Mas Sutiyoso Ingkang Minulya, Saya ikut urun rembug dalam hal ini. Tampaknya Mas Sutiyoso menggebu-gebu dalam hal "definisi akal". Agar pikiran tenang dan hati pun riang, maka yang diperlukan adalah bagaimana "membuat pertanyaan".
Seharusnya, yang ditanyakan itu ialah "objek yang terukur" (measurable object). Bila objeknya itu tidak dapat diklarifikasi maka "definisi" pun tiada berguna. To define itu kalau diterjemahkan adalah "membatasi" atau memberikan batasan. Jadi, definisi akal ya tergantung pada kemampuan orang yang memberikan batasan. Makanya para filsuf agung tidak tertarik pada "definisinya" an sich. Immanuel Kant misalnya memberikan penjelasan tentang akal --bukan definisi. Ia bagi fungsi akal menjadi 2, yaitu akal rasio dan akal intelek. Ibnu Sina juga demikian, malah membagi menjadi tiga. Dus, apa gunanya kalau hanya tahu definisi? Bukankah yang kita perlukan adalah menggunakan akal dengan tepat? Sekarang saya berikan ilustrasi saja tentang akal --bukan definisi! Objeknya adalah tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada ketiganya ada "nafs" (jiwa) yang berkaitan dengan kesadaran. (1) TUMBUHAN Al-Nafs al-amarah (Jiwa Amarah, bukan jiwa pemarah lho) adalah jiwa yang kerjanya selalu mengikuti "amar", putusan atau perintah. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan itu mengikuti amar Tuhan. Maka, mind atau pikiran yang bekerja pada Nafs al-Amarah adalah "unconscious mind" atau "pikiran tak sadar". Dalam bahasa biologi disebut "kerja saraf tak sadar". Kalau di manusia pikiran tak sadar itu ya pada kerja jantung, hati, usus dll. Tak ada "akal" pada tumbuhan, karena itu tumbuhan tidak dapat membaca (iqra) sesuatu di luar dirinya. (2) HEWAN Pada hewan ada jiwa Amarah, ada jiwa Lawwamah (al-Nafs al-Lawwamah). Fungsi jiwa Lawwamah ialah untuk memberikan koreksi terhadap apa yang pernah dilakukan oleh individunya. Oleh karena itu jiwa ini diterjemahkan pula sebagai "diri yang mencela". Lewat indrianya hewan mampu menyerap informasi objek-objek konkret yang ada di sekitarnya. Maka "mind"-nya disebut "subconscious mind" atau "pikiran bawah-sadar". Seorang bayi yang baru dilahirkan mulai mengabsorbsi informasi dari lingkungannya. Di sini fungsi otak ialah sebagai gudang memori. Apa saja yang masuk lewat indrianya direkam. Hewan dan anak kecil praktis belum bisa memfungsikan "akal"nya sehingga semua informasi diserap begitu saja dan tidak dapat diolah lebih jauh. Sesuai dengan asalnya yang bahasa Arab itu, "aqala" artinya mengikat. Jadi, tahapnya ialah tahap mengikat informasi. Yang bekerja ialah nalurinya, instingnya. Tapi, hewan tertentu sudah bisa menerima "WAHYU", contohnya lebah (QS 16:68). Asal kata wahyu berarti "isyarat". Jadi, dengan wahyu itu lebah mendapat petunjuk untuk membuat sarangnya. Lebah tanpa belajar, tapi bisa membuat sarang poligonal dalam ukuran yang sama dan dikerjakan oleh ribuan lebah. Tak ada tim manajemen. Dus, wahyu ialah "petunjuk nyata". Dengan wahyu sesosok makhluk mampu berbuat sesuatu dengan benar tanpa belajar tanpa iqra'. (3) MANUSIA Ada beberapa macam nafs yang bekerja pada diri manusia. Ada Jiwa Amarah yang fungsinya menjalankan semua organ dalam kerjanya "pikiran tak sadar". Ada Jiwa Lawwamah yang fungsinya untuk merekam informasi. Yang bekerja ialah pikiran bawah sadar. Dalam wujud luarnya, kerja pikiran bawah-sadar itu menjadi "insting" atau "naluri. Bawah sadar inilah yang sekarang dieksplorasi oleh orang Barat untuk memecahkan persoalan mekanik tanpa harus melibatkan akal! Gerak reflek juga merupakan kerja pikiran bawah-sadar. Banyak sekali manfaat "subconscoius mind" dalam kehidupan. Pada diri manusia juga ada Jiwa Mulhamah (al-Nafs al-Mulhamah). Pikiran yang bekerja ialah "pikiran sadar", conscious mind. Dengan jiwa ini manusia mampu menampilkan kembali apa-apa yang masuk bawah-sadarnya. Dalam kondisi ini kita disebut "mendapat ilham", inspirasi. Dapat dikatakan "setengah WAHYU". Dengan pikiran sadar ini pula, manusia dapat "mengingat", "menghubungkan", "membandingkan", "menimbang" dan "menyimpulkan" objek-objek yang telah direkamnya. Di sinilah orang yang menggunakan pikiran sadarnya disebut "menggunakan rasionya". Nah, penggunaan rasio atau nalar ini merupakan bagian dari penggunaan akal. Makanya, dalam hal ini juga dikenal sebagai penggunaan "akal praktis". Fungsi "qalb" ada di Jiwa Mulhamah ini. Manusia juga dilengkapi dengan "al-Nafs al-Muthmainnah", Jiwa Yang Tenang. Pikiran yang bekerja ialah "Pikiran Supra-Sadar". Ada 3 perangkat yang bekerja di sini, yaitu "fuad, tsaqaf, dan lub". Rasio betul-betul optimal di dalam fuad. Ketika tsaqaf bekerja, maka rasio terus bekerja, dan akal mulai menggelinding. Begitu "lubb" berfungsi sepenuhnya, maka "akal" akan bekerja secara optimal. Makanya, orang yang memfungsikan "lub"-nya disebut "uli al-albab". Makanya, jangan heran bila para penerjemah Alquran menerjemahkan "uli al-albab" itu menjadi "orang-orang yang menggunakan akalnya". Pada tingkat ini seseorang bisa menghasilkan pengetahuan baru! Jika lebah bisa menerima WAHYU, maka manusia pun bisa menerima WAHYU. Syaratnya, hati dan pikirannya bersih. Ada tiga jenis wahyu, yaitu wahyu sebagaimana yang diberikan pada lebah, wahyu dengan sistem di balik tabir, dan wahyu dengan perantaraan malaikat sebagai transmiternya (QS 42:51). Jadi, manusia yang menerima wahyu akan bisa mengerjakan sesuatu dengan benar tanpa belajar dan tanpa iqra. Dan ini bisa terjadi pada banyak orang. Nyatanya, manusia diperintah iqra, artinya menempatkan aklnya dengan benar. Wahyu di balik tabir, misalnya melalui mimpi, merasa melihat sesuatu lalu melakukan sesuatu dengan benar, seolah-olah yang dilihatnya itu sebagai petunjuk. Kekule seorang peraih noble kimia, menemukan rumus "BENZENA" setelah merasa melihat banyak ular di langit-langit kamar tidurnya. Lalu ada "grand WAHYU", yaitu "Wahyu al-matluw", wahyu yang dibacakan, misalnya Taurat, Injil, dan Alquran. Bagi nabi-nabi yang menerima wahyu ini, mereka semuanya langsung menerima petunjuk untuk jalan hidupnya. Mereka tanpa mikir-mikir lagi. (4) AKAL di atas WAHYU (ADAW). Nabi menyampaikan wahyu yang diterimanya itu kepada umatnya. Karena umat tidak menerima wahyu maka posisi umat dalam menggunakan akal hanya ada dua kemungkinan, yaitu ADAW atau ADBW (akal di bawah wahyu). Jika manusia menempatkan akalnya di bawah wahyu, maka sama sekali tak ada pendapat. Mengapa? Karena, wahyu dibiarkan begitu saja tanpa dipahami. Pendapat lahir karena ada orang yang ingin memahami wahyu. Jadi, lahirnya berbagai tafsir di masyarakat Islam itu karena mereka menempatkan akal di atas WAHYU. Anak SD yang baru bisa membaca, itu memang ADBW. Coba, perhatikan mereka tak akan berkomentar apa-apa. Ada SATU JUTA anak yang baru bisa membaca Alquran, hasilnya adalah "No-comment". Tak ada pendapat dan tak ada pemahaman apa-apa. Pasti semua sama! Lain, jika Mas Sutiyoso, Mas DP, Mbak Chae, Mbak Aisa, dan saya yang membaca Alquran, pasti timbul pendapat yang kemungkinan berbeda-beda karena adanya tingkat pemahaman yang berbeda. Jadi, menempatkan AKAL DI BAWAH WAHYU berarti diam membisu!! Begitu mulai mengomentari, mulailah menempatkan ADAW!! BUKTINYA? Ya, komentarnya itu belum tentu benar sebagaimana yang dikehendaki yang mengirim dan menerima wahyu. Lho, mau ngotot yang bagaimana? Wong sama-sama di bawah atap (bila W diumpakan atap) ya sama-sama tidak kehujanan (bila hujan) atau sama-sama tidak kepanasan (bila hari terik). Lha, lain kalau kita sama-sama di atas atap, tergantung kualitas topi, payung dan pakaiannya; sehingga ada yang merasa tidak kepanasan.... :)) Kalau masih ada nabi, semua orang yang mengikutinya sama-sama di bawah wahyu, hasilnya seragam sesuai komando nabi... WASSALAM, chodjim -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of SUTIYOSO WIJANARKO WIJANARKO Sent: Monday, November 21, 2005 6:44 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Akal VS Wahyu Jeng Chae, mohon informasi nihc, ogut sudah bertanya kebeberapa rekan apa definisi akal, jawabannya lain-lain, ogut mohon informasi, kalau menurut jeng Chae definisinya akal itu apa tho, atau akal itu dimana letaknya? salam. asrh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ini maksudnya apa??? saya nggak dong. nggak ketemu dengan yang saya tanyakan. dan ma'af saya lebih suka satu2 diskusinya saya pengen memahami pendapat orang lain, yaitu pendapat pak Aman yang sudah "terlanjur" saya pahami tapi pengen lebih detail:-) saya belum di approve moderator, jadi saya cc-kan, ma'af. ----- Original Message ----- From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, November 21, 2005 1:49 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Akal VS Wahyu > Dalam Qs.3:7 yang berbunyi ..."Dan orang-orang yang mendalam ilmunya > berkata:"Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu > dari sisi Rabb kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran > (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. 3:7) > > Kalau melihat ayat di atas jelas sekali bahwa yang bisa mengambil > pelajaran dari wahyu itu sendiri hanyalah terbatas kepada orang-orang > berakal. > > Tetapi mengapa ketika kita berbicara tentang akal dan wahyu > seakan-akan menjadi sesuatu yang kontra dimana akal tidak boleh tampil > ketika kita menyatakan keimanan kita terhadap kebenaran/kesakralan > wahyu sebagai sesuatu yang transenden. Begitu juga sebaliknya ketika > kita mencoba mengkritisi/memahami wahyu dengan akal kita seakan-akan > keimanan kita menjadi sesuatu yang dipertanyakan. Akan menjadi sesuatu > yang klise ketika kita mengkritisi wahyu maka pertanyaan2 seperti > apakah kita berimana kepada kebenaran wahyu yang ada di dalam Qur'an? > Apakah kita berimana kepada Nabi Muhammad sebagai nabi yang > menyampaikan wahyu? > > Sering kali kita mengidentikan pemahaman kita terhadap wahyu menjadi > wahyu itu sendiri sehingga kita terjebak mengabsolutkan pemahamana > kita menjadi suatu kebenaran mutlak. memang benar wahyu adalah > kebenaran yang datang dari pada sang Maha Benar yaitu Allah SWT tapi > segala sesuatu yang datang dari selain daripada Allah jelas-jelas > bukan suatu kebenaran tapi merupakan pembenaran yaitu kebenaran yang > hanya bersifat temporal dan lokal dengan kata lain terbatas dimensi > ruang dan waktu. Walaupun hal itu datang dari seorang Nabi sekalipun > walaupun mempunyai otoritas sebagai utusan Allah SWT yang menyampaikan > wahyu-Nya sekalipun. > > Harus dibedakan antara ketika seorang Nabi menyampaikan wahyu dan > ketika seorang Nabi memahami wahyu, disini ada pemisahan yang jelas > berbeda. Pertama ketika seorang Nabi menyampaikan wahyu maka tidak ada > kesalahan dan ada hanya kebenaran yang absolut tetapi ketika Nabi > memahami wahyu itu dari diri nya pribadi maka tidak ada kebenaran yang > absolut yang ada hanyalah pembenaran. > > Syahdan ada salah satu hadis Nabi di sebutkan dimana Nabi beserta Abu > bakar menangis tersedu-sedu sampai janggutnya mereka basah karenanya, > kemudia datanglah Umar dan bertanya "Duhai Nabi dan sahabat ku Abu > Bakar, apakah yang menyebabkan kalian menangis?" jika memang itu > adalah kesedihan maka akupun akan ikut menangis tapi jika bukan > sesuatu yang menyedihkan maka akupun tetap akan berpura-pura menangis" > ujar Umar. "Wahai Umar, jika hari ini terjadi kiamat maka engkaulah > yang selamat karena hanya engkau yang benar ujar Nabi. Pada waktu itu > turun wahyu yang membenarkan pendapat Umar. > > Chae > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asrh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > oke saya menemukan jawbaan kunci : prinsip dasar keimanan dan > kesempurnaan > > iman. > > > > tapi saya mau tanya lagi , sampean nulis : saya adalah orang yang yakin > > orang-orang muslim yang ada di milist ini adalah orang yang beriman. > > well... muslim yang sampean maksud siapa? yang bersyahadat atau ??? > > > > ----- Original Message ----- > > From: "aman_ghabs" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > > Sent: Sunday, November 20, 2005 3:43 PM > > Subject: [wanita-muslimah] Re: Akal VS Wahyu was Aku Cermin, Engkaulah > > "Mentari" > > > > > > > Terima kasih atas tanggapannya. > > > Justru saya malah agak bingung dengan bolak balik pertanyaan sampean. > > > Itu loh, jelas sampean yang mencoba membalik kan? Apa yang saya ajukan > > > cuman terkesan saja -:) Namun saya mencoba memberikan tanggapan balik > > > semampunya, jika saya salah tangkap maksud sampeyan, mohon dibetulkan. > > > Saya tanggapi line perline saja: > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asrh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > ma'af, nimbrung neh pak Aman yang tidak lain bertanya:-) > > > > > > > > 1. Sampean nulis : keimanan cukup menempatkan wahyu diatas akal, > sedang > > > > untuk memahaminya akal diatas wahyu. > > > > kalau saya balik, yang nggak beriman berarti telah menempatkan akal > > > ditas > > > > wahyu, dan yang stupid berarti telah menempatkan wahyu diatas > akal? :-) > > > > > > Aman: > > > a. Ini sampean yang membalik ya! Kalau terjadi bolak balik, saya tidak > > > tanggung. Sampean aja yang menjawabnya. > > > b. Saya tidak mengatakan dengan kata pasti seperti itu. Jadi mohon > > > dipahami dulu thread itu karena rasanya saya tidak mengatakan bahwa > > > "keimanan cukup menempatkan wahyu di atas akal." Barangkali > > > mengesankan seperti itu, karena saya mengajukan kenyataan empiris > > > bahwa banyak orang yang tidak mengerti (bahkan tidak ada upaya > > > memahami) wahyu, tapi pada kenyataannya kalau dipersoalkan ke masalah > > > iman, maka mereka ini juga beriman. Kalau ditanya, kenapa beriman? > > > jawaban perse mungkin berbeda-beda. Ringkasnya, ya beriman aja. > > > Kenyataan inilah yang saya simpulkan sebagai wahyu di atas akal. Saya > > > hanya berusaha memperjelas titik persoalan yang ada dalam masalah ini. > > > "yang ngga beriman berarti telah menempatkan akal di atas wahyu" bisa > > > jadi benar begitu, bisa jadi karena memang tidak menerima wahyu, bisa > > > jadi wahyu tidak sampai kepadanya. Jadi orang ngga beriman sih umum > > > aja. Parameter iman yang utama dalam Islam sudah jelas garis batasnya. > > > Menjadi persoalan kalau usaha pembalikan ini menuju pada "orang yang > > > menempatkan akal di atas wahyu berarti tidak beriman." Namun saya > > > yakin bukan itu maksudnya. > > > > > > "Yang stupid berarti telah menempatkan wahyu di atas akal?" Maksudnya > > > apa sih ya. Kalau stupid terhadap wahyu, mungkin juga. Fakta empiris > > > membuktikan itu cukup banyak, tetapi mereka ini beriman loh. Coba anda > > > lakukan survey, banyak yang tidak mengerti soal wahyu dan secara > > > kenyataan mereka beriman. Hanya, kalimat hasil bolak balik sampean ini > > > tidak mengenakkan kedengarannya. > > > > > > > 2. Diakahir tulisan sampean juga nulis "soal beriman, jelas kita > > > beriman". > > > > Wah kata "jelas" itu terkesan sampean yakin betul :-) > > > > Gimana pak Aman bisa yakin saya beriman dan kita semua beriman? eh, > > > siapa > > > > yang pak Aman maksud "kita" ? orang Islam yang bersyahadat atau non > > > mulism > > > > juga amanu? > > > > Kalau yang saya ketahui, Tuhan katakan jangan kamu sebut diri kamu > > > beriman > > > > sebelum kamu lulus ujian-Ku. > > > > Lainnya menurut shahih bukhari amanu itu yang beriman pada 6 > rukun Iman. > > > > Saya sanksi kita semua disini beriman, karena beriman itu bukan > > > percaya dan > > > > yakin saja, tapi ada perbuatan. Dan untuk berbuat (mengamalkan) > nggak > > > > mungkin kalau kita nggak paham. Masak kita cuci mobil kita nggak > paham > > > > gimana cuci mobil, tul gak? > > > > > > Aman: > > > Bagi saya, jangan campur adukkan antara prinsip dasar iman dengan > > > kesempurnaan iman. Karena justru di sini salah satu penyakit yang > > > memunculkan mudahnya tudingan kafir dan atau sesat kepada orang lain > > > (sepanjang yang saya amati). Orang yang perbuatannya tidak sesuai > > > dengan tuntutan keimanan, tidak otomatis dikatakan tidak beriman. Kita > > > hanya mengatakan, perbuatan tidak sesuai itu adalah dosa. Kalau > > > sampean sangsi kita semua di sini beriman, maka saya adalah orang yang > > > yakin orang-orang muslim yang ada di milist ini adalah orang yang > > > beriman. Persoalan yang terkandung dalam pertanyaan sampeannya > > > lainnya, jawaban saya adalah sama seperti jawaban Hasan al-Bashri yang > > > sudah saya kutip sebelumnya. > > > > > > > 3. Well, saya kembali ke rumusan anda soal posisi wahyu dan akal , > > > artinya > > > > lagi, untuk mengamalkan wahyu, kita mesti menempatkan akal > diatas wahyu? > > > > koq yang saya tangkep argumennya terkesan bolak balik? :-) > > > > jadi gini : iman itu percaya pada wahyu (salah satunya) dan harus > > > > mengamalkannya. > > > > untuk mengamalkannya tentu kita harus paham. keimanan menurut > sampean = > > > > wahyu diatas akal, sedang untuk paham = akal diatas wahyu. well > > > gimana atuh > > > > kang, eh pak Aman? > > > > > > > Aman: > > > > > > "Iman itu percaya pada wahyu, dan harus mengamalkannya dan untuk > > > mengamalkannya harus paham." Inilah salah satu pencampuradukkan yang > > > terjadi dalam mimpi aduhai kita. Kalimat yang indah dan sangat ideal > > > sekali. Kalau saya ikut-ikutan membalik, apakah orang yang tidak paham > > > itu berarti tidak mengamalkan? Lalu apakah berarti dia tidak beriman? > > > Saya kira tidak, makanya muncul istilah taklid. Persoalan ini tidak > > > bisa dikatakan sebatas "orang yang stupid" atau tidak. Banyak faktor > > > yang ikut serta di dalamnya. Penjelasan lebih detail dalam masalah > > > ini, silahkan rujuk kembali penjelasan banyak ulama. Juga dijelaskan > > > dalam prinsip ke-7 dari 20 prinsip dasar yang ditekankan oleh Hasan > > > al-Bana. > > > > > > Saya pikir dari beberapa hal yang saya kemukakan, bisa ditangkap > > > sebagian besar dari jawaban terhadap pertanyaan ini, karena rasanya > > > saya menuliskannya cukup jelas. Seperti tanggapan saya terhadap > > > bmuncar, saya kira juga cukup mewakili jawaban terhadap pertanyaan > > > ini. Beliau bertanya, apakah semua wahyu bisa dipahami akal? (silahkan > > > rujuk kembali kepada thread itu. Saya pikir di dalamnya juga > > > mengandung mimpi meski tidak seaduhai mimpi kita di sini). > > > > > > Kesimpulannya, tidak ada ikatan timbal balik yang bersifat pasti > > > antara "beriman" dan "upaya memahami". Ada yang beriman tapi tidak > > > tentu paham (sesuai mimpi kita katakan, belum paham), bahkan belum > > > tentu berupaya memahami. Ada yang berupaya memahami, belum tentu > > > beriman. Ada yang beriman dan berupaya memahami. > > > > > > Nah seperti dalam thread dengan bmuncar, adanya ketidakmutlakan akal > > > dalam memahami wahyu. Inilah kesadaran yang tumbuh dan mengkristal di > > > antara para ulama sehingga perbedaan adalah rahmat. Kesadaran ini > > > pulalah yang mendorong "upaya memahami" itu berjalan secara terus > > > menerus. (Saya kira ini juga termasuk mimpi saya -:) > > > > > > Salah kurang, mohon maaf. > > > Wassalam > > > > > > > > > Aman > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "asrh" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > ma'af, nimbrung neh pak Aman yang tidak lain bertanya:-) > > > > > > > > 1. Sampean nulis : keimanan cukup menempatkan wahyu diatas akal, > sedang > > > > untuk memahaminya akal diatas wahyu. > > > > kalau saya balik, yang nggak beriman berarti telah menempatkan akal > > > ditas > > > > wahyu, dan yang stupid berarti telah menempatkan wahyu diatas > akal? :-) > > > > > > > > 2. Diakahir tulisan sampean juga nulis "soal beriman, jelas kita > > > beriman". > > > > Wah kata "jelas" itu terkesan sampean yakin betul :-) > > > > Gimana pak Aman bisa yakin saya beriman dan kita semua beriman? eh, > > > siapa > > > > yang pak Aman maksud "kita" ? orang Islam yang bersyahadat atau non > > > mulism > > > > juga amanu? > > > > Kalau yang saya ketahui, Tuhan katakan jangan kamu sebut diri kamu > > > beriman > > > > sebelum kamu lulus ujian-Ku. > > > > Lainnya menurut shahih bukhari amanu itu yang beriman pada 6 > rukun Iman. > > > > Saya sanksi kita semua disini beriman, karena beriman itu bukan > > > percaya dan > > > > yakin saja, tapi ada perbuatan. Dan untuk berbuat (mengamalkan) > nggak > > > > mungkin kalau kita nggak paham. Masak kita cuci mobil kita nggak > paham > > > > gimana cuci mobil, tul gak? > > > > > > > > 3. Well, saya kembali ke rumusan anda soal posisi wahyu dan akal , > > > artinya > > > > lagi, untuk mengamalkan wahyu, kita mesti menempatkan akal > diatas wahyu? > > > > koq yang saya tangkep argumennya terkesan bolak balik? :-) > > > > jadi gini : iman itu percaya pada wahyu (salah satunya) dan harus > > > > mengamalkannya. > > > > untuk mengamalkannya tentu kita harus paham. keimanan menurut > sampean = > > > > wahyu diatas akal, sedang untuk paham = akal diatas wahyu. well > > > gimana atuh > > > > kang, eh pak Aman? > > > > > > > > ma'af saya cc-kan, sepertinya moderator belum mem-approve account > > > saya:-) > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > > > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun > masyarakat. > > > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > > > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > > > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > > > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > > > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > > > > > This mailing list has a special spell casted to reject any > attachment .... > > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > Yahoo! Groups Links > > > > > > > Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... SPONSORED LINKS Women Islam Muslimah Women in islam --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "wanita-muslimah" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- --------------------------------- Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/