Itu namanya obat cuci mata, jadi tidak beda jauh dengan tari perut yang ditonton oleh para team studi banding DPR di Mesir.
----- Original Message ----- From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Thursday, March 16, 2006 5:58 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] PENOLAKAN RUU APP > Saya mendapatkan informasi, bahwa saat rombongan pansus RUU ke Bali, > mereka disambut dengan sebuah tarian strip tease. Ada seorang wanita yang > menari dengan mulai melepaskan pakaiannya satu per satu sampai tak satu > benangpun menempel di tubuhnya. Tarian itu dilakukan di siang hari dan di > depan umum! Sampai seperti inikah protes yang dilakukan oleh para seniman? > Hal yang seperti itukah yang diminta oleh seniman? Laa hawla wa laa > quwwata illa bilLaah... > > Salam, > > > > > "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com > 03/16/2006 06:28 AM > Please respond to > wanita-muslimah@yahoogroups.com > > > To > <Undisclosed-Recipient:;> > cc > > Subject > [wanita-muslimah] PENOLAKAN RUU APP > > > > > > > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/16/utama/2515354.htm > > > Menolak RUU APP Melalui Karya Seni > > > SONYA HELEN SINOMBOR > > "Kaum seni bernyanyi/bukan politisi/juga bukan polisi/yang sok suci/bagi > kami semua/manusia sama.". > > > > Demikian petikan lagu yang dinyanyikan para seniman mengawali Gelar 1.000 > Tayub yang dipentaskan seniman Solo untuk menolak Rancangan Undang-Undang > Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP), Rabu (15/3) di Pendapa Taman > Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kentingan, Solo. > > Suara musik yang sangat keras dari pendapa TBJT tersebut membuat gelar > tayub para seniman ini mengundang perhatian warga kota Solo. Bahkan, hujan > yang mengguyur kota Solo petang kemarin tak menghalangi niat warga > menyaksikan pertunjukan para seniman Solo itu. Ribuan penonton pun > memadati pendapa TBJT mengikuti pementasan tarian. > > Gelar 1.000 Tayub yang ditandai arak-arakan para seniman, yang berjalan > kaki dari bulevar Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta menuju > TBJT, diikuti seniman kota Solo dan juga seniman/kelompok tari dari Blora > dan Sragen. Tak hanya itu, sejumlah seniman dari Yogyakarta, seperti Didik > Nini Thowok dan beberapa penari Yogyakarta, juga ikut mengisi acara > tersebut. > > Di pendapa TBJT sekitar 450 seniman Surakarta menampilkan berbagai macam > tarian, mulai dari tarian tradisional hingga tarian kontemporer-antara > lain dari Wayang Orang Sriwedari, STSI, dan SMKI Surakarta. > > Di awal acara tersebut, seorang seniman laki-laki menggunakan rok lebar > bertelanjang dada dengan selendang melingkar di tubuhnya membawakan > keroncong, dan dengan gaya kocak menari dan menyanyi menggunakan bahasa > Jawa, dikelilingi beberapa orang. Sesekali keluar ucapan-ucapan yang > mempertanyakan RUU APP, yang dianggap akan mematikan kreativitas seni wong > cilik, seperti tayub, ketoprak, dan lengger. > > Pentas tari-tarian pun semakin menarik perhatian penonton ketika > pementasan tarian tersebut diselingi dialog-dialog yang menggambarkan > kekhawatiran para seniman jika RUU APP diloloskan. Misalnya, kalau nanti > ada larangan menggunakan tulisan yang berbau porno, penjual ayam goreng > pun bisa kena "hukum" hanya karena menyebut paha dan dada seharga Rp > 3.500. > > Tak hanya itu, dalam Gelar 1.000 Tayub kemarin sejumlah penari juga > menampilkan tarian dengan goyang pinggul patah-patah, seperti yang sering > ditampilkan penyanyi dangdut Inul Daratista. Bahkan, sejumlah perempuan > muda yang mengenakan rok mini dan kemben ikut meramaikan acara tari-tarian > tersebut. > > Setelah menampilkan berbagai tarian, pada bagian akhir gelar tayub > tersebut Kepala Taman Budaya Solo Murtidjono membacakan pernyataan sikap > Komunitas Bebas Berkreasi (Kobber) Surakarta. Intinya, menolak pengesahan > RUU APP menjadi undang-undang dan mendesak pembubaran Panitia Khusus RUU > APP. > > Para seniman menyatakan, inisiatif pemerintah dan DPR menyusun sebuah > produk hukum yang mengatur tindak pornografi dan pornoaksi yang dikenal > dengan RUU APP menimbulkan keresahan yang luas di kalangan masyarakat. > > Sejumlah pasal dalam RUU APP dinilai berpotensi menjadi alat pengekang, > bahkan membunuh, kreativitas dan hak berpendapat warga negara yang > dilindungi konstitusi. > > Bagi para seniman Surakarta, pengesahan RUU APP menjadi undang-undang akan > menghidupkan kembali tradisi pemberangusan karya-karya seni oleh > pemerintah dengan dalih undang-undang. > > "Tafsir-tafsir sepihak yang kental dengan muatan politis akan kembali > tumbuh subur, dengan bermuara pada kepentingan kekuasaan dan > penyalahgunaan wewenang di kalangan aparat hukum," ujar Murtidjono. > > Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, dengan dalih undang-undang itu, > sekelompok masyarakat akan menghakimi kelompok lain, melakukan aksi-aksi > sepihak secara anarkis. > > Karena itulah, melalui Gelar 1.000 Tayub, seniman Surakarta menyatakan > sikap menolak RUU APP. Mereka mendesak DPR agar seluruh dana negara yang > dialokasikan untuk pembahasan RUU itu dikembalikan kepada negara dan > digunakan untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan bencana alam di Tanah > Air. > > "Kami mengingatkan kepada pemerintah agar tidak berinisiatif melakukan > kontrol politik terhadap penciptaan karya-karya seni," kata Murtidjono. > > Rangkaian aksi penolakan seniman Surakarta terhadap RUU APP juga diisi > diskusi bertema "Seks, Kekuasaan dan Seni di Ruang Publik" yang > menampilkan pembicara WS Rendra, Garin Nugroho, Mohammad Sobari, dan KH > Dian Nafi. Kegiatan ini digelar Rabu malam. > > Garin Nugroho menilai hadirnya RUU APP menunjukkan bahwa elite politik > saat ini tidak mempunyai kesadaran budaya, seperti dicontohkan para > pendiri Tanah Air. > > "Desakan seniman untuk menolak RUU APP menjadi ujian bagi para elite > politik, apakah mereka mendengarkan suara rakyat atau tidak. Tayub ini > adalah refleksi bahwa ruang publik masyarakat kelas bawah akan menjadi > korban dari RUU APP," katanya > > ++++ > > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/16/utama/2515361.htm > > > Pemprov Bali Tolak RUU APP > Meutia: Perlakukan Perempuan secara Adil > > > Denpasar, Kompas - Provinsi Bali menolak Rancangan Undang-Undang > Antipornografi dan Pornoaksi melalui Surat Keputusan Gubernur Bali dan > Surat Keputusan DPRD Bali. Keputusan itu dihasilkan dalam Rapat Paripurna > DPRD Bali di Gedung DPRD Bali, Denpasar, Rabu (15/3). > > Rapat paripurna itu dipimpin Ketua DPRD Bali IB Putu Wesnawa, didampingi > Wakil Ketua DPRD dan Gubernur Bali Dewa Beratha. Surat keputusan (SK) yang > menjadi sarana mengungkapkan aspirasi masyarakat Bali itu rencananya > dikirim ke DPR, dengan tembusan kepada Presiden RI serta Menteri Hukum dan > Hak Asasi Manusia. > > "Untuk mengakomodasi keinginan masyarakat Bali, akan dikirimkan surat > keputusan penolakan terhadap RUU (rancangan undang-undang) yang akan > diserahkan sesegera mungkin," kata Dewa Beratha saat membacakan SK itu. > Dalam rapat paripurna itu dibacakan SK Gubernur dan SK DPRD Bali meski > belum bernomor dan bertanggal pembuatan. > > Hadir dalam rapat penentuan sikap Bali itu antara lain Gubernur Bali, Wali > Kota Denpasar, Bupati Badung, Bupati Klungkung, Wakil Bupati Jembrana dan > Buleleng, serta perwakilan dari Kabupaten Karangasem, Gianyar, Bangli, dan > Tabanan. Juga hadir berbagai komponen masyarakat Bali. > > Secara aklamasi, ratusan orang yang memenuhi ruang pertemuan menyatakan > menolak RUU Antipornografi dan Pornoaksi (APP) sekalipun direvisi. > Direvisinya RUU APP tidak menghilangkan esensi pengekangan terhadap > perkembangan dan kebebasan budaya, ekspresi, serta pelaksanaan ritual > tradisi yang hidup di masyarakat. RUU APP dinilai potensial menimbulkan > disintegrasi bangsa. > > RUU APP dianggap sebagai sebuah aturan yang bermuara pada pengekangan > lingkup pribadi warga negara Indonesia. Banyak masukan dari komponen > masyarakat Bali yang menyebutkan pembahasan RUU APP hendaknya segera > dihentikan karena memboroskan keuangan negara. > > Markas Daerah Legiun Veteran Bali yang diwakili Ida Bagus Kompyang > menyatakan kesedihan mereka atas munculnya RUU APP, yang disinyalir > merupakan desakan dari sekelompok orang. Menurut puluhan veteran yang > kemarin hadir lengkap dengan seragamnya itu, pembahasan RUU APP harus > segera dihentikan. Mereka khawatir keberadaan RUU APP ini memicu > disintegrasi bangsa. > > Mantan anggota DPRD Bali, Adenan, menilai RUU APP potensial memecah belah > masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan agama. Ia > menyatakan dukungan untuk menghentikan pembahasan RUU APP sebelum terjadi > pemborosan keuangan negara. > > Secara terpisah, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta > Swasono meminta agar dalam penyusunan kembali RUU APP, perempuan hendaknya > diperlakukan secara adil. > > "Kami minta supaya perempuan jangan diperlakukan tidak adil dalam > menetapkan pasal-pasal seolah-olah itu adalah kesalahan perempuan, seperti > cara berpakaian di mana perempuan disorot dan dipersalahkan," ujar Meutia > di Kantor Presiden, Rabu. > > Meutia berada di Kantor Presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang > Yudhoyono menerima Komisi Nasional (Komnas) Perempuan yang dipimpin Kemala > Chandra Kirana. Dalam pertemuan itu masalah kontroversi RUU APP > disampaikan kepada Presiden oleh Komnas Perempuan. (AGN/INU/HAR) > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > Yahoo! Groups Links > > > > > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/