----- Original Message ----- 
From: "tossi20" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 22, 2006 2:48 PM
Subject: [temu_eropa] Indonesia True Digest - Suara Bali: Mari Bangun Format
Kebangsaan


Mari Bangun Format Kebangsaan

Itulah Imbauan Bali

Oleh Aboeprijadi Santoso & Lea Pamungkas

Radio Nederland 22-03-2006
http://www.ranesi.nl/tema/temahukdanham/format_kebangsaan_bali060323

Cokorda Sawitri: manusia jangan memakan kemanusiaannya


"Ayo, kita bicara tentang format kebangsaan, berfikir jernih dan arif
melihat hubungan antar kemanusiaan di Indonesia. Jangan cari kambing
hitam . Ayo, dong, kita berbicara keberagaman. Waduuh, sudah hilang,
lhoo, rasa kemanusiaan kita. Kita harus membela kemanusiaan. Jangan
manusia memakan kemanusiaannya." Demikian Cokorda Sawitri, jubir KRB,
Komponen Rakyat Bali mewakili kesepakatan Gubernur, DPRD dan segenap
tokoh Adat Bali 15 Maret yl.

Somasi MMI salah alamat
Ibu Sawitri, yang akrab dipanggil "Cok", mengungkap tanggapan tsb
kepada Jelajah Nusantara (Radio Nederland 20 Maret 2006) berkenaan
dengan kontroversi RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP).

RUU APP dinilai banyak kalangan menafikkan sendi kebangsaan RI,
kebhinekaaan dan Pancasila. Layaknya Damien dalam film horor, masih
janin sudah haus darah. Yakin berpeluk pada RUU ini,  Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI) melayangkan surat somasi, yaitu gugatan
hukum, terhadap Pemda Bali. Alasannya, katanya, Bali telah mengancam
akan keluar dari NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia, apabila
RUU APP diberlakukan.

Tapi Cok Sawitri menilai somasi tsb sebagai "tidak setaraf". Somasi
itu "salah alamat" dan tidak berlaku selama belum tiba di alamat yang
dituju. Menurutnya, somasi itu salah tuduh. Bali cinta Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika. Yang mendorong disintegrasi NKRI sesungguhnya
justru RUU APP sendiri atau Tim Pansus RUU APP.

MMI dalam surat tsb menyebut, jika pihak berwajib (dalam hal TNI)
tidak sanggup menanggulangi, "kami siap menyelesaikannya". Tentang
hal itu, Sawitri mengatakan sampai hari ini pihaknya secara yuridis
formal belum menerima apapun, juga pribadi-pribadi yang disebut yakni
Gubernur Bali.

Sawitri mengaku hanya melihat gugatan MMI lewat media massa dan
internet. "Kami sudah meneliti teksnya dan banyak kesalahan di sana-
sini, nama gubernur saja salah. Sementara apa yang akan disomasikan
yakni logika pariwisata itu tidak pernah ada pada kami..."

Tuduhan bahwa Bali akan keluar dari NKRI, dipandang Sawitri agak
berlebihan dan tidak berakar. "Bali itu yang paling setia selama ini
kepada NKRI. Kami setia pada Pancasila, pada Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan negara. Kalau ada yang lain dengan konstitusi dan
mau menyeragamkan; nah siapa yang harus keluar dari NKRI, logikanya ?"

Dengan kata lain, jelas Sawitri, "Bukan kami, masyarakat Bali, jadi
MMI salah alamat kalau mensomasi kami. Mustinya Pak Fauzan (Fauzan al-
Anshari, jubir MMI, red.) mensomasi RUU itu dong, atau ke Tim
Pansus," sergah Sawitri.

Sang Hyang Tunggal alias Ardanaaprameswara

Sosio-religius
Sejak pertengahan Maret lalu, komponen-komponen masyarakat yang
kemudian tergabung dalam Komponen Rakyat Bali, KRB, menyatakan
menolak RUU APP, baik dalam bentuknya yang sekarang ditawarkan maupun
kelak jika dilakukan revisi.
Penolakan tersebut, selain dua hal mendasar yang disebut tadi yakni
masalah penghargaan kepada tiang negara RI yakni kebhinekaan dan
Pancasila, adalah nilai-nilai sosio-religius masyarakat Bali
sendiri. "Agama kami adalah agama kesenian - kalau mau sambil
tersenyum diucapkan. Syiwa-Budha mengajarkan syiwa dalam kondisinya
yang paling sempurna, dengan mengatakan, "Aku ini tidak memiliki apa-
apa, tetapi pemilik segala-galanya."

Dalam filosofi ini, Tuhan selaku Sang Hyang Tunggal diimajinasikan
dalam realitas tertinggi sebagai Ardanaaprameswara. Ini antara lain
digambarkan dalam bentuk seseorang yang hampir tak berbusana di mana
terlukis perjumpaan antara  lingga (phallus) dan yoni (vagina).

Falsafah orang Bali dalam memandang tubuh, baik lelaki atau
perempuan, adalah prameswara, setiap tubuh memiliki unsur lelaki dan
perempuan. "Dalam konteks itu, jika kita bicara tentang sensualitas,
tidak dalam konteks menjijikkan. Yang ada adalah keindahan,
keagungan, dan kehormatan"

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, demikian Sawitri,
dalam masyarakat Bali tak ada problem jika lelaki dan perempuan mandi
di sungai bersama-sama. Karenanya, menjadi aneh jika sebuah RUU yang
mempropagandakan dirinya "anti pornografi dan pornoaksi", malah
mengarah kepada moralitas. "Sebab, kalau mau bicara moralitas, kita
tidak bisa lepas dari spiritualitas. Ini (RUU APP, red) mengambil
spiritualitas yang mana ?"

"Bagaimana sih, sebuah negara melakukan intervensi kepada privacy
warganegaranya ? Sedih sekali, kami mendengarnya. Ini pun pembunuhan
proses kreatif. Kalau proses kreatif dibunuh, bikin sandal pun kita
nanti nggak bisa lagi..."

Kriminalisasi Tubuh Perempuan
Namun demikian, tambah Sawitri, masyarakat Bali tetap tenang. Ia pun
mengingatkan bahwa RUU APP ini bukan cuma untuk Bali, tapi untuk
Indonesia. Selain menghambat proses kreatif, ia pun mengkuatirkan
akan imbasnya terhadap pola asuh anak-anak.

"Ketakutan kepada tubuh perempuan, atau kriminalisasi tubuh
perempuan. Coba bayangkan, kita harus menjaga anak-anak perempuan
supaya dadanya jangan sampai terlihat, sebab jika tidak, akan dituduh
pornoaksi"

Kendati begitu, Sawitri mengatakan, bagaimanapun heboh RUU APP ini
mempunyai hikmah. Yakni untuk mengingatkan bahwa rasa ke-indonesiaan
harus dikembalikan dalam ke-bhinnekaan.

"Mari kita melihat format kebangsaan dengan jernih dan tidak mencari
kambing hitam untuk berbagai problem.  Sekarang Presiden SBY jangan
terlalu makai perhitungan, aduuh jumlah massa yang mendukung saya
nanti gimana, atau jumlah votingnya gimana, lalu, akhirnya melupakan
kepentingan yang utama (yaitu) kepentingan manusia dalam berbangsa,
hubungan rakayat dan negaranya."

"(Sebab) hubungan itu kan terbentuk dari kesepakatan seluruh rakyat.
Dan ini, "tandas Sawitri lagi," rakyat itu ternyata beranekarupa dan
beraneka ragam. .. Mungkin (sementara orang) bercita-cita mulia, lalu
mau menyeragamkan kita semua ... Lama lama, kita pasang sensor di
kepala. Waaah, bisa jadi robot bangsa Indonesia ini," ujarnya sambil
tertawa.

"Semboyan yang dari dulu membuat kita gembira dan membanggakan
kearifan masing masing adalah "Bhinneka Tunggal Ika" itu. Itu yang
harus dikembalikan. Jangan manusia memakan kemanusiaannya."

Demikian Cokorda Sawitri.







Yahoo! Groups Links









Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke