kalo feminis radical gimana kang ... :p On 6/4/06, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Big Bos berkata = > > Kalaupun ada yang mencap 'tukang kritik' atau 'tidak memberikan' > kontribusi > apa-apa kepada Indonesia, Allah pasti tahu.. seseorang itu berbuat sebatas > kemampuan dan pengetahuannya.. Meskipun saya gak bisa banyak berbuat, > minimal hati dan pikiran saya menolak segala bentuk 'klaim dan > seolah-olah'.. > ------------------- > > Jano ko berkata juga = > > Big bos, aku itu ngoreksi diriku sendiri lho bukan ngritik siapa-siapa > lho :) . Saya kemarin bakti sosial pengobatan gratis untuk saudara - saudara > kita yang baru mendapat ujian gempabumi tersebut and kemarinnya saya motret > / memfoto bangunan-bangunan saudara kita di Bantul yang pada hancur. Saya > mimpi pingin nyariin dana buat para karyawan saya yang rumahnya pada rata > dengan tanah yang kebetulan kebanyakan dari karyawan saya tinggal di Bantul > dan Imogiri. > > Saat saya di Bantul, saya sempat bicara dengan Marinir Amerika, saya > heran dengan para Marinir Amerika ini, mereka begitu tanggap dlm memberikan > bantuan materi dan moril kepada saudara-saudara kita yang baru mendapat > ujian gempabumi tersebut pada saat para tokoh masyarakat kita pada saling > menyalahkan dan berkampanye ria....piye iki ? > > Islam itu kan untuk seluruh alam semesta, saya kira kurang tepat lhah > kalau kita-kita tidak suka dengan saudara - saudara kita yang dari Amerika > tersebut, begitu. Perlu kita sadari bahwa saudara kita yang muslim dan > muslimah di Amrik itu jumlahnya kurang lebih 7 - 10 juta, mereka juga perlu > makan bukan ? dan mereka di Amrik sono diperlakukan dengan baik, sebaliknya > kitapun juga harus memperlakukan dengan baik orang-orang Amerika yang > berbuat baik kepada kepada Bangsa Indonesia. > > Orang Amerika itu kan juga manusia seperti kita, jadi kalau Bung Irwank > merasa tidak oke dengan mereka, maka dekati mereka, berikanlah pencerahan > kepada mereka, buntut-buntutnya nanti bung Irwank dapat pahala and > kebahagiaan kalau berhasil mencerahkan saudara kita itu. > > Ngono big bos, aku cinta Islam dan cinta Indonesia Lho. > > And yang jelas Bung Irwank berhak untuk tidak setuju dengan pendapat > ogut, wes yoo.... > > Wassalam > > PS. > Ogut salut dengan Nasionalisme Bung Irwank, silahkan dipupuk terus > supaya tumbuh subur :) , tapi kita juga harus berwawasan Internasional > begitu. > > Kita semua sudah tahu bahwa Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan kepada kita > semua untuk cinta damai dan turut serta secara aktif menciptakan perdamaian > dan ketertiban dunia. Hiya kaan ?....ahemmmm !!! :) > > . > > > > irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > 500 juta dibanding apa yang (sudah dan akan) diambil Exxon dari > Indonesia, > kira" sepadan gak? Apa bedanya tindakan Exxon dengan Eyang Harto dengan > pembangungan mesjib segi lima-nya.. Don't just believe your (physical) > eyes.. > ada yang namanya pembiasan dan fata morgana, bos.. :-p > > Bahkan saya sempat baca di Indopos (saya lupa edisi kapan - termasuk lupa > memfoto-copy-nya), ada berita advertorial yang menggambarkan 'kemurahan' > Exxon MOI men-training beberapa orang.. And you know what who has relation > with them, on that advertorial? Yes, PKPU.. :-P > > 1% dari keuntungan yang Freeport janjikan sebagai commdev di Papua itu > 'kebaikan' (yang implikasinya mengharumkan nama) atau 'seharusnya' > (dan masih kurang) keluar dari MNC tersebut? :-( > > Kalaupun ada yang mencap 'tukang kritik' atau 'tidak memberikan' > kontribusi > apa-apa kepada Indonesia, Allah pasti tahu.. seseorang itu berbuat sebatas > kemampuan dan pengetahuannya.. Meskipun saya gak bisa banyak berbuat, > minimal hati dan pikiran saya menolak segala bentuk 'klaim dan > seolah-olah'.. > termasuk yang berkedok 'kemurahan hati' MNC pengeruk kekayaan alam > Indonesia, seperti Exxon dan Freeport.. termasuk tindakan para komprador.. > seperti para 'centeng' dan pendukung kegiatan 'topeng kebaikan' tersebut.. > > Makanya saya gak heran kalau ada yang 'mundur' dari pengajuan hak angket.. > apalagi kalau (benar) ustadz-nya udah ikutan mengarahkan.. > > Wallahu a'lam.. CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > On 6/4/06, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Ada info berbunyi = > > Ruang lingkup program meliputi penyuluhan kesehatan dan pembangunan > > sarana air bersih dan MCK di sepuluh pesantren, senilai Rp. > > 509.940.000,≡. Turut menandatangani nota kerjasama tersebut Vice > > President Public Affairs Exxon Mobil Oil Indonesia Inc., Maman Budiman > > dan Direktur Utama PKPU Sahabudin, Ak > > ----- > > > > Jano ko berkomentar = > > > > Saya bersyukur kepada saudara kita yang di Exxon yang perduli dengan > > kaum Muslim dan Muslimah di sepuluh pesantren tersebut, semoga kebaikan > > mereka mendapat ganti yang selayaknya. > > > > Semoga saya tidak menjadi tukang kritik yang kerjanya cuma ngritik > saja > > dan tidak memberikan kontribusi apa-apa kepada Negara Indonesia yang > > tercinta ini, khususnya kepada Aceh yang lagi mendapat ujian dari Tuhan > Yang > > Maha Kuasa. > > > > > > wassalam > > > > > > > > irwank2k2 <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Makanya jangan bawa" agama kalo masih pake prinsip 'machiavellis'.. > > Yang kebagian jelek, ya semua penganut agama.. termasuk yang > > gak ikutan kelompok 'penggadai warisan Nabi' tersebut.. > > > > Bawa ajaran/moral agama sebenarnya sah" saja.. selama tindakan kita > > senantiasa sejalan dengan kebenaran dan kepatutan.. :-) > > Biasalah.. cepat atau lambat kebenaran akan terkuak juga.. > > > > Klaim dan seolah-olah.. klaim dan seolah-olah.. klaim dan seolah-olah.. > > > > Wallahu a'lam.. CMIIW.. > > > > Wassalam, > > > > Irwan.K > > > > http://www.pkpu.or.id/print.php?cd=0&no=55&id=7 > > > > PKPU Online > > SUMBER : 31.10.2005 > > Exxon Mobil Salurkan Bantuan 500 Juta Melalui PKPU > > > > PKPU Online JAKARTA ≡ Pada Jumat siang (28/10/2005) telah > > ditandatangani nota kerjasama (MoU) antara Exxon Mobil Oil Indonesia > > Inc. dan PKPU tentang kerjasama Community Development Programme di > > Aceh Utara. > > > > Ruang lingkup program meliputi penyuluhan kesehatan dan pembangunan > > sarana air bersih dan MCK di sepuluh pesantren, senilai Rp. > > 509.940.000,≡. Turut menandatangani nota kerjasama tersebut Vice > > President Public Affairs Exxon Mobil Oil Indonesia Inc., Maman Budiman > > dan Direktur Utama PKPU Sahabudin, Ak > > > > "Program ini bermula dari keprihatinan kami melihat situasi pesantren > > di Aceh Utara yang memiliki kualitas sanitasi yang tidak begitu > > bagus," tutur Katri Staf Public Affairs Exxon Mobil Oil Indonesia Inc. > > "Sudah menjadi komitmen perusahaan kami untuk turut berkontribusi > > membangun masyarakat Aceh. Semoga sinergi kami dengan lembaga kredibel > > seperti PKPU bisa menjadi bukti komitmen itu," tuturnya pula. > > > > "Kerjasama ini sangat baik. Insya Allah jika program ini berhasil, > > kami dapat memperluas kualitas dan kuantitas programnya. Kiprah kami > > yang intensif dalam program Recovery korban Tsunami Aceh mudah≡mudahan > > menjadi pengalaman yang berharga untuk bisa mensuksesan program ini," > > tutur Wildhan Dewayana, Direktur Penghimpunan PKPU. > > > > Rencananya program ini akan berjalan selama satu tahun penuh, mulai > > September 2005 hingga September 2006," lanjut Wildhan. (wdd/acep/pkpu) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "He-Man" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Note : pemilik Exxon Mobil adalah keluarga Yahudi Amerika > > Rockefeller yang > > > juga menjadi salah satu donatur utama keberadaan negara Israel.Jadi > > terlihat > > > munafiknya PKS ini , membuat demo massa besar-besaran buat ngumpulin > > > dana 1-2 miliar buat Palestina , sementara di sisi lain memberi > > kesempatan > > > bagi zionis buat ngeruk uang triliunan dari Indonesia > > > > > > -------------------- > > > > > > > > http://pkswatch.blogspot.com/2006/04/emoi-pelacuran-politik-sebuah-partai.html > > > > > > EMOI, Pelacuran Politik Sebuah Partai Dakwah > > > > > > Kisah ini sebetulnya berlangsung sudah lama, sejak dari zaman > > > Soeharto, tapi bukan itu yang ingin saya bahas di sini. Sudah banyak > > > media yang membahas itu. Saya ingin membahas konsistensi PKS yang > > > mengklaim diri sebagai partai dakwah, yang rupa-rupanya belakangan ini > > > cukup konsisten dengan inkonsistensinya. > > > > > > Pemerintah sudah menetapkan Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) sebagai > > > operator ladang minyak blok Cepu, tanpa mengindahkan banyak sekali > > > protes yang berangkat dari keprihatinan berbagai pihak yang tentu saja > > > dengan dasar perhitungan ekonomi yang kuat pula. Pemerintah juga tidak > > > bercermin dari berbagai pengalaman buruk bangsa ini dengan > > > pertambangan asing, sebutlah kasus Freeport yang mencuat kembali > > > belakangan ini, kasus pencemaran lingkungan di pertambangan Newmont di > > > Minahasa yang belakangan makin tidak jelas juntrungannya, kasus > > > Chevron Pasific Indonesia di Riau, eksploitasi ladang gas di Arun, > > > dll. > > > > > > Ada satu persamaan dari semua contoh di atas, hasil bumi disedot oleh > > > perusahaan asing dengan bagi hasil yang tidak menguntungkan, kemudian > > > rakyat di sekitar perusahaan pertambangan itu tetap dalam keadaan amat > > > miskin dibandingkan dengan kemakmuran di lingkungan perusahaan > > > pertambangan itu. > > > > > > Ketika terjadi protes, maka pemerintah tinggal bertindak represif > > > dengan mengerahkan aparat keamanan. Demikian pula dalam kasus EMOI > > > ini, meskipun keamanan dalam negeri adalah tanggung jawab Polri, tapi > > > Kodam Brawijaya sudah merencanakan untuk membentuk satu batalyon > > > infantri yang akan ditempatkan di dekat lokasi pertambangan EMOI. > > > > > > Bagaimana mau melawan semua ini? Ada dua cara, yaitu secara hukum dan > > > politis. Menggugat secara hukum masih mungkin dengan cara mencari > > > celah hukum pada kontrak kerja sama itu, tapi akan makan waktu lama > > > karena EMOI pun pasti akan melawan dengan mengerahkan > > > pengacara-pengacara paling top. Harapan terbesar sebetulnya ada pada > > > DPR untuk perlawanan secara politis. Apalagi di situ ada PKS yang > > > mengklaim diri sebagai partai dakwah yang berslogan jujur, bersih dan > > > peduli, yang katanya bermaterikan para syuyukh dakwah yang sudah makan > > > asam garam dalam dunia dakwah. Salah satu slogan partai ini dulu "Anda > > > pilih kami, kami akan bela Anda. Anda tidak pilih kami, kami akan > > > tetap membela Anda". > > > > > > Alhamdulillah, partai yang mengklaim diri sebagai partai dakwah ini > > > jauh-jauh hari sudah menyatakan akan melawan penunjukan EMOI sebagai > > > operator blok Cepu dengan ikut menggalang hak angket. Bahkan salah > > > seorang tokohnya Rama Pratama yang dulu adalah tokoh pemimpin gerakan > > > mahasiswa menggulingkan rezim Soeharto ikut menandatangani hak angket > > > itu. > > > > > > Ketika kemudian pemerintah memutuskan EMOI sebagai operator blok Cepu, > > > wakil ketua fraksi partai dakwah ini di DPR Zulkiflimansyah > > > mempertanyakan: "Apa pertimbangannya? Padahal dari sisi teknologi, > > > SDM, blok Cepu ini bisa dikelola oleh anak bangsa, karena itu tentu > > > saja pemerintah tidak naif-naif amat untuk memutuskan ini". Sang ketua > > > fraksi dalam kesempatan yang sama juga mengatakan "Freeport, Newmont > > > adalah contoh kasat mata yang menyengsarakan rakyat banyak dan > > > menguntungkan segelintir orang". > > > > > > Presiden PKS Tifatul Sembiring pun menyatakan hal yang senada, > > > sebagaimana ditulis oleh Detikcom, partainya sangat mengharapkan agar > > > penandatanganan tersebut jangan sampai terjadi lagi masalah seperti di > > > Freeport dan Newmont. "Seolah-olah ada hal yang tersembunyi dan tidak > > > transparan. Kontrak ini bukan hanya 5 tahun tapi 30 tahun,". > > > > > > Alhamdulillah, tapi aduh... sikap partai yang mengklaim diri sebagai > > > partai dakwah ini mulai tidak jelas. Karena pada artikel yang sama > > > Detikcom menulis bahwa partai ini belum menentukan sikap apakah akan > > > mendukung hak angket, presidennya menyatakan "Kami masih mendalami > > > dulu, karena kalau kita bawa ke sana akan bernuansa sangat politis" > > > > > > Ah, saya khusnudzon saja, karena mereka ini adalah da'i, tentu akan > > > membuat keputusan yang mengutamakan kemaslahatan umat, seperti > > > slogannya itu lho, jujur, bersih dan peduli. Benarkah demikian? Mari > > > sama-sama kita simak. > > > > > > Ami Taher, aleg partai dakwah ini dari komisi VII menyatakan > > > penentangannya pada penunjukan EMOI. Artikel Detikcom 'Penunjukan > > > Exxon Penuh Rekayasa' mencatat: "Meski pemerintah membantah, tapi > > > jelas penunjukan terjadi sebelum Menlu AS (Condoleezza Rice datang. > > > Kita masih kalah berani dengan negara kecil seperti Bolivia yang > > > berani menentang AS," ujar anggota Komisi VII dari FPKS Ami Thaher > > > dalam jumpa pers di Gedung MPR/DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, > > > Selasa (14/3/2006). > > > > > > Manipulasi-manipulasi lainnya juga terlihat dari munculnya PP No 34 > > > Tahun 2005 sebagai ganti PP sebelumnya. PP ini dianggap untuk > > > melegalkan kesepakatan technical assistance contract (CAC) Blok Cepu > > > menjadi Kontrak Kerja Sama (KKS). "PP tersebut muncul tepat satu pekan > > > sebelum penandatanganan KKS," kata Ami. > > > > > > Dalam acara pelantikan pengurus wilayah DKI Jakarta, seorang tokoh > > > partai dakwah ini Hidayat Nur Wahid menyatakan kekecewaannya. Hidayat > > > menyatakan setuju terhadap anggota DPR yang melakukan kritik pada > > > pemerintah, beliau berpesan "Agar anggota Dewan semakin bermartabat, > > > mandiri dan berpihak kepada rakyat". > > > > > > Harapan pada DPR semakin besar, ketika pada tanggal 20 Maret lalu > > > diketahui sudah 80 orang anggota DPR yang meneken hak angket, meskipun > > > sayangnya aleg PKS yang ikut meneken hanya Rama seorang. > > > > > > Tanggal 21 Maret 2006 Presiden SBY memanggil pimpinan parpol dan > > > fraksi, termasuk dari partai dakwah ini, dan gilanya lagi mereka > > > datang. Presiden dan DPR adalah mitra konstitusional yang sejajar, > > > bukan bawahan presiden yang harus segera datang kalau dipanggil oleh > > > presiden. Kalaupun mau disebut sebagai rapat konsultasi, biasanya > > > dilakukan dengan petinggi-petinggi DPR, bukan per fraksi. Kalau mau > > > disebut sebagai undangan silaturahmi? Hmm, saya yakin akan ada kader > > > PKS yang sudah jumud otaknya dan menganggap seperti itu. Bahkan > > > mungkin ada yang menganggap kalau SBY sedang ngaji dengan Tifatul, > > > seperti komentar-komentar dalam artikel yang lalu. > > > > > > Pakar politik LIPI Syamsuddin Haris sebagaimana dikutip oleh Detik.com > > > dalam artikel 'Pertemuan SBY dan Pimpinan Fraksi DPR Adalah Pola Orba' > > > tanggal 22 Maret 2006 menyatakan "Itu kan pendekatan Soeharto itu, > > > pendekatan konsensus,". Detikcom juga menulis: Syamsudin Haris > > > menjelaskan bahwa hubungan presiden-DPR adalah hubungan > > > konstitusional. "Ada mekanismenya, diatur dalam konstitusi dan > > > undang-undang," ujar Syamsuddin. "Pola-pola semacam itu menciderai > > > demokrasi kita, sebab itu yang disebut sebagai lobi-lobi setengah > > > kamar, di luar mekanisme yang baku," urainya. > > > > > > Detikcom melaporkan bahwa dalam pertemuan itu Presiden PKS Tifatul > > > Sembiring yang duduk bersebelahan dengan Presiden SBY. Ketua FPKS > > > Machfud Sidik juga hadir. > > > > > > Entah apa yang terjadi pada pertemuan itu, tapi yang jelas setelah itu > > > dukungan pada hak angket melemah. Dalam artikel 'Usai Ketemu SBY, > > > Angket Blok Cepu Mulai Melempem' Detikcom mencatat pernyataan aleg > > > FPDIP: Dalam rapat komisi VII yang digelar untuk melihat persoalan > > > Blok Cepu, Rabu 22 Maret, beberapa anggota mengatakan ingin segera > > > mengakhiri perseteruan dan hak angkat yang akan digulirkan. "Mereka > > > tidak ingin lagi mempersoalkan Exxon lebih panjang," ujarnya. > > > > > > Sikap-sikap lunak itu, imbuhnya, semakin menguatkan tudingan DPR > > > sebagai tukang stempel pemerintah. Pemerintah pun menyikapi hak angket > > > ini dengan kepanikan yang berlebihan. Kepanikan itu terlihat dengan > > > diundangnya parpol dan fraksi-fraksi ke Wisma Negara, Selasa 21 Maret > > > malam.. > > > > > > Yang jelas kemudian Rama Pratama menarik dukungannya pada hak angket, > > > kalau DPR dicap menjadi tukang stempel, maka PKS adalah salah satu > > > kontributornya. Harian Kompas tanggal 29 Maret 2006 dalam artikel > > > 'Angket Blok Cepu Suram, JOA Rugikan Negara Rp 13 Triliun' menulis > > > pernyatan Amien Rais: "Sudah sejak lama saya menengarai DPR itu jadi > > > tukang stempel kembali. Jadi, andaikata angket ini tenggelam, berarti > > > mengonfirmasi sinyalemen saya," ucap Amien seusai konferensi pers soal > > > Blok Cepu di Ruang Wartawan DPR, Selasa (28/3). > > > > > > Amien merasa bahwa untuk memperjuangkan hak angket Blok Cepu > > > memerlukan usaha yang sangat besar dan berat. Tapi, kendati berat, > > > tetap harus disuarakan. "Angket di DPR kira-kira memang terjal sekali, > > > tapi sebagai anak bangsa harus menyuarakan kebenaran," ujar Amien. > > > > > > Ditanya tentang adanya pengusul yang menarik dukungan, Amien tidak mau > > > banyak komentar. "Ya, yang bisa menjawab bapak yang pakai Camry itu > > > ya," ucap Amien singkat. > > > > > > Wah, siapa ya bapak yang pakai Camry yang dimaksud Amien? > > > > > > Tapi Rama berpendapat lain, dia menolak lembaganya disebut sebagai > > > tukang stempel. Dia mengatakan: "Kita obyektif saja, tidak harus ada > > > stigmatisasi lembaga stempel,". Menurut Rama dia menarik dukungan > > > karena memang kajian fraksi belum menemukan adanya pelanggaran hukum > > > dalam penunjukan ExxonMobil sebagai Pimpinan Operator Blok Cepu. > > > > > > Lebih lucunya lagi Rama mengeluarkan pernyataan bahwa jika yang > > > diusulkan adalah hak interpelasi (bertanya) maka F-PKS akan lebih > > > terbuka. "Ini loncat langsung angket," ungkapnya. > > > > > > Ada apa sebetulnya dengan Rama ini? Apakah sedang mempersiapkan diri > > > menjadi pelawak setelah karir di DPR berakhir? Di mana anehnya jika > > > sesuatu masalah langsung menjadi hak angket tanpa melalui hak > > > interpelasi? Lupakah dia ketika masalah impor beras bergulir, FPKS > > > juga langsung menggagas hak angket tanpa melalui hak interpelasi? > > > Bahkan FPKS menentang penggunaan hak interpelasi dalam kasus itu. > > > Ketika nurani tidak lagi menjadi panglima, maka terjadilah kelucuan > > > seperti ini. > > > > > > Rama adalah satu-satunya aleg FPKS yang meneken hak angket, lalu > > > satu-satunya peneken hak angket yang mencabut dukungannya pasca > > > pertemuan bos partai dan fraksinya dengan Presiden SBY. Artinya > > > penarikan dukungan Rama pada gagasan hak angket, berarti penarikan > > > dukungan FPKS pada hak angket. > > > > > > Entah seperti apa kajian FPKS yang dimaksud oleh Rama di atas, sama > > > sekali tidak jelas dan tidak dipaparkan ke publik. Padahal sebelumnya > > > FPKS sudah mempertimbangkan untuk menggunakan hak angket, seperti yang > > > ditulis oleh Detikcom tanggal 4 Maret 2006 dalam artikel 'Tolak Exxon > > > Kelola Blok Cepu, FPKS Pertimbangkan Hak Angket': Penolakan terhadap > > > penunjukkan Exxonmobile Oil untuk mengelola Blok Cepu terus menguat. > > > Fraksi PKS mempertimbangkan menggunakan hak angket atas keputusan > > > pemerintah tersebut. > > > > > > Bahkan Wakil Ketua FPKS Zulkieflimansyah menyatakan telah terjadi > > > pelanggaran hukum. "Secara hukum telah terjadi pelanggaran kontrak, > > > awalnya TAC (Technical Assistant Contrac) tiba-tiba diubah menjadi PSC > > > (Production Sharing Contract)," > > > > > > Tapi yang jelas, kalau memang niat untuk membela kepentingan bangsa > > > FPKS tidak perlu repot-repot untuk mengkaji. Anggota DPD yang juga > > > kader PKS Marwan Batubara, dan juga dikenal sebagai koordinator > > > Gerakan Rakyat Penyelamatan Blok Cepu (GRPBC) memiliki pendapat > > > berbeda dengan PKS dan tentu saja dia tidak asbun. Marwan dulu juga > > > dikenal sebagai tokoh yang menentang divestasi saham Indosat. > > > > > > Marwan menyatakan secara amat gamblang: "Exxon menyatakan biaya > > > produksinya 6 dollar per barrel. Biaya produksi oleh Pertamina > > > maksimum hanya 60 persen biaya Exxon, yaitu 3,6 dollar per barrel. > > > Dengan cadangan sebesar 600 juta barrel, maka kerugian pemerintah > > > dengan memberikan hak pengendali pada Exxon adalah 1,32 miliar dollar > > > atau Rp 13 triliun,". > > > > > > Dalam artikel 'Exxon Kelola Blok Cepu, Potensi Kerugian Negara Rp 143 > > > Triliun' Marwan menyatakan total kerugian negara per tahunnya mencapai > > > 143 triliun. Yaitu sebesar 13 triliun dari eksploitasi minyak dan 130 > > > triliun dari eskploitasi gas. > > > > > > Sugiharto, Menneg BUMN yang sering disebut setengah PKS dan setengah > > > PPP ini menyatakan tidak terlalu memusingkan hak angket yang digagas > > > di DPR itu. Dalam artikel 'Meneg BUMN Tak Pusingkan Hak Angket Blok > > > Cepu' mencatat pertanyaan Sugiharto: Sugiharto juga ditanya alasan > > > mengapa pemerintah menyerahkan panglima operasi Blok Cepu ke > > > ExxonMobil. "Apa artinya itu dalam manajemen? Kalau Pertamina yang > > > saat ini memroduksi lapangan minyak 20 ribu tidak mampu mengelolanya, > > > risikonya ada di rakyat. Padahal haknya Pertamina hanya 6,75%. Haknya > > > Exxon 6,75% juga, haknya Pemda 1,5%, selebihnya untuk rakyat. Kalau > > > Cepu tertunda, 93,25% interest Indonesia tertahan. Pertamina juga > > > belum mampu," beber eks Direktur Keuangan PT Medco Energy > > > International Tbk ini. > > > > > > Sebagai orang perminyakan, Sugiharto dalam hal ini membuat pernyataan > > > yang tidak benar tentang kemampuan Pertamina. Karena Pertamina > > > sendiripun menyanggupi untuk mengelola ladang minyak blok Cepu itu > > > jauh-jauh hari. Pertamina juga terbukti memenangkan tender minyak yang > > > ada di Libya mengalahkan berbagai perusahaan minyak asing seperti > > > Petronas. Kalaupun Pertamina banyak korupsinya ya berantas saja > > > korupsi itu, ketimbang memberikan hak pengelolaan blok Cepu itu kepada > > > orang asing selama 30 tahun. > > > > > > Politisi PAN Drajat Wibowo mengatakan ada pembohongan publik yang > > > dilakukan pemerintah dengan statemen yang menyatakan tenaga ahli > > > Indonesia tidak bisa mengelola Blok Cepu. Ikatan Ahli Geologi > > > Indonesia (IAGI) dan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) melalui > > > jubirnya juga menyatakan "Anak bangsa sebenarnya sangat mampu > > > melakukan dan mengolah Blok Cepu dengan baik jika dipercaya oleh > > > pemerintah,". > > > > > > Hitung-hitungan yang diberikan oleh Sugiharto kelihatannya > > > menguntungkan Indonesia. Dalam bagi hasil itu, 85% keuntungan untuk > > > pemerintah Indonesia, sisanya untuk EMOI 6.75%, Pertamina 6.75% lalu > > > Pemkab Bojonegoro 1.5%. Sehingga total untuk Indonesia adalah 93.25%. > > > > > > Tapi Sugiharto tidak menjelaskan bahwa dengan menjadi operator, EMOI > > > bisa mengatur berbagai rancangan dan skenario bisnis sehingga bagi > > > hasil itu tetap menguntungkan mereka. Biaya operasi blok Cepu adalah > > > USD 100 juta per tahun, sementara EMOI mengajukan Capex (capital > > > expenditure atau biaya investasi) dan Opex (operational expenditure > > > atau biaya operational) sebesar USD 260 juta per tahun. Sehingga dari > > > selisih ini saja bagi hasil yang diklaim pemerintah itu sudah > > > berkurang sebesar USD 160 juta per tahunnya. Belum lagi recovery cost > > > yang ditentukan oleh operator. > > > > > > Sudah rahasia umum bahwa gaji untuk ekspatriat di perusahaan minyak > > > asing itu sangat fantastis. Dalam pengelolaan blok Cepu ini EMOI akan > > > mempekerjakan banyak sekali tenaga kerja asing dari negara asal > > > mereka. Belum lagi berbagai komponen alat berat yang akan langsung > > > didatangkan dari sana. > > > > > > Hal-hal itu yang tidak dijelaskan oleh Sugiharto, tapi dijelaskan oleh > > > tokoh-tokoh penentang penunjukan EMOI ini, seperti Marwan Batubara. > > > Detikcom menulis pernyataan Marwan: "Dengan demikian klaim pemerintah > > > yang akan memperoleh 93,25 persen dari > > > pendapatan bersih US$ 3,3 miliar per tahun seharusnya dikurangi dengan > > > sunk cost US$ 45 juta dan US$ 160 juta untuk keuntungan ExxonMobil," > > > ungkap anggota DPD ini dengan kesal. > > > > > > Bahkan sebetulnya Wakil Ketua FPKS Zulkieflimansyah sudah dari jauh > > > hari menjelaskan hal ini. Dalam artikel 'Tolak Exxon Kelola Blok Cepu, > > > FPKS Pertimbangkan Hak Angket' Detikcom menulis: jika bentuk kontrak > > > TAC (Technical Assistance Contract) maka kawasan kerja tersebut milik > > > Pertamina, Sedangkan jika kontrak berbentuk PSC (Production Sharing > > > Contract) maka kelola blok di bawah BP Migas. Artinya BP Migas bisa > > > menunjuk siapapun untuk menjadi operator. > > > > > > Secara ekonomik, jelas Zulkiefli, negara akan mengalami kerugian > > > apabila Exxon menjadi operator yg pertama. Sebab, cost recovery-nya > > > jauh lebih tinggi dibandingkan Pertamina yang menjadi operatornya. > > > > > > Apalagi, secara finansial, skill dan lainnya Pertamina sanggup. Dan > > > sejak 2004, Exxon sudah putus kontrak TAC nya. "Jika pertamina yang > > > pegang, maka kebutuhan migas dalam negeri dan APBN akan aman," kata > > > anggota Komisi VI ini. > > > > > > Kalau pun ada praktik korupsi, Zulkiefli berpendapat akan lebih mudah > > > mengusut orang Pertamina dibang Exxon. "Makanya lami sedang > > > mempertimbangkan untuk meng-initiate hak angket karena ini saatnya > > > BUMN kita menjadi kelas dunia," cetus dia. > > > > > > Artinya Zul sebagai Waka FPKS sudah menjelaskan adanya pelanggaran > > > hukum dari sisi kontrak, kesanggupan Pertamina dan juga kemudahan > > > mengusut korupsi jika operatornya adalah Pertamina. Terbukti selama > > > ini kita tidak pernah tahu berapa persisnya kandungan emas dan tembada > > > yang dikeruk oleh Freeport per tahunnya. > > > > > > Pernyataan senada juga datang dari Refrizal, jauh sebelumnya tanggal > > > 23 Februari 2006, sebagaimana ditulis di website FPKS dalam artikel > > > 'Blok Cepu Semestinya Berikan ke Pertamina'. Tertulis di situ: sejak > > > awal FPKS mendesak pemerintah agar Blok Cepu dikelola Pertamina. Sejak > > > awal? Kalau begitu mengapa begitu mudahnya berubah setelah bertemu > > > SBY? Apakah PKS begitu tolol dan dungunya sehingga tidak mengerti > > > masalah, lalu setelah dijelaskan oleh SBY menjadi mengerti? > > > > > > Refrizal juga memaparkan hal yang senada dengan Zul, Soal kemampuan > > > pengelolaan ladang minyak, terangnya, Pertamina tidak kalah dengan > > > Exxonmobil. "Baik secara teknis maupun yang lain, Pertamina tidak > > > kalah kemampuannya untuk mengelola Blok Cepu itu," paparnya. > > > > > > Sebelumnya, Ami Taher dalam pernyataannya di artikel 'PKS Galang Hak > > > Angket Kasus Blok Cep' juga dengan gamblang menyatakan adanya indikasi > > > pelanggaran hukum. Website FPKS menulis: Ami menyebutkan satu indikasi > > > pelangggaran tersebut adalah dengan diubahnya PP No. 35/2004 menjadi > > > PP No. 34/2005 yang dilakukan seminggu sebelum penandatangan kontrak > > > kerja sama (KKS), yaitu tanggal 10 September 2005, sehingga > > > penandatanganan KKS pada tanggal 17 September 2005 dinilai memiliki > > > catat hukum. > > > > > > Dalam PP No. 35/2004 Pertamina telah mengajukan bentuk kerja sama > > > operasional (KSO) yang menempatkan ExxonMobil sebagai subordinat > > > Pertamina. Namun dengan keluarnya PP No. 34/2005 seolah-olah > > > pemerintah sengaja memfasilitasi diubahnya status tecnical assistance > > > contract (TAC) menjadi KKS, sehingga ExxonMobil setingkat dengan > > > Pertamina. > > > > > > Tapi lucunya, Andi Rahmat yang mantan aktifis mahasiswa itu malah > > > mengeluarkan pernyataan yang bersikap sangat-sangat tidak jelas di > > > hari yang sama Tifatul dan Machfud Sidik diundang oleh SBY. Dalam > > > artikel 'Soal Usulan Hak Angket Kasus Blok Cepu, PKS Tunggu Bola' Andi > > > mengatakan FPKS menganggap isu hak angket Blok Cepu yang digulirkan > > > beberapa anggota Dewan sekedar political news belaka. > > > > > > Namun demikian, politisi muda PKS dan bekas Ketua Umum Kesatuan Aksi > > > Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini secara pribadi mendukung hak > > > angket. Tapi dia sama sekali tidak meneken dukungan hak angket itu. > > > > > > Meskipun demikian, jelas dia, sejauh ini F-PKS masih menunggu > > > perkembangan dari pengajuan hak angket, terutama untuk melihat > > > keseriusan para inisiator. Sungguh aneh, mengapa FPKS bersikap > > > menunggu? Mengapa tidak ikut menggagas? ada 45 orang anggota, kalau > > > dimobilisasi untuk mendukung hak angket maka pendukung hak angket akan > > > berjumlah 120-an orang, akan lebih kuat lagi. > > > > > > Dulu waktu hak angket impor beras FPKS dengan gagahnya menyatakan > > > bahwa mereka iktu mengawal sejak awal gagasan hak angket itu. Sekarang > > > malah bersikap menunggu arah angin? Beginikah mentalitas partai > > > dakwah? Mengapa harus menunggu bola? > > > > > > Masih ada harapan hak angket ini akan tetap menunjukkan giginya, > > > paling tidak untuk menginvestigasi secara detail apa dan bagaimana > > > latar belakang pemerintah menunjuk EMOI sebagai operator blok Cepu > > > untuk 30 tahun ke depan. Harian Kompas tanggal 1 April 2006 dalam > > > artikel 'Pengusul Angket Cepu Optimistis, Pimpinan Parpol dan > > > Universitas Akan Digaet mencatat pernyataan optimis tersebut dari > > > berbagai kalangan di DPR. Para penggagas hak angket akan mencari > > > dukungan dari berbagai kalangan perguruan tinggi dan pimpinan parpol > > > termasuk PKS. Saya berdoa mudah-mudahan mereka berhasil menyadarkan > > > para pimpinan partai yang mengklaim diri sebagai partai dakwah ini. > > > > > > Memang tidak mudah, karena apalagi DPR saat ini sedang reses. Jadi hak > > > angket ini kehilangan momentum, seperti yang dinyatakan oleh Drajad > > > Wibowo. Satu-satunya peneken dukungan hak angket dari FPKS Rama > > > Pratama menurut info dari orang-orang dekatnya malah sedang moncer ke > > > Turki. > > > > > > Harus diakui pula, EMOI juga cerdik mendekati masyarakat, dengan > > > berbagai program community development (CD), seperti yang ditulis oleh > > > Detikcom dalam artikel 'Exxon Buka Les Komputer & Bahasa Inggris > > > Gratis di Blok Cepu', sehingga masyarakat Bojonegoro mendukung atau > > > paling tidak mereka tidak mempermasalahkan apakah harus EMOI atau > > > Pertamina. Salah satu program CD yang dilakukan adalah kursus bahasa > > > Inggris dan komputer, padahal selama dua tahun ke depan EMOI cuma akan > > > mengucurkan USD 29ribu untuk program itu. Ibarat seorang anak yang > > > tidak sadar sedang dirampok habis-habisan emas warisan orang tuanya > > > dan sudah sangat senang karena diberi permen. > > > > > > Akibatnya timbul anggapan bahwa gagasan hak angket dari anggota DPR > > > itu adalah penghalang untuk kesejahteraan masyarakat Bojonegoro. > > > Bodohnya lagi masyarakat juga tidak tahu bahwa di dalam kontrak kerja > > > sama itu, dana CD tidak dicantumkan, alias suka-suka operator saja. > > > Padahal salah satu hal penting yang sering menjadi sumber konflik > > > antara perusahaan-perusahaan pengolah sumber daya alam (SDA) dengan > > > penduduk sekitar adalah diabaikannya pengembangan masyarakat. > > > > > > Penyadaran inilah yang harus diberikan kepada masyarakat. Tugas ini > > > adalah bagian dari dakwah bagi siapapun, apalagi dari parpol yang > > > mengklaim dirinya sebagai partai dakwah. > > > > > > Terakhir saya mengutip kembali pernyataan Refrizal dan pertanyaan saya > > > di atas. Refrizal menyatakan: sejak awal FPKS mendesak pemerintah agar > > > Blok Cepu dikelola Pertamina. > > > > > > Sejak awal? > > > > > > Kalau begitu mengapa begitu mudahnya berubah setelah bertemu SBY? > > > > > > Apakah PKS begitu tolol dan dungunya sehingga tidak mengerti masalah, > > > lalu setelah dijelaskan oleh SBY selama satu atau dua jam menjadi > > > mengerti? > > > > > > Tidak, saya yakin orang seperti Dr. Zul yang ahli ekonomi itu tidak > > > sembarangan bicara, demikian pula dengan Marwan Batubara. Mereka jauh > > > lebih kompeten dalam masalah ini ketimbang Tifatul atau Hilmi > > > Aminuddin sekalipun. Selain itu aleg-aleg FPKS lain seperti Ami Taher > > > dan Refrizal sudah menyatakan hal yang sama. > > > > > > Kalau begitu mengapa PKS tidak garang menginvestigasi masalah ini > > > dalam bentuk hak angket? > > > > > > Di mana greget yang sudah ditunjukkan dalam kasus hak angket impor > > > beras yang sampai mengirim tim ke Vietnam segala? Kalau dilihat dari > > > rentang waktu masalah yang timbul, impor beras hanya berlaku per tahun > > > atau malah per musim panen. Sementara kontrak kerja sama dengan EMOI > > > ini berlangsung 30 tahun. Jauh lebih besar mudharatnya. > > > > > > Saya tahu, dan bagi yang tidak percaya silahkan tanya kepada aleg-aleg > > > FPKS sendiri, bahwa bagi PKS aleg-aleg itu bukanlah mewakili rakyat > > > tapi perpanjangan tangan partai. Sehingga apapun langkah aleg > > > berdasarkan instruksi partai, bukan menyerap aspirasi ratusan ribu > > > orang yang diwakilinya. Sehingga langkah Machfud Sidik mematuhi > > > panggilan SBY, langkah Rama menarik dukungan hak angket, adalah > > > langkah-langkah yang diperintah oleh PKS. > > > > > > Atau jangan-jangan ada yang menganggap ini adalah ijtihad ulama? Kalau > > > begitu harus dijelaskan apa landasan syar'i atau dasar dalam > > > beristidlal. Harus dijelaskan ayat mana dalam Al Quran atau hadits > > > mana dari kumpulan shahih Bukhari/Muslim atau imam hadits lainnya yang > > > menjadi dasar, atau fatwa ulama mana yang menjadi dasar, apakah dari > > > generasi sahabat, tabi', tabi'in, empat imam mazhab, Ibnu Taimiyah, Al > > > Banna, Qhardawi, dll. > > > > > > PKS harus menjelaskan ini secara gamblang dan terbuka, dan siap > > > dipertanyakan dan dikritik. Jika tidak, maka buat saya PKS sudah > > > melacurkan dakwah, moral dan integritasnya. Kecuali kalau ada > > > perubahan sikap atau penjelasan lugas non apologik, maka saya tidak > > > akan minta maaf untuk pernyataan itu, dan siap > > > mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah SWT. > > > > > > Tidak aneh memang jika ada partai mau dagang sapi dengan pemerintah, > > > tapi tolong jangan bawa-bawa dakwah dan Islam, dien yang sempurna. > > > Jadi partai sekuler saja, seperti Golkar, toh sudah hampir tidak ada > > > bedanya. > > > > > > Ya Allah, lindungilah kami dari pemimpin-pemimpin yang zalim, terutama > > > kalau mereka mengaku ulama pewaris ajaran yang Kau turunkan kepada > > > nabiMu yang mulia. > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet > Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. > 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. > > Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. > > ======================= > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > > > > > SPONSORED LINKS > Women Islam Muslimah Women in islam > > --------------------------------- > YAHOO! GROUPS LINKS > > > Visit your group "wanita-muslimah" on the web. > > To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. > > > --------------------------------- > > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet > Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. > 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. > > Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. > > ======================= > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com > > This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... > > > > SPONSORED LINKS > > Women<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Women&w1=Women&w2=Islam&w3=Muslimah&w4=Women+in+islam&c=4&s=56&.sig=g8c6QWhdINP7ccjoj3-Kow> > Islam<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Islam&w1=Women&w2=Islam&w3=Muslimah&w4=Women+in+islam&c=4&s=56&.sig=OaWR5hRxTuW8nvhA5ftQkA> > Muslimah<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Muslimah&w1=Women&w2=Islam&w3=Muslimah&w4=Women+in+islam&c=4&s=56&.sig=Z1TG6rkH2RILaOh32MokfA> > Women > in > islam<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Women+in+islam&w1=Women&w2=Islam&w3=Muslimah&w4=Women+in+islam&c=4&s=56&.sig=KNxfYeBqbL93OJZD1yzoDw> > ------------------------------ > YAHOO! GROUPS LINKS > > > - Visit your group > "wanita-muslimah<http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah>" > on the web. > > - To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED]<[EMAIL PROTECTED]> > > - Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of > Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>. > > > ------------------------------ >
[Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/