BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
065 Mi'raj dengan Angkasa Luar

Tulisan ini saya ambil dari penggalan ceramah saya di Masjid Raya dalam
rangka Peringatan Isra'-Mi'raj yang diselenggarakan oleh Panitia Hari-Hari
Besar Islam, pada malam Sabtu, 22 Januari 1993.

Angkasa luar, atau ruang alam syahadah ini (physical world) relatif
sifatnya. Relatif terhadap waktu, relatif terhadap tempat dan relatif
terhadap kecepatan gerak. Makin cepat geraknya makin berkurang ukuran
panjangnya dalam arah gerak, makin bertambah besar massanya dan waktu
berjalan makin lambat. Selain waktu relatif terhadap kecepatan gerak, waktu
juga relatif terhadap medan gravitasi. Makin besar medan gravitasi, waktu
makin berjalan lebih lambat. Di Saturnus misalnya, yang medan gravitasinya
lebih besar dari medan gravitasi bumi, waktu di sana berjalan lebih lambat
dari di sini. Ruang alam syahadah ini lengkung ibarat bola berdimenasi
empat, [panjang x lebar x tinggi x waktu x i]. Cahaya yang dipancarkan terus
menerus akan tiba di tempat semula dalam waktu 200 bilyun tahun, apabila
ruang alam syahadah ini statis. Dalam kenyataannya menurut pengamatan alam
kita ini sedang berekspansi, mengembang.

Dengan begitu jelaslah bahwa RasuluLlah SAW pada waktu Mi'raj bukanlah
merupakan perjalanan angkasa luar di alam syahadah ini, karena kecepatan
cahaya di alam syahadah adalah kecepatan maximum, lagi pula Mi'rajnya
RasuluLlah hanya kurang dari 12 jam padahal jarak seperti yang dipaparkan di
atas menyangkut waktu bilyunan tahun, lagi pula ruang ini lengkung. Walhasil
RasuluLlah SAW Mi'raj menembus ruang alam syahadah yang nisbi ini. Menembus
masuk alam ghaib yang mutlak, tidak nisbi, alam yang bebas dari ruang dan
waktu. Pertanyaan DI MANA tidak punya arti sama sekali, juga pertanyaan
KAPAN tidak punya arti juga, yang lalu, sekarang dan yang akan datang
"menyatu". Hanya Allah yang Maha Tahu yang mengetahui keadaan ghaib yang
demikian itu. Jadi tidak usah pusing-pusing memikirkan bagaimana bisa
RasuluLlah "bertemu" dengan Nabi-Nabi terdahulu, melihat surga dan neraka,
yang bagi kita di alam syahadah ini surga dan neraka itu sebagai tempat yang
akan berisi kelak di waktu yang akan datang.

Janganlah akal kita disuruh berpikir melampauai batas kapasitasnya. Karena
kapasitas akal hanya sebatas informasi yang dapat dideteksi oleh
pancaindera. Berpikir melampaui batas kapasitas akal minimal tidak efisen
maksimal akan merusak iman. Allah berfirman dalam S. Banie Israiel ayat 1:
-- Subha-na lladziy asra' bi 'abadihi- laylan mina lmasjidi lhara-mi ila
lmasjidi l-aqsha- alladziy barakna- hawlahu- linuriyahu- min a-y-atina-,
innahu- huwa ssamiy'u l'bashyr.
-- Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari
Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkati
sekelilingnya, untuk memperlihatkan sebahagian dari tanda-tanda kebesaran
Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Asra dalam ayat tersebut, artinya memperjalankan. Bentuk-bentuk yang lain
adalah asri terletak dalam 5 ayat dan yasri dalam sebuah ayat. Dari kelima
ayat yang memuat asri semuanya berhubungan dengan perjalanan malam, yaitu
perjalanan Nabi Luth AS serta dengan pengikutnya (S. Hud,81 dan S. Al
Hijr,65), dan perjalanan Nabi Musa AS dengan ummatnya keluar dari Mesir (S.
Taha,77, dan S. Asy Syu'ra',52, dan S. Ad Dukhan, 23). Dan bentuk yasri
menyangkut perjalanan mengenai malam itu sendiri (S. Al Fajr,4). Adapun
perjalanan malam Nabi Luth AS dan Nabi Musa AS mengandung pengertian yang
biasa saja. Tidak sama dengan pengertian asra' bagi Nabi Muhammad SAW, yang
mempunyai kekhususan, yang pertama tidak diikuti oleh manusia lain dan yang
kedua seperti telah dikemukakan di atas yakni dari segi proses bukanlah
suatu proses yang alamiayah, melainkan proses yang ghaib, karena S.Banie
Israiel,1 dimulai dengan Subhana, suatu pernyataan ta'jub, bahwa asra itu
bukan proses alamiyah biasa.

Itu menunjukkan bahwa sesungguhnya Mi'raj adalah bagian dari Isra. Memang
ada pendapat, dan pada umumnya pendapat itu demikian, bahwa yang dimaksud
dengan Isra adalah perjalanan RasuluLlah dari Makkah ke Palestina dan
selanjutnya dari Palestina Mi'raj naik ke langit. Dan karena S. Banie
Israiel ayat 1 tentang Isra' ini turunnya berbeda sekitar 5 tahun dengan
turunnya S. AnNajm, bahkan ada yang berspekulasi behwa peristiwa Isra dengan
Mi'raj itu terjadi dalam waktu yang berbeda.

Coba dipikir jika pengertian Isra dipersempit menjadi sekadar perjalanan di
atas bumi, yaitu dari Makkah ke Darussalam (Jerusalem), lalu apa peranan
kalimah Subhana pada permulaan ayat, dan linuriyahu min ayatina, untuk
memperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Kata Subhana pada
permulaan ayat menunjukkan bahwa peristiwa asra bi'abdihi bukan proses
'alamiyah yang normal, dan juga tanda-tanda kebesaran apa yang disaksikan
RasuluLlah SAW kalau Isra itu hanya sekadar jarak antara Makkah dan
Darussalam saja, RasuluLlah SAW tidak akan menyaksikan al ayah al Kubra,
ayat yang maha besar yang disaksikan RasuluLlah dalam Mi'raj.

Di dalam matan Hadits tidak dipakai istilah Al-Masjidu l-Aqsha(*) untuk yang
di Palestina melainkan Al-Baytu l-Maqdis. Jadi Rasulullah diperjalankan
malam oleh Allah dari Al-Masjidi l-Haram ke Bayti l-Maqdis tempat transit,
di atas permukaan bumi sehingga mempergunakan "mekanisme" transportasi,
yaitu buraq. Lalu dari tempat transit itu RasuluLlah menembus ke alam ghaib,
Mi'raj ke tempat sujud yang terjauh, Al-Masjid Al-Aqsha. Al-Aqsha adalah ism
tafdhiel, superlatif, yang terjauh.

-- Ghulibati rRuwm. fiy  Adna l-Ardhi (s. ArRuwm, 30: 2-3), artinya:
-- Telah dikalahkan Rum. Di bumi yang dekat.

Ayat (30: 2-3) tersebut menunjuk pada kejadian sejarah, yaitu Hiraqla
(575? - 641)M., Kaisar Rum (610 - 641)M. dikalahkan pasukannya di Chalcedon
oleh pasukan Khosrau Parvez, Raja  Sassan (590  -  628)M.  Chalcedon  itu
terletak di  mulut  Asia Kecil hanya dipisahkan oleh selat Bosporus dari ibu
kota Kerajaan Rum,  Konstantinopel. Jadi kalau kita ada di Makkah, maka
Chalcedon lebih jauh letakknya dari Baytu l-Maqdis. Mengapa  bagi Chalcedon
yang lebih jauh dikatakan adna, dekat sedangkan Palestina yang lebih dekat
dikatakan aqsha? Itu artinya Al-Masjid Al-Aqsha tidak di Palestina, yang ada
di Palestina adalah Al Baytu l-Maqdis.

Al-Baytu l-Maqdis lokasinya lebih luas dari lokasi masjid yang sekarang
dinamakan "Masjid al Aqsha". Sedangkan Al-Masjid Al-Aqsha dalam S. Banie
Israiel ayat 1 adalah di ujung perjalanan Mi'raj Raulullah SAW, waktu beliau
sujud dihadapan Allah SWT untuk menerima secara langsung kewajiban shalat,
yang juga di situlah di Al-Masjidi l-Aqsha(*) berlangsung dialog antara
Allah SWT dengan Rasulullah SAW yang terpateri di dalam shalat, yang kita
ucapkan dalam shalat:
- Nabi:  Attahiyatu liLlahi wa shshalawatu wathhayyibatu
- Allah:  Assalamu 'alayka  ayyuhannabiyyu  wa RahmatuLlahi wa Barakatuhu
- RasuluLlah: Assalamu 'alayna wa 'ala 'ibadi Llahi shshalihiyna .
Asysyahadu an la ilaha illaLlah
- Allah SWT: Asysyahdu anna MuhammadarRasulullah.

Alhasil, Isra terdiri atas dua bahagian, yaitu bagian perjalanan dalam
physical world dari Makkah ke Al-Baytu l-Maqdis, dan bagian "perjalanan"
menembus alam ghaib yang disebut Mi'raj. Tanda kutip dalam tulisan
"perjalanan" bermakna bahwa "perjalanan" itu tidaklah bersifat "space-time
like", melainkan "perjalanan" yang bebas dari ruang dan waktu. Mi'raj adalah
bagian dari Isra menempuh alam ghaib, artinya Mi'raj itu sekali-kali bukan
perjalanan angkasa luar. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 24 Januari 1993
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
-------------------------------------------
(*)
Al-Masjid Al-Aqsha di alam ghaib diproyeksikan ke alam nyata berupa bangunan
Al-Masjid Al-Aqsha di  Jerusalem tempat RasuluLlah SAW transit dari alam
nyata ke alam ghaib.


__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke