Masdar dan Zuhairi Diancam Mati,
Swaramuslim Mensyukuri

Masdar Farid Mas'udi (50 tahun) dan stafnya, Zuhairi Misrawi, dua sosok
nyeleneh yang tergabung dalam tim 9 penulis buku FLA (Fiqih Lintas Agama)
pimpinan Nurcholish Madjid (Paramadina) diancam mati oleh Presiden PPMI
(Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia) di Mesir. Ancaman mati yang
mengakibatkan batalnya acara "Pendidikan Islam Emansipatoris" yang akan
Masdar selenggarakan untuk mahasiswa Indonesia di Mesir 7-8 Februari 2004
itu disyukuri orang, di antaranya tersirat dari ungkapan-ungkapan di situs
swaramuslim.

Sebelum acara itu berlangsung, berita pun telah ramai di milis Insist di
Malaysia, bahwa Masdar --yang dikenal ingin mengubah waktu pelaksanaan
ibadah haji agar ritual pokoknya jangan hanya di bulan Dzulhijjah tapi bisa
kapan saja selama 3 bulan itu- telah bertandang ke Mesir untuk menggarap
mahasiswa Indonesia.

Seorang kandidat doktor di Mesir melaporkan ke milist Insist 6 Februari 2004
sebagai berikut:

Assalamualaikum,

Terlebih dahulu saya perkenalkan diri: nama saya ; Muchlis M. Hanafi,  saat
ini tengah menyelesaikan program doktor di Univ. Al-Azhar Kairo,  jurusan
Tafsir dan Ilmu-Ilmu Alquran. Selama ini saya hanya aktif sebatas  sebagai
pembaca di milist ini.

Di tengah kemelut persoalan haji, mulai di tanah air sampai pada tingkat
pelaksanaannya di tanah suci, yang tak kunjung usai, khususnya setelah
tragedi Mina terbaru (2004) yang menelan korban 244 orang, berbagai ide
dilontarkan. Di antara yang menarik untuk dikaji dan didiskusikan, apa yang
disampaikan oleh Masdar F Mas'udi, Katib Syuriah PBNU dan Anggota Komisi
Fatwa MUI, seputar peninjauan ulang kembali waktu-waktu pelaksanaan ibadah
haji, dan 'dipasarkan' oleh Ulil Absar Abdalla dalam tulisannya di Media
Indonesia, Selasa, 3 Februari 2004 (Tulisan dan wawancara Masdar dapat
dilihat di www.islamlib.com, Jawa Pos, Minggu, 18 Januari 2004).

Kesimpulannya, menurut Masdar, selama ini telah terjadi kesalahan dalam
pemahaman menyangkut waktu-waktu pelaksanaan ibadah haji. Puncak ibadah haji
yang dilakukan tanggal 8, 9, 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, menurutnya,
bertentangan dengan nash sharih dalam Al-Quran, Al-hajju asyhurun ma`lumat
(waktu haji adalah beberapa bulan yang sudah maklum, yaitu Syawwal,
Dzulqa`dah dan Dzulhijjah, dengan perbedaan apakah Dzulhijjah seluruhnya
atau hanya 9 atau 10 hari pertama). Berdasarkan ayat tersebut, ibadah haji
dapat dilakukan kapan saja, dalam hari-hari selama tiga bulan tersebut,
tanpa terfokus pada hari-hari yang selama ini kita kenal sebagai puncak
pelaksanaan ibadah haji. Demikian singkatnya, secara lengkap argumentasinya
dapat dibaca di sumber yang kami sebutkan di atas.

Di Mesir, wacana seperti itu bukanlah baru. Beberapa tahun lalu, seorang
Jenderal (Purn) Mesir bernama Muhammad Syibl pernah mengutarakan ide
tersebut dengan argumentasi yang sama. Likulli saqith laqith (Setiap yang
'jatuh' akan ada yang memungut), demikian kata pepatah Arab.

Saat ini Masdar cs (P3M) tengah berada di Kairo dan akan menggelar, yang
mereka sebut Pendidikan Islam Emansipatoris. Salah satu materinya ide
sensasi dia ttg haji. Pendidikan model P3M ini terbilang baru dalam sejarah
mahasiswa Kairo. Bayangkan, tempatnya di hotel Sonesta (bintang lima) dengan
segala fasilitasnya, peserta gratis, bahkan diberi ganti transport, dapat
modul dan buku-buku yang membawa misi mereka, biaya tiket, honor, akomodasi
tutor semua mereka yang tanggung. Yang diminta dari mahasiswa Kairo cuma
kuping.

 Resistensi mahasiswa cukup kuat, acara diboikot oleh sebagian besar
organisasi mahasiswa yang ada; sebagian karena tidak setuju dengan
pemikirannya, sebagian lain karena sosok  koordinator program, Sdr. Zuhairi
Misrawi, yang ketika di Kairo pernah mengatakan shalat tidak wajib. Besar
kemungkinan acara gagal.  Ini sekadar informasi berita terhangat di Kairo.

Assalamualaikum.

Informasi itupun mendapatkan tanggapan dari para "petinggi" di Inssist, di
antaranya Adian Husaini dan Hamid Fahmy Zarkasyi. Adian menginginkan agar
Masdar ditanya tentang poligami, karena dirinya berpoligami, padahal tokoh
liberal. Sedang Hamid Fahmy Zarkasyi menanggapi:

Kalau di zaman ekonomi mleset seperti ini ada orang yang tidak lagi
mempersoalkan dana, untuk hal-hal yang non-profit, sungguh luar biasa jiwa
keikhlasannya. Jauh-jauh dari Indonesia ke Cairo untuk menyebarkan suatu
gagasan memang 'langka' di zaman sekarang ini. Khususnya jika dana itu
keluar dari koceknya sendiri.

Pekan berikutnya ternyata di Indonesia pun beredar berita besar bahwa acara
Masdar di Mesir itu gagal, bahkan dia dan Zuhairi diancam mati. Berita itu
dimuat oleh Majalah Gatra, edisi 14, tgl 20 Februari 2004 sebagai berikut:

Gertak Mati Pengawal Akidah

SENYUM renyah tersungging di bibir Masdar Farid Mas'udi saat ia melihat
lambaian tangan istrinya yang menjemput di Pintu 1 Kedatangan Internasional
Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa malam lalu. Semua beban yang
menindih benaknya seakan sirna. Zuhairi Misrawi dan Nur Rofi'ah, yang
berjalan mengapit Masdar, juga mengumbar senyum lebar.

 Mereka baru saja terbang selama 19 jam dengan pesawat maskapai penerbangan
Emirates Airlines dari Kairo, Mesir. "Lega rasanya kembali menghirup udara
kebebasan berpikir di Indonesia," ujar Zuhairi, berbinar-binar. Mereka
pantas ceria karena terbebas dari bayang-bayang ancaman maut di "negeri
piramida".

Para pengurus Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M)
Jakarta itu merasa jiwanya terancam oleh ucapan Presiden Persatuan Pelajar
dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, Limra Zainuddin. Ia antara lain
menyatakan: "Saya akan membunuh Bapak atauZuhairi. Kalau bukan Bapak yang
mati, atau Zuhairi, maka saya yang mati. Pilihannya mayat saya, mayat Bapak
atau Zuhairi. Kalau Bapak masih bersikeras, saya sendiri yang akan membunuh
Bapak."

Ancaman itu dikutip dalam catatan kronologi bikinan tim panitia yang beredar
di milis para mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir, akhir pekan lalu. Limra
mengucapkannya ketika bertemu Masdar di lobi Hotel Sonesta, Kairo, Jumat
sore pekan silam.

Direktur P3M itu berada di sana karena besoknya, ia berencana punya gawe
bertajuk "Pendidikan dan Bahtsul Masail Islam Emansipatoris ".Acara ini akan
dilangsungkan di hotel bintang lima tersebut, Sabtu hingga Senin pekan lalu.

Kegiatan ini merupakan kerja sama P3M, Kekatiban Syuriyah Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (NU), dan organisasi mahasiswa setempat, "Sanggar Strategi
TEROBOSAN". Pesertanya sekitar 75 mahasiswa Indonesia di Mesir yang mewakili
sejumlah simpul. Pemikir Mesir, Prof. Dr. Hassan Hanafi dan Dr. Youhanna
Qaltah, dijadwalkan menjadi pembicara.

 Sore itu, Limra mendatangi hotel untuk menolak acara tersebut. Setelah
menemui manajer hotel, ia bertemu panitia dari unsur mahasiswa Indonesia di
Kairo. Limra menyebutkan alasan menolak acara, karena lontaran pemikiran
Zuhairi dianggap meresahkan masyarakat.

 "Pernyataan Zuhairi tentang salat tidak wajib. Dan permasalahan muslim
menikahi wanita musyrik," kata Limra. "Juga pendapat Masdar tentang haji,"
Limra menambahkan. Baru beberapa menit Limra berada di lobi hotel, kemudian
muncul Masdar bersama beberapa mahasiswa.

Limra menyampaikan tembusan surat keberatan PPMI kepada Masdar. Surat
tertanggal 5 Februari 2004 itu meminta Duta Besar RI untuk Mesir meniadakan
acara yang akan digelar Zahairi Misrawi selaku Koordinator Program Islam
Emansipatoris P3M. Penolakan itu, katanya berdasar aspirasi mahasiswa
Indonesia di Mesir.

Ujung surat PPMI itu menyiratkan ancaman. "Bapak sudah bisa membaca apa yang
terjadi, bila acara Zuhairi tetap dilaksanakan." Menanggapi persoalan itu,
Masdar berusaha mendinginkan susana dengan menawarkan dialog. Limra menolak,
dengan alasan hanya buang-buang waktu.

Ia menilai pandangan Masdar tentang pelanggaran waktu haji telah mengungkit
akidah. "Itu kan sekadar pemikiran. Anda tidak harus mengikutinya," kata
Masdar, berargumentasi. "Pokoknya tidak bisa," ujar Limra dengan nada
tinggi. "Saya sudah capek mengurus persoalan seperti ini, sampai program
saya terbengkalai. Sejak Lebaran, saya  sudah marah. Sampai sekarang saya
masih marah."

Masdar lalu menantang, "Seandainya acara ini tetap dilaksanakan, apa
akibatnya?" Limra menanggapinya dengan melontarkan ancaman akan membunuh
Masdar. Dengan tenang, Masdar meledek Limra, "Bisa nggak saya dibikinkan
surat ancaman bahwa saya akan dibunuh?" Dan Limra pun berkelit, "Saya hanya
bisa lewat lisan, saya banyak pekerjaan."

Masdar kembali melontarkan pertanyaan, "Jadi, sama sekali nggak ada jalan
keluar?"  Limra naik pitam. Napasnya terengah-engah. Tangan kanannya
mengambil asbak di meja, lalu diacungkan ke muka Masdar. "Apa perlu Bapak
saya bunuh sekarang?" Limra membentak.

Para mahasiswa di sekitar Masdar segera menenangkan Limra. Asbak
dikembalikan ke tempat. Masdar "diamankan" ke kamar. Limra digandeng ke luar
hotel. Pertemuan bubar. Masdar langsung menelepon Duta Besar RI untuk Mesir,
Prof. Bachtiar Aly, meminta perlindungan. Kepada GATRA, Bachtiar Aly mengaku
terkejut mendengar insiden ini.

 "Setahu saya, acara ini ditunda sampai setelah pemilu. Ternyata jadi
dilaksanakan sekarang," kata Bachtiar. Ia menyatakan, Kedutaan Besar RI
(KBRI) pernah menyarankan penundaan acara itu, karena ada surat penolakan
dari ICMI dan NU Mesir. Anehnya, surat-surat itu tidak menohok Masdar,
tetapi Zuhairi, alumni Jurusan Akidah Filsafat Al-Azhar.

Surat ICMI menyebut Zuhairi sebagai sosok yang menimbulkan kontroversi
karena pernah menyatakan salat tidak wajib. Surat NU menyatakan bersedia
bekerja sama menyelenggarakan acara ini, dengan catatan tidak menampilkan
Zuhairi sebagai pembicara. Ia dinilai memiliki resistensi kuat di kalangan
mahasiswa Indonesia di Kairo.

PPMI malah secara khusus menulis surat kepada Zuhairi, tertanggal 6
Februari. Isinya mengecam Zuhairi yang dinilai sering mengusik ketenangan
umat dalam menjalankan syariat. "Pemikiran dan slogan yang selama ini
Saudara usung tidak sesuai dengan kepribadian seseorang yang pernah menuntut
ilmu di Al-Azhar," tulis surat itu.

Zuhairi menyangkal pernah mengatakan salat tidak wajib. "Sebagai alumni
pesantren dan Al-Azhar, tidak mungkin saya mengatakan salat tidak wajib,"
katanya. "Saya hanya mengkritik salat yang tidak memiliki efek sosial bagi
perbaikan masyarakat. Salat jalan, tapi korupsi juga jalan," salah satu
penulis buku Fiqih Lintas Agama ini menambahkan.

Seingat Zuhairi, tudingan itu bukan hal baru. Tahun 1999, saat masih kuliah
di Al-Azhar, Zuhairi pernah sampai menandatangani surat pernyataan bahwa ia
tak pernah menyatakan salat itu tidak wajib.

 Pengagum Hassan Hanafi ini lalu mempertanyakan klaim bahwa resistensi atas
dirinya amat kuat. "Pada acara ini saya buktikan bisa mendapat dukungan
200-an mahasiswa. Janganlah memanipulasi slogan-slogan kosong," katanya.

 Kalau yang dibidik Zuhairi, mengapa Masdar yang kena damprat? "Masdar lagi
apes saja," kata Bachtiar Aly. "Sebenarnya mereka mencari Zuhairi. Ternyata
di hotel mereka ketemunya dengan Masdar, ditumpahkanlah segala emosi pada
Masdar," Bachtiar menjelaskan.

 Insiden ini berakibat dibatalkannya acara itu. State Security, lembaga
keamanan negara Mesir, menghubungi manajer hotel. Pihak hotel kemudian
mengontak KBRI, mengabarkan tentang pembatalan acara tersebut. Menurut
Masdar, karena KBRI tak bisa memberi jaminan, maka hotel pun angkat tangan.
"Saya memang kecewa, tapi saya bisa mengerti," kata Masdar.

 Namun yang membuat Masdar masygul, ia dipersulit ketika bersilaturahmi ke
kantor NU Mesir. Ketika Katib Syuriyah ini baru berbicara santai selama lima
menit di kantor NU Mesir, tiba-tiba ada telepon dari State Security, minta
Masdar membubarkan pertemuan. "Ini gimana, saya ketemu warga sendiri saja
tidak bisa," katanya.

 Pembatalan acara itu, menurut Kepala Bidang Penerangan KBRI, Teuku
Darmawan, sepenuhnya merupakan kebijakan State Security. KBRI di Mesir tidak
ikut-ikutan. "Kami tahu ada pembatalan setelah mendapat info dari Hotel
Sonesta yang mendapat teguran dari State Security ," kata Darmawan.

 Atase Pertahanan KBRI, Kolonel Yohastihar, menjelaskan bahwa kegiatan orang
asing di Kairo harus ada clearence dari State Security. Untuk salat id saja,
KBRI juga memberitahukan ke State Security. "KBRI tidak punya wewenang
membubarkan acara. Kalau State Security yang melakukan, KBRI tidak bisa
intervensi," tutur Yohastihar.

 Pembatalan acara ternyata tak membuat ancaman mati Presiden PPMI berhenti.
Limra melebarkan ancamannya kepada para mahasiswa yang menjadi saksi dan
penyusun kronologi versi P3M. Kepulangan Masdar, Zuhairi, dan Rofi'ah hanya
menenangkan diri mereka. Sementara beberapa mahasiswa di Kairo masih dalam
bayang-bayang ketakutan.

 Saat dihubungi GATRA, Selasa malam lalu, Limra menolak berkomentar. Untuk
meredakan ekses lebih lanjut, Selasa siang lalu Duta Besar Bachtiar Aly
mempertemukan pengurus PPMI dan Panitia P3M. Bachtiar menginginkan adanya
islah, dan ketegangan bisa mereda. PPMI memberi surat berisi dua tuntutan
pada panitia. Pertama, melengkapi kronologi. Kedua, minta maaf.

 PPMI mematok tenggat sampai Rabu pekan ini pukul 10 malam. Bila tidak
terpenuhi, Presiden PPMI akan mengundurkan diri. Panitia Pengarah Acara P3M,
Mas Guntur Romli, siap memenuhi tuntutan itu. "Dari segi substansi, Limra
tidak menyangkal adanya ancaman bunuh," kata Guntur. Sehingga, kalaupun
kronologi dilengkapi, tidak akan mengubah isi. Tampaknya, perjalanan menuju
titik temu kian dekat. (Gatra)[1].

Berita disertai gambar-gambar Masdar, Dubes RI di Mesir, lokasi di Mesir,
dan Bandara Cengkareng Jakarta itu dikutip full oleh situs swaramuslim lalu
diberi komentar:
      Beritahu teman artikel ini!!

Lalu situs swaramuslim itu menampilkan komentar-komentar dari pembaca, di
antaranya:

Archive Komentar:
Membersihkan Ummat Islam Dari Kaum Munafik Memang Paling Berat

            Dalam Surat Al-Baqarah, Allah menyebut ada 3 jenis manusia:
mu'min, kafir  dan munafik. Kaum Mu'min disebut 4x dalam surah itu, kafirin
2x disebut, sedangkan Munafikin disebut sampai 13x .... luar biasa! Tentu
ada maksud di balik semua pemberitaan itu. Bahkan, begitu khususnya masalah
keberadaan  kaum munafik itu dalam perjuanagan Islam, sampai-sampai Allah
buatkan   sebuah surat tersendiri dalam Al-Qur'an yang disebut sebagai Surat
Al-Munafikun. Ayat-ayat dalam surat ke 63 itu mengupas habis ciri, sifat,
sepak terjang dan keberadaan kaum munafikin itu.

Di zaman Rasulullah masih hidup, ketika Islam akan beliau kembangkan lebih
luas dengan jihaad melalui peperangan, maka kelompok yang beliau bersihkan
lebih dulu dalam tubuh umat Islam, adalah kaum munafik ini. Ummat Islam
memang kesulitan menghadapi kaum menafik itu, jauh lebih mudah menghadapi
kaum kafir yang sudah jelas identitasnya, sementara mereka ini mulutnya
mengaku beriman tapi hatinya menolak Nur Ilahi.

 Tapi kita tidak bisa begitu saja menuding seseorang munafik, hanya
berdasarkan ciri-cirinya saja, sebab kemunafikan ini menyangkut tentang isi
hati manusia yang menjadi rahasia Allah. Bagi ummat Islam yang imannya
pas-pasan, sulit mendeteksi keberadaan mereka, hanya hamba-hamba Allah yang
bersih saja yang memiliki kemampuan untuk membaca firasat isi hati manusia
munafik ini. Maka, waspadalah... wasapadalah., kalau tanda-tanda kemunafikan
itu ada di sekitar kita, atau bisa jadi ada dalam diri kita sendiri.

Wassalamu'alaikum wr wb
 date : 21 Feb 2004 commented by: Annisa-Haqque

Assalamualaikum wr wb

 Bersihkan Islam dari orang2 sesat macam Zuhairi, Nurcholis Madjid, Ulil
Abshor, dll. Ana sarankan agar kita hati2 dari sepak terjang Paramadina yang
dimotori Nurcholis , semoga Alloh memberikan hidayah kepadanya, yang
mengajarkan semua agama sama. Na'udzubillahi min dzalik. Ini jelas2 merusak
aqidah Islam, dan harus dilawan!! Bersihkan Islam dari firqoh sesat ini!

 Wassalamualaikum wr wb
 date : 22 Feb 2004 commented by: irfan

Demikianlah berita dan sambutan masyarakat, di antaranya yang telah tertuang
dalam situs tersebut. Barangkali pihak Paramadina, JIL Utankayu, Syir'ah,
LKiS Jogjakarta, P3M, sekuler, dan yang selama ini dinilai oleh masyarakat
sebagai kelompok yang mengaca-acak Islam perlu menengok kembali
dosa-dosanya. Sejak awal pembuatan buku Fiqih Lintas Agama sudah diingatkan
oleh sesama rekan Paramadina. Di antaranya Dr Zainun Kamal (satu dari 9 tim
penulis FLA Paramadina) mengatakan, jangan sampai lebih merangkul teman dari
non Islam namun justru membuat musuh di kalangan Islam sendiri.

Ungkapan bijak itu perlu dijadikan renungan kembali.[2]

[1] Majalah Gatra, edisi 14, tgl 20 Februari 2004.
[2] Media Dakwah Maret 2004




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke