Bukannya sudah diberikan solusinya, pornografi diatur di beberapa UU
lain, ie. UU penyiaran dan pidana. Solusi lain, disiplin penegakan
hukumnya----> ini sih persoalan bangsa kita, soal disiplin.

Dan bukannya kelompok feminis dari dulu juga sudah memperjuangkan
anti pornografi di berbagai kebijakan publik. Gimana ni Pak Eko
sosialisasinya...

Solusi lain yang Pak Darwin implikasikan adalah terbukanya
komunikasi antara feminis mainstream dan para ulama. Tapi feminis
suka pada rikuh duluan, habis ulama suka nasehatin mlulu, katanya..:-
) Setiap kali ada kesempatan, saya juga mengusulkan solusi macam ini.
Mungkin Aa Gym dan KH Muzadi kudu ikut 'Pelatihan Gender' dulu.
Pasti Pak Eko dari JP gembira untuk mengadakan ini...:-)

BTW, solusi lain, para feminis yang men-draft RUU pornografi kudu di-
train oleh PSHK kayaknya..gimana bikin kebijakan publik, atau
mengimplikasikannnya dari uu yang ada. Kok keluarnya kayak gitu?
Gimana nih mbak Herni...

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Darwin Bahar <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Sebagai sebuah ikhtiar, pengerahan masa melalui Pawai
Budaya "Bhinneka
> Tunggal Ika" untuk menolak RSUD APP Sabtu 22/04/06 patut
diapresiasi.
> Hanya apakah akan efektif atau tidak, Wallahuallam, karena pihak
yang
> pro juga dapat melakukan hal yang sama, bahkan dengan jumlah masa
yang
> lebih besar.
>
> Karena itu saya tidak terlalu tertarik kepada pawainya, tetapi
kepada
> pernyataan sikap Aliansi Bhinneka Tunggal Ika yang dibacakan Ny
Sinta
> Nuriyah Wahid di awal pawai sebagaimana yang diberitakan Kompas
> 23/04/06, yang dengan tegas menolak keras maraknya pornografi
karena itu
> adalah sebuah bentuk eksploitasi berlebihan atas seksualitas
melalui
> majalah, buku, film, internet, dan sebagainya yang tersebar secara
> meluas dan dengan mudah diakses masyarakat, yang dinilai sangat
merusak
> moral bangsa dan melecehkan perempuan, namun menolak dengan tegas
> apabila pencegahan atas peredaran pornografi dilakukan dengan
melahirkan
> undang- undang yang mengatur moral dan akhlak manusia Indonesia
secara
> pukul rata, seperti yang tertera dalam RUU APP. RUU APP berpotensi
> melakukan penyeragaman budaya dan merupakan bentuk
> pengkhianatan/pelecehan terhadap dasar negara Indonesia, UUD 1945,
> Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta mengancam terjadinya
> disintegrasi.
>
> Persoalannya kemudian ialah bagaimana mengkomunikasikan landasan
> pemikiran yang rasional dan jernih tersebut di atas kepada pihak
> pendukung RUU, yang jelas tidak semuanya berpikir "untuk
menjadikan RUU
> APP ini sebagai bagian dari upaya pemberlakuan Syariat Islam di
> Indonesia", misalnya Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Pimpinan
> Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung KH Abdullah Gymnastiar
alias AA Gym.
>
> Kalau Ibu Sinta Nuriyah Wahid berkenan dan melakukan pendekatan
yang
> tepat, saya percaya beliau bisa menjadi nara sumber dan
> mengemukakan/mendialogkan pendapat-pendapatnya pada acara Tausiyah
Subuh
> AA Gym---yang dikenal sebagai pribadi yang "open-minded" dan
menghargai
> perbedaan pendapat---di Radio MQ Bandung, yang direlai oleh 84
setasiun
> Radio di berbagai kota di Indonesia, termasuk RRI Pro 2 Jakarta
dan
> Jaringan Delta/Female, serta disiarkan ke mancanegara melalui
radio
> internet.
>
> Kesediaan untuk berdialog, berkompromi, mengakomodasi kepentingan
pihak
> lain yang berbeda, serta mendahulukan baik sangka, adalah kata
kunci
> untuk memecahkan berbagai perbedaan tajam yang dapat membahayakan
> integrasi bangsa ini.
> .
>
> Wassalam, Darwin
>
>
> =================================================================
>
> Pawai Budaya
> Penolakan RUU APP Kian Meluas
>
> Kompas, Minggu, 23 April 2006
>
> Jakarta, Kompas - Penolakan atas Rancangan Undang- Undang
Antipornografi
> dan Pornoaksi serta Pornografi kian meluas. Pawai budaya menolak
RUU APP
> yang digelar di Jakarta, Sabtu (22/4), diikuti sekitar 6.000
peserta
> dari berbagai kelompok masyarakat di Indonesia.
>
> Peserta pawai Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari berbagai lapisan
dan
> kelompok masyarakat, antara lain kelompok kesenian dari Bali,
Kepulauan
> Riau, Papua, Dayak, DI Yogyakarta, Flores NTT, Nanggroe Aceh
Darussalam,
> Sulawesi Utara, komunitas Batak, Betawi, dan Maluku.
>
> Mereka berpawai seraya memeragakan kesenian daerahnya, antara lain
> tanjidor, gambang kromong, gondang batak, tari ular, reog
ponorogo,
> ondel-ondel, campursari, tarling, tayub, kuda lumping, barongsai,
dan
> wushu.
>
> Selengkapnya dapat dibaca pada
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0604/23/utama/2604598.htm
>






Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah
Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke