Mungkin mbak Nawiro belum paham maksudnya mbak Chae dng kalimatnya
"Coba mbak Nawiro googling aja". Maksud mbak Chae, mbak Nawiro coba
cari (lewat googling) mengenai pandangan dan pendekatan para ulama
pada umumnya soal homoseksual. Jawabannya, menurut mbak Chae, 'hampir
sama'. Kalau mau merujuk lagi ke postingan mbak Nawiro soal buku ulama
siapaa gitu, ya hampir2 sama. Homoseksual = dosa. Dikaitkan dng
homoseksual = 'lemah gemulai'. Dikaitkan dng larangan laki2 menjadi
perempuan atau perempuan yg seperti laki2 (lebih jauh lagi, ada juga
lho, yg melarang perempuan pakai celana panjang). Sampe tahap ini,
'konklusi' utk menjustifikasi sesuatu dari mbak Chae, SAH2 saja dari
segi metodologi ilmiah. Karena, ini baru pada tahap 'menangkap
gejala/fenomena'. Tujuan mbak Chae adalah ini. Masih jauh dari tahap
analisa, mbak :-)) Langkah pertama dlm penelitian itu kan menangkap
gejala/fenomena. 

Menangkap fenomena dulu, baru kita tanya KENAPA fenomenanya begitu?
Dasar pemikiran apa yg melatarbelakanginya? Apa yg bisa kita kritisi
dari itu? Adakah fenomena lain yg perlu kita tangkap dan kita telaah
juga? Saya yakin, mbak Chae cukup kompeten dlm melakukan analisa thd
ini, karena saya tahu dia punya pengalaman yg cukup dlm menangani
persoalan2 homoseksualitas. Gayanya mbak Chae aja yg nyantai :) 

Gimana agar bisa tahap analisa (secara kritis)? Ya itu, perluas
wawasan dan bahan bacaannya. Makanya dibilang, we are what we read.
Bacalah. 

Kadang2 kita memang harus meng-challenge diri kita sendiri, atau
dichallenge orang. Saya dulu pernah ditantang, dia bilang tantangannya
adl to go beyond the law. Maksudnya, melihat lebih dari sekedar apa yg
kita geluti atau tekuni selama ini. Bukan cuma sekedar peraturan, mana
yg baik, mana yg tidak baik. Bukan sekedar bikin 'resep' dan 'formula'
manjur (rekomendasi, kertas kebijakan bla bla bla) tapi utk mikir
lebih jauh dari ini. Saya rasa, tantangan yg sama bisa berlaku buat
mbak Nawiro juga :)

Teori itu kan seringkali bertujuan sederhana saja: supaya kita
mengerti. Soal konteks kita sekarang. Keadaan sekarang. Dunia yg kita
hadapi sekarang. Kalau kata Stephen Gill (2000): The emphasis on
understanding reflects the fact that realities are not self-evident
and all `realities' are to a certain extent theorized.
Eh, ini ambil dari paperku, hehehe...:)

Maap, otak saya lagi korslet dikit.
Ada deadline hari senin sore, kok ya sempet2nya ngimel :)

Selamat membaca!
kecuali kalau memang sedari awal, mbak Nawiro memang gak mau membaca
buku2 tertentu karena dianggap 'berbahaya'. Wah, itu mah.. saya gak
tau deh :)  


salam,
herni





Kirim email ke