar. Beda dengan urusan halal-haram. Definisi umat tentang halal-haram berbeda-beda, bahkan bisa bertentangan. Dan definisi itu kuat semua, tiap umat punya "dalil acuan" masing-masing. Kalau IDI dan KUA itu kan memang belum ada aturannya, dan diatur dengan membuat suatu organisasi atau sebuah konstitusi untuk mendukung suatu lembaga. Jadi, dalam hal ini tidak ada diskriminasi, dan tidak ada monopoli, hanya sekedar pengaturan saja. LM : Ini juga masalah pengaturan, utamanya dengan urusan pemasaran produk pangan. Pasar muslim yg menghendaki.:-) Harus kompak gitu loh, nahkoda di kapal juga cuma satu kalo dua bisa berantem :-)) MUI [lebih spesifik LPPOM MUI] juga terdiri dari beberapa orang/unsur dengan latar belakang islam yg berbeda ada yg NU, atau muhammadiyah misalnya. AT: Tentu bisa saja saya bilang bahwa MUI juga sekedar suatu lembaga yg didukung oleh konstitusi untuk mengatur sesuatu yg belum diatur. Tapi kenyataannya? Semua itu sebetulnya sudah ada aturannya! Dan aturan itu beda-beda milik tiap manusia. Dan ternyata lagi, itu aturan agama pula, di mana tiap manusia punya pemahaman masing- masing, bertanggungjawab sendiri-sendiri terhadap Yang Maha Esa. Jadi lucu saja kalau MUI menjadi lembaga yg memonopoli hal-hal seperti ini. Lebih baik jangan dukung MUI dengan konstitusi, melainkan biarlah siapa saja mendirikan organisasi untuk membuat fatwa seperti MUI, sehingga ada pendapat yg bervariasi, dan masyarakat bisa memilih mana yg cocok untuk dirinya. LM : kalo dah ngomongin fatwa2 yg di buat MUI saya memang banyak gak setujunya. Tapi kalo dah menyangkut urusan halalnya makanan [ LPPOM MUI] saya lebih banyak setuju. :-))) > LM : Seperti diterangkan 'melumilis' banyak nama2 komponen yg asing > Lagi pula susah menghafal tiap2 unsur yg di duga tercemar yg haram. > Kultur, sosbud orang indonesia kan gak suka baca :-( > Kita lebih senang gampangnya saja, lebih suka mendengar dan menelan > mentah2 'petunjuk' dari yg dituakan, orang2 yg berpengaruh. > Contoh soal : tempo hari ada demo anti amrik, resto KFC, McD di labrak, dihancurin > oleh para pendemo yg memakai kaos , celana jins, sepatu adidas [ di syut TV], > resto di bom [ di makassar], padahal ini resto halal. Baru berhenti setelah Ba'asyir mengeluarkan fatwa : > Jangan semua dihancurin, karena ternyata pesantrennya Ba'asyir memasok ayam potong untuk resto ini :-). AT: Ha ha ha. Tentu lebih baik lagi kalau pesantrennya Ba'asyir mau bikin sistem label halal juga. Jadi siapa tahu nantinya sesuatu yg cabang Amerika tidak boleh dapat label halal :-) Tidak apa-apa toh? LM : urusan halalnya ayam potong lain dengan urusan kebencian terhadap amrik. :-) AT: Oke, soal kultur sosbud orang Indonesia yg gak suka baca, seharusnya perlu diubah :-( Setidaknya masyarakat mendapat petunjuk yg bervariasi dari fatwa-fatwaan ini (tidak hanya label halal saja). Kalau mereka masih malas untuk berpikir sendiri, setidaknya ada "guru" yg mengarahkan mereka untuk memilih. Banyaknya pilihan ini nantinya juga akan mendukung masyarakat untuk mulai membaca. LM : di indonesia, buku, sekolah itu mahal :-) pengetahuan, informasi lebih efektif dilakukan dengan oral atau contoh. Baca, khatam qur'an juga cuma sekedar 'asal' mungkin tajwidnya ngaco atau bahkan nggak ngerti apa yg di baca, makudnya untuk apa :-) AT: Contohnya: keluarga besar saya waktu Idul Fitri. Ada yg ikut Muhammadiyah, ada yg ikut NU. Karena perbedaan bisa dipahami dan tidak menimbulkan perpecahan, maka pada saat acara kumpul keluarga besar, justru malah timbul dialog antara keputusan yg berbeda itu. Jadinya kami semua mendapat pendidikan tentang latar belakang masing- masing keputusan itu, dan mengapa dua-duanya bisa dianggap benar. Jadi, asalkan orang Indonesia nggak suka berantem melawan perbedaan, tentunya kalau ada beberapa fatwa ulama yg berbeda-beda (bukan dari MUI saja) akan jadi pilihan dan bahan pembahasan. LM : kenyataannya kan sudah terjadi. Lebaran tahun ini gak ada yg ribut2. Malahan enak lebarannya 3 kali. :-)), Rabu, kamis dan Jum'at. tempo hari waktu idul Adha, di tempat saya PKS juga sholatnya hari berikutnya. Gak ada yg ribut kan nggak kayak jaman orba :-) > Masih banyak pedagang nasi goreng gerobak/kakilima yg mengunakan angciu, lantaran ketidaktauan mereka. AT: Teman saya yg suka seni memasak, bilang kalau Ang Ciu itu alkoholnya menguap pada saat pemasakan, sehingga tinggal bentuk cuka saja di dalam makanan (hasil akhir). Coba diadakan penelitian. Kalau ada fatwa ulama seperti ini, siapa tahu para pedagang kakilima itu mengikuti fatwa si "Tandingan MUI" itu, dan bisa dengan bangga pasang label halal tanpa harus mengubah rasa masakannya. Paling- paling nanti pelanggan yg MUI-minded akan menjauh ;-) LM : Ya ini juga masih banyak kontroversi. Makanya masih banyak santri di pesantren jatim menikmati nasi goreng gerobag yg pake angciu. Semuanya itu tergantung hati nurani dan ketetapan hati saja :-) Kalo yg anti angciu, tetap mau beli nasgor, mereka biasanya bilang : "jangan pake angciu, bang" Karena menurut penelitian dari halal : Penggunaan angciu itu hanya masalah kebiasaan, sebenernya tidak ada pengaruh besar terhadap rasa. Ada juga yg bilang angciu sekedar menimbulkan efek memasak yang menarik, apinya menjilat ke atas. Makanya dapur resto cina sering berada di depan sebagai daya tarik juga menimbulkan bau yg enak. Ada resto masakan cina-seafood, cukup terkenal milik pengusaha non muslim yg memiliki sertifikat halal di jakarta. Artinya : mereka tidak menggunakan angciu dan sejenisnya, tetapi pengunjungnya juga mbludag :-)) Sebaliknya ada resto steak milik pribumi islam, tidak berkembang karena masih pake alkohol untuk perendamnya. Salam l.meilany Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/