setuju dengan uraian Mba Mei, intinya sih enggak semua yang datang
dari luar itu baik dan juga tidak semua jelek, seharusnya kita harus
bisa menyaring seperti halnya yang keluar dari pantat ayam bisa telor
bisa bukan ..pinter2 nya kita aja milih2;) Yang penting kita harus
tetap mempunyai jati diri yang berakar dari budaya kita sendiri.

Dan soal taqwa, inilah derajat yang ingin kita capai dalam beragama.
Taqwa itu tidak mungkin muncul dari Iman yang membabi buta. Taqwa
justru muncul setelah adanya pemahaman. Maka dari itu puasa adalah
salah satu cara Tuhan mengajar manusia untuk bisa mencapai sikap taqwa.

Chae

Chae

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebenernya sih gak minder :-)
> Tapi, dulu sosiolog ada yg bilang, saya lupa namanya :-(
> Bangsa kita itu bangsa yg suka meniru-niru, suka memandang yg dari
luar itu bagus.
> Suka pake produk LN, meski aspal atau tiruannya; buatan Tajur sekalipun.
> Padahal orang Jepang, begitu bangga dengan kebudayaan dan bahasanya.
> 
> ABG kiblatnya ke Amrik. rasanya nggak afdol kalo ngomong nggak di
timpali
> istilah2, bahasa slang yg amrik...supaya dibilang gaul., modern.
> 
> Ortu saya dulu kalo komunikasi diantara mereka atau dengan sodaranya
selalu pake bahasa 
> penjajah, gak sadar gitu, mereka hidup di zaman apa, di mana? :-)
> 
> Makanya begitu juga orang2 indonesia yg beragama islam, selalu
menyertakan bahasa arab, bergaya 
> arab supaya keliatan bahwa dia alim, islami, nyunah....:-)) 
> Apakah demikian? Konon katanya Rasullulah itu rambutnya gondrong,
juga busananya bukan seperti yg 
> di pakai oleh orang arab sekarang ini:-))
> 
> Pernah ada 'kyai' di tanya, knapa dia nggak pake busana yg ke-arab2-an.
> Lha kenapa, di arab sana yg pake baju 'arab' juga nggak semua orang2
baik, ada yg penjahat, pemerkosa.
> Perempuan2 arab pake gamis, kerudung, cadar juga cuma di negaranya,
terpaksa.
> Begitu ke Perancis, ada juga dari mereka yg berjemur dengan bikini
di pantai memamerkan tubuh dan 
> rambutnya yg kemerah-merahan di cat hena [ cat hena itu impor dari
india loh]
> Dari mereka juga ada yg senang dugem.
> Di Indonesia mereka senang plesiran, cari perempuan ke puncak.
> Lagipula kalo kita mau meniru budaya Arab, bisa2 perempuan seperti
Mia gak boleh mengemudikan mobil :-)
> Atau nanti tamat riwayat karir para daiyah, ustadzah seperti Luthfia
Sungkar.
> Lha di NAD saja kata Pak Sabri, suara perempuan yg tampil di pentas
itu dianggap memperlihatkan aurat.
> 
> Kadang2 kita ini hipokrit - mau enaknya saja. 
> Giliran yg menguntungkan di ambil yg dianggap merugikan dilupakan.
> 
> Di QS Al Hujuraat; 49:13, jelas di terangkan bahwa yg di nilai Allah
adalah ketakwaannya.
> Jadi bukan karena ia pandai berlaku, berbahasa kayak orang arab.
> Lantas ia dipandang sebagai orang yg takwakah?
> Apa sih takwa, nah ini yg enak juga di bahas  ;-)
> 
> Allah yg menciptakan manusia berbangsa-bangsa-bersuku-suku, jadi
knapa musti minder kalo dilahirkan
> jadi orang Indonesia, yg cuma bisa berbahasa indonesia, yg serius
melestarikan/menjaga budaya indonesia.  
> Salahkah?
> 
> :-))
> salam
> l.meilany
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Chae 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Tuesday, November 29, 2005 5:08 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok was
Ketidaksetaraan
> 
> 
>   benar sekali Mba Mei, akar budaya kita ini jelas-jelas lebih baik
>   daripada akar budaya arab (kenyataanya memang demikian) tapi kenapa
>   kalau soal menjadi muslim kita sering kali minder dengan orang-orang
>   arab. Takut enggak kelihatan muslim atau dipandang islamnya kurang
>   afdol sering kali di embel-embeli dengan budaya arab kalau tidak cara
>   berpakaian maka dari bahasa yang digunakan campur dengan arab-araban.
>   Seharusnya kita bangga untuk jadi muslim Indonesia dengan segala akar
>   budaya kita sendiri.
> 
>   Semisal yang dicontohkan Mba meilany dalam akar budaya kita ini
>   kedudukan ayah dan ibu itu sudah berimbang, yang saya tahu ada dalam
>   pribahasa sunda yang kira-kira bunyinya seperti ini.."munjung ulah ka
>   gunung..muja ulah ka sagara tapi munjung mah kudu ka indung muja kudu
>   ka bapa. Atau pribahasa lainya seperti.."Indung tangkal rahayu Bapa
>   tangkal darajat.."
> 
>   Beda dengan akar budaya arab dimana Ibu itu tidak mempunyai nilai dan
>   kedudukan apapun bahkan seorang Ibu bisa diwariskan menjadi hak milik
>   seorang anak. Maka dari itu Nabi mengadakan perubahan atau koreksi
>   terhadap akar budaya bangsa arab pada waktu itu. Qur'an sendiri
>   menyatakan bahwa kedudukan Bapa dan Ibu itu sama (Qs.2:83,4:36 dll).
>   Tapi tentu saja tidak bisa serta merta Nabi mengatakan bahwa kedudukan
>   Ibu dan ayah sama, mengingat kedudukan Ibu sendiri di dalam budaya
>   arab begitu terpuruk maka kemudian Nabi mensosialisasikan persamaan
>   kedudukan Ibu dan Bapa ini dengan sabda2 Beliau yang lebih
>   menonjolkan/meninggikan kedudukan Ibu dibandingkan kedudukan Ayah.
> 
>   Semisal hadis tentang seseorang yang bertanya kepada Rasul mana yang
>   harus di dahulukan, maka kemudian Nabi menjawab sampe 3 kali Ibumu..
>   kemudian baru Bapa mu. Atau dengan hadis tentang surga di telapak kaki
>   Ibu dll
> 
>   Chae
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   >
>   > Nimbrung sdikit saja. untuk nambahin
>   > Di kosakata bahasa indonesia, penghargaan terhadap kata 'ibu'-
>   perempuan itu tinggi.
>   > "Ibu kota, biang gula, pasar induk, ibu pertiwi, bahasa ibu"
>   > sebenernya bahasa indonesia sudah mencerminkan seperti apa yg di
>   katakan hadist
>   > 'surga itu ditelapak kaki ibu'
>   > :-)
>   > 
>   > Maksud saya, kalo dah gini knapa juga sangat semangat pindah ke
>   budaya Arab. 
>   > kita kan orang indonesia.
>   > Budaya indonesia bagus, bahasa indonesia juga bagus, :-)))))))
>   > 
>   > 
>   > salam
>   > l.meilany - cinta tanah air Indonesia.
>   > 
>   > 
>   > 
>   >   ----- Original Message ----- 
>   >   From: Chae 
>   >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   >   Sent: Monday, November 28, 2005 3:14 PM
>   >   Subject: [wanita-muslimah] Re: Makanya enggak cocok was
>   Ketidaksetaraan
>   > 
>   > 
>   >   Ki Sabri, memang betul kultur budaya kita sendiri ternyata berbeda
>   >   dengan kultur budaya arab, kalau di bilang jujurnya budaya
asli arab
>   >   itu baik sebelum dan sesudah islam datang tidak lebih baik
daripada
>   >   kultur budaya kita sendiri.
>   > 
>   >   Makanya suka rada-rada ngeri juga kalau ada yang semangat mau
meng-SI
>   >   kan negri tercinta karena bukan SI yang hendak di wujudkan tapi SA
>   >   yang hendak di wujudkan alias Syariat Arab.
>   > 
>   >   Suka muncul tuh pertanyaan "kenapa ajaran yang dibawa kanjeng Nabi
>   >   Muhammad saw di turunkan di tanah arab, dan banyak jawaban
"katanya
>   >   karena masyarakat arab itu masyarakat paling "ancur" alias bobrok.
>   >   Karena sebiadabnya bangsa Indonesia ini enggak ada sejarah
ngubur anak
>   >   sendiri atau menjadikan Ibu atau istri sebagai barang taruhan
di meja
>   >   judi. Jadi kalau diumpakan penyakit, di arab sana tuh
penyakitnya udah
>   >   kronis semacam kanker dan kalau di Indonesia kemungkinan masih
berupa
>   >   bisul. Nah.. yang gawatkan kalau obat buat penderita kanker
diberikan
>   >   kepada penderita bisul, bukanya sembuh bisulnya malah
keracunan obat.
>   > 
>   >   Ketika Qur'an sebagai rujukan hukum bagi umat islam yang
diturunkan
>   >   kepada masyarakat arab sendiri kan tidak terlepas dari budaya
>   >   setempat. Semisal ketika seorang wanita mengadu kepada Nabi
Muhammad
>   >   saw bahwa ia telah di pukul oleh suaminya, seketika merah
padam wajah
>   >   Nabi karena menahan marah (emang sih Nabi ini termasuk manusia
yang
>   >   keluar dari zamanya;) dan kemudian Nabi memerintakan wanita
itu untuk
>   >   membalas perlakuan suaminya. Seketika protes datang dari kalangan
>   >   masyarakat atas keputusan Nabi tsb di nilai tidak proposional
>   >   mengingat perbedaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan
di dalam
>   >   masyrakat arab pada waktu itu. Kemudian Turunlah Qs.4:34 yang
tetap
>   >   dalam budaya masyarakat arab, tidak keluar dari budaya yang
ada dimana
>   >   ditekankan kepemimpinan laki-laki terhadap perempuan karena
pada saat
>   >   itu kaum laki-laki dominan menjadi pencari nafkah dan penjaga
kabilah.
>   > 
>   >   Tentu sekarang ini kita tidak bisa berhenti hanya sebatas
pembacaan
>   >   terhadap teks Qur'an dan hadis karena teks Qur'an dan hadis sudah
>   >   berhenti. Apa jadinya ketika kita berhenti hanya sebatas
membaca teks
>   >   Qur'an padahal zaman telah berubah. Kita menjadikan Qur'an
yang secara
>   >   teks sedang berdialog dengan budaya yang berumur 1400 tahun
yang lalu
>   >   kemudian kita bawa untuk dijadikan dialog dalam budaya kita
sekarang.
>   >   Apa jadinya? yang jelas tidak akan nyambung bisa-bisa jadi Jaka
>   >   sembung bawa kedongdong;)
>   > 
>   >   Balik lagi kemasalah gugatan para feminis terhadap kesetaraan
gender
>   >   atau atas ketimpangan gender akibat dari kekeliruan dalam memahami
>   >   teks2 Qur'an sehingga melahirkan penafsiran agama yang bias gender
>   >   terlebih ketidak adilan terhadap perempuan ini sering di
legimitasi
>   >   oleh nilai2 agama.
>   > 
>   >   Chae
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   >   > > Dari sudut historis, kultur jawa sama sekali tidak asing
dengan
>   >   > > pemimpin tertinggi perempuan [RATU] bahkan kata RATU lebih
banyak
>   >   > > digunakan di banding RAJA. Tahta [keprabon] juga istilah yg
>   netral dan
>   >   > > tidak memiliki tendensi gender. Wahyu keprabon [hak atas
Tahta yg
>   >   > > diterima dari 'Tuhan'] bisa jatuh ke lelaki atau
perempuan. Kultur
>   >   > > jawa dalam persoalan ini juga taat azas; kalo anak sulung Raja
>   adalah
>   >   > > perempuan, maka dia tetap berhak atas tahta.
>   >   > >
>   >   > > Ini potret saja, secara kultural, jawa tidak memiliki masalah
>   >   > > ketimpangan gender. Pembagian peran [domestik publik] juga
>   >   > > terdistribusi merata. Lelaki jawa [kok kliatan etnik
sekali] tidak
>   >   > > canggung merawat, menggendong, menyuap, neybokin anak.
Kalo hamil
>   >   > > memang belum bisa :=)) dan ini soal kodrat. Tapi KEWAJIBAN
untuk
>   >   > > bersikap sangat hati-hati berlaku bagi laki2 ketika istrinya
>   hamil 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   >   Milis Wanita Muslimah
>   >   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
>   masyarakat.
>   >   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
>   >   ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
>   >   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   >   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   >   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
>   >   Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>   > 
>   >   This mailing list has a special spell casted to reject any
>   attachment .... 
>   >   Yahoo! Groups Links
>   > 
>   > 
>   > 
>   >    
>   > 
>   > 
>   > 
>   > [Non-text portions of this message have been removed]
>   >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   Milis Wanita Muslimah
>   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
>   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
>   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
>   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
>   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
>   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
>   Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
>   This mailing list has a special spell casted to reject any
attachment .... 
>   Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>    
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke