Duri Ikan dan Dokter Gigi
  
  http://www.ranesi.nl/tema/budaya/kumpulan_cerpen_ranesi/duri_ikan060424
  
  Terpaksa Aisyah harus minta izin dari tempat kerjanya untuk pergi ke dokter gigi langganannya. Karena tambalan gigi gerahamnya yang baru berusia 3 bulan itu ternyata copot gara-gara makan kacang favorit bernama pistatjes. Seusai menambal gigi rupanya Aisyah disarankan membuat janji untuk minggu depan, yang katanya harus dilakukan kontrol rutin buat pemeliharaan perawatan giginya.

Pada waktu kedua kalinya Aisyah datang ke dokter giginya kembali, karang-karang gigi yang dianggap berpotensi merusak kesehatan giginya dibersihkan, sakitnya luar biasa. Setelah selesai dari penanganannya Aisyah langsung melihat ke kaca cermin, maksudnya ingin menikmati giginya yang diharapkan menjadi bersih serta terbebaskan dari guratan hitam di sepanjang lintasan gigi-giginya itu. Namun terlihat di beberapa giginya koq masih sama saja. Lalu Aisyah bertanya mengenai guratan hitam yang tetap terpajang di sepanjang sela-sela gigi depannya.
  
   "Ooh...itu cakal bakal lobang yang nantinya harus ditambal tapi kalau kau mau segera ditangani, bikin janji saja untuk minggu depan. Sekaligus gigi-gigimu itu ku bikin cantik," jawab sang dokter giginya.

Dengan rasa penasaran bercampur senang Aisyah bersedia bikin janji lagi untuk ke tiga kalinya lantaran "katanya" giginya akan dipercantik. Memang sudah menjadi impian Aisyah untuk mendapat perawatan "kecantikan gigi" biarpun urusan penanganan kecantikan gigi tidaklah termasuk dalam paket rutin fasilitas perawatan gigi yang biasanya dilakukan pada setiap 6 bulan sekali.

Minggu ketiga Aisyah mendatangi dokternya untuk siap dipercantik giginya. Dengan sibuknya sang dokter memphoto barisan gigi-giginya dan kemudian menggarap serta memoleskan dengan berbagai hasil campuran ramuan obat-obatan. Supaya nantinya senyum tawa riang Aisyah bisa terlihat menjadi bersinar, menarik dan cantik.
 
Setelah proses penanganan yang memakan waktu selama satu jam itu selesai, kemudian Aisyah diberi kaca cermin untuk melihat hasilnya. Memang barisan gigi depan terlihat bagus dan indah, namun Aisyah ternyata tetap merasa tidak puas serta menyatakan nasib guratan hitam di bagian belakang gigi-gigi depannya masih terlihat menyeramkan.
  
  "Khan dua minggu lalu sudah di bersihkan semua jadi kalau sekarang hitam lagi itu karena cepatnya proses pengkarangan gigimu. Kalau kau masih belum juga puas bikin janji saja di bulan mendatang," jawab sang dokter dengan singkat sambil melihat ke jam dinding.

Dengan rasa tidak puas Aisyah meninggalkan ruang praktek kerja dokter giginya tanpa mengucapkan kata-kata. Dalam perjalanan menuju pulang ke rumah hati Aisyah masih terasa gundah bercampur bingung serta heran melihat perubahan langgam kerja dokternya.
  
  Padahal sudah 5 tahun menjadi dokter gigi kepercayaannya. Prestasi kerja dokter giginya ternyata tidak lagi seperti dahulu, bahkan sambutan senyuman ceria ke pasien pun dianggap telah sirna. Aisyah menganggap obsesi keahlian dokter giginya tidak tercermin lagi pada kualitas prestasi kerjanya. Biasanya dokter giginya selalu kelihatan antusias dan penanganannya pun teliti serta penuh kesabaran dalam merawat gigi para pasiennya.
  
  Padahal dengan kebijakan sistim asuransi kesehatan yang baru para pasien menjadi lebih bebas untuk memilih dokter yang dianggap memiliki kualitas tinggi. Dengan demikian para dokter pun mesti mampu pula berkompetisi sebagai ahli merawat kesehatan gigi untuk menjamin kepercayaannya terhadap para pasien.

Dua minggu kemudian gigi Aisyah mulai sakit lagi dan kemudian terlihat gusi di antara gigi depannya membengkak. Dirasakannya seperti ada "duri ikan" yang tertancap di antara sela-sela gusi gigi atasnya. Memang terakhir ini  Aisyah sering  makan ikan lantaran gara-gara terkena pengaruh ekses berita news televisi, yang menayangkan bahaya penyakit "Flu burung" dari daratan Asia.
  
  Sebenarnya Aisyah tidak peduli dengan bahaya hembusan virus penyakit flu burung itu yang telah mulai menjangkit ke daerah perbatasan Europa yaitu Negara Turki. Buat Aisyah tidak ada pilihan lain kecuali memilih menu makanan ikan, tahu atau tempe biarpun semangat makannya dianggap terhambat akibat sakit giginya. Namun toh Aisyah telah memutuskan untuk sementara waktu tidak lagi membuat janji pada dokter gigi karena rasa kesal dan kecewanya terhadap dokter giginya.

Selama dua minggu lamanya Aisyah tidak bisa menikmati hidangan makanan yang dibuatnya sendiri meskipun secara perlahan rasa sakit giginya mulai pulih kembali. Setelah sebulan Aisyah berhasil melupakan rasa kecewanya terhadap dokter giginya tapi tetap merasakan  “duri ikan” yang masih tertancap di sela-sela gusi giginya. Usaha ketidak peduliannya terhadap tancapan duri ikan di gusinya membuat hidup rutin keseharian kerja Aisyah tidak lagi merasa terganggu.
  
  Pada akhirnya Aisyah memutuskan untuk meminta cuti liburan musim dingin dari kerjanya selama sebulan. Keputusan mengambil cuti liburan tersebut tentunya dimaksud bisa menghibur dirinya yang sekaligus pula ingin menyembuhkan penyakit kangennya untuk berkunjung ke tanah kelahirannya. Selama berada di tanah air Aisyah masih tetap merasa terganggu terhadap "duri ikan" yang masih menancap disela-sela giginya namun alhamdulillah masih bisa ikut serta menikmati hidangan makanan lezat.

Sekembalinya Aisyah dari tanah airnya, eh, serangan duri ikannya kembali gencar, rasa sakit nyeri semakin memuncak bahkan gusi giginya pun mulai membengkak lagi. Waah....pikirnya kali ini Aisyah harus bikin janji dengan dokter gigi tapi kali ini  dia ingin dokter lain yang kebetulan alamat tempat prakteknya tidak jauh dari rumah tinggalnya.

Sesuai hari yang sudah dijanjikannya Aisyah mengunjungi dokter gigi barunya dengan membawa cerita bahwa ada duri Ikan nyangkut di gusi giginya sehingga menjadi bengkak. Dikatakan pula bahwa duri ikannya sudah tertancap dalam gusinya sebelum dia berangkat liburan ke tanah kelahirannya.
  
  Dokter giginya bingung sambil garuk-garuk kepala: "wah...komputerku lagi storing nih jadi mesti mununggu beberapa menit lagi...sementara itu gigimu aku bersihkan dulu yah? Sepertinya sudah tahunan gigimu tidak dibersihkan sehingga aku engga bisa lihat duri ikan yang nyangkut di gusi gigimu."
  
  Aisyah kaget mendengar keterangan dokter barunya serta cerita bahwa giginya baru tiga bulan yang lalu mendapat perawatan dari dokter giginya bahkan dia sempat pula mempercantik gigi depannya.

"Dokter mana?  Maksudmu dokter gigimu di Indonesia?" tanya pak dokter sambil menyibukan diri membersihkan gigi-giginya Aisyah.
 
  "Aaah ... auuuu," jawab Aisyah singkat sambil menahan rasa nyeri seperti disiksa.
  
  "Oooh...sepertinya sudah puluhan tahun lamanya gigimu ini tidak terurus sampai tumpukan karangnya menyerang akar-akar gigimu sehingga gusinya menjadi infeksi dan meradang. Kalau gitu gigimu aku photo semua ya?" jawabnya lagi sambil sibuk menusuk-nusuk catoknya di sepanjang batasan antara gigi dan gusi Aisyah yang lagi nyeri dan perih-ngilu.
  
  Lalu pak Dokternya sibuk memotret gigi Aisyah dengan posisi pengambilan dari berbagai sisi kiri sampai ke sisi kanan maupun dari sisi gigi atas ke sisi gigi bawah. Rupanya posisi giginya telah menjadi fokus perhatian bagaikan foto model saja. Sementara itu terlihat pula di kaca monitor yang menunjukan hasil potret dari berbagai posisi giginya yang bergaya.

Setelah selesai dibuat photo lantas pak dokter menjelaskan sambil menunjuk kearah monitor komputernya: "Ternyata yang terlihat dari hasil photonya bukan duri ikan tapi akar gigi dari gigi lamamu yang numbuhnya nyasar keluar menembus gusimu. Saya tidak tahu kapan gigi lamamu itu dicabut. Aku pun tidak tahu apakah gigi lamamu yang dicabut itu berasal dari gigi susu sehingga akar gigi yang tertinggal numbuh terus diantara dua gigi cantikmu itu. Juga ada dua gigi lainnya harus pula segera dicabut lantaran sebenarnya sudah lama sekali membusuk tertimbun karang gigi yang telah menumpuk. Bahkan beberapa gigi gerahammu yang telah ditambal itu ternyata cara menambalnya tidak benar akibatnya akar gigimu numbuhnya tidak sehat dan akhirnya menjadi infeksi pula. Kalau akar gigimu tidak cepat ditangani secara serius bakalan dalam waktu dekat gigimu copot semua tuh".
  
  "Waah...jadinya gigiku ini mesti direkonstruksi dan direparasi ulang kembali ya?" tanggap Aisyah cepat.
  
  "Ya betul, dan rupanya gigimu ini sejak masa kecil ditelantarkan tapi juga lama sekali tidak terawat secara baik. Dengan begitu gigimu itu mengalami kerusakan berat", jawabnya balik.

Aisyah berdiri tertegun serta menarik napas panjang tapi sempat pula memasang raut muka yang dirasa tidak berdaya lagi karena putus asa. Saking tak tahannya lalu Aisyah mengumpat sendiri sambil mengenakan jas musim dinginnya: "Kenapa di negara maju seperti Belanda ini masih saja ada dokter yang mentalitasnya "Maling" seperti di negara kelahiranku? Rasanya aku ini seperti hidup di negara terbelakang saja. Kenapa mereka-mereka itu hidupnya masih nyaman memiliki mentalitas budak dengan menindas rakyatnya sendiri? Bahkan merasa bangga dan aman pula menjadi "maling" di negara orang, bukankah itu namanya korupsi?”
  
  "Doktermu itu siapa sih namanya dan dimana prakteknya?" tanya dokternya makin penasaran.
  
  Lalu Aisyah menyebut dua nama dokter gigi. Ayah dan anak.
  
  "Lho,  bukankah dia pernah dapat penghargaan sebagai salah satu dokter gigi terbaik di Nederland?"
  
  "Yaah...nyatanya prestasi kerjanya tidak baik untuk bangsanya sendiri, dialah yang sempat puluhan tahun merawat gigiku kemudian aku diwariskan ke anak perempuannya dengan alasan telah berusia tua. Rupanya ketika itu aku salah menilai namun nyatanya yang kualami nasibku seperti ini".
  
  "Sungguh menyedihkan ternyata selama ini dokter gigimu yang telah kau percaya itu memperlakukan diskriminasi terhadap sesama bangsamu sendiri di perantauan".
  "Menurutku  sang bapak itu juga seorang "penipu" lantaran 5 tahun yang lalu dia menyatakan ke aku bahwa dalam waktu singkat dia akan pensiun tapi nyatanya sampai sekarang masih praktek." Jawab Aisyah sambil meninggalkan kamar praktek dokter gigi barunya. 

MiRa, Mokum - Januari 2006
  


     
http://www.geocities.com/herilatief/
  [EMAIL PROTECTED]
  Informasi tentang KUDETA 65/Coup d'etat '65
Klik: http://www.progind.net/  
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/
  




           
---------------------------------
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  Great rates starting at 1¢/min.

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke