Mbak Lina, Tapi kalo dari perspektif bang yos, mungkin orang spt itu, yg selingkuh, yg poligami terselubung, dll lebih baik dari orang yg belum menikah :-))
Pertanyaannya kemudian adalah mengapa pernikahan poligami yg ada dilakukan diam2 (padahal hukum kita sudah membolehkan?). Perkawinan pada dasarnya adalah kesepakatan, kalo mau dilakukan bertiga, berempat, berlima (kalo istrinya empat) ya silakan, asal itu emang kesepakatan. Kesepakatan dalam arti pembagian jatah kasih sayang, harta, tugas dan kewajiban dlm rumah tangga dll. Problem kan muncul ketika istri tidak mau dipoligami. Tapi persoalannya menjadi runyam manakala ketidaksetujuan istri yg tidak mau dipoligami dianggap sbg sesuatu yg menentang 'hukum Islam'. Yg kemudian ujung2nya solusinya adalah membuat perempuan mengerti/menerima institusi poligami sendiri sbg sesuatu yg 'wajar'. Lantas pilihan istri sbg individual yg punya pilihan dimana? Belum lagi kalau pilihan cerai, belum tentu (mantan) suaminya akan memberikan penghidupan yg layak. Sehingga sama halnya dng kasus poligami terselubuh dlm perkawinan monogami yg mbak katakan, ada juga kasus poligami terselubung dlm pengertian sebenarnya gak nerima institusi poligami itu, tapi ya terpaksa nerimalah. Mempermudah diri dng menerimanya sbg sesuatu yg perlu diterima. Apakah krn ada FAKTA laki2 yg tidak bisa menahan diri thd nafsunya, dan melakukan poligami terselubung lantas poligami jadi solusi padahal di sisi lain manusia katanya disuruh menahan hawa nafsu. Lantas kemana manfaat puasa ramadhan yg dilakukan seumur hidup? :-) Apakah perempuan tidak punya masalah yg sama? Perempuan kan juga makhluk seksual :-)) Bisa jadi lebih 'hot' dari laki2 (tapi kemudian ini dicoba utk dieliminasi dng sunat perempuan) Ini bukan soal tabu, tapi menurut gw soal hati nurani dan logika berpikir. Non-sense menurut gw sih. Bicara soal budaya, budaya masa depan ada di tangan kita saat ini. Rasul pada level tertentu berkontribusi dlm mengubah budaya masyarakat Arab pada saat itu. Bukan berarti kemudian budaya masa lalu menjadi legitimasi utk budaya masa depan bila memang kita sbg manusia yg hidup pada masa kini memproyeksikan suatu masyarakat yg lebih 'maju' dari masa lalu. Rasul melakukan revolusi dari berpuluh hingga membatasi menjadi 4 saja. Tapi tetap, monogami yg terbaik. Persoalan angka 4 adalah persoalan melakukan perubahan secara bertahap. Pertanyaannya kemudian, maukah kita melengkapi perubahan tsb atau menganggapnya sbg sesuatu norma yg statis? Kedua, 'budaya' masa lalu yg mbak sebutkan berarti berbeda dong dng budaya yg pak sabri dan mas ary uraikan yg katanya dulluuuu masyarakat kita sensitif gender :-) Makanya dlm menilai bagaimana gender bergerak dlm masyarakat juga mengikutkan persoalan konteks waktu, status sosial, ras, dll karena bisa jadi gender bergerak dlm wujud yg berbeda2 dlm tiap level masyarakat dlm konstruk waktu yg berbeda2. Persoalannya kemudian adalah apa asumsi yg berada dibelakangnya? Sama halnya dng membahas poligami, apa asumsi yg ada dibelakangnya, terutama soal bagaimana melihat perempuan dan laki yg kemudian membentuk relasi sosial diantaranya. Singkirkan dulu kata2 indah yg mengatakan Islam memuliakan perempuan. Mari bicara soal asumsi, perspektif, nilai/values... atau yg simple, apa yg dimaksud dng 'memuliakan' perempuan? Bagaimana kita bisa bicara perempuan dimuliakan dlm 'Islam' kalau dlm institusi poligami, kepentingan perempuan sama sekali gak dilihat? kalau dlm perkawinan monogami sekalipun demikian? Pertanyaann yg belum terjawab adalah solusi 'Islami' yg spt apa utk kasus suami2 yg menelantarkan istri? Soal perkawinan itu indah sih sudahlah.. itu dah banyak gw denger :-) wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Betulkah budaya kita budaya monogami? Lagi-lagi kalau dipandang dari hukum sebagai budaya, rasanya sih betul ya karena hukum di Indonesia adalah monogami. Tapi, apakah yang terjadi diluar sana kini betul- betul monogami? hmmm..jangan-jangan monogami dalam budaya (kenyataan hidup sehari2) kita hanya diangan-angan saja. Jaman baheula, raja-raja Jawa melakukan poligami. Bahkan ada sebuah buku yang bercerita tentang kedigjayaan raja Jawa dengan membandingkan kedigjayaannya hidup dengan banyak istri. Ya intinya menghubungkan kedua hal tsb. Sayang saya gak jadi beli bukunya tuh waktu pameran di depdikbud kemaren..(eh mbak ada pameran buku lagi tuh di Senayan). Itu bukan budaya Indonesia kini ya? Saya pernah ngobrol sama supir taksi. Supir taksi bercerita seringnya dia mengantarkan orang yang berselingkuh. Sampe-sampe dia bilang sekitar 80% perkantoran disekitar sini (Sudirman/Thamrin) itu melakukan perselingkuhan. Aku punya teman, teman sepermainan [lagu TTM, mbak]. Temen co ku ini memang suka kehidupan malam deh, kadang ngeboat. Gossip merebak, katanya rumah tangganya lagi guncang, dia punya cemceman. Saya kenal baik dengan istri dan anaknya. Eh tiba2 aja, dia bicara soal poligami kepada saya. Saya cuma bilang, jangan cari pembenaran deh. Kalo lagi ada masalah sama istri, mbok ya diselesaikan. Dalam ati sih saya prihatin, melihat kelakuannya yang suka pake obat itu. Lama-lama saya perhatikan, ada perubahan pada dirinya. Perubahan kearah perbaikan. Namun gossip yang merebak diluar, dia sudah menikah lagi diam-diam. Sering saya mendengar cerita-cerita spt itu. Ada yang bertahun-tahun sudah hidup pisah kamar, tapi tetap mempertahankan rumahtangganya (mungkin demi anak). Saya bener gak tau apa kehidupan ini akan lebih baik buat anaknya kemudian? Sesungguhnya buanyak kehidupan spt ini. Nikah diam-diam. Budaya monogami kah? Diluarnya, memang monogami..karena dia tak pernah proklamirkan. Tapi fakta yang tak terungkap, dia poligami. Saya jadi berfikir apa yang sebaiknya kita katakan kepada laki2 yang bermasalah dalam rumahtangganya dan sudah sangat yakin rumahtangganya tak dapat diperbaiki? Cerai atau poligami? Atau itu terjadi pada rumah tangga kita? Suami tiba2 berkata dia ingin menikah lagi, apakah kita terima poligami or cerai? Padahal ceraipun sesuatu yang dibenci Allah. Apakah poligami dibenci Allah. Seberapa tabu kah mereka? wassalam, ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/