Mas Alfri,
Sejak saya masuk WM, ada anggota-anggota yang selalu bicara SI, dalam
obrolan kan harus nyambung dulu, kita harus membicarakan satu hal secara
jelas dulu, apakah yang dibicarakan itu sesuatu yang sama atau bukan, jadi
biasanya ada anggota-anggota yang nanya, "SI yang mana nih?". Jawabannya
aneh, sebab ada yang berpendapat bahwa orang yang nanya begitu itu gak
ngerti Islam, liberal, atau apalah ...;)

Padahal seperti beberapa kali saya ceritakan satu contoh di WM ini, saya
pernah dikasih tugas oleh sodare yang ingin mendandani putrinya baju merah,
saya langsung beli kain plus pernak pernik untuk menghias baju itu dengan
bayangan dalam fikiran saya bentuk baju itu yang seperti putri raja ...
panjang, berkerut-kerut, pakai renda-renda, manik-manik, dll. Selesai, saya
paketkan, wheee ... sodare ini ternyata tidak puas, karena merahnya - bukan
merah seperti itu, maklumlah gradasi merah itu buanyak bener kan? ada merah
marun, merah ke coklat, merah darah, merah cabe, merah bata, dll. So, SI
juga harus dijabarkan dulu, soale masalah hidup manusia itu kan kompleks
banget, apalagi di era globalisasi ini, bagaimana kita berhubungan sama
orang-orang di keluarga dan non keluarga, antar agama, antar suku, antar
bangsa, bagaimana berhubungan dengan yang lebih tua, yang lebih muda,
bagaimana manusia dengan lingkungan alamnya, bagaimana hubungan rakyat
dengan pemerintah, bagaimana kalau seseorang ada di pemerintahan, di
legislatif, dll. Diurut satu-satu, apakah SI itu - apakah SI itu sekedar
jilbabisasi, hukum mati, hukum rajam?

Apalagi di Indonesia yang berdirinya aja kan dari sekian suku, sekian agama,
ada ras lainnya, dll - serba majemuk! Lalu di sekian daerah ada perda2
jilbabisasi, wajib baca Qur'an, berantas judi, berantas pelacuran, dll.
Harus diurut dulu, permasalahan yang ada itu apa? Kalau sudah tahu
masalahnya, solusinya apa? Masalah moral rusak, banyak perjudian, pelacuran,
dll.  Contohnya di Tangerang itu kabarnya perda menangkap wanita di jalan
itu karena maraknya seks bebas, apakah itu tepat sasaran? Yang saya tahu di
Bandung misalnya ada banyak kos-kosan yang tanpa pemilik rumah - sekian
kamar di beberapa lantai satu bangunan itu disewakan ke siapa saja,
laki-laki dan wanita.  Siapa yang bisa mengontrol hubungan antara laki-laki
dan perempuan dalam bangunan itu atau laki-laki dan perempuan penghuninya
yang membawa teman/ pacar dan berhubungan seks disana? Lalu dengan
ditangkapi wanita-wanita di pinggir jalan yang katanya gerak-geriknya atau
penampilannya seperti pelacur, apakah masalah seks bebas ini bisa diatasi?
Saya tidak tahu kondisi di Tangerang itu, apakah seperti Bandung, ada seks
bebas di kamar2 sewaan atau apakah memang disana banyak pelacur jalanan,
lalu mereka melakukan hubungan seks di jalan juga sehingga ditangkap di
jalanan?

Jilbabisasi juga dengan alasan itu perintah agama, menghambat pornografi,
kerusakan moral, dll.  Betulkah solusi itu efektif ? Padahal banyak masalah
lainnya seperti kendornya pengawasan dan cara mendidik orang tua yang kurang
sementara gempuran budaya buruk (tidak selalu yang buruk itu dari barat)
banyak sekali.  Contohnya saya sering melihat ibu dan anak perempuannya
jalan-jalan, si ibu memakai baju yang disebut busana muslim - baju longgar
tertutup dengan kerudung dan stola panjang yang menutup tubuhnya, sementara
anak gadisnya berbaju mini.  Apakah ibu ini setuju dengan penerapan SI
karena dia tidak bisa mengontrol cara berbaju anaknya yang minim dan
berharap kalau ada perda atau RUU APP atau apalah dari pemerintah? Apakah
betul moral bejat bapak2 pejabat yang punya wanita simpanan dimana-mana atau
banyaknya pemerkosaan itu karena melihat wanita berbaju minim di pertokoan?

Dan tentu saja masalah pemahaman agama secara tekstual dan kontekstual
selain kemampuan memilah mana yang budaya Arab dan mana yang Islam juga
perlu diperhatikan. Agama itu saya pikir untuk menjadikan manusia lebih
baik, tidak sekedar fisik tapi sisi dalam manusia seperti ilmu banyak,
wawasan luas, simpati dan empati terhadap penderitaan orang lain, kejujuran,
ketabahan, ketegaran, keuletan, disiplin, dll itu apakah bisa hanya dengan
jilbab, penerapan hukum mati saja? Apakah kita umat Islam hanya cukup dengan
menyalahkan Yahudi sih biang keladinya, Israel sih, dll.  Lalu apa yang
sudah kita lakukan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
digunakan untuk memakmurkan bumi ini?

salam
Aisha
----------
From: Alfri
Problem yg saya pahami dalam usaha membuat SI adalah:
1. Menuhankan Simbol. Ingin hukum di Indonesia, baik namanya, sampai
ayat2nya, dan seluruh titik komanya, berbau "Islam". Jadi kalau mengacu pada
hukum buatan orang barat misalnya, meski intinya sama, tetap saja dianggap
hukumnya orang kafir. Kalau yg berbau islam adalah simbol seperti jilbab,
maka ini yg lebih penting. Soal agama Islam, hukumnya Islam, baju islam,
pokoknya semua teorinya pakai cara islam itulah yg utama. Kalau prakteknya
korupsi, itu belakangan. Yg penting sama2 diuntungkan dan ada simbol islam
nya.
2. Pukul rata. Kalau hukum mencuri adalah potong tangan, maka baik orang
dewasa maupun anak kecil, tertangkap tangan mencuri = potong tangan. Tidak
perduli dia suruhan orang/bayaran atau memang dia sendiri. Saat ini belum
penting. Yg penting hukum islamnya dulu diterapkan.
3. Tidak memandang situasi dan kondisi. Hukum Islam diturunkan ditanah
jahiliyah yang paling parah dan kejam. Kalau di bumi ini adalah beberapa
level jahiliyah, maka jaman quraisy jahiliyah adalah level 8 misalnya, maka
Islam diturunkan dengan contoh cara menangani kejahatan level 8 adalah
begini. Persoalannya, di belahan dunia lain mungkin level kejahatannya cuma
level 4 atau 5.. Tapi tetap saja karena contohnya adalah hukuman untuk level
8, maka hukuman ini harus diterapkan dimanapun juga dgn cara yg sama.
Alhasil, dibelahan dunia yg kejam dianggap hukum itu adil, dibelahan lain
dianggap hukum itu barbar.
4. Tidak mau belajar dari sejarah. Inginnya jadi founding father atau
pendahulu. Sudah banyak negara2 lain berupaya menerapkan SI. Dan banyak
persoalannya. Tapi tampaknya umat Islam di Indonesia tidak perlu/mungkin
tidak mau melihat contoh kegagalan. Tidak pernah ada forum pembahasan
penerapan syariat islam di negara A atau B. Pembahasan akan diadakan nanti
kalau sudah ada ada contoh sukses. Contoh gagal cukup merem saja.
Karena belum ada, maka dengan "penuh gaya" ingin jadi contoh nomor satu.
Meski cuma tahu 1 hal: pokok nya harus SI. Soal prakteknya macem apa, ntar
saja belakangan. Macem main catur, pokoknya poin/bidak disuruh maju. soal
ntar dimakan lawan lain soal. Yg penting maju terus. Ilmu bidak cukup
dibekali dgn "mati syahid". Coba saja misalnya soal demo RUU APP. Kalau si
pendemo ditanya apa isi RUU APP? Ngga tau. dan ngga perlu tau. Yg penting
RUU APP "katanya" islami.
5. Mencoba segala cara. Soal kurang benar atau sama sekali salah, itu lain
soal. Spanduk di sudirman bertuliskan 80% orang indonesia mendukung RUU APP.
Data survei dari mana? ah ngga penting itu. caranya salah tidak masalah, yg
penting tujuan benar. Dimana2 muncul perda jilbab. Loh, emang ini negara
Islam? kok muncul perda diskriminatif/SARA
hanya untuk golongan tertentu saja? Ah ngga masalah, yg penting tujuannya
benar.

Mungkin ada yg ngga setuju dengan pendapat saya. Mungkin juga yg begini ini
oknum..
Tapi yaa, itulah yg saya perhatikan.  Mungkin ada tambahan atau tanggapan
buat bahan diskusi?

Wassalam.

Send instant messages to your online friends http://asia.messenger.yahoo.com 


Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke