yg paling heboh, muawiyah, anak abu sofyan yg akhirnya jadi khalifah.  dan
selanjutnya yazid, cucunya abu sofyan, anaknya muawiyah yg jadi penerus
dinasti islam yg pertama.


karena muawiyah gubernur damaskus, dia pulalah yg memindahkan pusat
pemerintahan islam, ndak lagi di mekah ataupun di saudi.  dia juga yg jadi
goro goro, sehingga ali r.a dibunuh oleh pengikutnya sendiri, dia juga yg
jadi goro goro sehingga hasan husin lenyap dari muka bumi.


ketika nabi menikahi putrinya, abu sofyan memang marah besar, tapi apa boleh
buat.  wong namanya strategi nabi supaya suku quraish dan terutama abu
sofyan sendiri jadi keluarga terdekatnya.

hindun terutama, dan abu sufyan, memang heibat.  ahli pasar, pedagang ulung
dan ahli strategi yg hebat.  dia yg lolos ketika kafilah dagangnya di serbu
di badar, dia juga yg jadi tua tua suku yg tertinggal, sehingga dia juga yg
nego sehingga kaum quraish di mekkah bisa selamat tanpa setetes darahpun
mengucur ketika futuh mekah.  bikin perjanjian hebat, orang quraish di mekah
masuk islam semua, dan muhammad saw tidak akan menumpahkan darah satu
orangpun ketika mengakuisisis mekah.  [meskipun ketika datang ke madinah,
dan mau mampir ke rmah anaknya, dia dihinakan anaknya sendiri, permadani
tempatnya duduk diambil, tidak ada kehormatan lagi bagi sang ayah, sang ayah
dianggap najis.  konsep yg belakangan diadopsi oleh islam jamaah/LDII, oang
diluar kalangan mereka dianggap najis].

setelah futuh mekah, belakangan abu sufyan justru mendapat 400 ekor unta,
dan nabi kembali ke madinah.  not bad, kan ....



On 12/25/06, muizof <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   mas Wikan,
> 1. Abu Jahal itu sebutan atau julukan.
> 2. Ali tahu tidak boleh menikahi wanita musyrik, tetapi juwairiyah
> binti abu jahal yang dinikahi itu itu masuk islam tetapi diragukan
> keislamannya, dan rasulullah mengetahui tabiat musuhnya itu akan
> menyusupkan wanita ke keluarga muslim, makanya beliau melarang Ali
> mempoligami putrinya Fatimah dengan Juwairiyah. Kalau juwairiyah
> serius islamnya pastilah rasulullah mengizinkan, karena Rasulullah
> itu juga pernah menikahi putrinya musuh islam yaitu Abu Sufyan (yang
> pada akhirnya memang masuk islam, tetapi saat menikahi juwairiyah
> binti abu sufyan, sang mertuanya itu masih musuh islam kelas kakap).
> Jadi ada dua alasan rasulullah melarang ali berpoligami : pertama
> karena fatimah tidak mau dimadu, kedua karena tidak rela keluarga
> dekatnya disusupi orang musyrik.
> 3. Juwairiyah putri abu jahal itu masuk islam tetapi diragukan
> keseriusannya, sehingga dikhawatirkan akan merusak islam melalui
> pernikahan. Ali boleh jadi berbaik sangka atas keislama Juwairiyah
> makanya mau berpoligami, tetapi Rasulullah melarangnya.
> 4. Pada zaman rasulullah memang banyak menghadapi persoalan in
> stabilitas, jadi sah-sah saja ada unsur politiknya.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "Wikan Danar Sunindyo"
>
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > tanya nih Pak HMNA ...
> > 1. apakah Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang ataukah hanya
> > sebutan/julukan untuk seseorang yang kafir dan tidak mau mengikuti
> agama
> > Islam?
> > 2. jika Abu Jahal itu nyata menunjuk seseorang, apakah Ali bin Abi
> Thalib
> > tidak tahu bahwa Abu Jahal itu kafir? kecuali jika Abu Jahal itu
> julukan
> > kepada orang yang jahil, mungkin saja Ali bin Abi Thalib tidak
> tahu, ini
> > semisal Nabi Muhammad SAW yang tahu orang2 munafik di sekitarnya
> (karena
> > dikasih tahu Allah SWT), tapi beliau tidak memberitahukan ke para
> shahabat.
> > 3. apakah anak Abu Jahal itu muslim atau kafir? Jika kafir, masak
> sih Ali
> > bin Abu Thalib yang shahabat Rasul, anak lelaki pertama yang masuk
> Islam,
> > menerima langsung ilmu Islam dari Rasulullah (karena tinggal
> serumah
> > bertahun2), sampai tidak tahu larangan menikahi orang kafir? Jika
> anak Abu
> > Jahal muslim, lalu mengapa dilarang? Kan syarat pernikahan dalam
> Islam
> > adalah sama2 muslim, atau wanita boleh dari ahli kitab. Tidak
> peduli
> > bapaknya penyembah berhala, kan tidak ada dosa turunan? Banyak
> cerita di
> > mana dalam satu keluarga ada yang muslim ada yang bukan. Istri
> Firaun
> > dikatakan termasuk ahli surga, walaupun Firaunnya ingkar Allah dan
> masuk
> > neraka. Anak Nabi Nuh, termasuk orang2 yang ingkar Allah dan masuk
> neraka,
> > padahal bapaknya Nabi. Orang tua Nabi Ibrahim juga pembuat berhala
> dan
> > ingkar Allah, sementara Ibrahimnya sendiri Nabi.
> > 4. Saya kok melihat ada tendensi politis di balik hadits tersebut.
> Saya
> > kutip di sini
> >
> > Dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka datang
> di Madinah
> > dari Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin Ali RA
> (Asyura 61H)
> > maka Miswar bin Makhramah menjumpainya (Ali bin Husain).
> >
> > Waktu itu hadits disampaikan saat Husain bin Ali bin Abi Thalib
> gugur di
> > padang Karbala di tangan pasukan Yazid bin Muawiyah yang menjadi
> Khalifah di
> > masa itu. Yang saya tahu setelah Ali, Hasan, dan Husain wafat,
> pemerintahan
> > Muawiyyah gencar menjelek-jelekkan Ali dan keturunannya, termasuk
> pada saat
> > khotbah Jumat. Sampai pada khalifah Umar bin Abdul Aziz kebiasaan
> tersebut
> > dihapuskan.
> >
> > Mohon pencerahannya.
> >
> > wassalam,
> > --
> > wikan
> > http://wikan.multiply.com
> >
> > On 12/16/06, H. M. Nur Abdurrahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > BISMILLAHIRRAHMA-NIRRAHIYM
> > >
> > > WAHYU DAN AKAL- IMAN DAN ILMU
> > > [Kolom Tetap Harian Fajar]
> > > 758 Nabi Muhammad SAW Melarang 'Ali ibn Abu Thalib RA
> Berpoligami?
> > >
> > > Firman Allah:
> > > -- WAN KhFTM ALA TQSThWA FY ALYTMY FANKhWA MA ThAB LKM MN ALNSAa
> MTsNY
> > > WTsLTs WRB'A FAN KhFTM ALA T'ADLWA FWAhDt AW MA MLKT AYMANKUM
> DzLK ADNY ALA
> > > T'AWLWA (s. ALNSAa, 4:3), dibaca (tanda - dipanjangkan
> menyebutnya):
> > > -- wain khiftum alla- tuqsithu- filyata-ma- fankhu- ma- tha-ba
> lakum minan
> > > nisa-i mtsna- watsula-tsa, waruba-'a fainkhiftum alla- ta'dilu-
> fawa-hidatan
> > > aw ma- malakat aymanukum dza-lika adna- alla- ta'u-lu-, artinya:
> > > -- Kalau kamu takut bahwa kamu tidak akan berlaku adil dalam hal
> anak-anak
> > > yatim, maka nikahilah olehmu perempuan-perempuan yang baik
> bagimu, berdua,
> > > bertiga, berempat, namun jika kamu takut tidak akan berlaku
> adil, maka
> > > (nikahilah) seorang saja, atau (nikahilah) hamba sahaya, yang
> demikian itu
> > > lebih dekat kepada tidak aniaya.
> > >
> > > Sebab turunnya ayat (4:3): Bukhari, Abu Daud, Nasa'i dan Tirmizi
> dari
> > > Urwah bin Zubair, bahwa ia bertanya kepada Aisyah, istri Nabi
> Saw tentang
> > > ayat tersebut lalu jawabnya: "Wahai anak saudara perempuanku,
> yatim disini
> > > maksudnya adalah anak
> > > perempuan yatim yang ada dibawah asuhan walinya punya harta
> kekayaan
> > > bercampur dengan harta kekayaannya, dan hartanya serta
> kecantikannya membuat
> > > pengasuh anak yatim ini senang padanya lalu ia ingin menjadikan
> perempuan
> > > yatim ini sebagai istrinya, tetaapi tidak mau memberi mas kawin
> kepadanya
> > > dengan adil, yaitu memberikan mas kawin yang sama dengan mas
> kawin yang
> > > diberikan kepada perempuan lain. Maka pengasuh anak yatim
> seperti ini
> > > dilarang menikahi mereka kecuali mau berlaku adil. Jika tidak
> dapat berlaku
> > > adil, mereka disuruh menikah dengan perempuan lain yang
> disenanginya.
> > >
> > > ***
> > >
> > > Malam Kamis lewat tengah malam, 14 Desember 2006 pada salah satu
> stasion
> > > TV swasta ditayangkan perdebatan "sengit" di antara dua kubu:
> pro-poligami
> > > vs anti-poligami. Salah seorang pembicara dari kelompok anti-
> poligami
> > > mengenukakan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri melarang 'Ali ibn
> Abu Thalib RA
> > > berpoligami. Hal ini perlu diluruskan, karena mustahil Nabi SAW
> melarang
> > > poligami, yang jelas-jelas termaktub dalam Al-Quran ayat (4:3)
> seperti yang
> > > dikutip di atas. Marilah kita kaji Hadits-Hadits di bawah ini:
> > >
> > > Qutaibah meriwayatkan kepada kami dari Laits dari Ibnu Abi
> Mulaikah dari
> > > Miswar ibn Makhramah dia berkata, saya mendengarkan Rasulullah
> SAW bersabda
> > > dari atas mimbar, "Sesungguhnya Bani Hisyam ibn Mughirah meminta
> izin untuk
> > > menikahkan putri mereka dengan Ali ibn Abu Thalib. Maka aku tidak
> > > mengizinkan, kemudian aku tidak mengizinkan, kemudian aku tidak
> mengizinkan.
> > > Kecuali putra Abu Thalib ingin menceraikan putriku dan menikah
> dengan putri
> > > mereka. Karena dia adalah darah dagingku, membuat aku sedih apa
> yang
> > > menyedihkannya dan menyakitiku apa yang menyakitinya." (HR
> Bukhari)
> > >
> > > Yang berikut ini redaksional lain dari Shahih Bukhari:
> > > Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib melamar putri Abu Jahal sesudah
> dengan
> > > Fathimah RA, lalu aku mendengar Rasulullah SAW berkhutbah kepada
> orang-orang
> > > dalam hal itu, di atas mimbar beliau (Nabi SAW)
> bersabda: "Sesungguhnya
> > > Fathimah adalah (sebahagian) dari aku, dan aku sangat
> mengkhawatirkan bahwa
> > > ia terkena fitnah (gangguan dalam agamanya)".
> > >
> > > Lengkapnya Hadits itu seperti berikut:
> > > Dalam kitab Shahih Bukhori Bab: Yang Dituturkan Mengenai Baju
> Besi Nabi,
> > > Tongkat Beliau, Pedang Beliau, Mangkuk Beliau, Cincin Beliau,
> Barang-Barang
> > > Itu Yang Digunakan Oleh Khalifah Sesudah Beliau, Yang Tidak
> Disebutkan
> > > Pembagiannya, Mengenai Rambut Beliau,Sandal Beliau Dan Wadah-
> Wadah Beliau
> > > Yang Ditabaruki Oleh Para Sahabat Beliau Dan Orang-Orang Lain
> Sesudah Beliau
> > > (Wafat).
> > > "Dari Ibnu Syihab, dari Ali bin Husain bahwa ketika mereka
> datang di
> > > Madinah dari Yazid bin Muawiyah di masa pembunuhan Husain bin
> Ali RA (Asyura
> > > 61H) maka Miswar bin Makhramah menjumpainya (Ali bin Husain).
> Miswar berkata
> > > kepadanya, "Adakah sesuatu hajat kepadaku, yang dapat kau
> perintahkan
> > > kepadaku?. Aku (Ali bin Husain) berkata:' Tidak ada." Dia
> berkata kepadanya
> > > (Ali): "Maka apakah engkau memberikan kepadaku pedang Rasulullah
> SAW .
> > > Karena aku khawatir kepada kaum itu akan mengalahkan kamu dan
> pedang itu
> > > ditangan mereka. Demi Allah, sungguh bila engkau memberikannya
> kepadaku maka
> > > tidaklah (pedang itu) lepas kepada mereka selama-lamanya
> sehingga nyawaku
> > > selesai. Sesungguhnya Ali ibn Abu Thalib melamar putri Abu Jahal
> sesudah
> > > dengan Fathimah RA, lalu aku mendengar Rasulullah SAW berkhutbah
> kepada
> > > orang-orang dalam hal itu, di atas mimbar beliau (Nabi SAW)
> bersabda:
> > > "Sesungguhnya Fathimah adalah (sebahagian) dari aku, dan aku
> sangat
> > > mengkhawatirkan bahwa ia terkena fitnah (gangguan dalam
> agamanya). Kemudian
> > > beliau menuturkan menantu beliau (Ash bin Rabi') dari bani Absi
> Syams, maka
> > > beliau memujinya dalam hubungan menantu - mertua, dimana beliau
> bersabda:
> > > "Dia (Ash) memberitahukan kepadaku maka dia benar kepadaku,dan
> dia berjanji
> > > kepadaku maka dia memenuhi kepadaku. Dan sungguh aku tidaklah
> mengharamkan
> > > perkara yang halal dan tidak pula menghalalkan perkara yang
> haram. Tetapi
> > > demi Allah, tidaklah berkumpul putri Rasulullah dengan putri
> musuh Allah
> > > (Juwairiyah binti Abu Jahal) selama-lamanya".
> > >
> > > Kemudian marilah kita perhatikan Sabda Nabi SAW yang berikut ini:
> > > Dan sungguh aku tidaklah mengharamkan perkara yang halal dan
> tidak pula
> > > menghalalkan perkara yang haram. Tetapi demi Allah, tidaklah
> berkumpul putri
> > > Rasulullah dengan putri musuh Allah (Juwairiyah binti Abu Jahal)
> > > selama-lamanya".
> > >
> > > Selanjutnya kalimat ini ditambahkan dalam:
> > > "Sesungguhnya Bani Hisyam ibn Mughirah meminta izin untuk
> menikahkan putri
> > > mereka dengan Ali ibn Abu Thalib. Maka aku tidak mengizinkan,
> kemudian aku
> > > tidak mengizinkan, kemudian aku tidak mengizinkan. Kecuali putra
> Abu Thalib
> > > ingin menceraikan putriku dan menikah dengan putri mereka.
> Karena dia adalah
> > > darah dagingku, membuat aku sedih apa yang menyedihkannya dan
> menyakitiku
> > > apa yang menyakitinya."
> > >
> > > Maka menjadilah:
> > > "Sesungguhnya Bani Hisyam ibn Mughirah meminta izin untuk
> menikahkan putri
> > > mereka dengan Ali ibn Abu Thalib Maka aku tidak mengizinkan,
> kemudian aku
> > > tidak mengizinkan, kemudian aku tidak mengizinkan. Kecuali putra
> Abu Thalib
> > > ingin menceraikan putriku dan menikah dengan putri mereka.
> Karena dia adalah
> > > darah dagingku, membuat aku sedih apa yang menyedihkannya dan
> menyakitiku
> > > apa yang menyakitinya." Dan sungguh aku tidaklah mengharamkan
> perkara yang
> > > halal dan tidak pula menghalalkan perkara yang haram. Tetapi
> demi Allah,
> > > tidaklah berkumpul putri Rasulullah dengan putri musuh Allah
> (Juwairiyah
> > > binti Abu Jahal) selama-lamanya".
> > >
> > > Jadi dengan menggabungkan kedua jalur Shahih Bukhari itu
> jelaslah bahwa
> > > itu tidak ada hubungannya dengan poligami, melainkan dengan
> siapa yang bakal
> > > menjadi madu Fatimah RA, itulah keberatan Nabi SAW, bukan
> poligaminya,
> > > berhubung Nabi SAW menekankan "aku tidaklah mengharamkan perkara
> yang halal
> > > dan tidak pula menghalalkan perkara yang haram", berhubung
> poligami itu
> > > tidak diharamkan. WaLlahu a'lamu bisshawab.
> > >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke