Masalah Kematian Ibu dan Bayi Dapat Dicegah dari Perspektif Agama Sebanyak 80 orang ulama sesepuh Kabupaten Cirebon kemarin Kamis (25/07) mengadakan dialog interaktif dalam rangka menyingkapi maslaah tingginya kematian ibu danbayi di Kabupaten Cirebon. Dialog di selenggarakan di Masjid Agung Sumber, Kabupaten Cirebon ini merupakan hasil kerjasama antara Badan Kontak Majalis Taqlim (BKMT) Kabupaten Cirebon dan Program Maternal & Neonatal Health (MNH) Jakarta.
Dalam diaolg ini Ketua BKMT Kabupaten Cirebon mengungkapkan bahwa kurangnya penghargaan masyarakat terhadap hak-hak perempuan merupakan faktor pendukung tingginya angka kematian ibu di Cirebon. Anggapan bahwa hamil dan melahirkan sudah merupakankodrat perempuan juga menepis segala penghargaan yang seharusnya diperoleh oleh perempuan ketika ia hamil. Anggapan bahwa kematian dalam persalinan akan masuk surga dan adanya takdir juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu. Anggapan inikemudian mengakibatkan bahwa kematian ibu tidak perlu disesali tetapi justru disyukuri. Namun anggapan ini kemudian diluruskan, bahwa manusia perlu berikhtiar untuk mendapatkan yang terbaik. 'Meskipun dalan agama disebutkan bahwa seorang ibu yang meninggal dunia pada saat melahirkan akan mati Syahid, namun Allah juga mengajarkan kepada kita untuk berikhtiar. Kita sakit ikhtiarnya adalah berobat atau berusaha sembuh. Jadi kalau isteri melahirkan kita juga harus ikhtiar untuk mengusahakan supaya selamat,' demikan ditekankan oleh Ketua MUI Kabupaten Cirebon dalam ceramahnya. Dari segi medis, Dr.Abdullah Cholil menjelaskan bahwa sebenarnya 85% kematian ibu dapat dihindarkan. Untuk itu beliau mengajak partisipasi seluruh ulama di Cirebon untuk ikut mewujudkan target pemerintah menurunkan 50% angka kematian ibu melalui ajaran-ajaran agama yang mendukung keselamatan ibu bersalin. Ini disebabkan karena, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang cukup tinggi. Data terakhir menunjukkan bahwa pada sepuluh bulan pertama tahun 2001 kota Cirebon ini telah terjadi dua kasus sepuluh ibu meninggal dalam kondisi hamil dan saat bersalin. Sementara untuk tingkat Kabupaten, telah terjadi dua puluh empat kasus meninggal dunia. Indonesia sendiri memiliki resiko kematian ibu hamil dan melahirkan 1 banding 41, yakni resiko kematian seorang ibu dari 41 ibu hamil/melahirkan. Tingkat resiko ini merupakan yang tertinggi ke-3 di ASEAN setelah Kamboja dan Laos. Di dunia, setiap setengah jam seorang perempuan meninggal dunia karena kemahilan atau melahirkan. sumber: Wanita.com -