http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-516%7CX

Rabu, 22 Februari 2006
Kapan Perempuan Aceh Terbebas dari Rasa Ketakutan?
Jurnalis : Eko Bambang S
Jurnalperempuan.com-Jakarta. Perempuan di Aceh tidak pernah berhenti dicekam 
rasa ketakutan. Trauma ketakutan akibat konflik bersenjata sampai sekarang 
masih terus mencekam dalam kehidupan perempuan. Trauma konflik masih juga belum 
reda, kini perempuan Aceh kembali dicekam oleh rasa ketakutan dengan 
diberlakukannya Syariat Islam yang lebih banyak merugikan perempuan seperti 
dilarang bekerja di malam hari. 

“Kapan perempuan Aceh terbebas dari rasa ketakutan?, dulu konflik, sekarang 
Syariat Islam, mengapa perempuan terus menerus menjadi sasaran” kata Suraiya 
Kamaruzaman aktivis perempuan dari Flower Aceh ketika dihubungi redaksi 
jurnalperempuan.com berkaitan dengan fatwa MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) 
Biureun tentang pelarangan perempuan bekerja malam hari dan penangkapan 
sejumlah aktivis perempuan untuk perdamaian oleh Polisi Syariat di Banda Aceh. 

Suraiya sangat mengkhawatirkan dampak buruk yang yang akan dialami oleh 
perempuan Aceh jika terus menerus mengalami rasa ketakutan yang silih berganti. 
Menurut Suraiya, fatwa MPU di Biureun yang mengekang perempuan ini semacam uji 
coba untuk tindakan pengekangan berikutnya. “Kalau sekarang perempuan dilarang 
bekerja malam hari, besok perempuan dilarang keluar malam dan selanjutnya 
perempuan bisa dilarang keluar rumah,” ujar Suraiya. 

Menurut Suraiya, penerapan Syariat Islam di Aceh harusnya bisa mengakomodasi 
sejumlah penfsiran lain tentang Syariat Islam. Menurut Suraiya sebenarnya ada 
empat ulama besar di Aceh yang mempunyai tafsiran berbeda tentang interpretasi 
penerapan Syariat Islam, namun para ulama ini tidak diakomodasi 
pemahaman-pemahamannya dan hanya satu interpretasi Syariat Islam yang 
digunakan. Akibat dari penafsiran yang tunggal itu, segala kemungkinan 
pelanggaran hak asasi manusia akan terjadi. 

Menurut Suraiya, ia menolak penerapan Syariat Islam di Aceh selama ini bukan 
berarti anti Islam. “Yang kita tolak adalah interpretasi dalam penerapan, 
karena interpretasi tersebut sangat diskriminatif dan merugikan pihak lain 
khususnya perempuan,”ujar Suraiya. Suraiya berharap penerapan Syariat Islam 
jangan melihat pada simbol-simbolnya saja, seperti kalau perempuan bekerja 
malam itu buruk, atau kalau perempuan bekerja di hotel itu sesat, atau 
perempuan memakai baju ketat itu setan. Cara demikian menurut Suraiya, 
memahamkan Syariat Islam dalam masyarakat secara substansi tidak tercapai, 
justru malah berpotensi timbulnya pelanggaran kemanusiaan. 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke