Wah mbak Aisha, apakah karena kita berkuasa maka kita boleh memaksakan
nilai-nilai yang kita anggap benar itu ke bawah? Setahu saya prinsip
menggunakan kekuasaan itu adalah untuk mencegah kemungkaran, bukan untuk
memaksakan standar kebenaran kita?




"Aisha" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/13/2006 04:35 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
<wanita-muslimah@yahoogroups.com>
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] affirmative action di lapangan






Bagus mba Mia!
Saya rasa ini sesuai dengan prinsip 'jika melihat sesuatu yang salah -
kalau
punya kekuasaan, gunakan kekuasaan ini untuk memperbaikinya', mba Mia
punya
kekuasaan dan melihat ketimpangan karena sesuatu tidak diwakili secara
baik,
memang harus 'dipaksakan'.

Jumlah wanita di Indonesia yang hampir sebanding dengan laki-laki, bukan
hanya dijadikan alasan berlebihan seperti 'jumlah wanita di Indonesia
lebih
banyak jadi itu salah satu alasan untuk poligami, supaya wanita Indonesia
punya suami', jumlah wanita yang sebanding itu (tidak lebih banyak kan
berdasarkan statistik Indonesia?) juga harus diwakili dengan baik oleh
wanita - salah satu contoh kecil, ada laporan di Bandung yang hanya 2 jam
jaraknya dari pusat pemerintahan (lewat tol), ternyata ada 30 desa yang
tidak punya bidan, dan disana ternyata jumlah ibu yang melahirkan dan
meninggal itu yang banyak. Kalau saja di pemda dan DPRD-nya lebih banyak
wanita, tentunya mereka bisa mewakili kaum wanita sehingga tidak banyak
yang
meninggal saat melahirkan.

Selain diskusi jender (ini bahasa Indonesia gender ya?) yang masih
diawang-awang itu juga keyakinan bahwa dalam Islam itu wanita dihormati,
dimuliakan yang masih diawang-awang.  Itu sebatas ketentuan pokoknya, tapi
di dunia nyata, ternyata masih banyak wanita yang jadi korban kekerasan,
kemarin lihat di tv - ada seorang ibu yang lari dikejar suaminya, wanita
itu
berlumuran darah bajunya karena kepalanya dipukul oleh suaminya.  Rakyat
di
sekitarnya tidak berani melindungi - alasan mereka 'itu masalah rumah
tangga
dan suami harus mendidik istrinya'.  Ternyata masalah tersebut diawali
oleh
kejadian, si istri tidak sempat menyediakan sarapan karena kesiangan dan
dia
harus berdagang sayur keliling kampung, sementara suaminya yang
pengangguran
itu merasa berhak memukuli istrinya yang dianggap tidak taat suami tanpa
peduli dia sendiri tidak memberi nafkah anak istrinya dan istrinya berkata
bahwa dia kesiangan dan harus segera pergi karena jika terlalu siang -
sayurnya tidak akan laku, ibu-ibu pembelinya sudah membeli sayur dari
pedagang sayur lainnya yang lebih pagi.  Bayangkan saja kondisi ini,
mereka
ini muslim/muslimah, dimana letak memuliakan wanitanya? Suami hanya
menuntut
haknya tanpa peduli istrinya yang membiayai keluarganya dengan persaingan
ketat antar sesama tukang sayur.

salam
Aisha
----------
From: "Mia" <[EMAIL PROTECTED]>
Pada saat itu saya berada dalam posisi pemegang keputusan ttg  pendanaan.
Membaca daftar anggota komisi pengawas yang semuanya laki-laki, saya
tolak.
"Tolong daftar revisi ini diubah dengan menyertakan paling  sedikit 30%
perempuan. Bagaimana mungkin keputusan komunitas  berjalan tanpa
menyertakan
aspirasi sebagian anggota masyarakat? Itu  nggak alamiah, nggak adil dan
nggak seimbang. Kalau daftar ini nggak
diubah uang nggak akan keluar".

Saya pikir langsung saja affirmative action dalam aplikasi di lapangan,
karena diskusi gender masih di awang-awang. Strategi  jangka panjangnya
oke,
tapi belum ada terobosan yang cukup  pragmatis, yang bisa menyinambungkan
strategi jangka panjang dan
menengah-pendek.

Salam
Mia

Send instant messages to your online friends
http://asia.messenger.yahoo.com




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....

Yahoo! Groups Links









[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....




SPONSORED LINKS
Women Islam Muslimah
Women in islam


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke