Betul sekali ; kita ndak usah ikut-ikutan orang lain hanya untuk 
menyenangkan orang lain..

Tapi juga kita tidak dapat memaksa orang lain untuk "menghormati" 
cara kita atau budaya kita yang sudah jelas berbeda..

Ingat loh..kita hanya pendatang di negeri orang..

Masuk kandang ayam berkokok..jangan malah nuntut mereka untuk ikut-
ikutan mengaum..karena suara auman harimau akan menakutkan ayam 
tentunya..

Salam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Kita Memang Berbeda ... catatan untuk ilmuwan muslim di negeri
> asing.<http://ddewi.multiply.com/journal/item/2>
> http://ddewi.multiply.com/journal/item/6
> 
> "Masuk kandang ayam berkokok, masuk kandang kambing mengembik". 
Demikian
> kira-kira yang bunyi pepatah Indonesia yang menganjurkan kita untuk
> meleburkan diri ke lingkungan baru supaya kita cepat diterima oleh
> masyarakat tersebut.
> 
> Nasehat yang bagus. Dan saya tidak akan pernah terpikir untuk 
mengkritiknya
> kalau saya tidak pernah tinggal di negeri orang putih.
> 
> Ya ... tinggal di negeri orang putih dengan budaya dan moral yang 
banyak
> tidak sesuai dengan Islam memang membuat saya kesulitan menerapkan 
nasehat
> di atas. Hasilnya, biar pun saya sudah lebih dari satu dekade 
tinggal di
> negeri empat musim, tetaplah saya tidak pernah sukses menjalin 
hubungan
> dengan penduduk asli.
> 
> Saya ingat, waktu saya pertama kali pindah ke Inggris, saya 
tinggal bersama
> keluarga Inggris. Pd saat itu, saya mati-matian mencoba menerapkan 
pepatah
> diatas. Kalau mereka mengembik, saya mengembik pula. Artinya, 
kalau mereka
> pergi ke tempat A, saya ikut juga. Kalau mereka melakukan B, saya 
ikut juga.
> Waktu itu entah kenapa saya ingin sekali bisa melebur dengan 
penduduk asli.
> Mungkin hal ini disebabkan karena sebagai orang Indonesia, kita 
dituntut
> untuk selalu ikut dengan 'the mainstream' supaya tidak 'nganeh-
anehi'.
> Akibatnya, saya memang mengalami kesulitan untuk menolak hal-hal 
tertentu
> pada saat pertama-tama saya tinggal di Inggris.
> 
> Walaupun begitu, lama kelamaan memanglah saya merasa aneh karena 
saya tidak
> merasa nyaman dengan budaya baru tersebut. Seiring dengan 
meningkatnya
> pemahaman saya tentang Islam dan menaiknya 'pede' sekaligus 
individualitas
> saya, maka saya mulai bisa menolak atau say no. Jadilah saya mulai 
menolak
> tawaran-tawaran yang menurut saya tidak Islami.
> 
> Pada saat saya kuliah S1 di Sheffield, tidaklah susah untuk 
menolak hal-hal
> tersebut, karena memang pada saat itu saya membatasi pergaulan 
saya. Jadi
> network saya hanyalah orang Indonesia atau orang muslim saja.
> 
> Masalah mulai muncul kala saya mengambil program S3. Di Inggris, 
sebagai
> ilmuwan, kita dituntut tidak hanya untuk melakukan riset sendiri, 
tetapi
> mampu juga untuk networking atau berkolaborasi dengan ilmuwan 
lagi. Hampir
> tidak mungkin kita melakukan riset tanpa pernah berkolaborasi. 
Dari tahun ke
> tahun, pembimbing saya memberikan contoh bahwa berkolaborasi 
berarti
> bersosialisasi. Apa artinya ? Artinya, kita mesti siap untuk 
berteman dan
> bersosialisasi di bar-bar pada saat konferensi diadakan. Situasi 
ini tidak
> hanya ditemukan di Inggris, namun juga di Amerika Serikat, tempat 
saya
> berada saat ini.
> 
> Bisa dipastikan "I miss out a lot" dengan menolak bersosialisasi 
sambil
> minum2 di bar. Walaupun ada yang menganjurkan untuk meminum orange 
juice
> atau coke di acara seperti itu, tetaplah saya tidak nyaman berada 
di
> lingkungan seperti itu. Jadilah saya tetap bersikeras untuk tidak
> bersosialisasi seperti itu.
> 
> Apa jalan keluarnya untuk ilmuwan muslim di lingkungan seperti 
ini ? Terus
> terang saya kurang tahu. Satu2nya hal yang mungkin bisa dilakukan 
adalah
> memaksimalkan 'obrolan' pada saat lain, seperti coffee break dan 
disaat
> melakukan aktivitas yang tidak dilarang oleh Islam, seperti poster 
session
> dan pada saat tour bersama.
> 
> Pengalaman saya mendatangi konferensi ilmiah sepanjang karir saya 
di science
> (15 kali, dari 1998-2006) memanglah sangat berharga. Tetapi pada 
saat yang
> sama, saya sering merasakan keterasingan di konferensi tersebut 
karena
> perbedaan kita dengan penduduk Amerika/Inggris. Jadilah saya kerap 
kali
> merasakan 'bitter sweet' experience saat saya mendatangi 
konferensi. Sweet
> karena berarti saya belajar banyak, bitter karena harus 
meninggalkan
> keluarga dan karena saya tahu saya akan kesepian pada sore/malam 
harinya.
> Sering pikiran saya melayang pada konferensi ilmiah yang didatangi 
mama
> sebagai dokter ahli mata di Indonesia dimana suasana yang guyub, 
akrab dan
> kekeluargaan terasa sekali.
> 
> Pengalaman saya berkecimpung di dunia riset selama 8 tahun di 
negara asing
> ini semakin menguatkan pikiran saya bahwa kita memang berbeda. 
Muslim
> memanglah berbeda dari yang bukan muslim. Budaya dan moral value 
kita
> terlalu berbeda untuk kita bisa melebur dengan mudah di lingkungan 
orang
> kulit putih. Memanglah tidak mudah menjadi muslim di negeri ini. 
Banyak
> kontrol diri yang mesti kita lakukan supaya kita tidak melanggar 
aturan
> Allah.
> 
> Tak heran jalan ke surga di-deskripsikan sebagai jalan yang sulit, 
penuh
> duri dan berkelok2. Tidaklah kita sampai ke surga tanpa diuji. 
Saya rasa
> tidaklah kita perlu bersikeras untuk bersosialisasi di tempat yang 
tidak
> layak untuk mendapatkan kolaborasi. Saya yakin, jika kita tetap 
menghindari
> larangan-Nya maka Allah akan menyediakan jalan.
> 
> Jadi tak perlulah kita selalu mengembik jika kita memasuki kandang 
kambing.
> Tak perlu juga kita selalu berkokok di kandang ayam. Tetapi 
ingatlah Allah
> dimana saja.
> 
> Kado buat titut yang baru saja memulai program S3-nya.
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives
http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke