Refleksi: Koq main kucing-kungan Pak SBY? Kalau dari semula dibilang bahwa perlu impor beras untuk stock dan untuk itu 23 perusahaan akan ditunjuk sebagi pengimpor, masalahnya mungkin bisa dimengerti bahwa kabinet pengusaha perlu laba, tetapi koq disulap dengan pemberitaan beras impor illegal atau penyelundupan beras. Apakah itu bukan suatu usaha manipulasi berita pengibulan kaum tani dan rakyat pada umumnya?
http://www.suarapembaruan.com/News/2005/12/10/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Presiden: Impor Beras Hanya untuk Stok JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tidak menyalahpahami kebijakan pemerintah mengimpor beras dari Vietnam sekitar 70.050 ton. Impor beras sebanyak itu hanya untuk mengamankan stok pangan dan tidak akan masuk ke pasar jika situasi dianggap normal. "Karena itu janganlah salah paham terhadap izin impor beras baru-baru ini. Beras impor tidak kita maksudkan untuk memasuki pasar dalam keadaan normal," kata Presiden Yudhoyono ketika berpidato dalam acara penyerahan Penghargaan Ketahanan Pangan Tahun 2005, di Istana Negara, Jumat (9/12). Menurut Presiden, sebagai negara agraris Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri tanpa harus melakukan impor dari negara lain. Impor akan dilakukan, lanjutnya, jika dalam kondisi terpaksa. "Saya ulangi, kita mengimpor bahan makanan hanya dalam keadaan terpaksa untuk berjaga-jaga agar jangan terjadi kekurangan persediaan," kata Presiden. Ia menambahkan, negara bertanggung jawab agar tidak terjadi kekurangan pangan. Pemerintah, ujarnya, memiliki kewajiban melindungi seluruh warga negaranya, termasuk petani dan bukan petani, dalam hal ini konsumen beras. "Kita ingin melindungi petani kita, tidak boleh menderita karena sebuah policy. Tetapi kita juga memikirkan konsumen kita, rakyat kita agar bisa membeli dalam harga yang terjangkau," katanya. Karena itu Presiden meminta menteri yang terkait dengan persoalan ini melakukan impor beras dengan hati-hati. Selain itu mereka diharapkan melakukan konsultasi dan komunikasi dengan DPR. Pimpinan di semua tingkatan diharapkan mengerti persoalan impor beras ini dengan cermat karena jika salah mengambil langkah akan terjadi kekacauan. Bohongi Rakyat Namun Irmadi Lubis, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDI-P) menilai bahwa kebijakan mengizinkan impor beras sampai 70.050 ton sebelum akhir 2005, merupakan bukti nyata kebohongan pemerintah yang menyakitkan rakyat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2005 lalu, telah menegaskan tidak akan ada impor beras, namun hanya dua setengah bulan janji itu diingkari. Dalam keterangannya kepada pers di Jakarta, hari yang sama, sembari menunjukkan teks pidato kenegaraan Presiden Yudhoyono, Irmadi menegaskan, janji pemerintah untuk berpihak kepada rakyat, hanya pepesan kosong. (Y-3/M-15) Last modified: 10/12/05 ++++ http://www.suarapembaruan.com/News/2005/12/10/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Impor Beras Libatkan 23 Perusahaan Swasta JAKARTA - Keputusan pemerintah mengimpor beras ternyata tidak hanya melibatkan Bulog atau Departemen Perdagangan, tetapi 23 perusahaan swasta dan sejumlah pendompleng. Perusahaan-perusahaan itu memasok beras secara diam-diam ke pasaran sebanyak 185 ribu ton, sehingga total beras impor yang masuk ke Indonesia saat ini ditambah 70.050 ton impor resmi pemerintah menjadi sekitar 255.050 ton. Selain itu, sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memasok beras hibah ke Indonesia sebanyak 30 ribu ton. Namun, jumlah beras yang masuk ke Indonesia tidak hanya 30 ribu ton sesuai kesepakatan hibah, tapi menjadi 110 ribu ton, akibat ada pihak yang ikut mendompleng yakni sebanyak 80 ribu ton. Fakta tersebut mengemuka dalam diskusi Dialektika Demokrasi yang diselenggarakan Koordinatoriat Wartawan DPR/MPR RI di Jakarta, Jumat (9/12). Diskusi itu menghadirkan pembicara Fahri Andi Laluasa dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Tamsil Linrung dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Hasto Kristiyanti dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) dan pengamat ekonomi dari INDEF Bustanul Arifin. Fahri Andi yang menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI mengatakan, kalau jumlah 185.000 ton itu masuk ke pasar dalam negeri , maka bisa merusak harga beras. "Kita menginginkan kalau ada beras impor ya lebih baik masuk ke gudang Bulog agar harga pasar tidak terganggu," katanya. Tamsil Linrung mengatakan, keputusan pemerintah melakukan impor beras membingungkan, karena tidak ada sedikit pun pembicaraan dan anggaran untuk mengimpor beras. Karena itu, DPR RI dengan tegas menolak impor beras. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang kabinet pun sepakat menolak impor beras. Tapi, mengapa tiba-tiba ada beras impor? Tamsil mengatakan, ada rapat lain yang merekomendasikan impor beras. "Saya sangat yakin para wartawan tahu siapa orang-orang itu," kata Tamsil yang disambut tertawa para wartawan karena ada beberapa wartawan menyebut nama seorang petinggi negara ini. Bustanul Arifin mengatakan, kebijakan pemerintah untuk tahun 2005 sangat jelas yakni tidak ada impor beras, karena produktivitas dalam negeri cukup tinggi. Kemungkinan besar pada Januari 2006 kebijakan itu ditinjau jika melihat stop beras di tingkat nasional menipis. Tapi anehnya, walau sudah ada kebijakan resmi melarang impor beras, pada September 2005, muncul isu kekurangan stok beras sehingga perlu diimpor. Data yang digunakan adalah dari Departemen Perdagangan dan Bulog. "Di sini menjadi sangat jelas bagaimana data itu dijadikan alasan untuk kamuflase. Tapi alasan yang utama adalah interes orang-orang tertentu," kata Bustanul. Anggota F-PDIP Hasto Kristanto, menyatakan kebijakan impor beras jelas memiliki implikasi luas, bukan hanya berdampak pada petani, tapi juga membuat spekulan-spekulan beras mencari keuntungan semata. Oleh karena itu, kalau ada hak angket impor beras, perlu juga masyarakat mendukung agar DPR diberikan biaya penyelidikan untuk melakukan kajian lebih dalam. Menurutnya, saat ini ada upaya membungkam suara-suara kritis DPR, terkait soal hak angket ini. Upaya itu berupa telepon yang meminta dirinya agar mau diajak berdamai. (L-8) Last modified: 10/12/05 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/