Laporan dari seorang teman di Bandung. Harian KOMPAS suplemen Jawa 
Barat (24/08) menulis, Agus Rakasiwi tewas. Agus adalah wartawan
harian PIKIRAN RAKYAT yang menjadi korban penusukan. Kabar ini dulu pernah saya 
posting di BBM (7/8), ringkasannya sbb:
   
  Kabar Menyedihkan dari Bandung
  Agus Rakasiwi, wartawan Pikiran Rakyat, ditusuk oleh anggota 'geng
biker' di Bandung  pada Jumat (4/8) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB. 
Para pelakunya adalah empat remaja yang menggunakan dua sepeda motor.  Diduga 
mereka bermaksud merampok. 
   
  Kabar di KOMPAS suplemen Jabar bahwa Agus tewas ternyata tak benar. Dia sehat 
walafiat  dan menjalankan rutinitas kerja sebagaimana biasanya. Untuk kasus  
pemberitaan yang tak benar seperti ini, apa sanksi yang bakal
dijatuhkan oleh manajemen KOMPAS terhadap si wartawan
   
  Untuk pemberitaan orang yang masih hidup tapi dikabarkan sudah tewas
seperti ini, apakah bisa si korban menggugat KOMPAS? Misal KOMPAS harus 
membayar kerugian moral, misal senilai Rp 1 miliar saja. Apakah kasus 
pemberitaan seperti ini pernah terjadi sebelumnya? Kapan dan dimana?
   
  Kalau tak salah, dulu pernah ada pemberitaan orang yang masih hidup
tapi malah ingin diberitakan sudah meninggal dunia. Jadi memang ada
unsur kesengajaan. Modus operandi seperti ini dulu kerap terjadi di
AS. Tujuan utamanya tentu saja untuk mengeruk klaim asuransi jiwa.  
   
  Saya pribadi kurang menyukai model koran suplemen KOMPAS yang 
terbit di beberapa kota seperti Bandung, Jogja, Surabaya, Medan, dan entah
di kota mana lagi. Buat pemantau berita, sungguh merepotkan, karena koran-koran 
tersebut tak beredar di Jakarta. Sebuah produsen rokok pernah 'eyel-eyelan' 
dengan perusahaan PR yang ia  tunjuk gara-gara pemberitaan di suplemen 
tersebut. Dibilang ada pemuatan di KOMPAS, setelah dicari-cari artikelnya tidak 
ada. Ternyata berita itu cuma termuat di suplemen KOMPAS edisi Surabaya. 
Begitulah, berita-berita yang ada di suplemen tak bisa dipantau dari KOMPAS 
terbitan Jakarta.

  Saya sarankan, suplemen daerah dihapuskan saja. Uang operasionalnya
diberikan kepada koran daerah milik Persda. Atau rangkum semua
berita daerah untuk lebih mempertebal KOMPAS terbitan Jakarta. Toh
kita semua ingin juga membaca apa yang terjadi di daerah. 
   
  Sayangnya, langkah KOMPAS dengan model koran suplemen tersebut diikuti
juga oleh Harian SINDO (Seputar Indonesia), dan REPUBLIKA dengan 
'Kalam'nya. Saya salut dengan model JAWA POS yang menerbitkan INDO.POS untuk 
pasar Jabotabek, walau JAWA POS tak bisa lagi beredar
di Jabotabek. 

                
---------------------------------
Get your email and more, right on the  new Yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke