Dalam posting sebelumnya saya menyebutkan seorang cucu perempuan Ali
dan Fatimah yang menolak dimadu dan memilih bercerai dengan suaminya.
Namanya adalah Sukayna binti Hussein (667-735, wafat di Madinah).
Sebuah masjid diberi nama Masjid Sayyidah Sukayna didirikan di abad 18
di Kairo.

Sukayna digambarkan sebagai perempuan yang mandiri, cantik dan cerdas.
Pada jamannya, dia hadir di sidang suku Quraisy sebagai anggota Bani
Hasyim, berdebat dengan kaum lelaki mengenai isu-isu politik dan
sosial, dan berani menolak terang-terangan pinangan mereka. Sukayna
menaruh minat besar di bidang literatur dan mengundang tokoh-tokoh
penyair dan sastra ke rumahnya. Dia menikah beberapa kali dan terkenal
dikarenakan perjanjian nikah yang dia buat, yang menyatakan di
antaranya bahwa dia tidak akan menaati suaminya, dia mengendalikan
sepenuhnya kehidupannya (seperti bebas bepergian) dan suaminya tidak
akan berpoligami. Ketika salah seorang suaminya melanggar
syarat-syarat tersebut, dia mengadukannya ke pengadilan dan memaksa
suaminya menceraikannya. Ta'liq yang kita kenal sekarang ini dapat
dirunut ke Sayyidah Sukayna.

Demikian profil "muslimah feminis radikal" abad pertama hijriah,
berdarah biru keluarga Ahlul Bait!

salam,
DWS


On 12/24/06, Dwi W. Soegardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Syahdan, beberapa generasi kemudian, seorang cucu perempuan Ali dan Fatimah 
> (maaf lupa namanya) lebih memilih bercerai dengan suaminya yang akan kawin 
> lagi.
> .

Kirim email ke