http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/06/0901.htm Buang Lumpur Lapindo ke Laut! Oleh Prof. Dr. R. KOESOEMADINATA TIDAK ada bencana yang sangat menarik perhatian dengan munculnya semburan lumpur panas di Sidoardjo. Boleh jadi semburan itu dipicu oleh kegagalan pengeboran eksplorasi sumur Banjar Panji-1 oleh PT Lapindo Brantas dalam usaha pencarian minyak dan gas bumi di daerah. Terlepas apakah penyebab semburan ini adalah keteledoran para ahli pengeboran Lapindo Brantas atau apakah pengeboran yang gagal ini sekadar pemicu akan terjadinya gejala ini (mungkin nantinya pengadilan yang bisa memutuskan), yang menarik perhatian adalah gejala semburan lumpur ini yang boleh dikatakan unik di dunia. Yang jadi masalah adalah jumlah cairan yang konon terdiri dari 70% air dan 30 zat padat yang membanjiri daerah Sidoardjo dan mengancam permukiman serta melumpuhkan perekonomian, khususnya industri dan transportasi di daerah sekitarnya. Jika tidak ada pencemaran lingkungan, penyelesaiannya sederhana saja. Alirkan lumpur panas yang toh akhirnya akan mendingin juga ke laut, ke Selat Madura, dari mana lumpur itu berasal. Dalam media massa dikhawatirkan bahwa lumpur itu mengandung zat berbahaya dan beracun, antara lain kadar Hg (air raksa) yang tinggi. Sebagai seorang ahli geologi saya heran, bagaimana lumpur yang berasal dari perut bumi bisa mengandung zat-zat tersebut? Rekan saya dari Tim Independent Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) telah mengambil contoh lumpur langsung dari lokasi semburan. Mereka mengatakan, analisis kimia serta lainnya tidak menunjukkan kehadiran Hg atau logam berat lainnya (paling tidak semuanya jauh di bawah 0,10 mg liter). Hasil mikropaleontologi menunjukkan bahwa lumpur itu mengandung fosil foraminfera (cangkang zat renik bersel satu) yang dahulu hidup di lingkungan laut yang sama dengan di Selat Madura. Sejak dahulu para ahli geologi Belanda seperti Van Bemmelen (1949) menyatakan bahwa beberapa ratus ribu bahkan lebih 1 juta tahun (zaman Pleistocene) Selat Madura itu menjorok jauh ke barat hampir sampai Kota Semarang. Sungai-sungai seperti Bengawan Solo dan lain-lain bermuara di Selat Madura purba ini mengendapkan sedimen seperti pasir dan lumpur sebagai delta pada pantainya yang berangsur-angsur terjadi pendangkalan. Daratan pun bertambah ke arah pantai Selat Madura dekat Sidoardjo. Jadi pendangkalan serta penambahan daratan ke arah Selat Madura memang sudah terjadi secara alami. Bahkan konon Bengawan Solo juga dulunya mengalir ke Selat Madura yang sekarang disebut Kali Brantas, dan oleh Belanda dialihkan ke arah utara yang sekarang disebut Ujung Pangkah. Pada ujung ini terjadi suatu delta yang praktis dilatakan sebagai delta yang dipicu ulah manusia. Jadi sebetulnya dengan megalirkan lumpur ke arah Selat Madura saya yakin akan terjadi proses alami dan tidak mencemari lingkungan, karena lumpur Lapindo itu material yang berasal dari endapan Selat Madura kuno, dan sekarang dikembalikan ke Selat Madura modern. Yang akan terjadi mungkin adalah percepatan dalam pendangkalan serta majunya pantai barat Selat Madura, yang toh secara alami sedang berlangsung. Dalam hal ini tentu yang jadi masalah adalah apakah yang disebut pencemaran lingkungan? Kalau limbah kimia atau limbah industri ataupun dari aktivitas manusia yang bersifat asing, saya sangat setuju untuk dinyatakan sebagai pencemaran lingkungan yang harus dicegah sekuat tenaga. Contoh-contoh seperti Chernobyl. Peledakan pabrik kimia di India, tumpahnya minyak dari tanker Exxon Valdez dst., itu betul-betul dapat dinyatakan sebagai pencemaran lingkungan yang berat. Tetapi dalam hal lumpur Lapindo, kita ini menghadapi zat atau bahan bumi ( earth material) yang akan dimasukkan ke dalam lingkungan yang kebetulan sama juga dengan lingkungan di mana lumpur itu terbentuk. Kekhawatiran akan rusaknya biota dsb. adalah sangat berlebihan dan boleh dikatakan merupakan paranoid yang sedang melanda kita semua, khususnya para ahli lingkungan. Dari prinsip dasar ilmu geologi saja kita tahu bahwa lingkungan kita itu tidak pernah tetap, gejala-gejala alam yang lambat maupun yang bersifat mendadak, seperti erupsi gunung api dapat "mencemari" lingkungan, merusak biota bahkan menyebabkan kepunahan spesies bahkan sampai kategori kelas pun (Ingat punahnya dinosaurus?). Dalam hal ini apakah suatu letusan gunung api di pantai yang menyemburkan abu serta lava pijar kelaut serta memusnahkan biota di tempat itu dapat dikatakan pencemaran lingkungan? Ini sering terjadi di Hawaii dan gunung api lainnya di Pasifik. Apakah letusan G. Merapi yang menghamburkan awan panas, abu dan gas yang beracun (saya yakin banyak gas H2S) serta mematikan kehidupan di daerah sekitarnya dianggap pencemaran lingkungan? Gunung-gunung api yang tidur pun seperti G. Tangkubanparahu di utara Bandung dan banyak lagi di seluruh Indonesia, bahkan di dunia setiap harinya menghamburkan belerang murni dalam bentuk gas maupun gas H2S entah berapa ribu ton ke atmosfer. Tetapi tidak ada ahli lingkungan yang peduli serta mempermasalahkan acid rain, hujan asap ditimbulkan. Pada waktu G. Krakatau meletus dengan dahsyatnya pada tahun 1883 seluruh biota di lereng gunung itu hancur dan memusnahkan kehidupan. Namun hanya dalam beberapa puluh tahun saja kehidupan sudah pulih kembali, karena kekenyalan (resilience) dari alam itu sendiri untuk mengembalikan keseimbangan lingkungan. Dalam hal semburan lumpur Lapindo ini memang merupakan gejala unik. Boleh jadi saja semburan liar ini disebabka atau dipicu oleh kelalaian pengeboran pada Banjar Panji-1, namun gejalanya sendiri lebih merupakan gejala alam yang menyangkut bahan alami bukan bahan asing untuk lingkungan bumi. Banyak para ahli geologi yang menganalogikan semburan lumpur ini dengan gejala alam yang disebut mudvolcano yang banyak tersebar di Indonesia (khususnya di Indonesia Timur dikenal dengan istilah poton), bahkan di Jawa Timur Utara pun banyak diketemukan, seperti Bleduk Kuwu dekat Purwodadi, G. Anyar dekat Surabaya bahkan di selatan Porong, yang di masa lalu menyemburkan lumpur tetapi sekarang sudah mati. Tentu pada waktu itu lumpur itu mengalir dengan sendirinya dan berakhir di laut dan ini merupakan gejala alamiah saja. Mungkin pada waktu itu belum ada KLH atau LSM-LSM lingkungan, bahkan manusia pun pada waktu itu belum ada untuk memproses pencemaran lingkungan. Dalam hal semburan lumpur di Sidoarjo, seandainya tidak ada bangunan seperti jalan, perumahan, pabrik dsb. secara alamiah lumpur itu akhirnya akan mengalir ke laut (Selat Madura) juga. Saya yakin dalam kadaan sekarang lumpur panas ini dapat dialirkan dengan aman dalam saluran terbuka ke Selat Madura, tidak perlu dalam pipa (yang berpotensi untuk tersumbat), bahkan dialirkan lewat Porong, yang konon adalah lebih tercecer oleh limbah industri dari pada lumpur dari semburan yang masih murni. Water treatment yang diusulkan sebelum dialirkan ke laut adalah tidak masuk akal. Kalau memang harus dilakukan treatment, ya hasilnya tidak dibuang ke laut, dijual saja ke PDAM atau perusahaan air kemasan. Jadi sebetulnya mengapa masalah sederhana malah dijadikan sulit? Mungkin terpengaruh iklan rokok tertentu. Tentu banyak orang berprasangka adanya oknum-oknum tertentu yang mencari keuntungan dalam kesempitan. Sebagai penutup saya usulkan KLH mengkaji ulang pengertian mengenai apa yang disebut pencemaran lingkungan. Sebaiknya para ilmuwan yang betul-betul mengerti mengenai proses alam seperti para ahli geologi juga dilibatkan, tetapi juga bukan para ahli geologi yang ikut hanyut dalam paranoid pencemaran lingkungan yang dewasa ini melanda masyarakat kita.*** Penulis, mantan Guru Besar Ilmu Geologi Institut Teknologi Bandung.
Memahami Perbedaan Menghilangkan Jarak dan Membentuk Ego Menjadi Empati yang Utuh -GuN- Tlp 081319174019 --------------------------------- Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2ยข/min or less. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/zAINmC/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/