http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=199808

Selasa, 29 Nov 2005,

Meneguhkan Pendidikan Berperspektif Gender
Oleh Niken Indar Mastri *


Diakui atau tidak, gerak maju kaum perempuan di Indonesia masih menghadapi 
segudang persoalan. Jumlah perempuan di Indonesia yang lebih banyak 
dibandingkan dengan kaum laki-laki di satu sisi dituntut untuk lebih 
meningkatkan peran dan kemampuannya dalam berkiprah di semua sektor.

Namun di sisi lain, masalah yang dihadapi kaum perempuan, seperti 
"ketertinggalan", terpinggirkan, dan belum mampu berperan maksimal di semua 
lini, masih menjadi problem yang perlu diseriusi, khususnya oleh para 
aktivis perempuan. Sebab, upaya memajukan mereka tersandung berbagai 
persoalan, khususnya sosial dan budaya yang hingga kini masih menimbulkan 
bias-bias gender di masyarakat.

Mengapa bias gender masih terjadi? Sebab, hingga kini realitas masyarakat 
masih menomorsatukan salah satu jenis kelamin tertentu, derajat laki-laki 
lebih tinggi di atas perempuan. Bias-bias gender itu dapat kita ditemui, 
baik di lingkungan keluarga, publik, kerja, masyarakat maupun pendidikan.

Tegasnya, bias-bias gender tersebut terlihat dalam peran dan aktivitas yang 
dilakukan perempuan dan laki-laki. Perilaku seseorang -yang sudah terpola 
menyangkut hak dan kewajiban serta berhubungan dengan status pada kelompok 
ataupun masyarakat tertentu- pada situasi sosial yang khas mengakibatkan 
bias gender itu mapan.

Pemahaman yang keliru akan kodrat perempuan menjadi salah satu pemicunya. 
Kodrat perempuan yang -seakan-akan- terdiri atas mengandung, melahirkan, dan 
menyusui itu menimbulkan persepsi distorsi masyarakat bahwa perempuan hanya 
berperan di rumah tangga. Akibatnya, peranan perempuan masih dibatasi dan 
dikekang.

Dalam lingkungan keluarga, misalnya, tidak sedikit yang terjebak dalam 
pemahaman tersebut, yakni membedakan antara anak laki-laki dan perempuan, 
baik potensi, peranan, maupun aktivitasnya. Tidak jarang, anak laki-laki 
dinomorsatukan karena dianggap memiliki karir yang baik dan dapat mengangkat 
derajat keluarga. Hal tersebut menyebabkan anak laki-laki dituntut belajar 
lebih keras agar cita-citanya tercapai.

Anak perempuan diarahkan menjadi penurut agar mendapat jodoh yang baik. 
Pendidikan untuk anak perempuan lebih longgar dibandingkan dengan laki-laki. 
Yang penting bagi anak perempuan, dalam lingkungan keluarga yang tidak peka 
gender, adalah moral dan perilaku. Mereka tidak terlalu dituntut untuk bisa 
mencari uang atau berperan di sektor publik karena setelah menikah akan 
mengikuti suami.

Bahkan, anak perempuan lebih banyak memiliki larangan. Larangan-larangan 
tersebut merupakan konstruksi budaya setempat. Secara umum, anak perempuan 
tidak boleh melakukan sesuatu yang dianggap tabu atau tidak pantas dilakukan 
perempuan. Sebaliknya, bila anak laki-laki yang melakukan tindakan itu, 
masyarakat tidak memandang sebagai suatu hal yang negatif.

Demikian pula, di lingkungan pendidikan. Masih ada kecenderungan bahwa 
jabatan ketua kelas, pemimpin organisasi di sekolah, komandan upacara 
diberikan pada siswa laki-laki. Sebaliknya, siswa perempuan diberi tugas 
sebagai sekretaris, bendahara, atau pekerjaan ringan lainnya.

Fakta tersebut disebabkan persepsi bahwa bila yang ditunjuk sebagai pemimpin 
itu perempuan, tentu kurang dapat memimpin. Sebab, perempuan takut dengan 
laki-laki, tidak berani menegur atau memperingatkan, kurang tegas, suaranya 
kurang lantang, pemalu, halus, dan sebagainya.

Pandangan-pandangan miring seperti itu tanpa disadari justru menimbulkan 
subordinasi terhadap perempuan. Hal tersebut mengakibatkan perempuan tidak 
dapat mengaktualisasikan potensi dan kemampuannya, misalnya tampil menjadi 
pemimpin. Menurut Mansour Fakih (1997:54), hal itu mengakibatkan munculnya 
sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak dipentingkan. 
Sungguh suatu hal yang naïf sekali.


Berperspektif Gender

Menurut Mansour Fakih (1996:10), gender merupakan konstruksi sosial yang 
membedakan peran dan kedudukan wanita dan pria dalam suatu masyarakat yang 
dilatarbelakangi kondisi sosial budaya. Gender juga memiliki pengertian 
sebagai konsep hubungan sosial yang membedakan fungsi dan peran antara pria 
dan wanita. Gender merupakan hasil pemikiran atau rekayasa manusia yang 
biasanya menghambat kemajuan wanita.

Dari pengertian tersebut, jelas bahwa gender tidak bersifat universal, bukan 
kodrat wanita, dan dapat berubah karena pengaruh perjalanan sejarah, 
perubahan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan kemajuan pembangunan.

Jadi, ia merupakan hasil bentukan masyarakat (socially constructed). Tetapi, 
berbagai macam bias (penyimpangan) gender dalam masyarakat yang disebabkan 
faktor sosial, budaya, agama, politik kerap kita temukan di masyarakat.

Maka, untuk mewujudkan keadilan gender di lingkungan mana pun secara riil, 
diperlukan kesadaran, kepekaan, dan keadilan masyarakat terhadap gender. 
Selama ini masih ditemui perlakuan pembedaan peran dan aktivitas di 
lingkungan mana pun.

Dengan terwujudnya kesadaran, kepekaan, dan keadilan gender di masyarakat, 
baik laki-laki maupun perempuan dapat mengembangkan potensi dan kemampuannya 
serta memperoleh peluang yang sama. Salah satu jenis kelamin tertentu juga 
tak dirugikan. Laki-laki dan perempuan harus dilihat sebagai sumber daya 
yang berguna bagi pembangunan bangsa.

Karena itu, pendidikan berpersfektif gender perlu ditumbuhkan di masyarakat, 
khususnya pendidik, orang tua, pembuat kebijakan. Pendidikan yang 
berperspektif gender merupakan pendidikan yang menggunakan konsep keadilan 
gender, kemitrasejajaran yang harmonis antara perempuan dan laki-laki, 
memperhatikan kebutuhan serta kepentingan gender praktis/strategis perempuan 
dan laki-laki. Pandangan masyarakat terhadap anak laki-laki dan perempuan 
yang masih konvensional perlu diberi wawasan yang lebih luas. Wallaahu'alam.

* Niken Indar Mastri, mahasiswi Fakultas Peternakan UGM Jogjakarta 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to