Maaf Mbak Mia, menyela apakah gadis peranakan Cina itu beragama Islam?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Waktu makan siang saya ngedeketin kolega peranakan Cina itu, kita 
> mendiskusikan insiden dengan panitia tsb:
> 
> "Terimakasih loh mbak, you come into my resque"
> 
> "No sweat, kata saya. Tapi boleh nggak aku nanya, apa sebenarnya 
> yang menyebabkanmu jadi emosi karena ditegur lantaran jilbab? Aku 
> ngerti sejak SI diberlakukan pasti dirimu sudah capek ditegurin 
> orang terus. Kenapa?"
> 
> Sejenak terdiam, lalu katanya: "Karena aku sebel kenapa mereka 
> maksain aku terus. Biarin saja aku pake jilbab dengan kemauanku 
> sendiri, kenapa dipaksa-paksa?"
> 
> "Jadi sekarang ini, kamu berniat suatu waktu pake jilbab"?
> 
> Terdiam lebih lama. Katanya:"Mungkin iya"
> 
> "So kenapa nggak sekarang"?
> 
> "Aku nggak mau dipaksa"
> 
> "Aku ngerti. Katakanlah nggak ada yang maksa, kenapa nggak sekarang 
> berjilbab?"
> 
> Terdiam makin lama.  "Well, sejujurnya nih mbak. Aku masih ingin 
> melakukan banyak hal, aku ingin sekolah dan berkarya terus mungkin 
> ke luar kota ke luar negeri. Dan aku nggak mau jilbab jadi 
> penghalang dan membatasi pilihanku.  Karena kuliat jilbab menjadi 
> penghalang perempuan berkarya atau di-hire".
> 
> "Ok. Itu sih alasan wajar saja bagiku, make sense! Bagaimana dengan 
> jilbab sendiri, bagaimana kamu meliat orang lain berjilbab atau 
> nggak berjilbab?"
> 
> "Itu pilihan masing-masing. Makanya aku protes dengan kebijakan 
> polisi syariah karena membatasi pilihan orang".
> 
> "Apakah orang yang berjilbab bagimu keliatan lebih alim, lebih taat? 
> Apakah kamu merasa jadi kurang taat karena nggak berjilbab?"
> 
> Diamnya makin lama. Karena saya sudah maklum, saya mengklarifikasi 
> sendiri: "Sebabnya saya bertanya demikian, karena kalau dirimu 
> menganggap jilbab adalah lambang ketaatan, maka ada kemungkinan kamu 
> sekarang menganggap dirimu 'nggak taat' (pikiran dikotomis selalu 
> membayangi kita semua). Ditambah lagi orang lain maksa-maksa, jadi 
> merasa makin 'nggak taat' deh. Ini bisa menyebabkan kita jadi emosi 
> dan marah setiap kali orang lain menegur, karena stress, duh gw 
> bukan orang taat...
> 
> Sebenarnya ok kalau memakai jilbab itu sebagai lambang atau simbol 
> ketaatan kita. Tapi ingat, simbol itu luas maknanya, dalam sekali 
> untuk kita hayati sendiri dan menginspirasikan motivasi kita, bahkan 
> termasuk kalau kita mau menanggalkan jilbab! Sebaliknya kita akan 
> mereduksi dalamnya makna simbol jilbab itu, kalau kita menganggap 
> bahwa diri sendiri dan orang lain kurang taatnya kalau nggak 
> berjilbab. Kita membatasi pilihan kita sendiri dan orang lain.
> 
> (bersambung)
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote:
> >
> > Saya punya cerita tentang jilbab dan perempuan. Mudah-mudahan ini 
> > bisa bisa sekalian menjawab questionairnya mbak Flora.
> > 
> > Dari kelompok kami yang mengikuti training di suatu propinsi yang 
> > memberlakukan Syariah Islam, di kota yang termasuk paling ketat 
> > pemberlakuannya, sebagian besar perempuan.
> > 
> > Belum lagi duduk, seorang temen kami sudah ditegor panitia 
> > perempuan: kerudungnya dibetulin mbak, merosot tuh. Kolega saya 
> yang 
> > emotionally sensitive ini udah nggak merasa nyaman sejak saat itu. 
> > Bergantian kami ditegur selama 3 hari training. Terutama seorang 
> > kolega yang masih sangat muda, peranakan Cina, cantik dan 
> > penampilannnya funky kayak anak-anak muda gitu. Dan prinsipnya 
> nggak 
> > mau berjilbab walaupun dia asli dari propinsi tsb. Walaupun gitu, 
> > dia bawa kerudung...yang merosot terus...dasar nggak niat...:-)
> > 
> > Saya sendiri juga sering kena tegur. Karena capek duduk lesehan, 
> > saya lonjorkan kaki saya relaks sebentar. Eh, kaki saya yang seksi 
> > dan putih ini keliatan pergelangannya (kaki doang loh, ini kan 
> nggak 
> > termasuk RUU APP? tolong.. imajinasi jangan kemana-mana yah..:-). 
> > Lalu serta merta ditutupi kain mukena oleh panitia. Oke deh, 
> lumayan 
> > anget. 
> > 
> > Saya sering ditegur juga karena sering 'nyasar' ke tempat cowok.  
> > Karena pingin duduk di depan, saya isi bangku yang kosong. Eh, 
> > diusir panitia cewek itu, karena itu tempat cowok. Berhubung 
> tempat 
> > perempuan dah penuh, jadi saya duduk di belakang barisan cowok. 
> > Saking cueknya, nggak nyadar ngantri makanan ke barisan cowok 
> karena 
> > lebih pendek. Langsung ditegur panitia disuruh pindah 
> barisan...saya 
> > bilang, loh gw nyasar ke tempat cowok boleh doong...
> > 
> > Dalam permainan-permainan biasanya kelompok perempuan menang. DAn 
> > pada suatu game 'suara hati' dan acting outside the box, seorang 
> > perempuan maju (dianjurin maju oleh panitia cewek yang pushy itu). 
> > Sampe di depan dia terdiam lalu balik lagi, katanya nggak mungkin 
> > saya melakukan itu (menyentuh pundak cowok dalam game untuk 
> > membuatnya duduk), saya kan perempuan...apa kata para laki-laki 
> > nanti...peserta itu keliatan malu dan gundah.
> > 
> > Suatu ketika mau ambil wudhu kolega muda tsb ditegur lagi oleh 
> > panitia pushy: "Saya sudah bilang ke temen-temen mbak untuk pake 
> > baju muslimah" Mbak juga mesti begitu, pake baju yang pantas 
> seperti 
> > model saya ini dan harus pake jilbab. Di propinsi ini berlakunya 
> SI 
> > seperti itu".
> > 
> > Karena ditegur terus-terusan darah muda kolega ini bergejolak, dan 
> > dia mulai emosi, walaupun jawabannya tetep masih rasional. Panitia 
> > pushy itu pun makin menekan. Melihat gelagat ini, saya ambil 
sikap:
> > 
> > "Maaf, ibu ini polisi Syariah atau bukan?"
> > 
> > Panitia ini terdiam.
> > 
> > "Kalau ibu polisi syariah silakan membawa kolega saya ini ke 
> kantor 
> > polisi sekalipun, dan saya ikut . Kalau bukan, tolong jangan 
> ganggu 
> > dia lagi. Ini yang terakhir".
> > 
> > "Tapi kan kita lagi training ESQ, syariat Islam mewajibkan jilbab"
> > 
> > "Justru kita lagi mempraktekkan ESQ, temen saya ini sedang 
> > menyuarakan 'suara hatinya' dan 'out of the box' Bukan begitu?
> > 
> > Lagi-lagi dia terdiam, kami pun berlalu. Tapi perempuan ini sempet 
> > teriak ke kolega saya: mbak ini Islam atau bukan sih?
> > 
> > Salam
> > Mia
> > (critanya bersambung...)
> >
>







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke