Semoga banyak hikmah yang bisa kita petik.

Salam,

----- Forwarded by Wida Kusuma/JJ0269/JOC/ID on 05/05/2006 04:49 PM -----

Kerja Hanya Selingan *


""Kerja itu cuma selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..." "

Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien yang
bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak
Azis. Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu
membuat kios internet, dalam bentuk serupa dengan
anjungan tunai mandiri dan dari kayu pula, dengan segera saya menuju ke
bengkel workshop Pak Azis.

Setelah beberapa kali keliru masuk jalan, akhirnya saya menemukan
bengkel Pak Azis, yang kini ternyata sudah didampingi sebuah masjid.
Bengkelnya masih rumah kayu, masih seluas dulu, ketika pertama kali saya
berkunjung ke sana. Pak Azispun tampak awet muda, sama seperti dulu.
Masih dengan sigaret kreteknya, masih langsing dan tampak sehat, hanya
pakaiannya yang sedikit berubah. Kali ini dia selalu memakai kopiah
putih. Rautnya cerah, fresh, memancarkan kesan tenang dan lebih santai.
Beungeut wudhu-an ( wajah sering
wudhu), kata orang sunda. Selalu bercahaya.

Karena lama tidak bertemu, sebelum sampai ke pokok permasalahan, kami
berbincang-bincang cukup lama. Dalam rentang tujuh tahun, ternyata
banyak sekali proyek yang sudah Pak Azis kerjakan, bahkan kerja
arsitekpun, yang sedikit berbeda dari bidang keahlian yang digelutinya
tujuh tahun lalu, pernah juga ia garap. Salah satu merek pakaian muslim
kenamaan, memercayakan pembangunan dan interior ruangan butiknya di
seluruh kota besar Indonesia, kepada Pak Azis. Ornamen kayu di kubah
Masjid Raya propinsi-pun merupakan buah karyanya. Yang agak surprise,
ternyata Pak Azis juga yang menangani furniture dan interior untuk acara
pengajian Ramadhan sebuah televisi swasta, yang menghadirkan seorang
ulama kenamaan. Muncul pertanyaan di benak saya : karena kerap
bersinggungan dengan kegiatan islamkah Pak Azis bisa tampak begitu
tenang dan awet muda ?

***
Hidayah Allah ternyata telah sampai sedari lama, jauh sebelum Pak Azis
berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu bermula
dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh atap
bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira lima tahun silam. "Atap
rumah saya sampai tak tersisa satupun. Terbuka semua." cerita Pak
Azis."Padahal nggak ada hujan, nggak ada tanda-tanda bakal ada angin
besar. Angin berpusar itupun cuma sebentar saja."

Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu. Walau uang dan pekerjaan
masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gundah, gelisah,
selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak enak,
tidur juga susah, pokoknya persis seperti putus cinta."cerita Pak Azis
lagi.

Lama-kelamaan Pak Azis menjadi tidak betah tinggal di rumah, merasa
stres atas segala rutinitas pekerjaan, yang menurutnya seperti
buang-buang waktu saja. Rutinitas kerja membuatnya selalu gugup,
sehingga waktu terasa pendek, jadi sulit menikmati detik demi
detiknya. Padahal, sebelum kejadian angin puting-beliung yang anehnya
hanya mengenai bengkel workshop merangkap rumahnya saja, Pak Azis merasa
hidupnya sudah sempurna. Dari desainer grafis dia bisa menjadi desainer
interior, dari desainer interior dia bisa menjadi arsitek, dan dengan
keserbabisaannya itu, berarti semua cita-citanya sudah berhasil dicapai.
Pak Azis merasa puas dan bangga, karena menguasai banyak keahlian dan
mempunyai penghasilan tinggi. Tapi setelah peristiwa angin
puting-beliung itu, ketika kegelisahan kembali menghinggapi dirinya, Pak
Azis kembali bertanya : apa sih yang kurang ?

"Seperti musafir atau walisongo, saya kemudian mendatangi masjid-masjid
di malam hari. Semua masjid besar dan beberapa masjid di pelosok Bandung
ini, sudah pernah saya inapi." Setahun lebih cara tersebut ia jalani,
sampai kemudian akhirnya Pak Azis bisa tidur normal, bisa menikmati
pekerjaan dan keseharian seperti sediakala.

"Bahkan lebih tenang dan santai daripada sebelumnya."

"Lebih tenang ? Memang Pak Azis dapet hikmah apa dari tidur di masjid
itu ?"

"Di masjid itu 'kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam,
kita dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Sebab terbiasa,
tahajjud juga jadi terasa enak. Malah nggak enak kalau tidak shalat
malam, dan shalat-shalat wajib yang lima itu jadi
kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra."

"Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?"

"Alhamdulillah. Sekarang ini yang saya anggap utama itu adalah shalat.
Jadi, saya dan temen-temen kerja itu cuma sekedar selingan saja."

"Selingan ?"

"Ya, selingan yang berguna. Untuk menunggu kewajiban shalat, Ndra."

Untuk beberapa lama saya terdiam, sampai kemudian adzan ashar mengalun
jelas dari masjid samping rumah Pak Azis. Pak Azis mengajak saya untuk
segera pergi mengambil air wudhu, dan saya lihat para pekerjanyapun
sudah pada pergi ke samping rumah, menuju masjid. Bengkel workshop itu
menjadi lengang seketika. Martil, pahat, diletakkan begitu saja
disamping pekerjaan yang belum selesai atau rautan-rautan kayu. Sambil
memandang seluruh ruangan bengkel, sambil berjalan menuju masjid di
samping workshop, terus terngiang-ngiang di benak saya : "Kerja itu Cuma
selingan, Ndra. Untuk menunggu waktu shalat..."

Sepulangnya dari tempat workshop, sambil memandang sibuknya lalu lintas
di jalan raya, saya merenungi apa yang tadi dikatakan oleh Pak Azis.
Sungguh trenyuh saya, bahwa setelah perenungan itu, saya merasa sebagai
orang yang kerap berlaku sebaliknya. Ya, saya
lebih sering menganggap shalat sebagai waktu rehat, cuma selingan, dan
ada kecenderungan saya lebih mementingkan pekerjaan. Kadang-kadang waktu
shalat dilalaikan sebab pekerjaan belum terselesaikan, atau rapat dengan
klien dirasakan tanggung untuk diakhiri.
Itulah penyebab dari kegersangan hidup saya selama ini. Saya lebih
semangat dan habis-habisan berjuang meraih dunia, daripada mempersiapkan
bekal terbaik untuk kehidupan kekal di akhirat nanti. Saya lupa, bahwa
shalat adalah yang utama. Yang pertama diperiksa dalam pengadilan
mahsyar, dimana nasib setiap anak manusia ditentukan pahit dan manisnya.


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah
Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke