14 Jan 2005 - 7:50 am "Mereka (kaum Muslim) dengki kepada kita karena dengki dengan peradaban, pola kehidupan, kebebasan, dan demokrasi kita."
Kiranya perlu saya ulang kembali Benyamin Franklin bekas Presiden Amerika dalam suatu pidatonya di hadapan Konggres Amerika, mengingatkan para pendiri negara AS sebagai berikut ; "Dulu, orang-orang yahudi masuk ke negeri ini sebagai imigran dekil. Kemudian mereka menguasai potensi-potensi alam kita. Sekarang, mereka begitu sombong kepada kita dengan memonopoli kekayaan alam kita. Mereka adalah iblis-iblis jahannam dan kelelawar penghisap darah rakyat Amerika. Tuan-tuan, usir gembel laknat itu dari negeri ini sebelum terlambat, demi melindungi kepentingan rakyat kita dan generasi medatang. :swf Kalau tidak Tuan-tuan akan melihat dalam satu abad mendatang mereka akan menjadi tantangan yang lebih besar daripada apa yang sekarang ini tuan pikirkan. Tiba-tiba, tuan akan menyaksikan mereka menguasai negeri dan bangsa ini. Mereka akan menghancurkan segala sesuatu yang telah kita bangun dengan darah kita. Percayalah, mereka tidak akan memiliki belas-kasihan kepada anak cucu kita nanti. Bahkan, tidak mustahil, mereka akan memperbudak kita demi mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Mereka akan berada dalam kantor-kantor sambil berfoya-foya untuk mentertawakan kebebalan, kebodohan dan kedunguan kita. Tuan-tuan yakinlah, Jika tuan-tuan tidak segera mengambil tindakan, niscaya ketika generasi-generasi mendatang tengah terinjak-injak sepatu mengkilat Yahudi, mereka akan melaknat kebijaksanaan kita sekarang ini." MENGAPA MEREKA MEMBENCI KITA ? Sesaat setelah Peristiwa 11 September Bush (baca AS) langsung mengaitkannya dengan kaum Muslim. Ia beralasan, "karena mereka membenci kita." Perkataan itu pun dibenarkan oleh bangsa Amerika. Cap teroris lalu dilekatkan kapada kaum Muslim. Hal itu juga diamini dan didukung oleh Gerhard Schroeder (Kanselir Jerman), Tony Blair (PM Inggris), Berlusconi (PM Italia), serta para pemimpin, politisi, akademisi dan banyak masyarakat Barat. Richard P. dalam New York Observer 17 September 2001 menulis: Sungguh, Amerika adalah imperium kapitalisme demokrasi....Setiap orang di dunia yang tidak bernasib baik memperhatikan kita sebagai negeri dan kebudayaan. Ia melihat kita berada dalam kemuliaan. Jika dalam dirinya terdapat ketamakan, ia akan berusaha mendatangi kita atau akan mengekor kita. Jika dalam dirinya terdapat pola pikir tertindas, ia akan menyerahkan kepemimpian kepada kita. Jika dia memiliki sumber yang cukup atau yang seimbang, ia akan berupaya memerangi kita....Sesunguhnya orang-orang yang gagal di dunia membenci kita, karena kita kuat, kaya, dan berada dalam kebaikan. Bush juga pernah berkata, "Mereka (kaum Muslim) dengki kepada kita karena dengki dengan peradaban, pola kehidupan, kebebasan, dan demokrasi kita." Ungkapan itu merupakan klaim bahwa kaum Muslim membenci Barat (AS) karena tsaqâfah (budaya) kaum Muslim itu kuno dan rusak, sementara tsaqâfah mereka modern dan penuh kebaikan; karena kaum Muslim iri dengan kekuatan dan kehebatan mereka; karena kaum Muslim itu fundamentalis, radikal, dan teroris. Benarkah klaim mereka itu? Benarkah tsaqâfah mereka maju dan penuh kebaikan? Benarkah kehidupan mereka mulia? Benarkah kaum Muslim pantas iri terhadap ideologi dan kehidupan mereka? Kemajuan yang bisa mereka banggakan-meskipun diselimuti cacat-sesungguhnya hanyalah kemajuan sains dan teknologi, tidak lebih. Sayangnya, kemajuan itu mereka monopoli demi kesejahteraan mereka endiri-bukan untuk kemaslahatan seluruh manusia-dan untuk mengeksploitasi bangsa lain. Bangsa dan umat lain hanya mereka jadikan sebagai pembeli produk teknologi mereka tanpa diberi kesempatan untuk mempelajari sains dan teknologi itu sendiri. Mereka tidak mengenal konsep penyebaran sains dan alih teknologi kepada manusia lain. Selain itu, apa yang dimiliki Barat (dan AS) yang mereka klaim membuat dengki dan melahirkan kebencian kaum Muslim, tidak lain hanyalah sejumlah cacat dan aib kehidupan dan sistem hidup yang buruk. Di antara aib itu adalah: 1) Perilaku konsumtif sebagai cara hidup. 2) Konsepsi kebebasan yang menjadi keyakinan dan pilar sistem mereka. 3) Konsepsi individualis yang sangat menonjol. 4) Mereka tidak beragama dalam berinteraksi dengan orang lain maupun dalam bermasyarakat. 5) Angka perceraian yang sangat tinggi dan rusaknya ikatan keluarga. Ideologi Kapitalisme dengan demokrasi yang mereka banggakan tidak lain merupakan ideologi dan konsepsi yang dipenuhi kerakusan, keserakahan, nafsu penjajahan dan perbudakan, serta kebohongan. Kebohongan-kebohongan Bush dan penguasa Barat lainnya sejak dulu sampai sekarang dalam ideologi Kapitalis adalah hal yang biasa terjadi. Mereka mengklaim, dengan demokrasi rakyatlah yang memerintah. Hal itu hanyalah bualan kosong belaka. Faktanya, yang berkuasa di tengah mereka adalah sekelompok birokrat yang berkoalisi dengan para kapitalis pemilik modal. Mereka beraktivitas bukan demi rakyatnya, tetapi demi kepentingan mereka sendiri dan para kapitalis itu. Walter Lippman mengungkapkan: Masyarakat sesungguhnya telah dibagi pada mayoritas, yaitu mayoritas orang awam dipimpin oleh "kelas khusus" dari orang-orang istimewa. Mereka adalah orang-orang yang memegang kekuasaan. Merekalah yang menetapkan kemaslahatan masyarakat. Mereka ini menjadi kaum birokrat murni yang mengabdi secara khusus kepada para kapitalis pemilik modal. Hanya saja, hakikat interaksi birokrat dan kapitalis itu tidak boleh tersebar kepada mayoritas masyarakat awam, karena mereka tidak akan dapat memahami perkara. Atas dasar ini, mayoritas masyarakat awam beranggapan bahwa mereka mengelola kekuatan demokrasinya. Kaum birokrat itu wajib menjadi perekayasa anggapan ini ('Abd al-Hayyi Zalûm, Imbratûriyyah asy-Syarr al-Jadîdah (Imperium Keburukan Baru). Sementara itu, kehidupan masyarakat Barat (khususnya AS) adalah cermin kehidupan yang sangat buruk. Bahkan AS menjadi negara dengan angka kriminalitas nomor satu di dunia. Departemen Kehakiman AS melaporkan bahwa antara 1964-1994 telah terjadi 25 juta kasus kriminal. Laporan FBI menyatakan, pada tahun 2001 di AS terjadi 6.6 juta kejahatan; 1,3 juta (20%) di antaranya berupa kejahatan rasial (karena perbedaan warna kulit). Menurut Departemen Kehakiman AS, pada th. 2002, jumlah narapidana 6.6 juta orang. Asosiated Press melaporkan, di AS terjadi pembunuhan setiap 22 menit, pemerkosaan setiap 5 menit, dan pencurian setiap 49 detik. Karena itu, berdasarkan survei Associated Press, 52% laki-laki dan 68 % wanita di AS merasa khawatir akan menjadi korban kejahatan. Artinya, separuh lebih dari masyarakat AS hidup dengan dibayangi ketakutan akan ancaman kejahatan. Ini adalah kehidupan yang sangat tidak mengenakkan. Seperti itulah cermin kehidupan di AS, "tanah kebebasan". Sungguh aneh kalau ada orang yang merasa iri dengan kehidupan seperti itu. Dari sisi kehidupan keluarga, angka berikut menjelaskan buruknya kehidupan keluarga di AS. Angka perceraian th. 1997: 1,164 juta dan th. 1998: 1,94 juta. Th. 1999 jumlah laki-laki yang dicerai 8,57 juta (8,3%) dan wanita 11,3 juta (10,2%). Besarnya angka perceraian ini mengakibatkan banyak anak yang tumbuh di luar pengasuhan kedua orangtuanya. Akibatnya, dari hasil penelitian yang dilakukan di seluruh wilayah AS dan dimuat di http:www.divorcemagazine.com terungkap: 63% pembunuhan di usia remaja, 90% anak yang melarikan diri, 85% anak yang memiliki masalah perilaku, dan 85% anak yang dipenjara berasal dari anak dengan orang tua tunggal (bapak atau ibu saja) atau yang diasuh di panti asuhan. Keburukan itu belum ditambah lagi dengan jutaan kasus HIV dan AIDS, masalah lesbianisme dan homoseksual, pengabaian terhadap orangtua, serta segudang masalah keluarga dan sosial lainnya Jelas, tidak ada satupun hal dari kehidupan di Barat (khususnya AS) yang bisa membuat kaum Muslim iri. Orang yang sehat akal tidak akan mengangan-angankan kehidupan seperti kehidupan Barat (AS) itu. Oleh karena itu, klaim Bush bahwa kaum Muslim membenci mereka karena iri terhadap ideologi, demokrasi, dan kehidupan mereka jelas tidak berdasar. Semua itu hanyalah bualan Bush. Jadi sebenarnya, siapa yang membenci siapa? Ideologi Kapitalisme dengan demokrasi yang mereka banggakan tidak lain merupakan ideologi dan konsepsi yang dipenuhi kerakusan, keserakahan, nafsu penjajahan dan perbudakan, serta kebohongan. Kebohongan-kebohongan Bush dan penguasa Barat lainnya sejak dulu sampai sekarang dalam ideologi Kapitalis adalah hal yang biasa terjadi. Mereka mengklaim, dengan demokrasi rakyatlah yang memerintah. Hal itu hanyalah bualan kosong belaka. Faktanya, yang berkuasa di tengah mereka adalah sekelompok birokrat yang berkoalisi dengan para kapitalis pemilik modal. Mereka beraktivitas bukan demi rakyatnya, tetapi demi kepentingan mereka sendiri dan para kapitalis itu. Walter Lippman mengungkapkan: Masyarakat sesungguhnya telah dibagi pada mayoritas, yaitu mayoritas orang awam dipimpin oleh "kelas khusus" dari orang-orang istimewa. Mereka adalah orang-orang yang memegang kekuasaan. Merekalah yang menetapkan kemaslahatan masyarakat. Mereka ini menjadi kaum birokrat murni yang mengabdi secara khusus kepada para kapitalis pemilik modal. Hanya saja, hakikat interaksi birokrat dan kapitalis itu tidak boleh tersebar kepada mayoritas masyarakat awam, karena mereka tidak akan dapat memahami perkara. Atas dasar ini, mayoritas masyarakat awam beranggapan bahwa mereka mengelola kekuatan demokrasinya. Kaum birokrat itu wajib menjadi perekayasa anggapan ini ('Abd al-Hayyi Zalûm, Imbratûriyyah asy-Syarr al-Jadîdah (Imperium Keburukan Baru). Sementara itu, kehidupan masyarakat Barat (khususnya AS) adalah cermin kehidupan yang sangat buruk. Bahkan AS menjadi negara dengan angka kriminalitas nomor satu di dunia. Departemen Kehakiman AS melaporkan bahwa antara 1964-1994 telah terjadi 25 juta kasus kriminal. Laporan FBI menyatakan, pada tahun 2001 di AS terjadi 6.6 juta kejahatan; 1,3 juta (20%) di antaranya berupa kejahatan rasial (karena perbedaan warna kulit). Menurut Departemen Kehakiman AS, pada th. 2002, jumlah narapidana 6.6 juta orang. Asosiated Press melaporkan, di AS terjadi pembunuhan setiap 22 menit, pemerkosaan setiap 5 menit, dan pencurian setiap 49 detik. Karena itu, berdasarkan survei Associated Press, 52% laki-laki dan 68 % wanita di AS merasa khawatir akan menjadi korban kejahatan. Artinya, separuh lebih dari masyarakat AS hidup dengan dibayangi ketakutan akan ancaman kejahatan. Ini adalah kehidupan yang sangat tidak mengenakkan. Seperti itulah cermin kehidupan di AS, "tanah kebebasan". Sungguh aneh kalau ada orang yang merasa iri dengan kehidupan seperti itu. Dari sisi kehidupan keluarga, angka berikut menjelaskan buruknya kehidupan keluarga di AS. Angka perceraian th. 1997: 1,164 juta dan th. 1998: 1,94 juta. Th. 1999 jumlah laki-laki yang dicerai 8,57 juta (8,3%) dan wanita 11,3 juta (10,2%). Besarnya angka perceraian ini mengakibatkan banyak anak yang tumbuh di luar pengasuhan kedua orangtuanya. Akibatnya, dari hasil penelitian yang dilakukan di seluruh wilayah AS dan dimuat di http:www.divorcemagazine.com terungkap: 63% pembunuhan di usia remaja, 90% anak yang melarikan diri, 85% anak yang memiliki masalah perilaku, dan 85% anak yang dipenjara berasal dari anak dengan orang tua tunggal (bapak atau ibu saja) atau yang diasuh di panti asuhan. Keburukan itu belum ditambah lagi dengan jutaan kasus HIV dan AIDS, masalah lesbianisme dan homoseksual, pengabaian terhadap orangtua, serta segudang masalah keluarga dan sosial lainnya Jelas, tidak ada satupun hal dari kehidupan di Barat (khususnya AS) yang bisa membuat kaum Muslim iri. Orang yang sehat akal tidak akan mengangan-angankan kehidupan seperti kehidupan Barat (AS) itu. Oleh karena itu, klaim Bush bahwa kaum Muslim membenci mereka karena iri terhadap ideologi, demokrasi, dan kehidupan mereka jelas tidak berdasar. Semua itu hanyalah bualan Bush. Jadi sebenarnya, siapa yang membenci siapa? Barat (AS)-lah yang Membenci Islam dan Kaum Muslim Realita yang sesungguhnya menunjukkan bahwa Barat (AS)-lah yang membenci Islam dan kaum Muslim. Merekalah yang merasa iri dengan kehidupan kaum Muslim. Mereka merasa iri ketika melihat keluarga kaum Muslim diikat oleh ikatan kasih sayang penuh kehangatan. Anak memuliakan orangtua, orangtua memelihara urusan anak-anaknya. Dalam kehidupan kaum Muslim, silaturahmi menjadi sesuatu yang suci; berbakti kepada orangtua menjadi kewajiban suci para anak; para wanita menaati suaminya; para suami senantiasa memperhatikan dan melindungi para istri; peka dan perhatian terhadap tetangga menjadi ketentuan syariat; dan masih banyak lagi aturan-aturan interaksi sosial di tengah kaum Muslim. Semua itu terpelihara dalam kehidupan kaum Muslim dan-sebaliknya-hilang dari kehidupan mereka. Mereka juga dengki terhadap berbagai kekayaan alam yang dianugerahkan Allah, yang terhampar di bumi kaum Muslim. Hal itu mencuatkan kerakusan dan ketamakan mereka. Jadilah mereka "para perompak" yang merampok kekayaan negeri-negeri Muslim, dibantu oleh kaki tangan mereka. Namun sebenarnya, kerakusan dan ketamakan mereka itu bukan sekadar karena iri terhadap kaum Muslim, tetapi merupakan implikasi ideologi Kapitalisme yang mereka yakini. Penjajahan merupakan metode baku penyebaran ideologi Kapitalisme ini. Ideologi Kapitalisme secara mendasar melekatkan sifat rakus, serakah, nafsu menjajah dan memperbudak manusia lain dalam diri setiap penganutnya; apalagi seperti AS yang menjadi pengemban aktif dan pemimpin ideologi ini. Atas dorongan ideologi Kapitalisme dengan dasar akidah sekular itulah kebencian mereka tehadap kaum Muslim dan Islam meraksasa. Kebencian ideologis ini sarat dengan nafsu bumi hangus melengkapi nafsu menjajah dan memperbudak yang sudah include dalam diri mereka. Akidah sekular yang menjadi landasan ideologi Kapitalisme mendoktrinkan keyakinan untuk memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Akidah ini juga mendapat pembenaran spiritual melalui ungkapan Bible yang menyatakan, "Render unto Caesar what is Caesar's and unto God what is God's". Jelas keyakinan ini bertentangan sepenuhnya dengan Islam. Akidah Islam menghendaki pengaturan kehidupan dilakukan menggunakan sistem dan aturan yang berasal dari Allah Swt. Dengan demikian, secara ideologis dan spiritual, Barat (AS) memang membenci Islam dan Kaum Muslim. Bush, pasca II September, serta-merta tanpa investigasi lebih dulu langsung menuduh pelakunya adalah kaum Muslim. Begitu juga dengan sangat jelas ia menyatakan WoT (War on Terrorism) sebagai Crussade (Perang Salib) baru. Karen Amstrong menyatakan: Kami di barat mempunyai sejarah yang panjang dalam bentuk kebencian dan permusuhan terhadap Islam. Akan tetapi, kebencian terus nampak menonjol dan bertambah kuat di seputar Atlantik. Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia untuk menyerang agama ini (Islam) hingga sekalipun mereka tidak mengetahui secuil pun tentangnya. Prof. Peters B. dari Conecticut College juga berkata, "Sungguh, kultur bangsa Amerika terus dipengaruhi oleh jiwa Perang Salib. Hal itu menjadikan mereka memandang Islam sebagai sumber ancaman." Bernard Lewis pada th. 1990, dalam tulisannya, "Roots of Muslim Rage" (Akar-akar Amarah Kaum Muslim), secara ideologis juga telah menempatkan Islam dan kaum Muslim sebagai lawan bagi Barat dan Kapitalisme. Hal itu semakin diperkuat oleh Huntington dengan "Clash of Civilization"-nya yang sangat mempengaruhi para politikus Barat (AS), yang semakian menempatkan Islam dan kaum Muslim sebagai lawan tunggal bagi Kapitalisme setelah runtuhnya komunisme. Belakangan, Will Hutton juga berkata, "Islam radikal merepresentasikan tantangan terbesar bagi peradaban Barat setelah runtuhnya fasisme dan Komunisme." Banyak analis di Barat meyakini bahwa War on Terrorism (WoT) adalah babak lanjutan dari perang ideologi Kapitalisme: pertama menghadapi fasisme, kemudian Komunisme, dan sekarang melawan apa yang mereka percayai sebagai terorisme Islam. Lebih dari itu Prof. Chris Brown menyifati WoT dengan ungkapan, "Apa yang kita punya adalah perang antara dua konsepsi yang berbeda tentang tatacara hidup yang seharusnya." Sasaran WoT adalah seluruh Dunia Islam. Afganistan dan Irak telah menjadi sasaran invasi militer AS. Berikutnya adalah Iran dan Syiria. Dalam hal ini, Pejabat Sekretaris Negara AS Jhon R. Bolton menyatakan pada akhir Oktober lalu, "Presiden Bush memutuskan untuk berusaha mencari solusi diplomatik dan damai untuk isu tersebut, namun diisyaratkan bahwa semua opsi, termasuk penggunaan kekuatan, tetap terbuka." Berikutnya, George Friedman, penulis "America's Secret War," menulis bahwa AS telah memplot untuk menginvasi Pakistan, kemudian Sudan, Indonesia, Nigeria, dan Turki. Jadi, bukan kaum Muslim yang membenci AS. Akan tetapi, AS (Barat)-lah yang membenci Islam dan kaum Muslim dengan kebencian yang sangat dalam. Meskipun begitu, kaum Muslim dengan Khilafah yang, insya Allah, akan segera berdiri, tidak akan membumihanguskan mereka, tetapi akan membebaskan mereka dari kehidupan dan sistem mereka yang buruk dan penuh kezaliman; kemudian memberikan kepada mereka kehidupan yang sejahtera, penuh keadilan dan kebaikan. Wallâh a'lam bi ash-shawâb. Oleh: Yahya 'Abdurrahman ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/