Benar, abah, publikasi itu bisa menjadi pencerahan bagi orang lain.
Terimakasih atas pencerahannya. 
Saya salut, Abah berani mengakui bahwa Fuad Rumi yang benar, setelah
memahami reasoning-nya. Saya rasa, seorang muslim harus memiliki mental
seperti itu.

Wass,
-Ning 

-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of H. M. Nur
Abdurrahman
Sent: Wednesday, December 20, 2006 3:09 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Islam saya paling benar <-- Bolehkah?

Tri Budi Lestyaningsih
Islam saya memang yang paling benar, tapi mungkin saja ada salah-nya."
Hal ini akan memotivasi kita untuk terus mempelajari keyakinan kita.
Bila ada yang salah dan kita menemukan sesuatu yang lebih benar, kita
harus selalu siap mengganti yang kita pahami/yakini ini dengan yang
"lebih benar"
tersebut. Sehingga pada akhirnya kita akan terus selalu meyakini set
keyakinan yang "paling benar" tersebut.
--------------------------------
HMNA:
Saya tambah: Dan kalau mendapatkan yang lebih benar berdasar atas
reasoning, maka perlu dipulikasikan, jangan dipendam untuk milik sendiri
saja. Ini contohnya, Seri 488 yang diambil dari kantong Doraemon
Wassalam
*********************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
http://www.bismillah.co.nr
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
488. AmruLlah, SunnatuLlah dan TaqdiruLlah

Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam
kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila
pembaca merasa "terusik" dengan transliterasi ini, tolong dilampaui,
langsung ke cara membacanya saja.

Judul di atas memenuhi apa yang telah saya janjikan dalam Seri 487 ybl.
Beberapa bulan lalu sehabis rapat KPPSI saya terlibat diskusi
kecil-kecilan dengan Fuad Rumi. Yang memulai adalah Fuad Rumi yang
menyanggah pendapat yang lazim (jumhur, main stream) mengenai pemahaman
sunnatuLlah. Seperti diketahui pendapat main stream (yang juga selama
ini saya anut) tentang sunnatuLlah adalah aturan-aturan Allah baik yang
berlaku dalam physical worlds maupun sebagai aturan-aturan atau
hukum-hukum Syari'ah yang harus ditaati oleh manusia apabila ia
menghendaki kehidupan bahagia dunia akhirat.
Fuad Rumi berpendapat lain. Menurut Fuad sunnatuLlah hanya menyangkut
hukum-hukum tentang kemanusiaan, sedangkan bagi physical worlds berlaku
taqdiruLlah. Tidak ada kesimpulan dari diskusi itu, namun saya berjanji
dalam hati akan mengkaji hal itu.

Setelah selama kurang lebih tiga pekan saya menekuni substansi yang
diperdebatkan itu, maka yang berikut inilah hasil kajian saya:

"AmruLlah berarti perintah Allah, urusan Allah berupa aturan-aturan atau
hukum-hukum Allah yang terdiri atas sunnatuLlah dan taqdiruLlah.
SunnatuLlah terdiri pula atas dua jenis, pertama hukum-hukum Allah yang
mengendalikan irama atau dinamika perubahan masyarakat, dan kedua berupa
hukum-hukum Syari'ah. Sedangkan taqdiruLlah khusus berupa hukum-hukum
Allah yang berlaku dalam alam syahadah (physical worlds) yang dalam
ungkapan sekulernya dikenal dengan hukum-hukum alam."

Sebagai pertanggung-jawaban hasil kajian yang telah saya lakukan, maka
berikut ini dalil-dalil naqliyah saya ikut sertakan disajikan kepada
para pembaca yang berminat mengkaji ulang.
-- DZLK AMR ALLH ANZLH ALYKM WMN YTQ ALLH YKFR 'ANH SYATH WY'AZHM LH
AJRA (S. ALTHLAQ, 5), dibaca: dza-lika amrulla-hi anzalahu- ilaykum
wamay yattaqilla-ha yukaffir 'anhu sayyia-tihi- wayu'zhim lahu- ajra-
(s.
aththala-q), artinya: Itulah amruLla-h yang diturunkannya kepadamu.
Barang siapa yang taqwa kepada Allah diampuni Allah kesalahannya dan
dibesarkan pahalanya (65:5). AmruLlah di sini berarti aturan-aturan
Allah yang berupa hukum-hukum Allah yang diturunkan sebagai petunjuk
bagi manusia.

-- LH M'AQBT MN BYN YDYH WMN KHLFH YHFZHWNH MN AMR ALLH AN ALLH LA YGHYR
MA BQWM HTY YGHYRWA MA BANFSHM (S. ALR'AD, 11), dibaca: lahu-
mu'aqqiba-tun mim bayni yadayhi wa min khalfihi- yahfazhu-nahu- min
amrilla-hi innaLla-ha la- yughayiru ma- biqawmin hatta- yughayyiru- ma-
bianfusihim (s. arra'd),
artinya: bagi manusia ada (Malaikat) yang berganti-ganti memonitornya,
di depannya dan di belakangnya, mereka itu menjaganya dari
(melaksanakan) amruLlah, sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu
kaum, hingga mereka mengubah keadaan diri mereka (13:11). AmruLlah di
sini berarti aturan Allah yang berlaku dalam dinamika sejarah perubahan
masyarakat.
YDBR ALAMR MN ALSMA@ ALY ALARDH (S. ALSJDT, 6), dibaca: yudabbirul amra
minas sama-i ilal ardh (s. assajadah), artinya (Allah) mengatur amar
dari langit sampai ke bumi (32:6). Allah mengatur amar (amruLlah)
berarti aturan-aturan Allah atas benda-benda langit dan bumi, artinya
aturan-aturan Allah di luar manusia dan kemanusiaan.

-- MA KAN 'ALY ALNBY MN KHRJ FYMA FRDH ALLH LAH SNT ALLH (S. ALAHZAB,
38),
dibaca: ma- ka-na 'alan nabiyyi min kharajin fi-ma- faradhalla-hu lahu-
sunnatulla-h (s. al.ahza-b), artinya: Tidak ada kesempitan bagi Nabi
tentang sesuatu yang telah difardhukan Allah baginya, itulah sunnatuLlah
(33:38).
SunnatuLlah di sini berarti hukum-hukum Allah yang harus dipatuhi oleh
manusia.
-- FLMYK YNF'AHM AYMANHM LMA RAWA [EMAIL PROTECTED] SNT ALLH ALTY QD KHLT FY 
'ABADH
WKHSR HNALK ALKAFRWN (S. [EMAIL PROTECTED], 85), dibaca: falamyaku yanfa'ahum
i-ma-nuhum lamma- raaw ba'sana- sunntalla-hi allati- qad khalat fi-
'iba-dihi- wakhasira huna-likal ka-firu-n (s. almu'minu-n), artinya:
Maka tiadalah bermanfaat bagi mereka tentang keimanan mereka, tatkala
mereka melihat siksa Kami. Demikianlah sunnatuLlah yang telah lalu pada
hamba-hambaNya, dan merugilah orang-orang kafir (41:85). SunnatuLlah di
sini berarti hukum-hukum Allah menyangkut kemanusiaan.

-- FALQ ALASHBAH WJ'AL ALYL SKNA WALSYMS WLQMR HSBANA DZLK TQDYR AL'AZYZ
AL'ALYM (S. ALAN'AAM, 96), dibaca: fa-liqul ashba-hi waja'alal layla
sakanan wasy syamsa wal qamara husba-nan dza-lika taqdi-rul 'aziyzil
'ali-m (s.
al.an'a-m), artinya: Dia membuka subuh dan menjadikan malam untuk
berisitirahat dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan
(waktu).
Demikian itulah taqdir (Allah) Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui
(6:96).
TaqdiruLlah di sini menyangkut aturan-aturan Allah atas benda-benda
langit dan bumi.

Catatan: SunnatuLlah dalam semua ayat menyangkut hukum-hukum Allah
tentang kemanusiaan (hukum sejarah dan hukum Syari'ah). TaqdiruLlah
dalam semua ayat menyangkut hukum-hukum Allah yang berlaku di physical
worlds. Fuad Rumi yang benar, saya yang salah(*). WaLla-hu a'lamu
bishshawa-b.

*** Makassar, 19 Agustus 2001
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
---------------------------------------------
(*) Semua Serial di bawan no.488, kalau saya publikasikan kembali
sebagai file-lama, saya koreksi yang perlu diganti SunnatuLlah dengan
TaqdiruLlah, dan untuk Seri selanjutnya, insya-Allah, saya mempergunakan
istilah SunnatuLlah jika menyangkut hukum-hukum Allah tentang
kemanusiaan (hukum sejarah dan hukum Syari'ah) dan TaqdiruLlah jika
menyangkut hukum-hukum Allah yang berlaku di physical worlds.
************************************************************************
****


----- Original Message -----
From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, December 20, 2006 11:50
Subject: [wanita-muslimah] Islam saya paling benar <-- Bolehkah?

Mas Arcon,
Pakabar ? Kok ga kaya biasanya nih isi e-mailnya ?

Saya ganti subject-nya seperti di atas. Suatu pertanyaan. Bolehkah kita
menganggap bahwa "Islam saya yang paling benar?"

Menurut saya, keimanan kita harus dilandasi sesuatu keyakinan yang
seyakin-yakinnya atas kebenaran yang kita ikuti. Jadi, dalam ber-Islam,
kita harus yakin bahwa Islam saya yang paling benar. Kalau bukan yang
paling benar - artinya ada yang lain yang "lebih" benar - untuk apa dong
kita ikuti ?

Tapiiiiii....
Bukan berhenti di situ. Harus dilanjutkan seperti ini :" Islam saya
memang yang paling benar, tapi mungkin saja ada salah-nya." Hal ini akan
memotivasi kita untuk terus mempelajari keyakinan kita. Bila ada yang
salah dan kita menemukan sesuatu yang lebih benar, kita harus selalu
siap mengganti yang kita pahami/yakini ini dengan yang "lebih benar"
tersebut. Sehingga pada akhirnya kita akan terus selalu meyakini set
keyakinan yang "paling benar" tersebut.

Bagaimana mengukur "derajat kebenaran" tersebut ? Tentu dengan melihat,
mana yang lebih kuat hujjah-nya, BUKAN mana yang paling kita senangi,
atau mana yang paling disenangi masyarakat. Bukan pula dengan menimbang
dengan gaya "bebas", tanpa informasi atau ilmu yang cukup. Nah, untuk
melakukan screening ini lah akal/pikiran kita dipergunakan. Jadi, tidak
benar orang yang mengannggap "Islamnya yang paling benar" itu, pasti
tidak mau lagi menggunakan akal dan pikirannya. Akal kita kan
sarana/fasilitas dari Allah untuk membantu kita menelaah dan mengetahui
dengan lebih baik, apa yang dimaui Allah untuk kita kerjakan.

Thus, pendapat saya tentang subject.
Wallahu 'alam bishowab.
Wassalaam,
-Ning

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik
terhadap spam http://id.mail.yahoo.com 


=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
.... 
Yahoo! Groups Links



Kirim email ke