TENTANG KEBERANIAN BERPIKIR Tukar-pendapat yang sekarang sedang berlangusng di kalangan orang-orang Dayak melalui milis [EMAIL PROTECTED] dalam menanggapi Visi-Misi Gubernur-Wakil Gubernur Kalteng: Agustin Teras Narang dan Ir. H. Achmad Diran, saya baca sebagai sesuatu yang cukup penting. Seperti diketahui 26 Januari 2006 lalu, A.T. Narang telah mengorganisasi pertemuan ribuan sarjana asal Kalteng dan yang berminat akan pembangunan Kalteng dalam rangka mensosialisasikan 'Visi-Misi'nya dan juga untuk memperoleh masukan-masukan. Dalam pertemuan inilah Teras Narang menyampaikan teks "Visi-Misi"nya ke publik. Sejak itu berupa-rupa tanggapan terbuka dilakukan, antara lain melalui milis [EMAIL PROTECTED] .
Tukar-pendapat yang terus-terang, tanpa canggung dan aling-aling ini, seperti saya katakan di atas merupakan hal yang berarti jika dilihat dari segi-segi berikut: 1. Peserta: Tukar-pendapat ini diikuti oleh kalangan cendekiawan muda Dayak dari berbagai tempat tinggal, baik di Kalteng atau daerah Indonesia di luar Kalteng bahkan ada yang tinggal di luar di luar negeri seperti Ben Abel atau pun Alma Adventa. Turut-sertanya mereka dalam tukar-menukar pendapat ini memperlihatkan bahwa mereka mempunyai perhatian dan keprihatinan terhadap pemberdayaan serta pembangunan kampunghalaman mereka di mana pun mereka berada. Perhatian dan keprihatinan begini, hanya bisa saya pahami sebagai adanya perasaan berhutang moral dan hutang moral yang patut dibayar kepada kampunghalaman. Dalam hal ini, saya teringat akan semangat yang tersirat pada kata-kata mantan walikota Palangka Raya, Kol. Salundik Gohong kepada saya: "Jika saya ingin enak untuk apa saya pulang kampung. Lebih baik saya tetap tinggal di Bandung sebagai kolonel intelijen Angkatan Darat. Saya memilih pulang kampung, karena saya punya hutang moral pada kampung yang harus saya bayar". Barangkali semangat ini jugalah yang melatarbelakangi para peserta perhatian dan keprihatinan yang tercermin dalam tukar-pendapat sekarang. Hal yang saya anggap suatu modal sangat berharga dalam usaha pemberdayaan dan pembangunan daerah. Silang pendapat yang terjadi saya pandang tidak lain dari cara menapis guna mendapatkan sari. Sedangkan cara penyampaian menjadi kurang berarti jika dilihat dari arah umum perhatian dan keprihatinan. Apalagi masing-masing orang mempunyai latarbelakang dan pengalaman sendiri-sendiri. Di sinilah barangkali kita belajar berbeda, belajar mendengar dan menenggang, memilah-milah yang pokok dan yang sekunder, belajar menangkap hakiki persoalan bersama agar bisa melangkah lega ke hari harapan melalui segala rupa lika-liku. Tidak kalah artinya melalui tukar-pendapat begini, masing-masing belajar bertukar-pendapat dengan argumen, tetap berpegang pada masalah sentral sedangkan anak-anak persoalan dicatat untuk dibicarakan selanjutnya setapak demi setapak secara sistematik. Masih dari segi para peserta ini, tukar-pendapat menjadi berarti lebih lagi, karena umumnya yang turut terdiri dari angkatan muda, baik lelaki atau perempuan, paling tidak satu angkatan di bawah generasi saya.Kiranya semua sepakat arti penting generasi muda sebagai calon atau bahkan sudah mulai memikul tanggungjawab atasa timbul-tenggelamnya nasib daerah [yang juga bisa dibaca: negeri]. Wajah berikut daerah dan negeri di hari esok dan lusa, akan bisa dilihat dari pola pikir dan mentalitas angkatan mudanya. Ditentukan oleh mutu angkatan mudanya -- tanpa mengabaikan peranan, pengaruh dan mutu angkatan terdahulu. Dalam tukar-pendapat begini, saya tidak menganggap relevan arti usia, sebab usia bukanlah jaminan sejati bagi benar-tidaknya suatu pendapat. Di sini yang penting, barangkali, kemampuan mendengar, menganalisa, kelengkapan data untuk berargumentasi guna mendapatkan solusi, bukan mencari menang kalah atau menyelamatkan muka. Di daerah Katingan tradisi begini disebut "pupung". [Di sini, saya membatasi diri untuk tidak memasuki lebih lanjut masalah perkembangan "pupung" sampai hari ini. Dengan menyentuh masalah ini yang ingin saya tunjukkan bahwa tradisi tidak identik dengan kadaluwarsa, karena ada nilai-nilai yang masih tanggap zaman dan aspiratif sehingga kita tidak usah tergesa-gesa dan sedikit-sedikit membuka buku pakar Barat atau dari mana pun tanpa mengabai artinya sebagai acuan]. Tukar-pendapat, bagi saya, berarti meletakkan masalah di meja agar bisa dilihat bersama guna mendapatkan penyelesaian yang disepakati bersama demi "mendapatkan nasi" [manjari bari] bahkan lebih dari "manjari bari". Kukira inilah arti dari tukar-pendapat yang sesungguhnya, dan bukan hanya "blabala". Tindakan tanpa jelas mau ke mana dan bagaimana, sama dengan membuang enerji tanpa menentu. Karena itu, apriorisme, kupahami sebagai kekurangmampuan mendengar dan hanya mau mendengar diri sendiri.Tukar-pendapat tidak mungkin berjalan dialur semula jika hanya mau mendengar diri sendiri. 2. Keberanian Berpikir: Hal lain yang tersirat dari tukar-pendapat yang sekarang masih berlangsung, berangkat dari perhatian dan keprihatinan semua pihak yang terlibat, adalah keterus-terangan mengemukakan pendapat. Perhatian dan keprihatinan telah mendorong masing-masing berpikir, berani serta didorong berpikir serta kemudian berani mengemukakan pendapat. Masalah berpikir dan berani berpikir ini kuanggap sangat penting karena ia berarti melepaskan diri dari belenggu mental budak yang menjadi "his master's voice" [suara tuannya], hanya bisa mengatakan "ya" , tidak berani mengatakan "tidak" yang diciptakan secara sistematik oleh Orde Baru Soeharto dengan pendekatan "keamanan dan stabilitas nasional" demi "agama" pembangunan. Pendekatan ini melahirkan ketakutan yang sering disebut sebagai "budaya takut". Dilihat dari segi keberanian berpikir yang merupakan tanda perhatian dan keprihatinan, saya mengabaikan siapa benar dan salah, apakah pikiran yang dikemukakan itu benar atau salah dahulu, karena kalau masing-masing pandai mendengar dan berani jujur pada diri sendiri, masing-masing akan berani mengakui kebenaran [betapa pun relatifnya] dari pihak lain. Salah kuanggap sebagai hak, sebagaimana pula adalah hak tak tergugat untuk memperbaiki kesalahan. Adanya keberanian berpikir ini, saya lihat sebagai suatu modal lain sangat berharga bagi daerah dan bangsa. Sebagai orang pertama dan kedua di Kalteng, selayaknya, Teras Narang dan Diran, bergembira akan adanya segala pendapat ini karena ia merupakan masukan berharga, asalkan jangan diperlakukan sebagai kertas orat-oret lalu dibuang ke keranjang sampah. Menyerap semua hakekat pendapat, memang seniscayanya menjadi pekerjaan humas sehingga humas bukan hanya jadi corong pengeras suara pengumuman resmi. Gubernur dan wakilnyalah bersama "kabinet"nya yang mengolah dan mengelola semua ini, termasuk segala potensi yang ada di dalam masyarakat. Mengapa tidak bahwa pemberdayaan dan pembangunan masyarakat dan daerah Kalteng dilakukan dengan berpijak di dua kaki: kaki pemerintah dan kaki masyarakat.Pemerintah tidak akan mungkin melakukan segalanya seorang diri. Seorang manusia akan lebih kokoh berdiri jika berdiri di atas dua kaki. Jalannya pun akan wajar jika berjalan menggunakan dua kaki. Apakah saya terlalu optimis jika mengatakan bahwa melanjutkan perjalanan di alur keberanian berpikir ini, dilanjutkan dengan keberanian bertindak, kita akan sampai pada yang kita cari sekali pun penemuan itu masih saja penemuan kesementaraan yang akan terus dikoreksi oleh praktek yang tak kenal henti seperti kalimat tak punya titik dan selalu berakhir pada tanda koma. Tapi apalagi yang memberi api pada diri saya jika bukan optimisme ini?*** JJ.Kusni ------- Paris, Februari 2006. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/