'Mbleberisasi' agama dan Pangeran Diponegoro Islam adalah agamaku, paling tidak sesuai KTP. Aku bersuku Jawa yang juga lahir di Pulau Jawa. Aku warga negara Republik Indonesia tercinta dari kalangan biasa-biasa saja. Almarhum kakek buyutku adalah seorang ustadz yang mengelola sebuah pondok pesantren di Mayong, Jawa Tengah. Almarhum kakek - ayah dari ibuku - pernah aktif di Sarekat Islam. Beliau dan aktivis lainnya pernah dibuang ke Boven Digoel di Papua sana oleh penjajah Belanda. Setelah bertahun-tahun menghadapi ganasnya alam Papua bersama anak dan istri serta teman-teman seperjuangannya, beliau dikembalikan ke Tanah Jawa. Namun akhir hidupnya amat tragis. Beliau menjadi korban fitnah. Kakekku dan kakak iparnya tewas dieksekusi pasukan Belanda asal Maluku di sebuah pematang sawah. Hanya bertutupkan selembar kain sarung, jenasahnya lalu dibawa pulang untuk dimakamkan. Aku sebut peristiwa itu sebagai "Santap Sahur Terakhir", karena beliau dicokok tentara Belanda kala sedang menikmati santap sahur bersama istri dan anak-anaknya. Kini di pusara makamnya terpahat nama 'Zed Mohamad'. Namanya tercantum pada sebuah buku yang pernah ditulis oleh almarhum Soe Hock Gie. Sebagai catatan, Zed Mohamad adalah ayah kandung dari sastrawan Goenawan Mohamad (GM). GM sendiri tak sempat mengenyam kasih sayang dari ayahnya, karena ia masih bayi kala ayahnya ditembak pasukan Belanda. Ibuku dulu termasuk aktif di organisasi Aisyah. Almarhum ayahku juga aktif di Muhammadiyah dan pernah mendirikan masjid cukup megah yang diberi nama Al-Furqon. Konon almarhum ayahku masih keturunan kesekian dari seorang pengikut Pangeran Diponegoro. Kala pasukan Belanda berhasil menghantam kekuatan sang pangeran, para pengikutnya tercerai-berai ke berbagai kota di Jawa. Peninggalan yang waktu masa kecil aku saksikan adalah sebuah rumah kayu penuh ukiran yang amat menawan. Perabot yang ada di dalam rumah tersebut juga termasuk berkelas, seperti dipan ukir, gebyog, kursi goyang, lampu gantung besi, meja marmer dan sebagainya. Namun sayangnya, rumah ukir tersebut kini sudah berpindah tangan, dengar-dengar kini dimiliki oleh seorang kerabat Cendana. * Aku terus terang tidak suka melihat sebagian umat muslim yang maunya Islam itu 'mbleber' kemana-mana. Ngaji, sholat, puasa, naik haji, zakat, amal, dan berbuat kebajikan saja rupanya tak cukup. Naik haji sekali kurang puas, maunya berkali-kali - padahal tindakan itu melemahkan nilai Rupiah karena segalanya musti dihitung dengan dollar Amerika dan Riyal. Belum lagi uang ONH dan dana operasional haji yang selalu dikorup oknum Depag dan antek-anteknya sejak Orba dulu. Tak heran kalau negeri ini terus terpuruk bak kapal keruk yang bocor dimana-mana, tapi teknisinya bingung dan tak tahu mana yang musti ditambal lebih dulu. Islam musti punya ini punya itu, termasuk punya negara sendiri. Agama lalu jadi simbol akan status seseorang. Sebagian umat manusia di bumi ini tak mampu untuk lepas dari simbol-simbol tersebut. Simbol itu bisa menyejukkan, bisa juga mengerikan. Agama akhirnya mirip 'branded product': ada DKNY, ada Armani, ada Prada, ada Gucci dan sebagainya. Semua itu produk impor yang bisa dipakai siapa asal punya dana yang mencukupi. Untuk beragama memang tak perlu punya uang, tapi perlu mencadangkan sebagian kapasitas otak dan hati untuk menyerapnya. Ibarat sebuah disket, sebagian kapasitas memori musti dicadangkan untuk urusan religi. Sayangnya, kapasitas otak tiap orang berbeda-beda, sehingga dalam memahami dan meyakini sebuah agama pun berbeda-beda pula. Agama lalu jadi mirip klub sepakbola berikut pernak-pernik 'bonek' dan tawurannya. Itu semua timbul dari fanatisme yang berlebihan. Mereka mudah tersinggung, mereka gampang ricuh, dan 'right or wrong is my club' - walau agama tak pernah salah, tetapi penganutnyalah yang kerap bikin keliru karena salah tafsir. Sebagian ayat-ayat dari kitab suci dipermainkan oleh segelintir orang sekadar untuk mengesahkan segala tindakan yang tak berperikemanusiaan. Kekerasan tak lagi sebagai bahasa, tetapi jadi tindak-tanduk yang meresahkan bahkan membahayakan orang lain. Bahkan ada orang-orang yang bermimpi akan bangkitnya kejayaan kekhalifahan Ottoman di masa silam. Inilah yang dibilang kekuatan politis maupun non-politis berselimutkan agama yang mau mencaplok apa saja yang bisa dicaplok. Sungguh sesuai dengan satu sifat buruk manusia yang pemakan segala. Kalau sudah begini, agama takkan menciptakan kedamaian, tapi malah menciptakan perang dan huru-hara. Inilah yang aku sebut dengan istilah 'mbleberisasi' agama. __________________________________________________________ * Sekilas tentang Perang Jawa (Java Oorlog, 1925 - 1830): Menurut catatan sejarah, pada Mei 1825 Belanda punya rencana membuat sebuah jalan baru yang akan dibangun di dekat Tegalrejo, pinggiran Yogyakarta. Proyek itu akan melewati makam dan tanah leluhur Diponegoro yang membuat Diponegoro tersinggung. Ia menentang keras rencana itu. Pada 20 Juli 1825 Belanda mengirim serdadunya dari Yogyakarta untuk menangkap Diponegoro. Tegalrejo berhasil direbut oleh Belanda. Namun Diponegoro berhasil melarikan diri dan mencanangkan panji pemberontakan. Sejak saat itu hingga pertengahan 1830 meletuslah perlawanan yang disebut Perang Jawa (Java Oorlog), pusatnya di daerah Yogyakarta. Sekira 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Pemberontakan ini juga menyerang orang-orang Cina karena mereka dituding telah bertindak curang dan juga banyak mendapat kemudahan dari pihak Belanda. 15 Oktober 1826, Diponegoro aka Ngabdul Kamidi mengalami kekalahan di Gawok, dekat Surakarta. Sejak saat itulah sang pangeran semakin menyadari pada akhirnya ia tak akan berhasil mewujudkan niat dan rencananya yang telah dicanangkan sejak memulai peperangan yaitu untuk menegakkan keluhuran agama Islam di seluruh Tanah Jawa: "Mamangun luhuripun Agami Islam wonten ing Tanah Jawi" Sasaran ganda moral dan agama itu memang sudah tumbuh dalam diri sang pangeran sejak ia muda dan hidup sebagai santri yang berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain. Pengembaraan fisik dan rohani itu membuat ia menampik semua jabatan politik: "mapan ingsun banget lumuh". Ia tanggalkan pakaian Jawa dan menggantinya dengan pakaian rasul yang serba putih. Pada 1827 Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng. Gerombolan pemberontak dipaksa bertempur sebelum mereka sempat tumbuh dalam jumlah besar. Pasukan Diponegoro terjepit. Penyakit kolera, malaria, disentri merajalela menyerang kedua belah pihak. Pada April 1829 Kyai Modjo tertangkap, lalu diasingkan. Pada September 1829, Pangeran Mangkubumi, paman Diponegoro, dan panglima utamanya Sentot Alibasyah Syahbana menyerah. Pada 28 Maret 1830 Diponegoro bersedia melakukan perundingan di Magelang, tetapi itu hanya taktik Belanda saja. Diponegoro dinaikkan kereta tahanan untuk dibawa ke Semarang. Lalu dengan kapal laut ia diasingkan di Manado, kemudian di Makassar. Berakhirlah Perang Jawa yang merupakan perlawanan elite bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban. Di pihak pemerintah menelan 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 berkebangsaan Indonesia, 200.000 orang Jawa tewas. Sehingga jumlah penduduk Yogyakarta kala itu menyusut separuhnya. Pelukis Raden Saleh Boestaman yang keturunan Arab lahir di Solo pada 1814. Setelah pergi ke Belanda selama 23 tahun lamanya untuk mengabdi pada Raja Willem III, ia kembali ke Jawa pada 1857. Dialah yang melukis penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang yang diberi judul 'Historisches Tableau, die Gefangennahmen des Javanischen Hauptling Diepo Negoro'. Raden Saleh wafat di tahun 1880. Peninggalan beliau diantaranya adalah kebun binatang yang kini berubah fungsi menjadi Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta. Juga rumah miliknya yang kini berubah fungsi menjadi rumah sakit Katholik di Jl. Raden Saleh, Jakarta Pusat. Buku: "Asal-usul Perang Jawa, pemberontakan Sepoy & Lukisan Raden Saleh Penulis: Peter Carey Pengantar: Onghokham Penerbit: LkiS, Yogyakarta, 2004 Tebal: 197 halaman
__________________________________________________________ Kisah yang aku cuplikkan dari sebuah buku tersebut dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya Pangeran Diponegoro ingin mendirikan sebuah kekhalifahan Islam di Tanah Jawa - minimal di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Ia dan para pengikutnya rela melepas busana kerabat kraton Jawanya dengan busana khas Timur Tengah. Kala itu sungguh amat jarang seorang bangsawan kraton keturunan Mataram mau menanggalkan tradisi kejawaannya demi apa yang diyakininya. Tercatat pada 1813 wilayah Mataram pecah menjadi empat dengan naik tahtanya Pangeran Notokusumo sebagai Paku Alam I. Wilayah lainnya menjadi milik Kasunanan dan Mangkunegaran yang berkedudukan di Surakarta. Di Yogyakarta berbentuk Kasultanan. Ini bisa menjadi penelitian yang amat menarik terkait dengan proses Islamisasi di Indonesia pada masa lalu. Catatan: Kisah Perang Jawa pernah difilmkan oleh almarhum Teguh Karya dengan judul "November 1828". Namun itu hanya sepenggal kisah dari ratusan kisah yang belum sempat terungkapkan. __________________________________________________________ Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com http://indonesiana.multiply.com __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/