Yang mendukung poligami tidaklah semata-mata fiqh, tekstual, erklaeren,
verklaren, kognisi dan pemahaman.
Yang mendukung poligami pakai fiqh wa tasawuf, textual and contextual,
erklaeren und verstehen, verklaren en verstaan, kognisi dan afeksi,
pemahaman dan pendalaman.
Yang mendukung poligami justru pakai metode tasawuf yang betumpu pada fiqh,
kontekstual yang bertumpu pada tekstual, verstehen bertumpu pada erklaeren,
verstaan bertumpu pada verklaren, afeksi bertumpu pada kognisi dan
pendalaman bertumpu pada pemahaman.

HMNA ..


----- Original Message ----- 
From: "d. candraningrum" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Monday, December 18, 2006 20:12
Subject: [wanita-muslimah] Fwd: Re: [hanif-net]- Studi Poligami

Mbak Mia yang baik,

saya lihat dukungan poligami dari kelompok yang memahami Islam
secara tekstualias. hasil dari spesialisasi ilmu pengetahuan modern.
kebanyakan mereka adalah kawan-kawan dari Hard Sciences atau Ilmu
Natur (tapi ada juga yang endak). Modernitas telah
menghasilkan "worldview2" yang saling terasing satu sama lain. Mohon
dikoreksi kalau salah.

Saya sedang tidak mempertentangkan keduanya (tekstualis-
kontekstualis). karena ukuran keimanan seseorang bisa jadi dapat
diukur juga dari simbol dan pemahaman. keduanya sama2 valid.

Jadi, dalam memahami agama, kebanyakan kawan yang mendukung Poligami
menggunakan NALAR ERKLAEREN, yang seharusnya AGAMA itu dipahami
dengan NALAR VERSTEHEN (menurut nalar Geisteswissensschaft).

Transisi di Indonesia ini dapat berjalan dengan lancar, terutama,
kalau pintu dialog kedua kubu dicairkan. salah satunya dengan
mencari "common under conscience", hikmah. Ciri khas masy Asia
Tenggara kita tidak menyukai kekerasan dibanding saudara2 Muslim
lain di belahan dunia lain. Saya masih optimis mbak.

sementara itu mbak,
dewi

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

Kirim email ke