REPUBLIKA
Jumat, 07 April 2006

Norma 3: Gemar Membaca 

Oleh : Zaim Uchrowi 


Ingat nama Prof Sudjatmoko? Dulu almarhum adalah rektor Universitas PBB-Tokyo. 
Ia salah seorang intelektual terbesar yang pernah kita punyai. Pemikirannya 
jernih. Tuturnya santun. Bagi yang mengenalnya, ia bukan sekadar mahaguru. Ia 
seorang ''begawan''.

Pada suatu waktu sang begawan itu tampak risau. Kerisauannya menyangkut 
perubahan yang tengah terjadi di masyarakat. Di awal tahun 1990-an dunia 
televisi merebak. Studio-studio TV swasta bermunculan. Hampir setiap rumah 
memiliki TV. Gubuk-gubuk di tempat terpencil pun banyak yang memasang antena 
parabola. Pagi, siang, dan malam televisi di rumah-rumah menyala selama 
berjam-jam.

Bagi Sudjatmoko, bukan kehadiran televisi yang merisaukannya. Yang 
merisaukannya adalah proses bagaimana televisi menjadi budaya baru masyarakat. 
Ia menyebut bahwa pada awalnya semua masyarakat adalah masyarakat tradisional. 
Budayanya adalah budaya lisan. Budaya bertutur, dan juga budaya dongeng. Pada 
bangsa-bangsa maju, budaya masyarakat tersebut berkembang menjadi budaya 
membaca. Bangsa-bangsa maju adalah bangsa pembaca. Ketika era televisi tiba, 
masyarakat dapat mangadopsi budaya baru tersebut dengan baik. Mereka punya 
fondasi yang kuat dalam budaya baca dan tulis sebelum melangkah ke budaya audio 
visual.

Di sini tidak demikian. Secara umun masyarakat belum cukup memiliki fondasi 
budaya baca dan tulis. Namun, masyarakat sudah harus berkenalan dengan budaya 
audio visual yang dimotori televisi. Masyarakat kita melompat dari budaya 
dongeng ke budaya audio visual. Maka, acara televisi yang paling digemari 
adalah acara berbau dongeng, atau hal-hal yang dapat dipertuturkan. Sinetron, 
infotainment (gosip selebriti), serta tayangan kriminal pun menjadi acara 
favorit.

Salahkah lompatan budaya itu? Seorang Sudjatmoko jelas sangat terganggu oleh 
keadaan itu. Menonton, apalagi pada ''dongeng'', tidak banyak memberikan proses 
belajar. Menonton begitu instan. Kita dapat melakukannya tanpa harus 
''mengungah''. Lain halnya membaca dan menulis yang lebih banyak mengharuskan 
pelakunya untuk menginternalisasi kata atau nilai yang tengah menjadi 
perhatiannya. Internalisasi itulah proses belajar. Belajar itulah salah satu 
kunci untuk keluar dari kemiskinan.

Karena itu, Gerakan Masyarakat Sentosa (GMS) menjadikan gemar membaca sebagai 
norma ketiga dalam norma keluarga sentosa. Gemar membaca merupakan salah satu 
dari tiga ''norma cerdas''. Dua norma lainnya, seperti tertulis pada resonansi 
lalu, adalah norma bercita-cita dan norma sekolah setinggi-tingginya. 
Masyarajat Jawa dulu mengenalnya sebagai norma wasis. Dengan menjadi wasis, 
siapa pun akan lebih mampu mengatasi persoalan hidupnya sendiri. Bila seluruh 
bangsa ini, termasuk masyarakat miskin, menjiwai dan menjalankan norma itu, 
kemiskinan akan lebih mudah diatasi.

Maka, kita harus menyebarluaskan gemar membaca. Rencana besar Departemen 
Pendidikan Nasional untuk memprioritaskan pemberantasan tunaaksara selayaknya 
mendapat dukungan semua. Pengembangan perpustakaan-perpustakaan umum sudah 
harus dilakukan. Bukan hanya di tingkat kabupaten maupun kecamatan, melainkan 
juga harus sampai ke tingkat desa. Kita perlu mendorong anak-anak untuk 
menyukai membaca. Kegemaran itu bisa dimulai dari bacaan paling ringan, seperti 
komik atau majalah anak-anak. Kita sendiri harus terus mengingatkan diri 
sendiri: Berapa kali kita membeli buku. Kita perlu malu jika tidak berbelanja 
bahan bacaan sama sekali, sedangkan konsumsi kita untuk berbagai kemewahan 
terus bertambah.

Sekali lagi, mari kita gelorakan norma ketiga GMS ''gemar membaca'' ini, 
sebagaimana dua norma wasis lainnya. Insya Allah, bangsa kita akan wasis untuk 
mengatasi persoalan kemiskinan dan Prof Sudjatmoko dapat tersenyum di alam yang 
ditinggalinya sekarang. 


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke