Tuan Arcon, Yang harus ditundukkan "id"-nya atau "ego"-nya?, kalau menurut konsep psikoanalisa , kita dianjurkan memberdayakan "ego" and mengendalikan "id". Atau ego / akal pikiran yang liar itu yang harus ditundukkan? Atau harus menundukkan akal yang merasa diatas wahyu tersebut? Atau kita harus menundukkan Cerebrum yang merupakan salah satu bagian dari otak kita ? Menurut beliau kira-kira ego itu terletak dimana Tuan ? Terimakasih. Salam.
Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Aku Cermin, Engkaulah "Mentari" Oleh: Nadirsyah Hosen Dosen IAIN Jakarta, sedang studi S3 di University of Wollongong, NSW, Australia Suhrawardi, sufi yang dikenal sebagai Syaikh al-Isyraq dan mati terbunuh oleh penguasa zalim, pernah membuat perumpamaan tentang cermin dan matahari.Ketika cermin dihadapkan kepada matahari maka sinar matahari akan diserap oleh cermin itu dan dipantulkannya kembali. Andaikan cermin mampu melihat ke dalam dirinya, ia akan terkejut dan mengira bahwa dirinya-lah matahari itu karena betapa kuatnya cahaya mentari tersebut. Manusia dalam cerita Suhrawardi di atas digambarkan sebagai cermin sedangkan Allah diumpamakan sebagai matahari. Ketika manusia mampu mensucikan dirinya dan membersihkannya sedemikian rupa, maka ia layak diserupakan dengan cermin. Ketika ia menjumpai "tanda-tanda kekuasaan ilahi", ia menerima cahaya ilahi yang dipancarkan sedemikian kuatnya ke dalam dirinya. Ia serap cahaya ilahi itu lalu ia pantulkan kembali. Nabi Muhammad adalah contoh terbaik dari perumpamaan di atas. Cahaya ilahi yang diserap Nabi Muhammad SAW dipantulkannya ke seluruh alam semesta. Oleh karena itu, kehadiran Nabi Muhammad mampu menebarkan rahmat ke seluruh alam semesta (rahmatan lil 'alamin). Perhatikan orang disekeliling kita. Bukankah ada orang yang bila kita pandang wajahnya, keteduhan dan kedamaian-lah yang kita peroleh. Ketika kita mendegar suaranya, kita bagaikan mendengar "nyanyian dari surga"; indah dan menyejukkan. Ketika ia memandang kita, sorot matanya mampu memecahkan kegalauan di hati kita.Ketika ia tersenyum seakan dunia ini begitu indah untuk didiami. Sebaliknya, pernahkah kita menjumpai seseorang yang meskipun tampan ataupun cantik, namun mata enggan berlama-lama menatapnya. Ketika ia bicara, meskipun dengan retorika yang luar biasa memikatnya, kita bisa merasakan bahwa ia sebenarnya sedang membual. Ketika ia tersenyum, kita melihat ada seberkas kepalsuan dibalik senyum itu. Setiap ia datang di suatu tempat, ia sebarkan kerusakan dan kekacauan. Orang pertama adalah mereka yang mampu membersihkan cermin hatinya sehingga mampu menyerap cahaya ilahi. Sebaliknya, orang yang kedua tak pernah mensucikan cermin hatinya. Cerminnya kusam dan gelap; tertutup oleh debu dan kotoran. Walaupun ia menjumpai banyak tanda-tanda kekuasaan Allah di bumi ini, cermin hatinya tetap tak mampu menyerap cahaya ilahi apalagi memantulkannya. Bulan Ramadhan merupakan salah satu media bagi kita untuk mensucikan cermin hati kita. Pada bulan yang suci ini mari kita bersihkan debu dan kotoran serta penyakit yang menutupi cermin hati kita. Selain banyak membaca Qur'an, shalat malam dan bersedekah, apalagi yang harus kita lakukan untuk membasuh dan membersihkan cermin kita? Abu Sa'id Abu al-Khair, sufi besar abad 10 dan 11 dari Maihana, menasehati muridnya: "Selama egomu menyertaimu, engkau tak akan mengenal Allah, sebab, ego tidak menyukai manusia sempurna (insan al-kamil)" Ego itulah yang harus kita tundukkan agar kita mampu menyerap cahaya ilahi. Bukankah demi menundukkan ego kita mampu tidak makan dan minum di siang hari. Bukankah ketika kita tak datangi isteri kita di siang hari itu juga demi menundukkan hawa nafsu kita. Bukankah demi menundukkan ke-aku-an kita mampu untuk menjaga lidah dan tangan kita dari perbuatan tercela selama satu bulan penuh. Nanti dipenghujung Ramadhan, setelah kita tundukkan ego kita, cermin kita akan mampu menyerap cahaya ilahi dan memantulkannya ke seluruh penjuru. Dan seperti kisah Suhrawardi di atas, andaikan kita mampu melihat ke dalam diri kita, kita akan terkejut mendapati kuatnya cahaya ilahi itu, insya Allah! Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- --------------------------------- Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/