Kontoversi akibat pernyataan Prsiden Iran Mahmud Ahmadinejad hanya memperjelas satu hal: Betapa dunia masih dan terus berada di bawah cengkeraman Zionis-Israel.
"Menyerang adalah pertahanan terbaik." Demikian salah satu ujaran Sun Tzu, pakar strategi perang kesohor asal Cina, dalam bukunya Art of War. Barangkali petuah lawas itulah yang kini dipraktikkan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad. Ketika AS dan Eropa habis-habisan menghalangi proyek nuklir damai Iran, tiba-tiba pada Oktober lalu, Nejad menyebut Israel sebagai "tumor" yang harus dihapuskan dari peta dunia. Kalimat di atas seakan belum lengkap dan sempurna bagi Nejad. Dalam muktamar negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) awal Desember lalu di Makkah al-Mukarramah, mantan walikota Teheran ini menyebut tragedi pembantaian Nazi terhadap Yahudi (Holocaust) sebagai pernyataan yang dipaksakan oleh sebagian pemimpin Eropa. Baginya tragedi itu hanyalah mitos. Dan ketika ada yang berpendapat lain, tambah Nejad, mereka pun mengecam dan memenjarakannya. Bagi doktor bidang transportasi dan manajemen lalu lintas dari Universitas Teheran ini, andai Eropa jujur dengan pembelaan mereka terhadap Yahudi, semestinya mereka memberikan sebagian wilayah mereka di Eropa seperti di Jerman dan Austria untuk menjadi tempat pendirian negara Israel. Sebenarnya, tak ada yang berlebihan dalam pernyataan Nejad, seandainya disikapi dengan kepala dingin. Jika dunia Barat selama ini mengagung-agungkan demokrasi, mengapa mereka gerah jika ada yang berpendapat lain tentang Holocaust. Mengapa pula mereka terlihat jengkel secara berlebihan, seolah negerinya sendiri yang tengah diserang. Yang jelas, berbagai pernyataan Nejad ini telah memberi nuansa baru dalam perseteruan diplomatik antara Iran dan Barat tentang hak pengayaan uranium untuk kepentingan damai. "Serangan" Nejad ini seperti menusuk ulu hati pangkal penyebab krisis nuklir Iran. Seolah-olah, Teheran ingin menyatakan Israel-lah yang menjadi dalang di balik semua ketegangan ini. Karena itu, dalam kesempatan lain, pemerintah Iran juga menuduh Israel memanas-manasi Eropa dan AS mengenai proyek nuklirnya dengan maksud mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari kepemilikan senjata nuklirnya sendiri. Berbagai pernyataan Nejad di atas mengundang kemarahan Amerika Serikat, PBB dan Eropa. PM Italia Silvio Berlusconi, Presiden Prancis Jacques Chirac, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Sekjen PBB Kofi Anan mengecam keras pernyataan Nejad. PBB bahkan menetapkan 27 Januari sebagai hari untuk mengenang Tragedi Holocaust. Iran membalas dengan menyebut PBB telah "didikte oleh Israel". Israel pun "menyerang", tak kalah kerasnya. Menteri Pertahanan Israel Shoul Movaz menyatakan, dunia hendaknya tak hanya cukup mengutuk penjelasan ini tapi juga meningkatkan upaya dalam mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Dalam pandangannya, pemerintah Iran adalah sebuah rezim yang "rasis dan antisemit". "Teheran adalah ancaman bagi Israel dan Barat." Menurutnya, jalur diplomasi adalah jalur benar untuk mengatasi ambisi nuklir Iran. Namun, di saat yang sama, perlu juga mempersiapkan "jalan-jalan lain". Pernyataan ini merupakan isyarat kemungkinan opsi serangan militer Israel terhadap Iran. Rusia yang dekat secara diplomatik dengan Iran juga menyayangkan pernyataan Nejad. Bahkan, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang selama ini dikenal kritis terhadap Israel dan Barat meminta Nejad untuk sabar dan menahan diri. Bagi politisi senior ini, sebagaimana dikutip kantor berita Malaysia Bernama, sikap seperti itu hanya akan memberikan amunisi baru bagi musuh-musuh Iran. Tapi tidak demikian bagi Mahmud Alinejad, seorang pengamat politik dari Teheran. Menurutnya, langkah itu sengaja ditempuh sebagai bagian dari strategi politik Iran. "Pernyataan bernada menyerang adalah strategi terbaik bagi Iran," ujar Alinejad. Pernyataan ini diamini oleh Mustafa Alani, pakar kajian keamanan dan stabilitasi politik pada Gulf Research Center di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam penilaiannya, pernyataan Nejad merupakan strategi Iran untuk memelihara sentimen anti-Israel di Timur Tengah. "Presiden yakin dengan menyerang Israel secara verbal adalah cara terbaik selain dari kebijakan politik yang rasional dan sopan," tegas Alani. Pernyataan Nejad jelas membangkitkan kemarahan orang-orang Yahudi. Tak hanya di Israel, tapi juga di Amerika Serikat. Sebuah lembaga Yahudi-AS memasang iklan satu halaman penuh di harian International Herald Tribune edisi Eropa yang terbit di Paris (23/12). Isinya menyerukan pada para pemimpin negara-negara Eropa untuk melarang Presiden Iran masuk ke wilayahnya dan mengucilkan Iran dari komunitas internasional karena pernyataannya yang menentang Israel. "Ahmadinejad adalah representasi umum bagi sebuah rezim yang mengancam kita semua," demikian salah satu bunyi iklan itu. Ketegangan ini dapat dipastikan memengaruhi proses perundingan nuklir Iran. Dalam sudut pandang negatif, Eropa yang diwakili oleh tiga negara perunding (Inggris, Prancis dan Jerman) bisa memacetkan perundingan-seperti terjadi pada Agustus lalu-akibat berbagai pernyataan Nejad. Namun secara positif, Eropa juga dihadapkan pada kenyataan tak ada pilihan selain jalur diplomatik. Jalan kekerasan dan operasi militer hanya akan menimbulkan kekacauan jangka panjang di kawasan Timur Tengah. Jelaslah, kedua belah pihak masih terlihat kukuh. Iran bersikeras dengan kebijakan pengayaan uraniumnya untuk kepentingan damai. Sebaliknya Eropa pun enggan mengalah. "Kami tak ingin membuka kembali tawar-menawar," ujar seorang diplomat UE ketika ditanya soal usaha Iran memproduksi mesin pemutar yang mampu memperkaya uranium sampai ke tingkat bahan baku senjata nuklir (21/12). Eropa , AS dan Israel memang telah lama mencurigai Teheran tengah diam-diam memproduksi senjata nuklir yang selalu disebut bertujuan damai. Untuk itu, Israel habis-habisan berkampanye mencegah kepemilikan nuklir oleh Iran, walaupun untuk tujuan damai. Harian Sunday Times yang terbit di Inggris (11/12) melaporkan, PM Israel Ariel Sharon memerintahkan militer untuk bersiap-siap menyerang situs-situs rahasia pengayaan uranium Iran pada pengujung Maret 2006. Perintah ini juga diteruskan oleh Menteri Pertahanan Israel kepada panglima angkatan bersenjata Israel. Sumber Israel menyebutkan, jika persetujuan operasi militer telah diperoleh, maka Israel akan menggunakan kekuatan udara dan darat untuk menghancurkan nuklir Iran sehingga proyek itu macet selama beberapa tahun. "Israel, dan bukan hanya Israel, sama sekali tidak mungkin menerima Iran sebagai kekuatan nuklir," tegas Sharon, suatu ketika. Iran pun tak tinggal diam. Menteri Pertahanan Iran Mostafa Mohamad Najjar mengancam akan membalas jika Israel menyerang situs nuklir Iran. "Kebijakan Republik Islam Iran semata-mata bertahan. Tapi jika kami diserang, maka angkatan bersenjata Iran akan membalas dengan cepat, keras dan menghancurkan," ujar Najjar, sebagaimana dikutip kantor berita IRNA. Dari Palestina, pertengahan Desember lalu (15/12), gerakan HAMAS menyatakan akan meningkatkan serangannya terhadap target-target Israel jika terbukti jadi menyerang Iran. Tak ada yang baru dari kontroversi Nejad ini. Ringkasnya, semua yang mengritik Israel harus siap menuai hujan kecaman. Jika kali ini Presiden Iran, maka sebelumnya PM Malaysia Mahathir Mohammad yang menyatakan bahwa dunia berada di bawah kontrol Israel. Seandainya pernyataan Mahathir tersebut keliru, dapatkah kita membayangkan terjadinya penolakan internasional yang begitu dahsyat-yang bisa jadi berujung sanksi dan operasi militer-hanya akibat sebuah pernyataan. Lalu pertanyaan lain, inikah demokrasi? M. Nurkholis Ridwan [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/