MEDIA INDONESIA Kamis, 29 Juni 2006
Privatisasi Kejar Setoran PRIVATISASI sejatinya bertujuan meningkatkan efisiensi ekonomi, memperbaiki struktur pasar, memperbesar kontrol publik guna menjamin good corporate governance, dan pelayanan umum. Dan pada akhirnya mendatangkan keuntungan berlipat ganda bagi negara. Itu tujuan utama dan mulia privatisasi. Namun, dari pengalaman privatisasi sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) terlihat bahwa keuntungan yang diperoleh amatlah kecil. Dan yang lebih menyedihkan negara kehilangan hak kepemilikan terhadap BUMN yang diprivatisasi itu. Dengan demikian, telah terjadi penyimpangan makna dari privatisasi itu sendiri. Penyebabnya, privatisasi dilakukan tidak untuk memperkuat struktur ekonomi BUMN bersangkutan, tetapi untuk mengejar target setoran APBN. Mirip sopir angkutan umum yang ugal-ugalan di jalanan lantaran mengejar setoran. APBN 2006 memang menargetkan setoran Rp3,3 triliun dari privatisasi BUMN. Untuk memenuhi target APBN itu, menurut Menteri Negara BUMN Sugiharto, pemerintah akan melakukan privatisasi sekitar 10 BUMN. Sugiharto enggan menyebut BUMN yang bakal diprivatisasi. Pilihannya, kata dia, cukup banyak, yaitu semua BUMN yang kinerjanya untung selama tiga tahun berturut-turut dan memiliki laporan keuangan wajar tanpa syarat serta mempunyai prospek bisnis jelas. Di situlah letak degresinya. Seharusnya--sesuai dengan tujuan privatisasi, yakni efisiensi, perbaikan struktur pasar, dan kontrol publik--hanya BUMN sakit yang dijual. Bukan BUMN sehat. Sulit menemukan argumentasi yang bisa diterima akal sehat dari pilihan pemerintah tersebut. Sejarah pun mencatat, dalam praktiknya, privatisasi yang dilakukan selama ini sama dengan pelepasan hak pemerintah dan negara atas asetnya dengan harga sangat murah (undervalued). Privatisasi berarti obral aset negara kepada asing. Bukan untung yang diraih, malah buntung. Sebab, privatisasi berpotensi untuk disalahgunakan kekuatan modal internasional untuk menjarah kekayaan Indonesia. Sudah saatnya obral aset negara dihentikan. Menjual aset asal laku tanpa memperhitungkan kerugian jangka panjang adalah kekeliruan besar. Negara ini berkepentingan terhadap tumbuhnya BUMN yang sehat dan banyak, bukan sebaliknya. Pemerintah akan menggiring bola privatisasi ke Senayan untuk meminta persetujuan Dewan. DPR perlu diingatkan bahwa privatisasi pertama dan terutama diarahkan bagi kepentingan perusahaan dalam rangka pengembangan bisnis. Kepemilikan perusahaan tetap di tangan anak bangsa, atau negara, bukan asing. APBN mendapat setoran dari dividen, bukan dari harta yang dilego. Privatisasi berupa pengalihan saham pemerintah ke pihak asing hanya mendatang keuntungan sesaat, tetapi buntung untuk selamanya. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/