Pernah dengar sufisme ala yahudi, biasa dikenal dengan kabbalah ? saya akan ambil definisi human soul dalam pengertian mereka yang mirip sekali dengan nafs ammarah, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah dalam Islam. Just wondering, siapa meniru siapa ? namun sudah ada dalam tradisi semit. dan ketika Freud membuat kategori jiwa menjadi id, ego dan super ego, nampaknya ini berasal dari tradisi yahudi, demikian toles Ari Condro Ini ana kirim artikelnya Abah ttg perkara yang ditoles Arcon tsb. Muammar Qaddhafi, yang pakai e-mailnya Abah pd mlm/hr Jum'at. MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu [Kolom Tetap Harian Fajar] 306 Puasa Meningkatkan Kecerdasan Perasaan, Pikiran dan Naluri Dalam bahasa Makassar dikenal ungkapan: rupa tau, ilalanganna taua dan ma'nassa tau. Manusia dapat dikenal identitasnya dari tubuh kasarnya, inilah yang disebut dengan rupa tau, yang dikenal dengan istilah jismun (jisim). Di dalam jisim ada bagian halus, itulah yang disebut ilalanganna taua (bagian dalam manusia), yang dikenal dengan istilah nafsun (nafsu). Lebih dalam dari itu ada bagian yang sangat halus, itulah yang disebut ma'nassa tau (manusia sesungguhnya), yang dikenal dengan istilah ruwhun (ruh). Ilmu yang menyangkut dengan jisim disebut ilmu jasmani, ilmu tubuh manusia. Ilmu mengenai nafsu disebut ilmu nafsani (ilmu kedirian, ilmu jiwa, psikologi). Nafsu (diri, jiwa) inilah yang merasa dan berpikir (berakal) serta berkemauan. Ruh menyebabkan manusia sadar akan existensinya. Ruh itu menyinari jiwa sehingga jiwa itu menyadari semua aktivitasnya: merasa, berpikir dan berkemauan. Jadi tidak ada alam bawah sadar, seperti telah saya bahas dalam OPINI, Harian FAJAR, hari Kamis 31/3-1994 dan Sabtu 2/4-1994 yang berjudul: Psikoanalisis Hasil Iqra Sigmund Freud yang Diecerkan Secara Global). Ruh juga mengatur perimbangan aktivitas jiwa dalam merasa, berpikir dan bernaluri. Hanya itulah pengetahuan manusia yang sedikit tentang ruh. Tidak ada ilmu ruhani, oleh karena ruh tidak dapat dikaji oleh manusia. WaYasaluwnaka 'ani rRuwhi Quli rRuwhu min Amri Rabby waMa- Uwtiytum mina l'Ilmi Illa- Qaliylan (S. Bany Isra-iyl, 17:85). Mereka bertanya kepada engkau tentang ruh, katakan ruh itu urusan Maha Pengaturku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan kecuali sedikit.. Ada tiga jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan perasaan (emosi), kecerdasan pikiran (akal) dan kecerdasan naluri (instink). Jiwa merasa di dalam shadrun (dada halus, sadru), berpikir di dalam fuadun (fuad), dan bernaluri di dalam haway (hawa). Jiwa merasa dan berpikir serta bernaluri dengan memakai mekanisme perangkat kasar dalam jisim yang disebut otak. Tingkat kecerdasan perasaan diukur dalam besaran emotional quotient (EQ), tingkat kecerdasan pikiran diukur dalam besaran intelligence quotient (IQ), namun sepanjang pengetahuan saya tingkat kecerdasan naluri belum ada tolok ukurnya. Ada pula yang disebut qalbun (qalbu) dan lubbun (lub). Hubungan di antara kelima substansi itu dapat dijelaskan dalam bentuk rumus: qalbu = lub + hawa lub = sadru + fuad qalbu = sadru + fuad + hawa Iman terletak di dalam sadru. Alladziy Yuwaswisu fiy Shuduwri nNa-si (S. An Na-s, 114:5), yaitu (syaitan) yang membisikkan dalam sadru manusia. Yang diganggu syaitan dalam sadru manusia ialah iman. Puncak kecerdasan emosi ialah rasa cinta dan anNafsu lMuthmainnah, (S. Al Fajr, 89:27), nafsu (jiwa) yang tenang. DzikruLlah (ingat akan Allah) bukanlah dengan akal melainkan dengan rasa. DzikruLlah bagi seorang sufi dalam lapangan tasawuf akan mencapai puncaknya berupa rasa cinta kepada Allah dan RasulNya. Kecerdasan berpikir filosof dan pakar dalam lapangan filsafat dan ilmu pengetahuan akan menghasilkan kepuasan intelektual. Apabila dalam diri seseorang tercapai keseimbangan antara perasaan dengan pikiran, maka dalam Al Quran yang bersangkutan mendapat predikat Ulu lAlbab. Al Albab adalah bentuk jama' dari al Lub. Siapakah Ulu lAlbab itu? Alladziyna Yadzkuruwna Llaha Qiya-man waQu'uwdan wa'alay Junuwbihim waYatakkaruwna fiy Khalqi sSamawati walArdhi Rabbana- Ma- Khalaqta Hadza Ba-thilan Subhanaka faQina- 'Adza-ba nNa-ri (S. Ali 'Imra-n, 3:191). yaitu mereka yang berdzikir akan Allah tatkala berdiri, duduk dan berbaring, dan memikirkan tentang terciptanya (benda-benda) langit dan bumi (lalu berkata): Wahai Maha Pemelihara kami tidaklah Engkau jadikan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau peliharalah kami dari azab neraka. Ulu lAlbab ialah mereka yang jiwanya berdzikir dan berpikir secara seimbang, EQ dan IQnya sama tingginya. Tidak membiarkan EQnya tinggi, sedangkan IQnya rendah. Juga tidak membiarkan IQnya tinggi, sedangkan EQnya rendah. Naluri mempertahankan diri berwujud mencari makanan kalau lapar, mencari minuman kalau haus, melawan atau melarikan diri kalau diancam bahaya, dan hasrat sexual untuk melanjutkan keturunan. Termasuk dalam naluri mempertahankan diri ialah bernafas, yaitu mengambil O2 dan mengeluarkan CO2 (respirasi). Boleh jadi kata nafas berasal pula dari nafsun. Bagian naluri yang mendorong untuk bernafas ini disebut nyawa. Apabila manusia mati, ruhnya ke alam barzakh menanti hari qiyamat (berbangkit). Demikianlah ruh itu kekal, sedangkan jiwa padam, nyawa putus dan tubuh hancur menjadi tanah setelah manusia mati. Bukan saja perasaan dan pikiran yang harus seimbang. Jiwa harus pula menyeimbangkan lub (perasaan + pikiran) di satu pihak dengan naluri di lain pihak. Naluri yang agresif akan menurunkan kecerdasan naluri hingga ketitik yang serendah-rendahnya, asfala sa-filiyna (S. At Tiyn, 95:5), yaitu naluri mempertahankan diri itu menjadi liar, sehingga seseorang akan menjadi pemangsa sesamanya (kannibal). Kecerdasan naluri mencapai puncaknya jika terjadi keseimbangan antara lub dengan naluri. Dalam bulan Ramadhan yang suci ini jiwa dilatih untuk mengendalikan naluri mempertahankan diri yang terdiri utamanya dari hasrat yang bersifat biologis, yaitu makan minum dan sex. Demikianlah puasa dapat meningkatkan kecerdasan naluri, hasrat biologis dapat terkendali. Dalam bulan Ramadhan jiwa mengadakan imanan wahtisaban (introspeksi atas dasar iman) sehingga jiwa dapat meningkatkan kecerdasan perasaan dan pikiran. Dan yang tidak kurang pentingnya, puasa dapat merasakan derita orang miskin yang juga akan meningkatkan kecerdasan perasaan. Jikalau tingginya IQ (hasil ihtisaban) hanya menggeluti teori-teori mengentaskan kemiskinan, maka tingginya EQ (hasil olah rasa) yang membuahkan rasa cinta dan solidaritas atas derita orang-orang sengsara hidupnya, akan menumbuhkan sikap tanggung jawab untuk mewujudkan teori-teori mengentaskan kemiskinan itu dalam kenyataan. WaLlahu A'lamu bi shShawab. *** Makassar 11 Januari 1998 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ============================= BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 307 Doktrin Freud Sigmund Freud (1856 - 1939) mengumpamakan alam pikiran manusia ibarat gunung es. Sebagian besar tenggelam dalam air, tersembunyi dalam alam bawah sadar. Di bawah permukaan air itu tersembunyilah motif, perasaan dan keinginan-keinginan, yang tidak hanya tersembunyi bagi orang lain, melainkan menjadi rahasia pula bagi dirinya sendiri. Menurut doktrin Freud alam bawah sadar itu adalah sumber dari nereuse. Freud mengklasifikasikan aktivitas mental dalam tiga level: Id, Ego dan Super-Ego. Id dan Super-Ego terletak dalam alam bawah sadar. Yang terpenting ialah Id, bagian yang gelap dari personalitas. Id dapat diungkapkan dengan cara mengkaji mimpi (interpretation of dreams) dan nereutic symptom. Id adalah pusat dari naluri dan iradah (impuls) yang bersifat primitif dan kebinatangan. Id itu buta dan serampangan (ruthless), hanya menginginkan kesenangan hura-hura, dan asyik ma'syuk (pleasure), tanpa mengindahkan konsekwensinya. Id tidak mengenal nilai, tidak mengenal baik dan buruk, tidak mengenal moralitas. Semua impuls dari Id menurut doktrin Freud diisi oleh tenaga psikis (psychic energy) yang disebutnya libido, berkarakteristik seksual. Teori libido ini disebut dengan "hakikat (essence) dari doktrin pasikoanalisis". Semua kehandalan kultural manusia, seperti seni, hukum, agama dll. dipandang sebagai perkembangan libido. Pada bayi aktivitas libido itu berupa menetek dari puting payu dara ibu, mengisap dot dan mengisap jari. Setelah dewasa libido itu tertransfer dalam hubungan seksual, atau berupa kreasi seni, sastra, musik yang disebut dengan "displacement". Naluri seksual libido ini menurut doktrin Freud adalah sumber dari karya kreatif. Pengaruh libido ini menurut doktrin Freud, suatu doktrin spekulatif yang sangat kontroversial dari psikoanalisis, adalah pertumbuhan perasaan seksual anak terhadap orang tuanya. Dimulai dari kesenangan bayi mengisap dari puting susu ibunya, dalam diri anak laki-laki perasaanya berkembanglah hasrat seksual terhadap ibunya, membenci ayahnya sebagai saingan, yang disebut oleh Freud dengan komplex Oedipus. Dalam mitologi Yunani tersebutlah konon seorang yang bernama Oedipus yang mengawini ibunya dan membunuh bapaknya. (Dalam sastra Sunda klasik tersebut Sangkuriang membunuh ayahnya, yaitu si Tumang seekor anjing dan ingin mengawini Dayang Sumbi, yaitu ibunya. Andaikata Freud itu urang Sunda, maka wishful thinking Freud tersebut tentang hasrat seksual anak laki-laki terhadap ibunya, tentu akan disebutnya komplex Sangkuriang). Berlainan dengan Id yang didominasi oleh libido itu, Ego menyadari alam sekelilingnya. Id yang tidak mengindahkan konsekwensi, serampangan, tidak dibiarkan oleh Ego, oleh karena Id yang tidak mengenal aturan itu akan memenimbulkan konflik dengan realitas, utamanya aturan-aturan dari masyarakat. Menurut Freud, Ego itu berupa mediator antara klaim yang serampangan dari Id dengan realitas yang ada di dunia luar dari individu. Adapun Super-Ego yang berada dalam alam bawah sadar seperti Id, senantiasa dalam konflik dengan Id. Terjadinya konflik antara Id dengan Super-Ego dalam alam bawah sadar itu menurut Freud itulah penyebab timbulnya penyakit kejiwaan yang disebutnya dengan neurose, yang dapat mengakibatkan keadaan yang fatal dari personalitas. Seorang pengikut Freud, A.A.Brill, orang Amerika, menulis bahwa Super-Ego itu adalah evolusi mental yang tertinggi dari manusia. Istilah doktrin dipakai dan bukan istilah teori, oleh karena para pengecer (meminjam ungkapan Anwar Arifin) psikoanalisis Freud itu tidak memandangnya lagi sebagai suatu teori, melainkan sudah diyakini sungguh-sungguh kebenarannya. Padahal psikoanalisis Freud belum pernah dibuktikan secara ilmiyah. Dari hasil observasi pasiennya di Vienna, Freud membuat rampatan (generalisasi), bahwa semua manusia mesti demikian itu. Freud tentu saja tidak dapat dipersalahkan betul dalam membuat rampatan itu, oleh karena alat ilmiyah untuk rampatan itu belum didapatkan pada waktu itu, yakni ilmu statistik. Walaupun pembacaan buku-buku psikologi saya sangat terbatas ketimbang para pakar psikologi, namun saya berani mengatakan bahwa belumlah pernah diadakan penelitian apakah memang teori Freud itu berlaku secara umum untuk semua manusia. Apakah libido yang merambat pada komplex Oedipus itu berlaku umum untuk seluruh manusia? Apakah anak perempuan juga punya dorongan libido sehingga senang mengisap puting susu ibunya dan karena itu logikanya ia terlahir sebagai lesbian? Apakah anak perempuan berkomplex Xena (bukan Oedipus karena Oedipus laki-laki), benci kepada ibunya dan ingin mengawini bapaknya? Apakah ini tidak kontradiktif dengan pembawaan lesbian? Apakah semua kehandalan kultural manusia, seperti seni, hukum, agama dll. dipandang sebagai perkembangan libido? Apakah semua mimpi itu adalah pencapaian (fulfillment) tersembunyi dari hasrat yang tertekan? Apakah semua mimpi itu merupakan drama dalam alam bawah sadar? Apakah semua mimpi itu adalah buah (product) konflik? Walaupun sekarang sudah dikenal ilmu statistik, namun sangatlah sulit untuk mengujicoba bahwa doktrin Freud itu berlaku umum untuk semua manusia. Kesulitan itu pada hakekatnya adalah suatu keniscayaan. Allah SWT adalah Sumber dari segala sumber, Allah adalah Sumber ilmu, Sumber informasi. Allah menurunkan ayat sebagai sumber informasi. Al Quran tidak membedakan pengertian ayat, baik yang dimaksud dengan isi Al Quran, maupun yang dimaksud dengan alam. Dalam kedua ayat di bawah ini jelas Al Quran tidak membedakannya. Wa la- Tasytaruw biAyatiy Tsamanan Qaliylan(S. Al Baqarah, 2:41), dan janganlah engkau menjual ayat-ayatKu dengan harga murah. Wa Yunazzilu mina sSama-i Ma-an fa Yuhyiy bihi- lArdha ba'da Mawtiha- inna fiy dza-lika laA-ya-tin li Qawmin Ya'qiluwna (S. Ar Ruwm, 30:24), dan diturunkanNya hujan dari langit, dan dengan itu dihidupkanNya bumi sesudah matinya, sesungguhnya dalam hal ini adalah ayat-ayat bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Jadi baik isi Al Quran maupun alam semesta adalah sumber informasi, suatu fakta yang tak boleh diragukan. Dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa lain selayaknya bahasa Al Quran ayat ini tetap dipakai, tidak usah diterjemahkan. Maka orang akan memfokuskan minatnya menghilangkan polarisasi antara imaniyah dengan ilmiyah. Lalu melebur keduanya menjadi satu sistem, yaitu Pendekatan Imaniyah-Ilmiyah seperti berikut: 1) berlandaskan tawhid, 2) pengamatan, 3) penafsiran, 4) bersikap ragu terhadap pemikiran manusia, 5) ujicoba. Dalam Seri berikutnya, insya Allah, Al Quran dan Al Hadits dipakai secara proaktif untuk mengujicoba doktrin Freud. WaLlahu A'lamu bi shShawab. *** Makassar, 18 Januari 1998 [H.Muh.Nur Abdurrahman] ============================== BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 308. Ujicoba Doktrin Freud Dengan Ayat Qawliyah Rampatan (generalisasi) doktrin Freud melalui ilmu statistik belum pernah dan tak akan pernah dapat dilakukan. Hal itu adalah keniscayaan seperti dikatakan dalam Seri 307 yang lalu. Karena rujukan pada ayat Kawniyah (ayat alam) sebagai sumber informsi tak akan pernah dapat dilakukan, maka ditempuhlah alternatif rujukan pada ayat Qawliyah (Al Quran) dan Al Hadits. Dalam Al Quran dikenal tiga jenis personalitas atau kejiwaan yang disebut An Nafs(u). Kata ini dipungut ke dalam bahasa Indonesia: nafsu dengan perubahan makna, berkonotasi jelek, biasanya dalam bentuk kata majemuk: hawa nafsu. Ketiga jenis kejiwaan itu adalah: Pertama, An Nafsu lAmma-rah. Sesungguhnya Nafsu Ammrah itu mendorong untuk berbuat kejahatan (S.Yuwsuf, 12: 53). Kedua, An Nafsu lLawa-mah. Dan Aku bersumpah dengan Nafsu Lawwamah (dalam diri manusia) (S.Al Qiya-mah, 75:2). Nafsu Lawwamah ini mendorong manusia untuk introspeksi. Wa ma- Ka-na liy 'alaykum min Sultha-nin illay an Da'awtukum faStajabtum liy, fala- Taluwmuwny wa Luwmuw Anfusakum, (Setan berkata) tidak ada kekuasaan dariku atasmu, kecuali aku membujukmu dan engkau tergiur. Sebab itu janganlah kamu mencercaku, melainkan cercalah dirimu sendiri (S.Ibrahim, 14:22). Ayat ini menjelaskan tentang ucapan setan kepada manusia yang sudah terlanjur mengikuti Nafsu Ammarahnya, lalu mengumpat setan yang telah menjerumuskannya. Janganlah mengumpat setan, kritiklah dirimu sendiri, introspeksilah. Yang ketiga, An Nafsu lMuthmainnah. Hai Nafsu Muthmainnah, (jiwa yang tenang dan suci) (S.Al Fajr, 89:27). Freud telah berjasa memperinci jenis Nafsu Ammarah itu dalam gambaran Idnya. Namun kesalahan Freud yang fatal ialah bahwa agama yang bersumberkan wahyu dipandang sebagai perkembangan libido. Pandangan Freud bahwa libido adalah sumber dari karya kreatif sangatlah spekulatif dan terlalu ekstrem. Selanjutnya aktivitas mental Id yang diletakkan Freud dalam alam bawah sadar, memberikan konsekwensi bahwa manusia itu tidak dapat diminta pertanggung-jawabannya. Bukankah perbuatannya itu didorong oleh hasrat yang tidak disadarinya? Freud yang melecehkan tanggung jawab asasi manusia ini bertentangan dengan aqidah tentang Yawmu dDiyn (Hari Pengadilan). Semua kehandalan kultural manusia, seperti seni, hukum, agama dll. bukanlah perkembangan libido. Libido yang berkarakteristik seksual itu hanyalah sekadar salah satu unsur dari Nafsun Ammarah. Doktrin libido bertentangan dengan aqidah, karena Freud menganggap libido itu sumber agama. Menurut Hadits manusia berpikir dan kemudian berbuat jahat, oleh karena tatkala itu sedang lupa kepada Allah, namun ia menyadari akan pikiran dan perbuatannya itu. Rasulullah SAW bersabda: Pezina tidak berzina tatkala ia dalam keadaan beriman. Pencuri tidak mencuri tatkala ia dalam keadaan beriman, dan peminum tidak minum tatkala ia dalam keadaan beriman (Hadits Shahih riwayat Al Bukhari dan Muslim dan yang lain-lain dari keduanya, dari Abu Hurairah). Jadi orang berbuat jahat itu karena ia lupa kepada Allah, namun ia sadar kan dirinya tatkala ia berbuat itu. Bahwa Super-Ego itu adalah evolusi mental yang tertinggi dari manusia itu ada benarnya. Bahwa manusia senantiasa berusaha mencapai Nafsu Muthmainnah, menjadi Sufi dan WaliyuLlah (dalam arti tasawuf yang tidak "liar"). Yang tidak benar adalah Super-Ego itu dimasukkan sebagai aktivitas mental dalam alam bawah sadar. Nafsu Muthma'innah itu adalah tahap kesadaran yang paling tinggi. Dalam Al Quran disebutkan bahwa Nabi Yusuf AS bermimpi melihat 11 bulan, matahari dan bulan sujud kepadanya. Itu bukan drama dalam alam bawah sadar. Itu bukan hasrat terpendam Yusuf yang masih remaja itu ingin menjadi orang berkuasa sehingga orang-orang tunduk kepadanya. Itu adalah pertanda dari Allah SWT untuk masa yang akan datang. Yaitu Nabi Yusuf AS kelak di kemudian hari akan menjadi raja muda Mesir. Tatkala itu ke-11 saudaranya, bapaknya (Nabi Ya'cub AS) dan ibunya menghormatinya sebagai raja muda. Mimpi raja Mesir (bukan dari dinasti Fir'aun), 7 ekor sapi gemuk dimakan 7 ekor sapi kurus, bukan drama alam bawah sadar raja Mesir. Di samping mimpi sebagai pertanda dari Allah SWT untuk para nabi dan waliyullah serta orang-orang tertentu yang dipilih Allah, mimpi adalah aktivitas jiwa dalam qalbu (sadru + fuad + hawa) yang bekerja terus. Mimpi tukang jahit Singer dikejar-kejar orang memegang tombak yang ujungnya berlubang adalah proses berpikir dalam fuadnya berjalan terus selagi ia tidur. Ia berhasil memecahkan permasalahan di dalam tidur bagaimana menyelesaikan jahitan yang bertumpuk menjelang tahun baru, yaitu dengan membuat jarum yang berlubang pada ujungnya yang runcing. Mimpi makan kenyang orang terapung di atas rakit di tengah laut adalah proses naluri mempertahankan hidup dalam hawanya berlanjut terus sementara ia tidur (hal ini juga diangkat dalam novel sastra daerah Makassar "I Kukang"), adalah proses naluri mempertahankan hidup dalam ALHWY (dibaca: al hawa-) yang berlanjut terus sementara ia tidur. Demikianlah mimpi itu bukanlah pencapaian tersembunyi dari hasrat yang tertekan. Mimpi itu bukanlah drama dalam alam bawah sadar, dan bukan pula produk konflik dalam alam bawah sadar. Mimpi itu tidak lain adalah pertanda untuk masa yang akan datang dari Allah SWT yang diberikan kepada para Nabi, waliyuLlah ataupun orang-orang tertentu, atau mimpi itu adalah proses merasa, berpikir dan bernaluri yang berlanjut terus tatkala tidur. Terakhir, tidak ada konflik antara Id dengan Super-Ego dalam alam bawah sadar, karena alam bawah sadar itu tidak ada. Sesungguhnya persepsi Freud tentang alam bawah sadar tidak lain melainkan rekaman pada kulit otak tentang pengalaman proses merasa, berpikir dan bernaluri, ibarat rekaman pada tape recorder. Telah dijelaskan dalam Seri 306 bahwa nafsu (jiwa) merasa, berpikir dan bernaluri dengan memakai mekanisme otak dalam jisim. Doktrin alam bawah sadar bertentangan dengan aqidah adanya Hari Pengadilan. Manusia harus mempertanggung-jawabkan seluruh aktivitasnya di dunia ini pada Hari Pengadilan kelak. Allah Maha Adil, memberikan ganjaran baik atau buruk sesuai yang dilakukan manusia dengan sadar. Semua aktivitas jiwa disadari, karena jiwa itu disinari oleh ruh. Ruh inilah yang menyebabkan manusia itu sadar akan eksitensinya. WaLlahu A'lamu bi shShawab. *** Makassar, 25 Januari 1998 [H.Muh.Nur Abdurrahman] MQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQMQ ----- Original Message ----- From: Ari Condro To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 22, 2006 10:32 Subject: [wanita-muslimah] Re: More Links: Download - Gerakan Yahudi-dewa di Indonesia - Pimpinan PKS 1. pernah nonton film kartun jepang dan game komputernya yang model Final fantasy gak ? di situ malah penuh simbol yahudi. tapi kalau dipakai buat ngata ngatain orang lain sebagai "liyan"/the others yang beraslah, ya aku kira kebabalasan. Pernah dengar nama Sepiroth, terus berbagai penamaan simbol simbol religius yg dipakai. di jepang gak pernah ribut tuh, ada zionisme di jepang. kayaknya tren aja deh, pake simbol simbol gitu. bisa dilacak secara hermeneustik sih ttg hal itu. asik aja emang pake simbol simbol tertentu, kan karya seni. Pernah dengar sufisme ala yahudi, biasa dikenal dengan kabbalah ? saya akan ambil definisi human soul dalam pengertian mereka yang mirip sekali dengan nafs ammarah, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah dalam Islam. Just wondering, siapa meniru siapa ? namun sudah ada dalam tradisi semit. dan ketika Freud membuat kategori jiwa menjadi id, ego dan super ego, nampaknya ini berasal dari tradisi yahudi tsb. (ttg freud bisa dibaca di http://en.wikipedia.org/wiki/Freud). Perlu diingat juga bahwa esoterisme kabbalah menukik lebih jauh dari 3 kategori tsb, bisa dibaca di bawah ini. Sebagaimana juga pak chodjim juga menunjukkan kategori yang lebih dalam lagi ttg jiwa. http://en.wikipedia.org/wiki/Kabbalah The human soul in Kabbalah The Zohar posits that the human soul has three elements, the nefesh, ru'ach, and neshamah. The nefesh is found in all humans, and enters the physical body at birth. It is the source of one's physical and psychological nature. The next two parts of the soul are not implanted at birth, but can be developed over time; their development depends on the actions and beliefs of the individual. They are said to only fully exist in people awakened spiritually. A common way of explaining the three parts of the soul is as follows: a.. Nefesh (???) - the lower part, or "animal part", of the soul. It is linked to instincts and bodily cravings. b.. c.. Ruach (???) - the middle soul, the "spirit". It contains the moral virtues and the ability to distinguish between good and evil. d.. e.. Neshamah (????) - the higher soul, or "super-soul". This separates man from all other lifeforms. It is related to the intellect, and allows man to enjoy and benefit from the afterlife. This part of the soul is provided both to Jew and non-Jew alike at birth. It allows one to have some awareness of the existence and presence of God. The Raaya Meheimna, a section of related teachings spread throughout the Zohar, discusses the two other parts of the human soul, the chayyah and yehidah (first mentioned in the Midrash Rabbah). Gershom Scholem writes that these "were considered to represent the sublimest levels of intuitive cognition, and to be within the grasp of only a few chosen individuals". The Chayyah and the Yechidah do not enter into the body like the other three - thus they received less attention in other sections of the Zohar. a.. Chayyah (???) - The part of the soul that allows one to have an awareness of the divine life force itself. b.. c.. Yehidah (?????) - the highest plane of the soul, in which one can achieve as full a union with God as is possible. Both rabbinic and kabbalistic works posit that there are also a few additional, non-permanent states to the soul that people can develop on certain occasions. These extra souls, or extra states of the soul, play no part in any afterlife scheme, but are mentioned for completeness: a.. Ruach HaKodesh (??? ?????) - ("spirit of holiness") a state of the soul that makes prophecy possible. Since the age of classical prophecy passed, no one (outside of Israel) receives the soul of prophesy any longer. See the teachings of Abraham Abulafia for differing views of this matter. b.. c.. Neshamah Yeseira - The "supplemental soul" that a Jew experience on Shabbat. It makes possible an enhanced spiritual enjoyment of the day. This exists only when one is observing Shabbat; it can be lost and gained depending on one's observance. d.. e.. Neshamah Kedosha - Provided to Jews at the age of maturity (13 for boys, 12 for girls), and is related to the study and fulfillment of the Torah commandments. It exists only when one studies and follows Torah; it can be lost and gained depending on one's study and observance. 2. dalam tradisi agama semit, biasanya berkultur pada dualisme. antara kebaikan dan kejahatan. namun ada yang lebih dalam dari itu, dalam tataran yang lebih esoteris, ada lapisan lapisan bawang di sana, gizinya baru terasa ketika kita bisa menguliti ungkapan demi ungkapan. sama seperti mas chodjim yang mengupas tingkatan tingkatan. tidak ada yang paling benar dalam tingkatan itu, tidak ada yang salah dalam tingkatan itu, semua ada perannya sendiri. dan kalaumau jujur, term term itu sangat mirip dengan esoterime dalam kabbalah. Dalam sebuah hadis Qudsyi: "Banaytu fii jawfi bni adam qashra wa fil qashri shadra wa fis shadri qalba wa fil qalbi fuada wa fil fuadi syaghafa wa fil syaghafi lubba wa fil lubbi sirra wa fil sirri ana". "Aku bangun dalam tubuh manusia itu qashr (istana) yang di dalamnya ada shadr, dalam shadr itu ada qalb yang didalamnya ada fuad, dalam fuad ada syagaf yang didalamnya ada lubb dan dalam lubb ada sirr yang di dalamnya ada Aku." Qashr = jasad manusia seluruhnya shadr = kesadaran, yang bisa dipahami sebagai otak. qalb = jantung fuad = jantung hati, inner heart. syagaf = lokus untuk membangkitkan rasa cinta, kasih sayang, compassion. lub = lubuk hati, the innest heart. sirr = lokus bagi rahasia diri, oleh karena itu bersentuhan langsung dengan dunia "ANA" alias ALLAH. juga dipahaminya dalam postingan lain sbb : Sebagai PR saja Mas, agar bisa menelaah kembali hadis dari Imam Ali, bahwa Alquran itu mempunyai banyak wajah. Orang awam akan mendapatkan ibarat, orang khawas mendapatkan isyarat, para wali mendapatkan takwil, dan para nabi memahami hakikatnya. 3. apalagi dalam filosofi tao, yang lebih asia, dan lebih kita, bahkan tidak ada hakekat kejahatan dan kebaikan. semua itu maujud karena sama sama menempatkan diri dalam peranan masing masing. berikut kutipan tulisan JD di www.apakabar.ws. Taoisme itu filsafat dan tidak pernah punya niatan jadi agama. Otomatis, taoisme berkaitan sama 'cara memandang dan mencerna' realitas. Taoisme adalah filsafat dan sebagaimana filsafat dari mana saja, pertama-tama kali sekali Taoisme itu adalah hasil REAKSI-nya si Laozi terhadap lingkungan sekitarnya. Lingkungannya si Laozi itu adalah sejarah Cina juga, yaitu di masa-masa perang saudara di antara ratusan kerajaan-kerajaan kecil. Di Cina jaman ini juga disebut jamannya 'ratusan isme filsafat' ... baik si Confusius maupun Laozi semuanya ber-REAKSI terhadap situasi itu. Tujuannya yach jelas, yaitu agar situasi itu segera berakhir dan orang bisa hidup damai lagi. Situasi ini mirip dengan Indonesia yang lagi kacau. Di Indonesia sekarang juga sedang ada ratusan isme bertebaran yang semuanya saling jalan sendiri-sendiri MESKIPUN tujuannya yach sama saja, yaitu untuk mengakhiri nasib buruknya si Indonesia sendiri (secara hankam sosbud) Kayak di Indonesia juga, versi-versi isme sebagai REAKSI atas sikon Indo saat ini pun macam-macam Referensi Taois dalam menformulasikan isi pikirannya TIDAK melihatnya dari hasil abstraksi selektif atas manusia itu sendiri; tapi Taois melihat serta menggunakan referensi dari langsung alam. Analogi yang dipakai oleh si Taois ini langsung datang dari alam sendiri. Misalnya, Taois bakal bertanya begini: "waktu anjing ngejar-ngejar si kucing yang ketakutan dan terus begitu si kucing mampus si anjing itu pun cuman mempermainkan si mayat kucing itu ... apa kita BISA bilang bahwa si anjing itu jahat dan si kucing itu baik?" (saya nggak pernah lihat anjing MAKAN kucing -- anda pernah?); atau lagi, yang begini "waktu kita melihat si kucing ngejar-ngejar tikus untuk dibunuh dan mayatnya si tikus dibuat mainan oleh si kucing (saya nggak pernah lihat kucing MAKAN tikus -- anda pernah?), apa kita bisa bilang si kucing itu jahat"? Nonsense! Karena, jawabannya si Taois, si kucing si anjing dan si tikus itu semuanya hanya MENJALANI tao atau jalan hidupnya sendiri-sendiri. Mereka itu semua hanyalah AKTOR dan sama sekali bukanlah si DIREKTOR. Direktornya sendiri yach adalah si alam. Alamlah yang MENENTUKAN perilakunya si AKTOR! Semua isi filsafat taois ini disteno jadi 'tianxia' -- maksudnya, segala sesuatu yang ada di bawah langit ini punya tao-nya sendiri-sendiri. Tao itu bukannya bagus atau jelek, tapi alamiah. Dan satu-satunya 'dosa' (istilah tidak eksis di semua pikiran Timur) buat Taois adalah waktu orang TIDAK mengikuti taoinya. 'Dosa' justru adalah waktu si kucing tidak kejam dan brutal terhadap si tikus; atau pun waktu si anjing tidak kejam dan brutal terhadap si kucing. Di jaman sekarang kita yang sudah tahu tentang rantai makanan atau pun sistem predatorial yach jelas jadi kagum sama si Taois! Atau juga kayak di film Hero yang sangat Taois itu, lihat (1) si Jet Lee membatalkan niat untuk balas dendam setelah dikasih tahu 'tianxia'; (2) setelah membatalkan pun si Jet Lee harus tetap dihukum mati dan dihujani panah; (3) si Qin-shi-Wang-nya sendiri 'nangis' waktu harus menghukum mati si Jet Lee, yang kemudian dikubur sebagai 'pahlawan'; dan (4) dari dialog Taoistik di antara si Jet Lee dengan si Qin-shi-wang itu kelihatan bahwa si Qin-shi-wang itu TAHU PERSIS tao-nya itu apa. Film itu terlalu taois dan terlalu dalam buat pikirannya si Semit atau pun si bule yang rada-rada sederhana. Satu-satunya keterangan yang bisa menjelaskan semua 'irrasionalitas' itu memang yach hanya konsep 'tianxia' itu -- alias semua orang PUNYA dan HARUS menjalani taonya sendiri-sendiri. TAO-nya si Qin-shi-wang adalah untuk mempersatukan Cina dengan segala cara -- termasuk, tragisnya, membunuh bapaknya si Jet Lee sendiri (dalam cerita film itu). Tao-nya si Jet Lee sebagai calon pembunuh raja yach harus mati dihukum -- meskipun si Qin-shi-wangnya sendiri tahu itu rada unfair, maka dia pun menangis. Tapi apa tao-nya si Jet Lee sendiri? Ini menarik karena tao-nya si Jet Lee yang mau balas dendam itu sebetulnya masuk ke konsep 'hao' (filial piety)-nya si Confusius. Tapi, paling tidak di film itu, si Jet Leenya sendiri boleh dibilang menganggap 'filial piety'-nya itu TIDAK ALAMIAH dan tidak melayani kebutuhan yang lebih besar dari 'tianxia' yang HARUS dicapai -- yaitu 'kesatuan Cina'. Bukankah tujuan Confusius pun adalah untuk reunifikasi Cina lagi sebagaimana di zamannya Zhou? Bukankah sudah jelas bahwa hanya si Qin-shi-wang lah yang bisa menjadikan reunifikasi itu jadi kenyataan? Ini sangat relevan juga buat jaman kita sekarang! Apa Bush itu 'jahat dan bajingan'? Sama sekali tidak (paling nggak saya tahu persis bahwa kalau saya ini Bush, Mekkah pusat berhalanya Islam itu sudah 'tak nuklir dari tahun 2002 lalu)! Bush yach cuman menjalani tao-nya saja, karena itulah dia sebagai bossnya negara yang diserang oleh para bajingan muslim pun yach harus membalas. Apa Bin Laden itu 'jahat' ... sekali lagi yach juga TIDAK! Bin Laden itu sudah 'subscribe' ke Islam yang memang mengajarkan premanisme, sekaligus dia itu juga Arab yang secara rasional punya alasan untuk menghabisi si Amerika ... maka tindakan si Bin Laden pun yach nggak bisa disalahkan. Saudara ... Taoisme nggak peduli SIFAT tindakanmu itu sendiri baik buruk jahat mulia. SIFAT tindakan itu sendiri ditentukan oleh alam dan kita pun yach cuman aktor. Karena itulah, yang brengsek di dalam Taoisme JUSTRU adalah mereka yang pake segala macam rasio MENGHINDAR dari taonya. salam, Ari Condro [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/