Saya memang tidak membedakan apakah itu porno atau erotik untuk sebuah 
film porno yang mempertontonkan adegan seksual. Juga untuk sebuah gambar 
yang memperlihatkan secara gamblang payu dara dan kemaluan wanita atau 
pria. Kedua hal itu saya rasa -betapapun membosankannya bagi beberapa 
orang- akan tetap memberikan stimulus secara seksual. Dalam 
kondisi-kondisi tertentu. Dan saya memang berbicara dalam konteks yang 
umum. Karena betapapun baiknya anjuran untuk mengendalikan birahi kita, 
tidak semua orang mampu melakukannya di hadapan rangsangan yang demikian 
kuat seperti itu. Salah satunya mungkin bapak-bapak yang hobi ke PSK. 8-)

Tetapi mungkin benar juga kalau semua itu tergantung persepsi di dalam 
fikiran kita. Orang Timur dan orang Barat pasti akan berbeda dalam 
merespon suatu material porno atau erotis. Orang Timur jadi kampungan yah 
karena belum terbiasa? 8-)

Pernahkah kita terfikirkan pembuatan film porno itu? Siapakah yang bermain 
di situ? Suami istri? Saya ragu. Kemungkinan bebas adalah bukan suami 
istri. Lalu mereka melakukan hal seperti itu dengan berganti-gantian? Di 
filmkan pula untuk ditonton jutaan orang? Saya tidak mengerti, apakah 
pelaku film porno itu masih mempunyai kehidupan sosial yang baik? Apakah 
mereka tidak malu kepada masyarakatnya? Ataukah masyarakatnya menganggap 
mereka seperti bintang film? Sudah jelaslah bahwa konsep dosa zina sudah 
tidak berlaku lagi bagi mereka. Lalu kita membeli produk mereka? 
Memelihara industri (bisnis) ini? 8-(

Salam,




Riris Andono Ahmad <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/26/2006 02:16 PM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Re: Barat dan Free Sex,







Pak Wida,

Kalau menurut saya sih tergantung.  Tergantung pada apa definisi kita 
tentang pornografi.  Seperti Ni Londo, mbak Rita dan mbak Ida sudah 
ungkapkan, materi yang pak Wida sebutkan sebagai porno, sangatlah 
bervariasi.  Saya melihat pak Wida menggolongkan semua materi 
(terutama ketika kita membicarakan film), yang mengeksplorasi 
seksualitas  sebagai materi porno,  (saya mengatakan mengeksplorasi 
karena seksualitas dijadikan diskursus dalam film/cerita tersebut, 
dan bukan hanya sebagai tambahan, tempelan maupun penggugah selera 
audiens.  Dalam hal ini novel Saman nya Ayu Utami saya pandang dalam 
kategori ini, ketika seksualitas dituliskan dalam konteks hubungan 
sosial antar manusia),   sementara yang lainnya, menggolongkan itu 
adalah erotika yang merupakan bagian dari seksualitas kita, dan 
mendefinisikan porno sebagai film yang mengeksploitasi seks dan 
hubungan seks semata-mata untuk komoditi tontonan.  Dalam hal ini 
adalah tontonan dewasa dengan kategori XXX.

Saya lihat disinilah perbedaan pendefinisian antara pak Wida dan mbak- 
mbak dan beberapa mas di milis ini dan juga dengan om Gunawan 
Mohammad.  Kebosanan yang dimaksudkan oleh om Gun adalah kebosanan 
ketika melihat tontonan dewasa XXX, karena ceritanya sangat mudah 
ditebak, gerakannya juga monoton, bloking, olah vokal, ekspresi wajah 
juga dari judul-ke judul, scene ke scene, berbagai pemain, juga itu- 
itu saja.. Nah dalam situasi itulah kebosanan akan muncul, dan bisa 
jadi secara permanen.

Sementara erotika memang tidak pernah membosankan pak.. siapapun kita 
saya yakin akan suka dengan erotisme to some extent.. minimal ketika 
dengan pasangan/istri kita.  Karena tanpa erotisme, jelas hubungan 
intim bukan menjadi suatu yang menarik lagi.

Jadi yang menjadi masalah yang didiskusikan dengan 2 kacamata berbeda 
antara pak Wida, dengan yang lainnya adalah bagaimana kita mensikapi 
erotisme kita ketika kita dipaparkan oleh materi terkait 
seksualitas.  Pak Wida dengan asumsi orang yang birahinya sudah 
diubun-ubun pasti akan gelap mata, sedangkan yang lainnya (lainnya 
dalam hal ini terbatas pada beberapa nama yang mempunyai pandangan 
serupa, seperti mbak Ida, mbak Rita, mbak Mei, mas Ary, Heman, dan 
beberapa lainnya) menyatakan bagaimana kita bisa memanej birahi kita 
secara rasional.  Dan kebetulan memang saya sepaham dengan mereka.

Boleh cerita sedikit nih pak.. (meskipun saya tidak bangga 
menceritakan = jangan dipelintir ya mas-mas tukang pijat di Milis), 
saya pernah diajak teman untuk melihat striptease  di Kingcross 
Sydney.  Dengan membawa keingintahuan dan imaginasi yang "cukup 
liar"  (meskipun tidak sampai bertingkah laku seperti yang mbak Ida 
ceritakan tentang orang Indo di LN), saya masuk keruangan gelap 
dengan musik yang hingar bingar. Dan apa yang saya temukan ternyata 
tidak seliar dan seindah imaginasi yang saya usung dari rumah (eh 
tempat penginapan) dan mengecewakan.  Tidak perlu seperti om Gun yang 
memerlukan beberapa film untuk menjadi bosan, dalam waktu 5 menit 
pertama saja saya sudah sangat jenuh dan sangat mengantuk, tanpa 
adanya impulse2 erotisme yang muncul what soever..  Bahkan ke "horny" 
an saya sebelum berangkat jadi hilang sama sekali...

Kesimpulannya adalah (dan sudah sering saya sebutkan), erotisme, 
berahi adalah persepsi kita sendiri terhadap kenyataan audio-visual 
yang ada di depan kita.  Kalau kata Morpheus gurunya si Keanu reeves 
di Matrix (jadi siapa yah disitu namanya?) realitas, meja, kursi (dan 
juga tubuh yang sensual -me) adalah persepsi otak kita terhadap 
impuls listrik yang dikirimkan oleh indera kita, dan itulah yang kita 
anggap sebagai kebenaran.. :D
Padahal indera dan otak kita (dan terutama imaginasi kita) bisa 
sangat menipu..  :p

Hanya saja banyak teman kita yang belum ngeh tentang hal itu, 
sehingga mereka merasa birahi itu adalah sesuatu yang liar dan tidak 
bisa dikontrol.  Padahal karena mereka tidak pernah diajari dan 
belajar untuk mengontrolnya.. Jadinya, ketika masuk ke sex shop yang 
cuma memperlihatkan tiruan yang tidak seindah aslinya saja sudah 
kelimpungan dan meneteskan air liur...  gak tau harus menyalurin 
kemana berahinya (sorry too cynical yah).


regards,
Donnie



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 

Yahoo! Groups Links



 





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke