Reposting file lama, dari kantong Dora Emon
Wassalam,
HMNA

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
207 Kamu Sekalian Lebih Mengetahui Urusan Duniamu

Dalam seri 204 yang ditulis untuk mengenang Allahu Yarham H.M.Syuhudi Ismail
saya membandingkan pola pikir almarhum dengan Allahu Yarham S.Majidi. Bahwa
Allahu Yarham S.Majidi masih menyeleksi Hadits Shahih, dengan memperhadapkan
Hadits itu pada Al Quran. Sedangkan Allahu Yarham M.Syuhudi Ismail seperti
umumnya ulama lain menerima Hadits Shahih tanpa reserve. Terhadap Hadits
Shahih itu almarhum membahasnya dengan memakai pendekatan tekstual dan
kontekstual. Dalam kolom tersebut saya memberikan sebuah contoh Hadits
Shahih menurut pemahaman Allahu Yarham H.M.Syuhudi Ismail secara
kontekstual.

Maka sehubungan itu saya menerima pertanyaan baik melalui surat maupun
dengan perantaraan telepon mengapa saya hanya mengemukakan sebuah contoh
pemahaman Hadits secara kontekstual dan mengapa saya tidak mengemukakan
sebuah contoh Hadits Shahih yang diseleksi dengan memperhadapkannya pada Al
Quran. Sebenarnya saya memang sengaja hanya memberikan contoh pemahaman
Hadits secara kontekstual, oleh karena kolom seri 204 itu khusus ditulis
untuk mengenang Allahu Yarham H.M.Syhudi Ismail dengan antara lain
memperkenalkan pola pikir almarhum sebagai pakar Ilmu Hadits.

Maka untuk memenuhi pertanyaan yang berkirim surat dan yang bertelepon itu,
saya berikanlah dalam kolom ini sebuah contoh Hadts Shahih yang diseleksi
oleh Allahu Yarham S.Majidi. Saya pikir pertanyaan itu perlu dilayani, oleh
karena mungkin tentu terdapat pula sejumlah pembaca yang bertanyakan perihal
tersebut. Adapun contoh yang dimaksud adalah seperti Hadits Shahih yang
artinya seperti dalam judul di atas itu. Matan Hadits itu seperti berikut:

Wa Antum A'lamu biAmri Dunya-kum.
Hadits tersebut dibahas almarhum pada kesempatan bertatap muka. Menurut
almarhum Hadits itu dijadikan dalil oleh orang-orang yang pemahamnya
memisahkan antara urusan dunia (baca kehidupan berpolitik, bermasyarakat dan
bernegara) dengan urusan akhirat (baca kehidupan beragama). Pemisahan itu
menurut istilah kontemporernya adalah dikhotomi ataupun sekularisasi (secula
= dunia). Istilah sekularisasi ini diperkenalkan oleh Nurcholis Majid yang
senada dengan semboyannya yang populer: Islam yes, partai Islam no.

Dalam kesempatan bertatap muka itu saya menyela: Jadi orang Islam itu mesti
berpolitik? Maka dengan sinar mata yang tajam almarhum berkata: Bukan begitu
maksud saya, tidaklah semua orang Islam mesti berpolitik, paham? Almarhum
kemudian melanjutkan dengan mengemukakan S.AnNisa,4:
AlYawma Akmaltulakum Diynakum, hari ini telah kusempurnakan bagi kamu din
kamu (4:4).
Akmaltulakum Diynakum, paham? Islam itu din yang sempurna, tercakup di
dalamnya semua aspek kehidupan di dunia untuk kebahagiaan di akhirat, paham?
Aspek-aspek itu antara lain  kehidupan berpolitik, bermasyarakat dan
bernegara, paham? Apakah cocok Antum A'lamu biAmri Dunya-kum dengan
Akmaltulakum Diynakum?

Allahu Yarham H.M.Syuhudi Ismail memberikan pemahaman  biAmri Dunya-kum,
urusan duniamu, secara kontekstual. Yang dimaksud dengan urusan dunia dalam
Hadits tersebut khusus untuk urusan disiplin ilmu tertentu, seperti ilmu
pertanian. Karena lahirnya sabda RasuluLlah itu sehubungan dengan
seluk-beluk bertani kurma, dalam hal mengawinkan kurma.

Adapun latar belakang lahirnya sabda RasuluLlah itu tidak luput dari seleksi
Allahu Yarham S.Majidi dengan memperhadapkannya pada Al Quran. RasuluLlah
mendapati penduduk Madinah sedang mengawinkan kurma, lalu RasuluLlah
memberikan tanggapan mengapa mesti kurma itu dikawinkan segala, mengapa
tidak dibiarkan begitu saja. Penduduk Madinah yang petani kurma itu berhenti
mengawinkan kurmanya. Kemudian ternyata produksi kurma menurun karenanya.
Para petani kurma melaporkan panen kurma yang menurun itu kepada RasuluLlah.
Maka keluarlah sabda RasuluLlah: Wa Antum A'lamu biAmri Dunya-kum, kamu
sekalian lebih mengetahui urusan duniamu.

Latar belakang sabda RasuluLlah tersebut diperhadapkan Allahu Yarham
S.Majidi terhadap S.Yasin,36: Subhana Lladziy Khalaqa lAzwa-ja Kullaha-
Mimma- Tunbitu lArdhu, Maha Suci Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu
berjodohan yaitu dari apa yang ditumbuhkan di bumi (36:36).
Mimma- Tunbitu lArdhu, paham? AlAzwa-ja, paham? Tumbuh-tumbuhan itu
berjodoh-jodohan, ada jantan ada betina, paham? S. Yasin itu Makkiyah,
paham? S. Yasin diterima Nabi di Makkah, peristiwa mengawinkan kurma di
Madinah, jadi Nabi melarang mengawinkan kurma setelah Nabi mendapatkan Ilmu
dari Allah, tumbuh-tumbuhan itu ada jantan ada betina. Ini tidak masuk akal,
paham? Nabi mustahil melupakan ayat, paham? Karena Nabi mustahil melupakan
ayat, tidak mungkin Nabi melarang mengawinkan kurma. Kalaupun memang panen
kurma pernah berkurang, itu tidak ada hubungannya dengan Nabi. Lalu
bagaimana mungkin lahir pernyataan Nabi: Wa Antum A'lamu biAmri Dunya-kum,
paham?

Itulah bagaimana Allahu Yarham S.Majidi yang terkenal tinggi manthiqnya
menyeleksi Hadits Shahih dengan memperhadapkannya pada Al Quran. Bukan hanya
menyeleksi isi Hadits, melainkan latar belakang lahirnya Haditspun
iperhadapkannya pada Al Quran. Almarhum sering sekali menutup kalimatnya
dengan paham. Itu tidak berarti bahwa almarhum marah-marah, melainkan memang
begitulah gayanya kalau sedang asyik menerangkan. WaLlahu A'lamu bi
shShawab.

*** Makassar, 17 Desember 1995
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]

----- Original Message ----- 
From: "st sabri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, December 07, 2006 00:00
Subject: [wanita-muslimah] Re: AA Gym - Yahya Zaini; Teh Ninih - Maria Eva


> setahu saya kanjeng Rosul itu ma'sum, bebas dari dosa, bukan bebas
> dari kesalahan karena TIDAK SEMUA KESALAHAN adalah DOSA, sementara
> semua DOSA adalah kesalahan.
>
> Kanjeng Nabi pernah berbuat salah dalam menasihati petani korma dalam
> hal teknik menanam korma ; kesalahan pemberitahuan ini bukanlah dosa.
>
> salam
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, FAUZAN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Dan kalopun kisah itu benar, maka Hukumnya Patuh pada pemerintahan
> yang
> > sah itu WAJIB. adapun Umar adalah manusia, dan beliau tidak lepas dari
> > kesalahan, sedangkan Rasulullah bebas dari kesalahan
> >
> > Allahua'lam

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

Kirim email ke