Nimbrung : Kalo niatnya mau liat yg porno ya tetap saja. Meskipun playboy baru masuk indonesia tahun ini, tapi kan majalah ini dah di kenal banyak orang di indonesia sejak dulu kala. Bukan cuma orang dewasa, orang berduit, tapi juga rakyat jelata, tukang sapu... Semakin dikekang semakin di cari....
Pak Wida kalo tinggal di jakarta sesekali saja jalan2 ke proyek senen, kwitang, bursa buku, majalah bekas. Di situ ada juga playboy yg dari tahun 70-an. Yg bisa di lihat oleh semua orang yg tidak berduit. Ketika di tanya darimana mereka mendapatkannya? Ya dari para pelanggan playboy, memangnya mereka akan terus simpan majalah itu di rumahnya ? Salam l.meilany ----- Original Message ----- From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 02, 2006 11:28 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM. Tentu saja bukan melarang pembuatannya pak Chodjim, tetapi melarang masuk ke Indonesia kan bisa. 8-) Memberikan denda kepada warnet yang mengijinkan website seperti itu khan bisa? Saya pernah untuk keperluan tertentu harus masuk ke warnet. Di situ saya melihat anak-anak SMP sedang main warnet. Siapa yang bisa mencegah mereka dari melihat website porno? Anak seumuran SMP! Sedih sekali khan melihat pemandangan seperti itu? Ada perbedaan antara contoh kencing dengan PSK pak Chodjim. Yang satu halal dan yang satu khan dosa? Berarti kita menyediakan sarana bagi orang untuk berbuat dosa? Bukankah itu berdosa juga? Untuk penketatan suatu majalah porno atau tabloid porno. Toh sampulnya tetap bisa dipandang oleh anak-anak di toko buku Gramedia? Seorang wanita yang tanpa malu-malu hanya memakai pakaian dalam dan berpose sangat aduhai? Dan jika diizinkan beredar di Indonesia, toh nanti akan terjadi pelanggaran dalam cara menjualnya, karena siapa yang akan mentertibkan? Terlalu susah bukan mentertibkan penjualan di Indonesia? Bukankah kita ini terlalu longgar thdp pelanggaran? Melihat kondisi ini, maka menurut saya dilarang terbit saja. Kita belum siap untuk sedewasa itu. Untuk sedisiplin itu. Untuk setertib itu. Dari pada keburukan itu akan semakin luas di Indonesia, karena kita memang belum bisa mengedalikan diri kita sendiri, lebih baik kita cegah saja. Sebelum keburukan itu merusak kita pada akhirnya? Salam, <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/02/2006 11:03 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To <wanita-muslimah@yahoogroups.com> cc Subject RE: [wanita-muslimah] Re: Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM. Mas Wida, Kalau saya kok melihat pada zaman sekarang ini sudah bukan waktunya "main larang-larangan". Mengapa? Karena, informasi sudah begitu terbuka dan sudah tidak bisa ditutupi lagi sumbernya. Misalnya, Mas Wida menginginkan hilangnya "website porno". Lho, hukum mana bisa melarang? Bukankah website bisa dibuat di mana saja? Kita bisa melarang website tertentu dibuat di Indonesia. Tapi, bagaimana kalau website itu dibuat dari pulau antah-berantah? Majalah, tabloid, dan vcd porno dilarang. Gampangkah? Bagaimana dengan permainan pat-pat-gulipat dengan pihak aparat penegak hukum? Oleh karena itu, kita harus memeras otak untuk mengatur saluran itu dengan benar. Jadi, bukan asal larang, asal ada UU. Tak akan ada hasilnya! Saya sering mengilustrasikan uu dan peraturan dengan larangan kencing. Sepanjang jalan itu ada tulisan "dilarang kencing di sini", dan tak ada satu pun toilet/wc umum. Tapi, bagaimanapun ada orang yang kebelet atau terasa kuat hendak kencing. Lha, mosok dibiarkan "ngompol" di celananya... :) Tentu tidak kan? Kalau hendak melarang orang kencing di suatu tempat, maka harus ada pula toilet yang terjangkau, sehingga orang bisa kencing/berak di tempatnya. Pada tahun 1930-an di AS diberlakukan UU pemberantasan pelacuran. Apa yang terjadi? Pelacuran merebak secara tersembunyi dan meledaklah penyakit kelamin. Oleh karena itu, timbullah peraturan yang baru sebagaimana membuatkan toilet. PSK dilegalisir, tetapi harus buka praktik secara resmi di ruang praktik yang memenuhi persyaratan. Seperti di Jepang saat ini, PSK praktik di ruang praktik yang higienis. Tentu modal untuk menjadi PSK mahal. Dan, tarif untuk PSK pun mahal. Kalau tidak salah sekarang ini 400.000 - 500.000 yen untuk ber-PSK sesaat. Ini sama dengan menghindari pelacuran. Gaji seorang fresh-graduate di Jepang saat ini sekitar 300.000 yen/bulan. Dengan cara ini tidak memungkinkan sembarang orang untuk ber-PSK. Bagaimana dengan seorang karyawan perusahaan Jepang yang dapat kesempatan ke Jepang, mampukah ber-PSK? Jauuuhhh sekali dari mampu! Karyawan dari Indonesia (di prs Jpg) yang pergi ke Jepang hanya mendapatkan uang saku 5-10 ribu yen per hari. Jadi, bagi orang yang suka ber-PSK tak akan kesampaian ber-PSK di sana. Nah, dengan pengaturan PSK yang ketat syarat, tidak banyak orang yang ke WTS dan penyakit kelamin pun mudah ditanggulangi. Begitulah yang terjadi di AS dan Ausi. Saya belum pernah ke Eropa sehingga kurang bisa menggali info di sana. Mungkin Ni Londo dan Mas Ayeye yang bisa memberikan gambaran. Majalah pun harus diatur demikian, bukan asal larang. Misalnya, hanya boleh diedarkan secara terbatas (eksemplar, tempat, dan rak terbatas). Mungkin hanya toko setingkat Gramedia yang diizinkan, dan itu pun harus bersampul dan ditempatkan pada rak tertentu yang hanya bisa ditanyakan ke penjaga. Harga mahal dan pembelinya pun secara identitas benar-benar dewasa. Dan, ini harus diimbangi dengan penegakan hukum, yaitu pelarangan penggadaan majalah dan vcd, pemutaran yang tidak pada semestinya, dll. Sementara itu, kita harus mendidik, mengawasi, anak-anak kita dengan benar, dan memberi contoh yang benar. Misalnya, kita melarang anak merokok, maka kita tidak boleh melarangnya dengan mengatakan boleh merokok kalau sudah dewasa dan bisa mencari uang sendiri. Tapi, kita tak pernah merokok di hadapan anak-anak (termasuk anak-anak orang lain). Jadi, ada seorang teman saya, kalau mau merokok mencari tempat yang aman dulu. Sekian, semoga kita tambah dewasa dalam menyikapi perubahan zaman ini... :) Salam, chodjim -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 01, 2006 2:31 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM. Baiklah, sepertinya saya perlu belajar kearifan lebih banyak lagi. 8-) Saya hanya ingin agar majalah porno, tabloid porno, VCD porno, website porno, itu bisa segera diberantas dari negara Indonesia ini. Bagaimana caranya? Saya tidak tahu persis. Terus terang saya menaruh harapan pada RUU APP itu. Kalau itu ternyata tidak bisa juga, lalu dengan apa lagi? Saya betul-betul khawatir bangsa ini keburu bertambah rusak jika semua media porno itu tidak diberantas dari negeri kita tercinta ini. Semua senjata yang bisa kita arahkan untuk menembak mereka seakan-akan sudah dilumpuhkan. Apa lagi harapan kita? Kemana lagi saya akan meletakkan harapan saya? Sementara saya harus selalu menjaga pandangan anak laki-laki saya yang masih berumur 7 tahun setiap melalui stand majalah di sebuah toko buku. Salam untuk anda berdua. 8-D Donnie <[EMAIL PROTECTED]> Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/01/2006 02:08 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject RE: [wanita-muslimah] Re: Fatwa Melarang Perempuan Bekerja Malam Melanggar HAM. Setuju pak Chojim, Kita selalu terjebak pada pandangan "masalah diluar sana", sehingga tidak pernah memulai dengan diri kita. Jadi ingat bukunya S Covey, kita sering jadi manusia yang have bukan yang be. Pak Wida, kalau anda menyimpulkan, kelamaan untuk membenahi infrastruktur hukum, dibuat seribu macam UU barupun tidak akan pernah bisa jalan. Jadi apa gunanya UU tersebut?? keburu tua looh.. kalau cuma ribut bikin UU tanpa pernah mencoba menerapkannya karena UU nya gak operasional dan tidak aplikable dengan situasi setempat. donnie ps: pak Chojim, sugeng tanggap warsa.. Kata iklan rokok, menjadi tua itu biasa, menjadi bijaksana adalah pilihan... Untuk pak Chojim kayaknya kita perlu merayakan keduanya :-) --- [EMAIL PROTECTED] wrote: > Mas Wida, > Sebenarnya kita tidak boleh terjebak pada "isu > sentimental"nya. Tentu, kehidupan nyata itu tak akan > sama persis dengan yang saya ceritakan atau > diceritakan siapa saja. Mengapa? Karena, kebenaran > di dunia ini adalah wujud kebenaran rata-rata > statistik! Artinya, kita tidak bisa menemukan > kebenaran 100% berdasarkan kesimpulan dari sebuah > sampel. Makanya dalam statistik, untuk menguji > kebenaran itu ada "selang kepercayaan", misalnya > 95%, 99% atau... :) > > Dus, kita dalam hidup ini harus riil, dan tidak > semata-mata berdasarkan asumsi. Kehidupan di Las > Vegas dan Tokyo juga begitu, harus kita terima dalam > selang kepercayaan. Sungguh keliru kalau kita > menerimanya 100,00%. Jadi, kalau kita tunjuk contoh > pada kedua kota itu, artinya kita tunjuk contoh > dalam selang kepercayaan normal, bahwa dalam keadaan > normal (atau dalam selang 99,9%) tak ada pelecehan > seksual atau pemerkosaan terhadap wanita yang jalan > sendirian di malam hari. Kalau sampai terjadi, pasti > ada sesuatu yang tidak tercakup dalam selang > kepercayaan itu, yang dalam bahasa statistik disebut > "out-layer". Ada manusia yang memiliki kelainan yang > berada di luar kontrol. Lain kan dengan di Jakarta, > di atas jam 20.00 saja perempuan sendirian akan > ketakutan. > > Selanjutnya, kita tidak perlu terjebak pada "ayam > dan telur", mana yang ada dulu. Ini kalau emosi > tidak menjerat kita, lho. Artinya apa? Dari sudut > keluarga, kita lakukan "ibda' bi nafsik", mulailah > dari dirimu sendiri, dari keluargamu terlebih > dahulu, lalu lingkunganmu. Jadi, dari sudut > keluarga, tak ada istilah "keburu tua". Nah, dari > sudut negara, ya penegakan hukum. Gitu, lhoo.... > > Wassalam, > chodjim > > > > -----Original Message----- > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of > [EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, February 28, 2006 12:53 PM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Fatwa Melarang > Perempuan Bekerja > Malam Melanggar HAM. > > > Benarkah sebagus itu keadaannya di Las Vegas atau di > Tokyo? Pernahkah kita > menyelidiki sendiri di sana? Lalu apakah itu karena > penegakan hukum? > Ataukah memang manusianya yang sudah berbudaya baik? > Saya sekarang ini > sedang berkerja di kelilingi oleh orang Jepang. > Memang mereka manusia yang > baik dan sopan. Saya rasa budaya mereka menjadikan > mereka seperti itu. > Mereka juga -kalau tidak salah- adalah bangsa yang > tidak pernah dijajah, > proud mereka tinggi sekali, kalau bukan karena bom > atom mungkin mereka > tidak akan kalah perang. > > Sedangkan bangsa kita lain lagi. Bangsa yang baru > saja lepas dari > penjajahan. Pendidikan masih rendah. Tetapi sering > silau dengan kemajuan > bangsa lain dan sering ingin jalan pintas menikmati > kemajuan itu. > Akhirnya, tidak bisa menahan diri dan hawa nafsunya. > Korupsi, Kolusi, > Nepotisme, Gila Kekuasaan, dlsb. > > PR kita saya yakin pasti banyak. Penegakkan hukum > merupakan slogan yang > sering diteriakkan tapi hampir tanpa perubahan. > Sehingga jika slogan ini > yang dikedepankan dalam menghadang suatu keburukan, > hampir pasti keburukan > itu akan jalan melenggang sambil tertawa. Melihat si > singa tua hukum yang > ompong tak berdaya menghadangnya. > > Kita perlu sesuatu yang bisa menghadang keburukan > itu, sambil, memperbaiki > penegakan hukum. Keburu tua dan keburu meraja lela > keburukan di negara > kita jika kita harus menunggu penegakan hukum > dahulu. Tidak mudah > memberantas mafia hukum itu. It takes years. Nanti > pas sudah mau tegak, > melihat keburukan yang sudah bejibun, bisa-bisa > langsung meninggal dia. > hehehe.... > > Salam, > > > > > <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 02/28/2006 12:17 PM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > cc > > Subject > RE: [wanita-muslimah] Re: Fatwa Melarang Perempuan > Bekerja Malam Melanggar > HAM. > > > > > > > Mas Wida, segala perbuatan itu bisa menjadi candu. > Hidup beragama pun > kalau sudah kecanduan, akan berlebih-lebihan dalam > beragama. Dan, itu pun > dilarang dalam Alquran. > > Tekanan dalam Alquran adalah "beriman dan bertakwa". > Kalau dalam falsafah > JAWA, setiap orang hidup ini harus senantiasa "eling > dan waspada". Dengan > cara ini, kita bisa hidup dalam batasan "ummah > wasath", umat yang ada > dalam kesetimbangan, umat yang bisa menjaga keadilan > dan kemaafan. > > Bagaimana kita dalam mencegah pornografi? > Sebenarnya pornografi itu masalah dunia, ya seperti > narkoba begitulah. > Namun, sebagaimana yang pernah saya sampaikan di > milis ini beberapa minggu > lalu, seorang perempuan berpakaian mini sendirian di > Las Vegas atau di > Tokyo di malam hari, tak akan diganggu oleh > laki-laki. Mengapa? Karena, > hukum ditegakkan! Kita sekarang ini butuh --dan > bukan hanya perlu-- > pemberdayaan dan penegakan hukum alias "law > empowerment and enforcement". > Tinggal pilih mana padanan kata yang benar.. :) > > Di Filipina saja, yang relatif sama-sama ketinggalan > seperti kita, mau > nonton bioskop pun harus menunjukkan kartu > identitas, dan tidak ada > pelanggaran. Bila syarat nonton 21 tahun, maka ini > dipenuhi dan tidak > terjadi pelanggaran; hal ini tidak seperti di sini. > > Penciptaan UU saja, tanpa upaya penegakan dan > pemberdayaan hukum, akan > menjadi alat politik untuk memenuhi "interes" > kelompok. Ini berbahaya! > Makanya, kalau kita mau demo ke DPR/DPRD, kita harus > mendemo mereka agar > mau menjadi alat kontrol yang efektif terhadap > pemerintahan. Ini yang > namanya pertanggungjawaban DPR/DPRD terhadap rakyat > yang telah memilih > mereka. > > Sudah waktunya kita ini menertibkan diri. Ya.., > semuanya tinggal > ditertibkan dan ditegakkan. Kalau kita terus-menerus > hanya berkutat di > pembuatan UU, maka UU tersebut cepat atau lambat > akan menjadi sampah. Dan, > sampah itu sumber penyakit --dari yang ringan hingga > yang mematikan bangsa > ini. Kita harus buktikan dulu UU yang ada, seperti > pemberantasan KKN > (seperti di awal reformasi), mendidik dengan benar > (bukan asal lulus), > menciptakan tenaga pengajar yang handal sesuai > dengan bakat dan minatnya, > dan menciptakan lapangan kerja agar tidak terjadi > pengangguran, yang > akhirnya akan menjadi penyakit masyarakat. > > Selamat menegakkan kebenaran dan kebajikan dulu! > > Salam, > chodjim > > === message truncated === __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/